Revenge and Love (freenbecky)

By fey_fsc

9.2K 964 90

Cinta dua gadis di masa kuliah berubah menjadi sebuah tragedi yang mengubah seluruh perasaan dan kehidupan me... More

Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Bab 18

Bab 6

584 65 9
By fey_fsc

Freen tersenyum miris mendengar apa yang becky katakan, dia mengangguk dan berkata "jika itu yang kamu pikirkan tidak ada lagi yang bisa kukatakan, pembahasan ini sudah cukup tidak perlu lagi di lanjutkan"

"jadi benar kamu ingin menyalahkan orang lain atas apa yang kamu lakukan? akui saja kesalahanmu bahwa kamu melakukan itu semua karena memang membutuhkan uang freen"

Freen mengepalkan tangannya menahan emosi atas perkataan becky "lalu apa yang kamu inginkan lagi? bukankah kamu sudah menemukan jawabannya sendiri? jika saja dulu kamu mengatakan yang sebenarnya bahwa kamu adalah gadis kaya raya aku mungkin akan menjual tubuhku padamu"

"Freen tutup mulutmu!!"

freen mengalihkan pandangannya "Pulanglah, ini sudah berakhir beck"

becky menarik napasnya pelan untuk meredakan emosinya yang mulai naik, dia tau ini tidak akan berhasil jika menghadapi freen dengan emosi, karena wanita di sampingnya ini menjadi sangat keras kepala, becky menatap freen, dia mengambil tangan freen dan menggenggamnya membuat freen sedikit terkejut, freen ingin menarik tangannya tapi becky menahannya

"maafkan aku"

freen terdiam mendengar permintaan maaf itu, bahkan freen berpikir sepertinya ada yang salah dengan wanita di depannya ini yang tiba-tiba saja meminta maaf padanya

"ceritakan apa yang terjadi saat itu"

"beck kita tidak perlu membahasnya lagi, itu sudah menjadi masa lalu"

Becky menggeleng "tidak, aku ingin mendengar semuanya freen, tiga tahun lalu kenapa kamu berada di hotel itu, meskipun aku ingin meyakinkan hatiku bahwa kamu bukan wanita seperti itu tapi perkataan pria brengsek itu terus menempel di pikiranku, dan sangat menyiksaku"

freen menatap tangannya yang sedang di genggam becky lalu berkata "apa kali ini kamu akan mempercayaiku?"

Becky mengangguk cepat "aku akan percaya, sekalipun itu akan sangat menyakitkan aku akan tetap mempercayaimu"

freen menunduk, tidak ada cara lain untuk membuat becky melepaskan rasa sakit di hatinya selain menceritakan semua yang terjadi tiga tahun lalu, freen ingin mereka mengakhiri semua dengan baik agar bisa melanjutkan kehidupan masing-masing tanpa di hantui kesakitan dari masa lalu, freen menatap becky yang sedari tadi menatapnya

"ibuku sakit beck"

Becky mengerutkan dahinya, dia mengingat dulu ibunya freen memang pernah pingsan dan masuk rumah sakit, setelah itu beliau pulang ke rumah dalam keadaan baik-baik saja, tapi sejak itu pula freen menjadi berubah, becky menatap lama freen lalu berkata "freen ibumu.."

freen mengangguk "dokter mengatakan mae sakit kanker"

Deg

Becky terdiam mendengar apa yang baru saja freen katakan

"mae harus melakukan pengobatan untuk mencegah penyakitnya agar tidak menyebar dengan cepat, dan saat itu biayanya sangat besar, aku tidak mempunyai uang sebanyak itu, saat kembali dari rumah sakit aku mulai mencari pekerjaan tambahan untuk menambah biaya pengobatan mae, salah satunya menjadi guru les desain"

"mengapa kamu tidak memberitahuku freen, apa saat itu kamu tidak menganggap aku penting"

Becky bertanya dengan air mata yang menetes tanpa di sadarinya

Freen menggeleng "aku tidak ingin menambah bebanmu, aku tau kamu akan melakukan apapun untuk membantuku jika mengetahui kondisiku saat itu, tapi aku takut kamu akan melupakan kewajibanmu pada keluargamu"

Becky menangis "keluarga siapa, saat itu aku.."

