Jayden Novandra Lexam (Transm...

By Styhanh587

217K 10.6K 323

Krek "Adu duhh Jay Jay turun turun" ujarnya mengaduh karena bagian pinggangnya terasa bergeser. . . . "Huh op... More

prolog
satu
dua
tiga
empat
Lima
enam
Intro
tujuh
delapan
sembilan
sepuluh
sebelas
duabelas
tigabelas
14. Ngambek
15.flashback 3 tahun lalu
16.mama dan papa
info
17.Tidak sesuai
18.Tantrum
19.Bayi sakit
20.Ikut mama dan abang
21.Pertandingan
22.Kaka
23.Abang tampan
24.Kenalan
25.STAAR LEIDER
26.Keluarga besar
27.Ayah dan bunda
28. Coco
29.Mandi hujan
30.Berubah??
31.Papi jelek
32.Opa bodoh
33.Trauma dan kakak
34.Sekolah dan apel
36.Pantai
37.Pantai2
38.Abang Tedy
39.Sensitif
40.Sahabat lama
41.Perkara keracunan
42.Terlambat,macet
43.New School and new friends
44.Hukuman
45.Mommy??
46.Bencana
47.bertemu
48.Fakta
49.Janji
50.Rindu
51.Sadar?
Promosi bentar
52.Abang nakal!
53.End
Epilog
yuhu S2 dah rilis nih

35.Daddy

2.7K 168 12
By Styhanh587

.
.
.
"Ini tuan muda" Roy memberikan Jay apel yang sudah di kupas dan di bersihkan tak lupa membawa DOT susu milik Jay karena sedari tadi tuan kecilnya ini merengek ingin di buatkan susu.

Plop

"Om Jay ingin Doraemon" Jay menunjuk arah tv yang menayangkan iklan. Roy langsung mengganti siaran tersebut dengan kartu musang berwarna biru itu. Dan yah setelah memasuki mansion Jay langsung meminta untuk menonton tv tadinya si bayi besar itu menolak di kupas dan di bersihkan karena menurut Jay itu sangat lama ia ingin segera memakan buah apel segar itu.

Tapi karena bujukan dan rayuan Roy akhirnya Jay mengiyakan saja apa lagi mendapatkan ancaman akan melaporkan nya pada sang ayah Johan.

Setelahnya Jay menikmati apelnya dan susu dengan menikmati siaran yang menayangkan kartun musang itu sambil sesekali bergumam tidak jelas setelah beberapa saat dengkuran halus mulai terdengar menandakan si empu telah tertidur.

Roy langsung mengangkat Jay hati-hati tak lupa memasangkan pacifier pada mulut mungil Jay agar tertidur lebih pulas. Saat membalikan badan untuk segara membawa Jay ke kamar milik Abang sulungnya tiba tiba-tiba.

"Selamat siang tuan"

"Dia tidur"Javier menatap Jay yang tertidur pulas di gendongan menyamping Roy.

"Benar tuan"

"Biar aku saja yang membawanya ke kamar"

"........" Roy sedikit ragu

"Tidak perlu khawatir aku hanya memindahkannya ke kamar bukan ke alam baka" malas Javier ia tau bahwasannya Roy ini adalah tangan kanan putra sulungnya yang di utus untuk menjaga dan mengawasi Jay.

"Ahh b-bukan seperti itu tuan maksud saya"

"Tidak apa Roy berikan saja" ujar Luis mencoba meyakinkan Roy, Roy menghela nafas dan mengangguk.

"Maaf tuan,..ini" Roy dengan perlahan memindahkan Jay ke gendongan sang Daddy
Javier, langsung di sambut baik oleh sang empu.

"Eunghh hiks" Jay melenguh karena tidurnya terusik.

"Stttttthh tidur lah lagi" Javier menimang Jay setelah berlalu dari sana memasuki lift untuk menidurkan Jay di kamarnya yaa di kamar milik Javier dan Sarah.

