Single Mother : Heejake

By s_xpyin

66.9K 6.1K 559

Jake membesarkan Riki seorang diri tanpa suami. Prinsip hidupnya jika dunia keras maka dia lebih keras. More

bagian 1
bagian 2
bagian 3
bagian 4
bagian 5
bagian 6
bagian 7
bagian 8
bagian 9
bagian 10
bagian 11
bagian 12
bagian 13
bagian 15
bagian 16
bagian 17
bagian 18
bagian 19
bagian 20
bagian 21
bagian 22
bagian 23
bagian 24
bagian 25
bagian 26
bagian 27
bagian 28

bagian 14

2K 207 16
By s_xpyin

-
-
-

"saya udah denger kalo kamu di buang sama keluarga kamu, saya turut sedih tapi Jake saya bakal bawa Sunghoon pergi jauh dari sini."

Jake mengerjapkan netranya, Jake menatap Sunghoon yang berada di belakang papanya, bocah itu hanya diam dan menatapnya, mereka sesama labil di sini.

"saya gak tau kalo kamu beneran hamil sama anak saya atau nggak tapi kalo semisalnya kamu beneran hamil sama Sunghoon, saya mohon rahasiain, jangan kasih tau keluarga kamu atau siapapun." ucap Tuan Park dengan menatap Jake.

Jake terus menatap Sunghoon sedangkan Sunghoon langsung menundukkan kepalanya.

Apa yang bisa di lakukan bocah polos SMP kelas 2 saat mendengar itu dari orang tua seperti nya? kondisi memanas Jake hamil karena kecerobohannya dan juga Sunghoon.

"masa depan Sunghoon masih panjang kamu gak mau kan kalo masa depan dia hancur cuma gara gara kamu hamil."

Bagaimana dengan masa depan ku?.

"saya juga gak yakin kamu beneran hamil anak Sunghoon apa nggak."

Jika bukan Sunghoon lalu siapa?.

Ingin sekali menjawab tapi kenapa mulut nya terasa berat, mungkin karena efek takut juga.

Netra Jake berkaca-kaca, kondisi yang masih labil membuat nya menahan tangis karena takut, dia juga tak bisa membela diri karena kelabilan nya, Jake mengigit kuat bibir bawahnya.

Tuan Park mengambil segepok uang lalu meletakkannya di tangan Jake, Jake menatap uang itu lalu menatap Tuan Park.

Tatapan nya seolah menunjukkan bahwa dia seorang yang bijaksana persetan dia sangat bangsat dan hanya mementingkan kepentingan pribadinya saja, dia tidak perduli pada orang lain.

"kalo kamu ngerasa mau melahirkan, pake uang itu buat biaya operasi."

Tuan Park menepuk bahu Jake.

"saya janji kalo Sunghoon udah dewasa, masa depannya cerah, udah lulus sekolah dan sukses, dia bakal dateng buat tanggung jawab."

Dewasa?.

Masa depan cerah?.

Lulus sekolah?.

Sukses?.

Bagaimana dengan diri ku? aku harus dewasa sebelum waktunya, masa depan ku hancur, berhenti sebelum lulus lalu hidup dengan bangsat, semuanya pergi di saat Jake benar benar berada di titik terendahnya.

Jake menangis saat Tuan Park melaluinya begitu saja, Sunghoon menghentikan langkahnya di hadapan Jake, Sunghoon mengelap air matanya lalu menatapnya.

"kenapa kau meninggalkan ku?." isak Jake.

"aku tidak bisa apa apa, mereka yang menginginkannya." balas Sunghoon.

"kau bisa memilih tinggal lalu menemani ku disini, aku sudah tidak punya siapa siapa lagi sekarang." tangis Jake.

"maaf Jake, aku memang harus pergi, aku akan kembali menemui mu nanti." ucap Sunghoon.

"Sunghoon." panggil Tuan Park.

Sunghoon melalui Jake dan pergi meninggalkannya sendiri, Jake menjatuhkan uang nya ke tanah, dia menutupi wajahnya lalu menangis lirih, mau bagaimana pun dia masih bocah polos yang tidak mengerti apa apa.