Becky tidak bisa melanjutkan ucapannya karena jika dia memikirkannya ternyata ini juga adalah kesalahannya, dia menyembunyikan siapa dirinya sejak awal pada freen hingga freen tidak ingin bergantung padanya, apalagi becky berbohong dengan mengaku memiliki keluarga yang sederhana hingga freen tidak ingin menambah bebannya, dan menyembunyikan semua masalah itu darinya

"freen aku..." suara becky sungguh lemah, rasa bersalah sekarang sedang mengusai hatinya

freen menggeleng, dia menghapus air mata yang terus menetes di pipi becky "jangan menyalahkan dirimu, aku menceritakan semua ini bukan ingin membuatmu merasa bersalah beck, aku hanya ingin kita menjalani hidup normal yang tidak mempunyai luka masa lalu"

Becky diam menundukan kepalanya, freen menghela napasnya pelan, ini salah satu alasan freen tidak ingin menceritakan masa lalu itu, selain rasa trauma yang belum hilang, juga freen tau becky pasti akan menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang terjadi

"beck lihat aku"

Becky mengangkat pandangannya pada freen, dia menatap kedua mata freen dengan perasaan sedih yang mendalam

"jika kamu terus merasa bersalah aku tidak akan melanjutkan cerita ini"

Perkataan freen terhenti karena becky memeluknya dengan erat "maafkan aku, maafkan aku freen"

Becky menangis dalam pelukan freen, sungguh hatinya sangat sesak memikirkan apa yang freen alami dulu, dia merasa sangat bersalah karena tidak mampu melakukan apapun untuk membantu freen sebagai kekasihnya, dan itu semua karena ulahnya yang telah membohongi freen

Freen menepuk pelan punggung becky yang bergetar karena tangisannya "tidak ada yang perlu di salahkan beck, jangan meminta maaf karena itu bukan kesalahmu, ini semua adalah takdir yang harus kita jalani"

Becky masih menangis dalam pelukan freen, sementara freen terus menepuk punggung itu pelan untuk menenangkan perasaan wanita yang sedang sangat bersedih ini, setelah beberapa saat becky sudah mulai merasa tenang, tangisan itu sudah berhenti hanya menyisakan air mata yang sesekali masih menetes, freen melepaskan pelukannya dari becky dan menatap wajah yang sudah sangat sembab itu dan berkata dengan lembut

"bagaimana aku bisa melanjutkan ceritaku jika awal saja kamu sudah menangis seperti ini beck"

Freen menghapus air mata yang sesekali masih menetes "apa masih mau lanjut ceritanya?"

Becky mengangguk membuat freen tersenyum sedih "tapi kamu harus janji tidak akan merasa bersalah lagi"

Becky menggeleng "aku tidak bisa berjanji untuk yang satu itu freen"

Helaan napas freen terdengar lagi "kalau begitu aku tidak ingin melanjutkannya, semuanya sampai di situ saja"

"tidak, kamu harus menceritakan semuanya, walau aku akan menangis meraung di sini kamu tetap harus menceritakan semuanya"

"beck aku mohon jangan menyalahkan dirimu sendiri, lagipula itu adalah masa lalu yang sudah lewat, jika kamu merasa seperti itu aku benar-benar tidak akan menceritakan semuanya"

"tapi masa lalu itu begitu menyiksa kita berdua freen, aku tidak bisa mengabaikan fakta bahwa aku juga bersalah dengan apa yang kita alami saat itu"

"Jika seperti itu kita harus melupakan semua tanpa harus menggali lagi luka itu"

"lupa? apa kamu bisa melupakannya? bahkan kamu mengalami trauma dari kejadian itu, jangan membantahku dengan berbohong kamu tidak freen"

"beck.."

"ceritakan mengapa kamu berada di hotel itu, aku ingin tahu kebenarannya"

Freen menatap wajah becky yang masih meneteskan air mata, dia mengumpulkan keberaniannya untuk bisa menceritakan bagian tersakit dari masa lalu itu, bagian cerita yang menghancurkan hatinya dan juga hati becky hingga membuat mereka hidup dalam perasaan kesakitan

becky melihat wajah freen yang tiba-tiba saja menjadi tegang dan tampak pucat, dia tau trauma itu datang lagi, becky mengambil tangan freen dan menggenggamnya erat

"percaya padaku, kali ini aku akan bersamamu dan tidak akan meninggalkanmu freen, aku akan mempercayai semua ceritamu tanpa merasa ragu sedikitpun"

Freen akhirnya mengangguk pelan dia menarik napas pelan dan membuangnya secara perlahan, mengumpulkan keberaniannya untuk membuka masa lalu yang mampu menciptakan trauma untuknya hingga saat ini, dan becky memperhatikan semua yang freen lakukan dengan tatapan sedih