Tit...tit...tit

Ceklek

"Luis kerjakan pekerjaan yang tadi sampai selesai sudah tidak banyak bukan jadi aku tidak perlu turun tangan?".

"Benar tuan dan di mengerti, kalau begitu saya pamit" ujar Luis sopan Javier langsung masuk ke dalam kamar.

Kamar milik Javier dan Sarah

Setelahnya Javier Menidurkan Jay dengan hati hati di tengah ranjang. Dengan dirinya yang ikut berbaring di sampai Jay memeluk putra bungsu mungil nya itu tak lama Javier juga ikut tenggelam dalam mimpi.

                      🧸🍓🧸🍓🧸

Skip pukul 15:50 sore

Javier menggeliat dari tidurnya menggerjapkan matanya sedikit menyerngit karena merasa ada yang memeluknya dari samping dan ahh ia lupa bahwa tadi siang ia tidur bersama putra bungsunya. Javier memindahkan tangan mungil Jay dari perutnya dengan hati hati setelahnya ia berjalan masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya terlebih dahulu baru ia akan membangunkan bocah mungil di tempat tidurnya itu.

Setelah 15 menit kemudian

Ceklek

Pintu kamar mandi terbuka dan tertampanglah Javier dengan perut sixpack nya dengan area privasi yang tertutup handuk kecil. Javier melangkah memasuki Walk in closet untuk memakai baju santainya.

Setelahnya Javier melangkah mendekati Jay yang masih tertidur pulas tadinya Javier berfikir untuk tidak membangunkan Jay karena Merasa kasihan terlebih tidur putra bungsunya itu sangat nyenyak namun ia harus tetap membangunkan Jay terlebih Jay masih menggunakan seragam sekolahnya.

"Jay wake up..."

"........"

"Heyy baby wake up"
Javier menghela nafas langsung membawa Jay ke gendongan koalanya berjalan memasuki kamar mandi lalu membasuh wajah Jay yang masih tertidur bersandar pada dada bidangnya.

Jay tersentak karena sensasi dingin yang mengenai wajahnya dan
"Ugh Abwang, hiks awyah hiks bancjirrrrr hiks!!" Jay meracau sambil terisak dan jangan lupakan pacifier nya yang masih tersangkut pada mulut mungilnya.

Javier sudah berusaha menarik dumi itu tapi usahanya gagal karena Jay sangat kuat menyedotnya dan yah dari pada nanti mulut Jay yang terluka jadi Javier membiarkannya saja.

"Heyy Jay bangun ini sudah sore kau harus mandi baby" Javier lembut mencoba untuk membuat Jay bangun sepenuhnya.

"Eunghh dydy"

Deg

"Ekhemm ayo bangun jangan tidur lagi kau harus mandi...kau bau"

"Ughh Jay tak Bawu Jay wangwi tuh huh" Jay besendekap dada memalingkan wajahnya.

Plop

"Daddy tidak mengerti apa yang kau katakan"

"Hulp Jay wangi dan Jay tidak mau mandi" jutek Jay

"Kenapa tidak mau mandi hmm" Javier mencoba sabar.

"Mmmm Jay malas"

"Daddy mandikan kalau begitu"

"Noo~~ apa apaan Daddy mau homo" Jay menatap garang sang Daddy.

"Astagaa baiklah sekarang Daddy kasih dua pilihan mandi sendiri atau Daddy mandikan jika jawabanmu tidak mau mandi berarti jawabnya Daddy akan memandikanmu bagaimana" panjang lebar Javier sungguh menjengkelkan sekali pikirnya terlalu banyak kata yang harus di ucapkan, hey dia ini ketua mafia astaggaa terlalu banyak bicara itu membuat image nya rusak pikir rondom Daddy Jay.

"Iyaa iyaa Jay mandi....sendiri tapi sekarang turun Daddy keluar Jay mau mandi" Jay pasrah

Javier tersenyum kecil menurunkan Jay dan
"Yakin tidak mau Daddy mandikan hmm" goda Javier

"Yakk pergi lah Daddy Jay bisa sendiri Jay sudah BESAR!" Jay mendorong tubuh tinggi sang Daddy untuk keluar dan segara menutup pintu kamar mandi.