"Tuan Jake? kenapa kau melamun?." tanya Junghwan.

Jake tersadar, dia menatap Junghwan lalu tersenyum dengan tipis.

"tidak apa." balas Jake.

______________________________________

Heeseung meletakkan plastik berisikan Snack di meja lalu menatap Jake, Jake menaikkan sebelah alisnya, ia juga menatap pria tampan nya, Heeseung melipat lengan kemeja nya dan mendudukkan diri di sofa.

"kenapa? kau tidak akan menerima nya?." tanya Heeseung.

"pak Heeseung tapi ini berlebihan." balas Jake.

"tunggu sebentar umur mu berapa?." tanya Heeseung yang mengabaikan keberatan dari Jake.

"###." balas Jake.

"hei! kita seumuran jadi mulai sekarang berhenti memanggilku pak, aku tidak setua itu, kau bisa memanggilku dengan nama." senyum Heeseung.

Jake menghela nafasnya lalu tersenyum.

"bagaimana jika kita menonton Netflix? Riki di mana?." tanya Heeseung.

"dia sedang keluar bersama Junghwan." balas Jake.

Heeseung mengeluarkan seringai jadi sekarang hanya ada mereka berdua di rumah ini? kesempatan, maksudnya kesempatan menonton film berdua tanpa ada gangguan seperti itu.

Heeseung menarik lengan Jake hingga Jake secara otomatis masuk kedalam pelukannya, si manis menatapnya dengan kaget sedangkan Heeseung tersenyum sebagai balasan.

"kau membuat ku kaget." ucap Jake dengan memukul pelan bahu Heeseung.

Heeseung tertawa, dia memeluk pinggang Jake lalu mencium singkat bibirnya, pipi Jake bersemu saat mendapatkan serangan singkat itu, Jake tersenyum dengan tipis.

Walaupun hubungan keduanya belum jelas tapi Jake tetap bersyukur dengan ada nya Heeseung di sisinya, Tuhan cukup di mohon agar tidak menjauhkan Heeseung seperti engkau menjauhkan seseorang darinya.

Jake menatap netra Heeseung dengan lekat, dia berhasil membuat ku jatuh cinta dan sekarang aku benar benar jatuh padanya, semoga dia tak mengecewakan ku seperti-- terlalu sakit untuk menyebut namanya pasal nya aku sudah tak mengenal nya lagi.

Sekarang mereka sedang menonton Netflix, Heeseung dan Jake memakan Snack bawaan dari Heeseung, apa ini genrenya comedy romantis? awalnya cinta mereka memang di penuhi dengan kekonyolan dan juga gula tapi kenapa mereka berpisah?.

Pacarnya hamil dan dia tidak ingin bertanggung jawab, bagus apakah film itu sedang menyindir nya?.

"mereka berpisah." ucap Heeseung.

"mungkin sudah takdir." balas Jake.

"takdir bagaimana? cowok nya memang tidak mau bertanggung jawab, bisa bisanya dia merusak lalu pergi begitu saja." ucap Heeseung dengan malas.

"menurut mu siapa yang salah di sini?." tanya Jake dengan menatap Heeseung, Heeseung meminum minumannya.

"mereka berdua sama sama salah, cowoknya memang brengsek, kau lihat kan adegan di mana dia bilang dia akan bertanggung jawab jika terjadi apa apa? tapi kenyataannya dia malah lari." kesal Heeseung.

"pacarnya juga bodoh karena percaya begitu saja dengan janji manis itu!."

Jake mengulum bibirnya lalu menundukkan kepalanya.



Keesokan harinya.....

Riki keluar dari kamarnya dengan tergesa, Jake menatap anak semata wayangnya itu dengan kaget, Riki berlari menuju meja makan lalu mengambil roti isi, Jake mendatanginya.

"ada apa?." tanya Jake.

"aku terlambat kenapa kau tidak membangunkan ku?." tanya Riki dengan memakan roti isinya dengan cepat.