"hari itu, aku mendapatkan pesan untuk mengajari seseorang tentang desain, awalnya aku ragu karena tempat untuk mengajar di sebuah hotel, tapi yang menyewa meyakinkan aku bahwa aku akan mengajari seorang wanita sehingga membuatku mau menerima tawaran itu, saat itu aku sangat membutuhkan uang dan bayaran yang di berikan orang itu cukup besar, waktu kita berbicara di depan kampus sebenarnya aku buru-buru ingin pergi ke hotel itu, bahkan ketika aku memintamu untuk menungguku di taman aku berusaha menyelesaikan pekerjaanku dengan cepat beck, tapi saat sampai di kamar hotel..aku..wanita itu.."

tubuh freen bergetar, air matanya mengalir tanpa dia sadari, melihat itu becky menjadi sangat khawatir "freen.."

Becky memegang kedua sisi wajah freen yang terlihat begitu gelisah "lihat aku"

Akhirnya freen mau menatap ke arahnya, hati becky begitu teriris melihat ketakutan di mata indah itu, sejujurnya dia tidak sanggup melihat freen yang seperti ini tapi dia harus tau cerita sesungguhnya dari kejadian itu, becky harus menguatkan hatinya meskipun sekarang sedang menyaksikan freen dengan traumanya, becky menghapus air mata itu dan berkata dengan lembut

"bicaralah perlahan, aku ada disini dan tidak akan meninggalkanmu lagi apapun yang terjadi, aku akan mendengarkanmu dan mempercayaimu"

freen mengangguk perlahan dan melanjutkan ucapannya "wanita itu..wanita itu memberiku minuman dan aku meminumnya tanpa rasa curiga sedikitpun, tapi setelahnya aku merasa kepalaku menjadi berat dan pandanganku menjadi kabur dan aku..aku tidak tahu apa yang terjadi setelah itu.."

freen meremas rambutnya, dia menangis mengingat kejadian di saat dia terbangun dengan keadaan yang sangat memalukan bersama seorang pria

Becky menarik tangan freen yang sedang meremas rambutnya dengan air mata yang juga mengalir di pipinya "freen aku mohon jangan seperti ini"

freen menatap becky dengan isakan yang tidak bisa dia tahan

"sungguh aku tidak tau apa yang terjadi setelah itu, perasaan ini benar-benar sangat menyiksaku beck, aku merasa sangat kotor, melihat tatapan jijikmu dan betapa hancurnya dirimu saat itu, membuat aku ingin mengakhiri hidupku, aku tidak sanggup menahan semuanya sendiri, tapi ternyata aku tidak bisa melakukan itu, aku memiliki mae yang masih sangat membutuhkanku, aku harus kuat menjalani semuanya untuk ibuku, menguatkan hatiku bahwa rasa sakit itu pasti akan sembuh, tapi ternyata perasaan lain muncul, aku merasa jijik pada diriku sendiri, rasa itu selalu menghantuiku hingga saat ini"

Freen menangis tersedu, dia menumpahkan segala beban yang dia simpan sendiri selama ini, beban yang tidak pernah dia keluhkan pada siapapun bahkan pada ibunya sekalipun

Becky tidak bisa menahan tangisannya, dia memeluk erat tubuh freen yang bergetar hebat akibat tangisannya

"maafkan aku freen, maafkan aku, aku mohon maafkan aku"

kini rasa sesal memenuhi hati becky, dia tidak menyangka kehidupan yang freen jalani setelah kejadian itu akan penuh dengan luka, tanpa mencari tahu kejadian yang sebenarnya dan hanya mempercayai perkataan dari pria brengsek itu, becky hanya peduli pada perasaannya yang hancur dan malah memupuk kebencian yang mendalam di hatinya untuk freen, bahkan setelah pertemuan mereka kembali becky hanya memikirkan bagaimana membalas dendam pada freen dengan selalu mengucapkan perkataan menyakitkan yang menghina dan merendahkan untuk menghancurkan harga diri dari wanita yang sedang dalam pelukannya ini

Sungguh becky sangat menyesal, dia menangis sambil terus mengeratkan pelukannya pada freen,

dalam pelukan becky freen berucap dengan tangisannya "aku sudah lelah dengan semuanya beck, aku benar-benar lelah"

Becky diam dengan tangisannya dan hanya terus memeluk freen, dia dan freen larut dalam kesedihan  dengan perasaan yang berbeda, freen dengan rasa putus asanya dan becky dengan rasa sesalnya

Setelah beberapa saat tangisan keduanya berhenti becky melepaskan pelukannya, dia menatap wajah yang sangat sembab itu dengan tatapan rasa menyesal yang begitu dalam