Brak

Setelahnya Jay segara membuka baju dan jangan luapan diaper nya yang sudah menggembung.

"Ugh mana tong sampah naaaa ishh" Jayy menengok ke kanan dan ke kiri,

"Nah itu" Jay ntah bicara pada siapa

"Ayo mandi" berendam di tubhtub sambil sesekali menggosok kulit putih bersihnya meski ada sedikit ceda dari luka yang dulu ia dapat meski samar karena sering di pakaikan salep penghilang bekas luka.

"Ugh astaga Jay lupa belum sikat gigi" Jay langsung keluar dari tubhtub dan menghampiri kaca dan meraih sikat gigi beserta pasta odolnya meski sedikit sulit karena posisinya yang tinggi ah bukan badan Jay mungkin yang terlalu pendek.

"Ugh ehh hp siapa ini"

"Apa mungkin milik Daddy" gumam Jay membuka handphone nya dan ternyata handphone nya terkunci. Tapi Jay malah tertarik pada kamera ponsel milik Daddy nya itu.

"Daddy Jay minjem handphonenya boleh yh"cicit Jay seperti berbisik

"Bolehh hihihi" (tanya endiri jawab sendiri nih bocah ngapa ya outhor abaiakan🗿🗿)

"Hmm Jay sangat tampan huhu bagaimana jika model nya seperti ini ahh tampan" Jay terus berbicara sendiri di depan cermin sambil membetulkan rambutnya dan

Cekrek

"Ughh Hmmm sepertinya lebih tampan dari samping"

Cekrek

"Wahh bagus terlihat cool hihi"

Tok...tok..tokk

"Jay jangan bermain air ini sudah sore kau bisa sakit nanti" Javier mengetuk pintu karena merasa heran lama sekali pikirnya.

Javier tidak mencari keberadaan handphonenya karena ia memang tadi sibuk mempersiapkan baju Jay setelah itu langsung bergulat dengan laptopnya untuk mengecek dolar dolar yang masuk ke reningnya.

Back to story

"Ishh tunggu Daddy sebentar lagi Jay ingin sikat gigi dulu"

"Hmm cepatlah yang lain akan segera tiba"

"Yaaa Daddy bawel ish"

Javier terkekeh mendengar teriakan bungsunya setelahnya kembali duduk berkutat dengan laptop nya kembali.

Back to Jay

"Ughh harus cepat tapi Jay ingin potonya di kirim hp Jay ughh ya sudah lah nanti saja" Jay segara menggosok gigi setelahnya semuanya selesai Jay membuka pintu kamar mandi.

"Sudah selesai" Javier

"Belum ini hanya raganya saja" Jay malas sudah tau malah tanya pikirnya.

Javier terkekeh membawa Jay ke gendongan koalanya Jay sendiri hanya pasrah memberontak pun tak ada gunanya pikir Jay.

Javier membaringkan Jay ke tempat tidur tak lupa perlaknya dan membuka tas yang di berikan Roy tadi padanya saat ia mengambil baju di kamar sederhana Jay dan ternyata baju dan perlengkapan Jay telah di pindahkan ke kamar putra sulungnya.

Javier mulai membaluri minyak telon dan bedak bayi pada Jay setelahnya memakaikan baju, sepetinya Javier tidak mengetahui Jay masih menggunakan popok karena di tas itu memang tidak ada diaper sepertinya Roy lupa membawakannya.

Jay, Jay sendiri hanya diam dengan dunia nya sendiri dengan fokus bermain dengan Coco, pasrah tubuhnya di apakan saja oleh sang Daddy padahal saat di kamar mandi ia merengek tidak mau di mandikan karena malu.