"aku pikir kau kelas siang." pikir Jake.

"makanya jangan asik pacaran sama pak Heeseung terus, kau jadi lupa jadwal kelas siang dan juga malam ku." rajuk Riki, Jake menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Riki terkejut saat pulang dia langsung mendapati Heeseung dan Jake yang tidur, mereka saling memeluk, entah kapan pak Heeseung pulang bukti nya sekarang Riki sudah tak mendapatinya lagi.

"maafkan aku." cibir Jake.

Riki memakai sepatunya sedangkan Jake sedikit mempaoutkan bibirnya, dia merasa bersalah pada Riki tapi Riki tetap mendatangi nya lalu mencium singkat pipinya.

"aku pergi." ucap Riki dengan menatap Jake, Jake mengangguk sebagai balasan.

Riki keluar dari rumah lalu berlari dengan sisa tenaganya, pasti pak Jay akan memarahinya karena terlambat, Riki menatap jam tangan yang melingkar di lengannya lalu mempercepat larinya.

Riki hendak masuk kedalam kelas tapi ia langsung berhadapan dengan Jay, Jay menatap Riki lalu melirik jam dinding sedangkan Riki sudah menelan payah salivanya.

Seisi kelas menatap nya termasuk Sunoo dan juga Junghwan.

"pelajaran saya udah berjalan selama 40 menit dan 20 menit lagi selesai." ucap Jay dengan menatap Riki.

Riki menundukkan tubuhnya.

"maafkan saya pak." ucap Riki.

Jay menatap Heeseung yang melalui mereka, Heeseung terlihat melirik keduanya, Jay menghela nafasnya dan kembali menatap Riki yang masih membungkukkan tubuhnya.

"masuklah, jangan ulangi lagi." final Jay.

Riki menatap Jay dengan kaget, tumben sekali pak Jay tidak memberi hukuman dan memarahi siswa yang terlambat, lebih dari itu Riki sangat bersyukur.

"benarkah pak!?." tekan Riki.

"atau nggak usah." singkat Jay.

Riki bergegas masuk.

"maaf dan terimakasih pak!." tekan Riki dengan berlari menuju tempat duduknya, Junghwan tersenyum dengan tipis.

Jam istirahat di mulai...

Riki menatap sebuah polaroid yang berada di lantai tadi Riki melihatnya jatuh dari tas Junghwan, Riki mengambil nya lalu menatap punggung Junghwan.

"Junghwan! kau menjatuhkan sesu--" ucapan Riki terhenti saat menatap foto yang berada di polaroid itu.

Dahi nya menderyit, Riki menatap lamat polaroid itu, ini Jake saat masih muda tidak itu tidak penting, Jake bersama dengan Tuan Sunghoon? jadi mereka saling mengenal? di lihat dari detailnya mereka seperti memiliki hubungan yang spesial.

"apa apaan ini." gumam Riki sedangkan Junghwan menatapnya dari kejauhan.

"maaf membuat mu terkejut Ki tapi kau juga harus segera tahu tentang ini." gumam Junghwan.



..............................
to be continued

Continue Reading

You'll Also Like

213K 29.3K 46
Soobin yang temperamental Yeonjun yang mengidap little space Sangat bertolak belakang bukan? Soob!Top Yeon!Bot Jangan salah lapak ya~ Happy reading~
845K 43.2K 56
"Jangan pernah mencoba lari dariku Sayang, sebab dimana pun kau berlari akan selalu kukejar."Senyum laki-laki itu menatap gadis didepannya. "Kau meng...
15K 844 9
BUDIDAYAKAN FOLLOW SEBELUM BACA!!! [bijak dalam berkomentar, tidak menerima hujatan, kalo nggak suka dengan cerita aku, skip aja nggak usah dibaca...
72.8K 14.3K 78
Hanya ada aku, kamu, dan kebahagiaan kita. Mungkin Soobin akan rela jika harus berkhianat kepada keluarganya sendiri demi mencari kebahagiaannya send...