"maafkan aku, aku sungguh menyesal, maafkan aku freen"

"jangan meminta maaf aku sudah bilang ini bukanlah kesalahanmu, aku mengatakan semua ini agar kita bisa melepaskan rasa sakit itu dan berakhir dengan baik-baik saja"

"Berakhir? apa maksudmu mengatakan itu"

freen mengangguk dan menghapus air matanya "ayo kita akhiri semuanya dengan baik, setelah ini kita akan jalani hidup masing-masing tanpa rasa sakit lagi"

"aku tidak mau, apa setelah kebenaran yang sudah aku ketahui aku akan melepaskanmu? itu tidak akan terjadi freen"

"tapi aku tidak ingin menjalaninya lagi beck"

"aku tidak peduli, freen plis jangan mengatakan itu, aku tau aku salah, aku sangat jahat padamu, tapi jangan mengatakan ini sudah berakhir, aku tidak mau freen"

"beck dengarkan aku"

becky menggeleng dan memeluk freen lagi "tidak freen jangan lakukan itu, aku mohon"

freen melepaskan pelukan becky "beck dengarkan aku, selain cinta dalam hubungan itu butuh kejujuran dan kepercayaan, tapi kita hanya memiliki cinta, kejujuran dan kepercayaan kita tidak memilikinya beck"

Becky menatap wajah freen dengan sedih, dia melihat kesungguhan dalam ucapan itu, bahwa freen tidak ingin memulai kembali hubungan bersamanya, becky menundukkan kepalanya, dadanya sungguh sesak menahan kesedihan dan penyesalan, air matanya mengalir lagi

"beck kadang kita harus memiliki hubungan yang membuat kita sakit di masa lalu, tapi di masa depan kita pasti akan mendapatkan hubungan yang lebih baik yang akan membuat kita bahagia"

"apa kamu pikir semudah itu? aku sudah mencobanya berulang kali freen"

becky mengangkat kepalanya dan kembali menatap freen dengan air mata yang masih setia mengalir di pipinya "saat itu aku sangat membencimu tapi meski begitu aku tidak bisa mencintai orang lain, aku sudah berusaha tapi tetap saja tidak bisa"

freen menghapus air mata becky dan berkata "itu karena kamu masih mempunyai luka di hatimu, saat ini aku yakin kamu bisa memulai awal yang baru setelah mengetahui semua kebenaran ini"

"tapi aku hanya menginginkanmu freen"

Freen menggeleng "aku bukanlah orang yang pantas bersamamu, kamu begitu sempurna dalam segala hal beck, kamu pantas mendapatkan orang yang lebih baik dariku"

Becky menghapus air matanya dengan kasar, dia sangat marah dan sedih atas apa yang freen katakan "mengapa kamu sangat keras kepala, freen aku janji akan mencari siapa orang di balik kejadian yang kita alami, tapi aku mohon jangan mengatakan kamu tidak pantas untukku, aku tidak mau yang lain freen, aku hanya ingin bersamamu"

"Beck.."

"jangan katakan apapun lagi, aku tidak ingin dengar"

becky memegang tangan freen "aku mohon jangan seperti ini freen"

Freen menghela napasnya pelan dan bertanya pada becky "apa kamu masih membenciku"

Becky menggeleng dengan cepat "aku sudah tidak membencimu"

"mengapa secepat itu perasaanmu berubah?"

"freen mengapa bertanya seperti itu?"

"aku hanya ingin bilang kamu belum bertemu dengan orang yang bisa membuatmu jatuh cinta lagi, jika rasa sakit itu sudah hilang aku yakin kamu bisa lebih mudah membuka hatimu untuk orang lain"

"apa itu juga berlaku untukmu"

"mungkin saja, aku tidak pernah mencobanya selama ini"

"jadi kamu ingin mencobanya?"

freen menggeleng "jangan mengalihkan topik beck, kita sedang membicarakanmu sekarang"

Becky mengangguk "baiklah aku mengerti, aku tidak akan memaksamu lagi untuk kembali menjalin hubungan denganku, lagipula kita memang sudah putus tiga tahun yang lalu"

freen terdiam mendengar ucapan beck, sejujurnya dia sangat sedih dengan keputusannya ini, tapi dia berpikir inilah yang terbaik untuk dia dan becky, becky adalah wanita sempurna yang memiliki segalanya dan pantas mendapatkan yang lebih baik dari dirinya

freen mengangguk, dia mencoba tersenyum walaupun tatapan itu menggambarkan kesedihan "itu lebih baik beck, aku yakin kamu akan mendapatkan kebahagiaanmu kembali"