"Sudah selesai" ujar Javier setelahnya mengangkat tubuh Jay ke gendongan koalanya menyisir rambut Jay setelahnya menuju pintu keluar untuk pergi ke lantai dasar tak lupa membereskan perlengkapan Jay tadi dan membawanya memberikan pada Roy yang ternyata berada di depan kamarnya.

"Ugh tunggu Daddy dumi Jay dumi Jay di kamar mandi Daddy" Jay memberontak di gendongan sang Daddy.

"Diam lah Jay kau bisa terjatuh biar Daddy yang mengambilnya kau pergilah ke lantai dasar duluan hmm"

"Iyaa Daddy Jay duluan, awas jangan lupa bawa dumi Jay" Jay menatap garang sang Daddy.

Javier memutar bola matanya jengah memang ada urusan apa lagi ia di kamar orang hanya untuk mengambil dumi Jay itu saja astagaaa.

Jay langsung berjalan memasuki lift dengan Coco di pelukannya dan baju yang Jay pakai adalah baju tidur bergambar bintang dan bulan berwarna biru tua. Jay turun sendiri karena Roy sedang menyimpan perlengkapan Jay yang tadi di berikan Javier.

Javier langsung masuk ke dalam kamar lalu pergi dan masuk ke dalam kamar mandi Mecari dumi Jay dan atensinya tertuju pada handphone nya, ahh ia lupa membawanya tadi, Javier sedikit heran mengapa handphone nya berpindah tempat, ahh apa mungkin tapi apa Jay bisa membukanya pikir Javier.

Dan karena Javier tidak mau berpikir panjang dan tidak mau ambil pusing jadi ia langsung memasukan handphone nya ke dalam kantung celananya keluar dari kamar miliknya dengan dumi Jay di genggamannya, langsung pergi ke lantai dasar.

Skip setelah makan malam

Setelahnya melakukan makan malam mereka berkumpul di ruang keluarga sekedar berbincang dan memang ini tradisi keluarga lexam sendiri yang mengharuskan mereka selesai makan berkumpul untuk meluangkan waktu bersama tanpa terkecuali.

Jay yang sedari tadi melihat tv dengan di pangku oleh Abang keempatnya abimana, ia teringat sesuatu yaitu Poto. Ah ia baru ingat belum mengirim Poto itu pada ponsel yang di berikan oleh Abang sulungnya.

Jay turun dari pangkuan abim dan itu membuat para keluarga beralih atensi yang tadinya sibuk berbincang kini melihat ke arah Jay berjalan mendekati sang Daddy Javier.

Setelah berada di depan sang Daddy Jay langsung merentangkan kedua tangannya meminta di pangku sang Daddy karena Jay tau hp milik sang Daddy ada di kantong celananya.

Javier yang peka langsung mengangkat Jay ke pangkuannya mengahadap dada bidangnya Jay langsung mendusel manja
Itu membuat Javier tersenyum mengejek pada anggota yang lain terlebih pada Johan.
Johan hanya memutar bola matanya malas.

Setelahnya tangan mungil Jay  mengambil sesuatu di dalam kantung celana Javier, Javier hanya diam ia ingin tau apa yang putra bungsunya ini akan lakukan pada benda pipih itu.

"Ugh Daddy pinjam tangan" Jay mendongak metapa sang Daddy.

Javier menurut memberikan tangannya pada Jay, Jay langsung mendarat kan hari telunjuk pada layar handphone milik daddy nya agar terbuka.

Klik

"Daddy pinjam ini" Jay setelah membuka hp milik daddynya itu.

Cup

"Untuk apa baby hmm" lembut Javier dan yah itu membuat mereka semua terkejut apalagi si pungut dan seseorang yang mencoba menahan emosinya.

"Mmm untuk di main kan lah Daddy ish"

"Baiklah baiklah terserah mu son"

Cup

"Makasih Dydy"

Jay langsung mengotak ngatik hp nya ntah apa yang bocah itu lakukan pada handphone milik daddynya itu.

"Ugh ini Daddy Jay sudah makasihh" Jay tersenyum manis.