Becky menatap freen dengan datar persis seperti waktu dia masih membenci freen, becky juga bisa dengan jelas melihat kesedihan dalam tatapan freen tapi entah mengapa wanita di depannya ini begitu keras kepala dan masih tetap menolaknya, becky berdiri dari duduknya dan berkata

"Besok kembalilah bekerja, aku tidak menerima surat pengunduran dirimu, berikan itu ketika uang kamu sudah cukup untuk membayar denda"

"aku tidak bisa beck, aku akan mencari pekerjaan baru dan akan berusaha membayar denda itu tepat waktu"

"apa aku meminta persetujuanmu, surat pengunduran diri itu tidak di terima, jadi otomatis kamu masih sekretarisku, sepertinya kamu harus membaca dengan baik poin-poin di kontrak kerjamu, karena jika itu perusahaan lain mereka pasti akan memanfaatkanmu dengan jahat"

Freen terdiam mendengar perkataan becky

"mengapa diam? apa kamu pikir aku menipumu?"

Wajah freen berubah jadi cemberut, dia merasa bodoh karena tidak terlalu memperhatikan poin-poin penting di surat perjanjian kontrak kerja itu, karena dulu dia sangat senang dengan nominal gaji yang di tawarkan tuan robert hingga dengan cepat menyetujui kontrak kerja itu tanpa memeriksanya dengan teliti

Becky tersenyum tipis melihat wajah cemberut tak berdaya itu "baiklah karena ini sudah sangat malam aku pulang dulu, ingat aku akan menunggumu besok di kantor untuk melanjutkan meeting yang tertunda tadi siang"

Freen berjalan keluar namun sesaat dia berhenti dan berbalik lagi ke arah freen yang masih duduk diam, freen menatap becky

"ada apa lagi?"

"aku lupa bertanya, bagaimana keadaan mae, apa dia sudah sembuh mengapa dia tidak tinggal bersamamu?"

wajah cemberut itu tiba-tiba berubah, freen tersenyum sedih dan mengangguk "mae sudah sembuh dan tidak sakit lagi, sekarang dia berada di surga"

Becky terdiam, tiba-tiba saja hatinya merasa sangat sedih lagi, ibunya freen adalah salah satu orang yang becky sayangi, becky menatap wajah sedih freen dan berjalan cepat mendekati freen, dia menarik tangan itu untuk berdiri dan memeluknya dengan erat, ternyata pertanyaan becky tentang ibunya membuat kerinduan di hati freen semakin menjadi, dalam isakannya freen berkata

"mae pergi seminggu yang lalu, dia menyerah untuk pengobatannya yang terakhir"

Becky mengeratkan pelukannya dan mengingat pesan wanita paruh baya itu ketika becky meminta ijin untuk menjalin hubungan dengan freen, yang memintanya untuk selalu menjaga dan membahagiakan freen karena dari kecil hingga dewasa freen hanya mendapatkan kasih sayang darinya seorang,

air mata becky menetes tanpa sadar mengingat semua itu, tapi sesaat becky langsung mengahapusnya agar freen tidak melihat kesedihannya, becky melepaskan pelukannya dari freen menghapus air mata wanita itu dan berkata "mae pasti sudah bahagia dan tidak merasa sakit lagi, jadi sekarang kamu harus hidup dengan baik agar mae tidak merasa sedih atau khawatir"

Freen mengangguk "terimakasih beck, sekarang pulanglah ini sudah sangat malam"

Becky mengangguk "baiklah aku pulang dulu, jangan lupa aku tunggu di kantor besok kita akan mengadakan meeting"

Freen terpaksa mengangguk membuat becky menahan senyumnya "kalau begitu aku pergi dulu"

"hmm hati-hati menyetir"

Becky mengangguk dan berjalan keluar dari apartemen freen dengan senyum manis yang sudah lama tidak terlihat di bibirnya

Dan jangan berpikir becky menyerah dengan keputusan freen yang menolak untuk menjalin kembali hubungan dengannya, dia sama sekali tidak menerima itu semua, karena becky melihat freen masih mempunyai rasa yang sama untuknya, hanya saja masa lalu yang begitu pahit membuat freen membangun batas yang tinggi untuk melindungi hatinya agar tidak terluka lagi

Dia adalah Rebecca Armstrong apapun yang dia inginkan dia pasti akan mendapatkannya itu adalah moto hidup dari becky

***

Keesokan harinya becky datang ke kantor dengan semangat, wajah datar yang selalu dia tampikan seketika berubah karena suasana hatinya yang sangat baik hari ini, dia berjalan dengan semangat memasuki ruangannya, dia duduk dan menelfon seseorang

Namun hingga deringan terakhir telfon itu tidak di jawab, becky mengerutkan dahinya dan bergumam "apa freen belum datang"

Becky berdiri dari duduknya dan berjalan keluar menuju ruangan freen, becky membuka pintu ruangan itu tapi tidak ada freen di dalamnya, becky melihat jam di tangannya yang sudah menunjukan pukul 9 pagi dan merasa heran freen belum juga datang

Becky berjalan dan masuk ke ruangannya lagi, dia duduk dan menelfon seseorang

"panggil nam untuk ke ruangan saya"

Beberapa saat pintu ruangannya di ketuk

"Masuk"

Nam berjalan masuk dan berdiri di depan nona bosnya itu, sebenarnya Nam masih marah pada becky karena masalah freen kemarin, tapi dia tidak mungkin menunjukannya pada becky jika iya dia pasti akan kena masalah

"apa kamu tahu kenapa freen tidak masuk kantor"

Nam mengerutkan dahinya dan berkata "bukankah kemarin dia sudah mengundurkan diri?"

" Saya tidak menerima surat pengunduran diri itu"

Seketika Nam tersenyum senang mendengar perkataan becky "benarkah nona bos, berarti freen akan kembali bekerja di perusahaan ini"

Becky mengerutkan dahinya melihat Nam yang begitu bahagia mendengar freen yang akan kembali bekerja

"apa kamu menyukai freen?"

Pertanyaan tiba-tiba becky itu membuat senyum bahagia di wajah Nam menghilang, matanya bahkan sekarang sedikit melotot "tentu saja tidak nona bos, saya hanya merasa senang teman saya kembali bekerja lagi"

Nam mengatakan kejujuran, becky mengangguk dan berkata "baguslah, dan mulai sekarang kamu tidak di ijinkan memeluk freen lagi"

Nam kebingungan dengan perkataan nona bosnya ini

"kenapa saya tidak boleh memeluk freen nona bos?*

"karena itu peraturannya, dan katakan itu pada teman-temanmu yang juga dekat dengan freen"

Nam tercengang dengan peraturan nona bosnya itu, mana ada peraturan tidak boleh memeluk salah satu karyawan kantor, sungguh ceo mereka ini di luar dugaan, becky yang melihatnya menegur Nam

"Mengapa wajahmu seperti itu?"

"t,tidak nona bos, apa masih ada yang nona bos perlukan?

"berikan nomor ponsel freen, saya belum sempat meminta padanya"

"baik nona bos"

Setelah kepergian Nam, becky akan menghubungi freen namun terhenti karena tuan robert yang masuk ke ruangannya

"selamat pagi beck"

Becky berdiri dari tempat duduknya dan memeluk tuan robert

"pagi dad"

Mereka kemudian duduk di sofa saling berhadapan

"beck daddy ingin bertanya sesuatu padamu"

Becky mengangguk "silakan daddy"

"apa benar freen telah mengundurkan diri"

Becky terkejut dengan pertanyaan tuan robert

"d,dari mana daddy tau?

"Kamu tidak perlu tahu beck, jadi benar freen mengundurkan diri dari perusahaan ini?"

Becky mengangguk membuat tuan robert menghela napasnya

"beck bukankah kamu sudah sepakat dengan daddy untuk membiarkan freen menjadi sekretarismu selama tiga bulan? tapi kenapa dia sudah mengundurkan diri, ini bahkan baru dua hari dia menjadi sekretarismu"

Becky menunduk mendengar omelan dari tuan robert, lagipula dari mana daddynya ini tau bahwa freen telah mengundurkan diri

"Beck daddy sudah bilang freen adalah sekretaris yang bisa di andalkan dia akan sangat banyak membantumu, dia sudah menjadi sekretaris daddy selama dua tahun ini tanpa pernah melakukan kesalahan yang berarti, daddy bahkan mengikatnya dengan kontrak yang tidak masuk akal hanya agar dia tidak kemana-mana"

Becky menautkan kedua tangannya dengan takut dia berkata "becky tidak menerima surat pengunduran diri itu dad"

"benarkah, lalu di mana dia sekarang, sebentar lagi akan di adakan meeting"

"dia masih belum datang dad, tapi becky pastikan dia masih menjadi sekretaris becky dan tidak menerima surat pengunduran diri itu"

Tuan robert menghela napasnya pelan "baguslah kalau begitu, pastikan freen masih bekerja di perusahaan ini sebagai sekretarismu"