Cup

Cup

"You're welcome son"

"Om Roy sini sini" sedikit berdiri dengan lututnya memanggil Roy yang sedari tadi diam aga sedikit jauh dari duduknya Jay dan Javier.

"Ada apa tuan muda kecil"

"Ambilkan Coco om Jay mau dumi Jay juga" Jay antusias. Jay memang meninggalkan Coco di kamar milik ayahnya Johan tadi saat sebelum makan malam ia di ajak pergi ke kamar sang ayah untuk menemani sang ayah mandi sebenarnya Jay sendiri sih yang mengajukan diri katanya ia rindu ayahnya jadi yah Johan hanya pasrah saja malah ia senang karena Jay namplok pada nya dan beda dengan sekarang Jay malah nemplok pada daddynya itu membuat Johan kesal, sejak kapan pikirnya adik bungsunya ini akrab dengan permatanya.

"Baiklah tuan muda kecil tunggu sebentar"

"Daddy Hani juga ingin duduk di pangkuan Daddy"Hani mendekat setelah tadi duduk di pangkuan Sarah.

"Hani bersama bang manyu dulu yaa" Javier mencoba memberi pengertian karena ia masih ingin bersama Jay sungguh.

"Ish mau sama Daddy hiks" drama si pungut

"Cih drama" gumam abim yang hanya di dengar gama yang duduk di sebelahnya.

"Permisi tuan nyonya, tuan kecil ini Coco nya" ujar Roy sopan

"Ugh sini om makasihh om Roy" Jay tersenyum manis lalu turun dari pangkuan Daddynya dan

"Tuh Jay sudah selesai jangan cengeng kamu udah gede huh" Jay julid sambil menatap mincing Hani.

Sedangkan Hani menatap kesal Jay tapi ia harus berpura pura agar tidak di curigai pikirnya.

Hani tidak menjawab tapi langsung duduk di pangkuan Daddynya dan

"Daddy Hani ingin boneka seperti itu"

"Kita bisa membelinya besok"

"Tapi Hani mau yang itu" tunjuk Hani pada boneka di pelukan Jay

Jay yang sedang memakan kue kering di meja pun melotot horor dan
"Ngga boleh ini punya Jay, ini Coco Jay" Jay memeluk coco erat dan menyembunyikan di belang tubuhnya. Itu membuat yang lain merasa gemas.

"Ugh hiks Hani mau itu juga" Hani buru buru turun mendekati Jay untuk merebut boneka beruang coklat itu.

"Ihhh hiks jangan ini punya Jay"

"Heyy heyy jangan berebut sayang Hani, Jay saling pinjam saja ya nak" Jeni mencoba melerai begitu pula dengan Javier, Risa, Johan dan yang lain hanya menonton.

"Ngga sini buat Hani Jay harus mengalah pada perempuan" Hani menarik Coco kuat.

"Hiks no ini punya Jay" Jay tak kalah menarik boneka itu. Hani yang memang sedari tadi kesal dengan Jay/marah jadi ia merencanakan sesuatu yang menurutnya itu bagus apalagi berfikir dengan otak liciknya itu.

Hani seketika melepaskan boneka itu dan membuat Jay langsung tersungkur ke belakang tiba tiba dan karena di posisi Jay lumayan jauh dari posisi beberapa anggota keluarganya jadi tidak ada yang sempat menahan tubuh Jay alhasil lah Jay terjungkal kebelakang dengan tidak elitnya bahkan kepalanya yang terbentur marmer keras nan dingin itu beda dengan tubuhnya yang terjatuh di karpet berbulu.

Bdug

JAY!!

"HIKS HUAAAAAAAAAAAA"

"HANIRA APA YANG KAU LAKUKAN"Bentar John yang sedari tadi melihat.

"Hiks HUAAAAAAAA bukan salah Hani itu salah Jay hiks"

Johan langsung menggendong Jay menimang Jay ke kanan dan ke kiri
"Shttttttttt mana yang sakit baby hmmm"

"Hiks kit hiks" Jay memegang kepala belakangnya.

Zaki langsung merebut Jay dari gendongan Johan dan membawanya ntah ke mana sepertinya ke kamar nya. Setelah kepergian Zaki dan Jay para anggota menatap nyalang Hani apalagi Abimana,Gama,Risa dan Johan

"Hiks bukan salah Hani hiks"

"Benar kah bukankah ku lihat kau SENGAJA MELEPASKAN BONEKA ITU AGAR ADIKKU JATUH SIALAN!" Abimana mulai tersulut.

"Hiks h-hani tidak sengaja abang sungguh tadi tangan h-hani licin hiks bonekanya terlepas"

"Kau" gama geram dengan tingkah bocah PPB di depannya ini.

"Sudah lah, Hani bilang dia tidak sengaja kan lalu apa permasalahannya lagian ini wajar karena mereka masih kecil lagian salahkan sja bocah itu yang tidak mau mengalah" abimanyu yaa itu Abimanyu mencoba membeli Hani. Hani tersenyum miring karena mereka di bela tapi hanya ia dan satu orang di sana yang sama tersenyum tipis.

Abimana marik kerah baju Abang kembarnya dan
"Kau BUTA SIALAN HAH" Abimana hendak membogem wajah tampan Abimanyu namun urung karena tangannya yang di tahan oleh Johan.

"Tenang lah abim lebih baik kau pergilah ke kamar Zaki menemui baby hmm" lembut Jovan mengelus punggung Abimana.

Abimana langsung melepaskan tangannya dengan sedikit mendorong tubuh abimanyu lalu pergi begitu saja dengan di susul gama,Risa,Raisa,Lusi,Jeni,Shawn dan Gara.

Hahhh" Javier kau tidak lupa dengan apa yang ku katakan padamu bukan... Dan ajarkan tatakrama keluarga ini pada anak kesayanganmu itu, tidak usah banyak drama aku jijik melihatnya cih"Johan menatap Hani lalu pergi menyusul yang lain.

"Hanira opa kecewa padamu" John datar melenggang pergi meninggalkan Abimanyu,Hani,Sarah,dan Javier.

"Hiks m-maaf hiks Hani tidak sengaja hiks"

Sarah Langung membawa Hani ke gendongannya membawa Hani ke kamar dengan di susul Abimanyu yang sepertinya Aan pergi ke kamar miliknya sendiri.

Hahhh Javier menghela nafas dan langsung pergi menemui Jay untuk mengetahui kondisi putra bungsunya itu.

Kamar milik Zaki keliatan sempit tapi aslinya gede yah apalagi ada beberapa alat alat kedokteran juga

"Hiks hiks"

"sttttt berhenti menangis baby nanti dadamu sesak sayang" Jeni mencoba menenangkan Jay yang berada di gendongan Johan.

"Sudah tidak apa tadi Zaki udah memberikan Jay obat pereda sakit dan kalau Jay masih mengeluh sakit pada kepalanya saat bangun pagi nanti kita akan membawanya ke rumah sakit sekalian mengecek kondisi tubuh Jay yang lain" Zaki panjang lebar.

"Kalau begitu biar Jay tidur bersamaku saja kak" ujar savier menwarkan diri.

"Itu benar Jika terjadi sesuatu hal pada Jay di tengah malam savier bisa langsung memeriksanya nanti" Jeni

"Baiklah ku serahkan Jay padamu savier jika terjadi sesuatu segera panggil aku dan yang lain" ujar Johan yang di angguki semuanya.

Setelahnya savier mengangkat Jay ke gendongan menyamping seperti bayi dengan Jay yang tengah tertidur pulas keran efek obatnya mungkin ntah karena terlalu lama menangis juga.

Setelahnya yang lain pun pergi dari kamar milik Zaki setelah kepergian Jay,Savier, dan Lusi untuk mengistirahatkan tubuh mereka karena waktu sudah menunjukan pukul 10:30 malam.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Sedangkan di tempat lain dengan waktu yang sama.