Becky mengangguk "iya dad"

"kalau begitu daddy pergi dulu, meeting sebentar lagi akan di mulai, jika freen belum juga datang kamu hadiri meeting itu sendiri dulu, setelah itu kamu harus menghubungi freen dan bertanya mengapa dia tidak masuk kantor, dan ingat pesan daddy beck tetap jadikan freen sebagai sekretarismu "

"iya dad"

Tuan robert mengangguk dan berjalan keluar meninggalkan ruangan becky, setelah kepergian daddynya becky duduk bersandar di sofa dan berkata "mengapa daddy begitu menyukai freen, dia bahkan mengomeliku karenanya"

tapi sesaat dia tersenyum bahagia dan berkata lagi "calon pacarku itu memang istimewa, siapapun yang mengenalnya pasti akan menyukainya"

Setelah mengatakan itu becky berdiri dan berjalan ke meja kerjanya, dia mengambil ponselnya dan menghubungi freen, namun hingga deringan terakhir freen tidak juga mengangkatnya "mengapa freen tidak mengangkatnya"

Becky melihat jam yang melingkar di tangannya dan melihat 10 menit lagi meeting akan di mulai, dia menghela napasnya pelan, becky mengambil berkas yang sudah freen siapkan dua hari lalu sebelum surat pengunduran diri itu terjadi, dia berjalan keluar untuk menghadiri meeting dengan klien dari perusahaan lain yang sedang bekerja sama dengan perusahaan Armstrong

***

setelah beberapa jam menghabiskan waktunya di ruang meeting becky kembali masuk ke ruangannya dan langsung duduk di sofa, ternyata benar apa kata daddynya, dia sangat kesulitan karena tidak ada yang membantunya

Becky melihat kembali jam tangannya yang ternyata sudah memasuki jam makan siang, itu berarti freen benar-benar tidak datang ke kantor, becky bergumam "mengapa dia tidak datang, apa dia serius tidak ingin bekerja lagi di perusahaan ini"

becky mengambil kunci mobilnya dan berjalan keluar dari ruangannya, dia berniat menemui freen di apartement wanita itu

20 menit menit becky menghabiskan waktunya dijalan dan sekarang sudah berada di depan apartemen freen, dia memarkirkan mobilnya dan berjalan masuk ke lift

Setelah sampai di depan pintu apartemen freen, becky menekan bel, namun tidak ada tanda-tanda freen membuka pintu itu, becky menghubungi nomor ponsel freen lagi tapi tetap tidak ada jawaban, becky berjalan mondar-mandir di depan pintu apartemen freen sambil berpikir kemana wanita itu "apa sekarang dia sedang melamar pekerjaan di perusahaan lain?"

Becky menggeleng mengusir pikirannya, freen tidak mungkin melakukannya, dia kembali menekan bel berulang-ulang hingga pintu itu terbuka dan menampilkan freen dengan wajah pucatnya dan keringat yang memenuhi wajahnya, becky sangat terkejut dan juga khawatir melihat keadaan freen

"freen apa kamu sakit, mengapa kamu sangat pucat?"

belum sempat merespon semuanya tiba-tiba freen terjatuh di pelukan becky dan tak sadarkan diri,

Becky memeluk freen dengan panik dan merasakan tubuh wanita itu yang sangat panas, dengan susah payah dia membawa freen ke kamar dan membaringkannya di ranjang

becky mengambil ponselnya dan langsung menghubungi dokter pribadi keluarga Armstrong, setelah itu dia duduk di samping freen dan menggenggam tangan freen, wajah khawatir itu tampak jelas di wajahnya, sesekali becky menyeka keringat yang menetes dari wajah pucat itu, becky terus menatap wajah freen, dia bahkan mengecup tangan freen berulang-ulang dan bergumam pelan "maafkan aku freen, ini semua salahku, maafkan aku"

Rasa bersalah sekarang memenuhi hati becky, jika saja dia tidak melukai freen dengan perkataannya ini pasti tidak akan terjadi, freen pasti tidak akan sakit karena kehujanan

Setelah menunggu beberapa saat bell apartemen freen berbunyi, dengan cepat becky berjalan keluar kamar dan membuka pintu itu

"Dokter tolong periksa karyawan saya, dia pingsan dan tubuhnya juga sangat panas"

"Baik nona"

Becky berjalan cepat masuk ke kamar freen di ikuti dokter op di belakangnya, dengan segera dokter memeriksa freen yang masih belum sadarkan diri, sementara becky duduk di samping freen sambil memegang tangan wanita itu dengan wajah khawatir, situasi yang sangat berbeda ketika freen pertama kali pingsan karena tidak makan seharian

"bagaimana keadaannya dokter?"