Seorang pemuda gagah yang tengah duduk di kursi kebesarannya terkekeh melihat handphone nya yang berisi chat dari daddynya ah bukan sepertinya kelinci manis nya yang menggunakan handphone milik daddynya itu pikir pemuda tersebut.

Daddy

²¹-²⁰
Mmm cek satu hallo kalau Jay salah kirim Abang harus kirim potonya ke hp Jay yang di kasih abang ya

²¹-²¹
Jay bingung karena Daddy punya no Abang dua Jay tidak tau yang mana nomor Jay jadi jika Jay salah kirim, Abang harus mengirimkannya ke no Jay titik.

²¹-²³
Dan Jangan lihat terlalu lama Abang nanti terpanah akan ke tampanan Jay.

                                                             Read

.
.
.

Itu lah isi isi dari chat yang Daddy a.k.a adik bungsunya yang mengirimkan Poto dan percakapan rondom. Johan masih terkekeh lucu melihat betapa lucunya sang adik berpoto apalagi gaya rambutnya yang lucu, gaya macam apa itu pikirnya.

"Selamat malam tuan maaf menganggu"

"Dia sudah datang"

"Benar tuan"

"Suruh dia masuk max"

"Di mengerti tuan"

"Selamat malam tuan muda Jovan" sopan nya.

"Ahh Niki sudah lama kita tidak berjumpa, bagaimana kabarmu?" Jovan langsung memutar kursi kebesarannya menghadap dua bawahan kepercayaannya.

"Saya sangat baik tuan"

"Kau pasti sangat merindukannya bukan?"

"Jika itu tuan kecil Jay, maka jawabannya sangat tuan"

Jovan terkekeh dingin
"Aku dan max akan kembali ke Indonesia tentu aku akan mengajakmu untuk ikut tapi hanya untuk beberapa hari kau harus melanjutkan misimu nik" ujar Jovan

"Di mengerti tuan"

"Lalu apa yang kau bawa dari misimu beberapa Minggu kemarin?"

"Saya mengikuti nyonya beberapa Minggu lalu tuan ia pergi menuju hutan di daerah barat"

"Hutan" Beo Jovan

"Benar tuan di sana terdapat sebuah rumah dangan dua lantai yang cukup megah dengan penjaga yang begitu ketat".

"Lalu"

"Saya menginap di hutan itu sambil sesekali menyelinap masuk tuan meskipun hanya sekali itu pun tidak masuk ke dalam rumah tersebut karena penjagaannya yang begitu ketat dan yang menurut saya lebih membuat terkejut adalah ini tuan." Niki panjang lebar menyodorkan sebuah Poto yang ia potret memperlihatkan wanita paruh baya dengan berdiri di lantai dua balkon.

Brak

"M-momy"

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~


Gays huhu maaf yah up baru sekarang ketiduran sumpah dan maaf banget kalau ceritanya kurang jelas ihhh tau ngga sih author insekyur liat cerita orang huhu 😭😭😭🗿😭

Tolong bantu author but yakin sam diri sendiri dong huhu😭😭😭🗿

Jangan lupa vote, komen, dan follow.👋

Continue Reading

You'll Also Like

167K 9.1K 26
seorang bocah laki laki berumur 14 tahun yang hidup sebatang kara memiliki pipi chubby,hidung pesek dan mata bulat berair yang membuat semua orang...
11.5K 2.3K 45
Bagaimana jika seorang wakil ketua osis terhormat seperti Anrez harus berurusan dengan murid nakal seperti Tiara? Muhammad Anrez Adelio, laki laki d...
1.6M 51.1K 34
"Setiap pertemuan pasti ada perpisahan." Tapi apa setelah perpisahan akan ada pertemuan kembali? ***** Ini cerita cinta. Namun bukan cerita yang bera...
342K 27.9K 17
Kedua orangtuanya telah meninggal saat dirinya baru dilahirkan, Mereka meninggal dengan cara yang berbeda, sang ibu meninggal setelah melahirkannya l...