"Dia pingsan karena demam yang terlalu tinggi, dan juga sepertinya dia sedang banyak pikiran dan juga stres sehingga membuat daya tahan tubuhnya menjadi lemah"

"Lalu apa yang harus di lakukan dok, apa perlu membawanya ke rumah sakit"

Dokter op tersenyum tipis melihat wajah khawatir nona muda Armstrong itu, dia menggeleng dan berkata "itu tidak perlu nona, maaf jika saya kurang sopan tapi bisakah saya tau nama dari wanita ini"

Becky mengangguk "tidak apa dokter, namanya freen"

"Baiklah, nona freen tidak perlu ke rumah sakit dia hanya perlu istirahat dan meminum obatnya, setelah itu dia akan segera baik-baik saja"

"apa benar tidak apa-apa dokter? ini demamnya sangat tinggi"

"iya nona, nona freen tidak apa-apa, sebentar lagi nona freen pasti akan sadar, dan setelah dia sadar jangan lupa memberinya makan dan membuatnya meminum obatnya"

Becky mengangguk "baik dokter"

"kalau begitu saya akan pergi sekarang, jika demamnya masih belum turun setelah meminum obat tolong hubungi saya lagi"

"iya dokter, terimakasih"

"Sama-sama nona, saya pergi dulu"

Becky mengantar dokter op hingga keluar apartemen, setelah itu dia masuk ke kamar lagi dan duduk di samping freen, becky membelai lembut wajah pucat yang masih menutup matanya itu dan bergumam pelan

"aku janji mulai sekarang akan menjagamu, meskipun kamu menolak untuk memulai hubungan kembali denganku, aku akan berusaha meyakinkanmu bahwa sekarang kamu bisa mengandalkan ku dan kejadian di masa lalu tidak akan terulang lagi, aku akan berusaha mencari tahu siapa dalang di balik kejadian itu, dan pria brengsek itu aku akan memberikan pelajaran yang tidak akan pernah dia lupakan seumur hidupnya "

Becky mengepalkan tangannya mengingat penderitaan yang dia dan freen alami karena kejadian itu, dia menatap dengan sedih wajah pucat di depannya, becky merasa sangat bersalah, karena kejadian itu freen lah ternyata orang yang paling menderita di antara mereka berdua, wanita ini bahkan mengalami trauma yang bahkan sampai sekarang dia alami

air mata becky menetes membayangkan apa yang telah freen lewati selama ini, dia mengecup kening freen lama dengan air mata mengalir di pipinya "kamu wanita hebat sayang, aku sangat bangga padamu karena bisa bertahan hingga saat ini, aku janji tidak akan mengulangi kesalahan yang sama, aku akan menepati janjiku pada mae untuk selalu menjagamu"

tiba-tiba dalam tidurnya freen merasa gelisah "dingin, mae,," freen mengigau karena deman yang tinggi, becky yang melihatnya langsung berbaring di samping freen, dia memeluk erat tubuh freen yang menggigil

"dingin,,mae..

Di dalam selimut pelukan becky bertambah erat, dia juga mengusap kepala freen agar menjadi tenang "sstt tenanglah sayang, aku disini"

Becky terus memeluk freen dengan erat, dia berpikir jika tidak ada dirinya ataupun ibunya ketika freen sakit, wanita dalam pelukannya ini pasti melewatinya dengan kesendirian, merawat dirinya sendiri tanpa satu orangpun yang peduli, air mata becky mengalir lagi ketika memikirkan semua itu, dalam pelukannya dia mengecup kening freen dengan kesedihan yang mendalam "maafkan aku, karena membiarkanmu melewati semua ini sendiri"

Dan tiba-tiba senyum sedih terukir di bibir becky karena dalam tidurnya freen membalas pelukannya

"Aku mencintaimu freen, aku sangat mencintaimu"

*****

Continue Reading

You'll Also Like

5.3K 611 15
"i loved u first,why can't u see?"
17.6K 2.2K 40
Freen rubah ekor sembilan yang gagal jadi manusia
628K 41.3K 32
Semua orang mengira Saka Aryaatmaja mencintai Juni Rania Tanaka, namun nyatanya itu kekeliruan besar. Saka tidak pernah mencintai Rania, namun menola...
35.6K 3K 43
Apa itu cinta?, ketika aku mengenal cinta, aku tidak bisa kembali ke masa aku menjadi diriku seperti dahulu, rasanya aku terobsesi dengan kata itu.