Jayden Novandra Lexam (Transm...

De Styhanh587

231K 11.2K 327

Krek "Adu duhh Jay Jay turun turun" ujarnya mengaduh karena bagian pinggangnya terasa bergeser. . . . "Huh op... Mai multe

prolog
satu
dua
tiga
empat
Lima
enam
Intro
tujuh
delapan
sembilan
sepuluh
sebelas
duabelas
tigabelas
14. Ngambek
15.flashback 3 tahun lalu
16.mama dan papa
info
17.Tidak sesuai
18.Tantrum
19.Bayi sakit
20.Ikut mama dan abang
21.Pertandingan
22.Kaka
23.Abang tampan
24.Kenalan
25.STAAR LEIDER
26.Keluarga besar
27.Ayah dan bunda
28. Coco
29.Mandi hujan
30.Berubah??
31.Papi jelek
32.Opa bodoh
34.Sekolah dan apel
35.Daddy
36.Pantai
37.Pantai2
38.Abang Tedy
39.Sensitif
40.Sahabat lama
41.Perkara keracunan
42.Terlambat,macet
43.New School and new friends
44.Hukuman
45.Mommy??
46.Bencana
47.bertemu
48.Fakta
49.Janji
50.Rindu
51.Sadar?
Promosi bentar
52.Abang nakal!
53.End
Epilog
yuhu S2 dah rilis nih

33.Trauma dan kakak

3K 161 10
De Styhanh587

.
.
.
"HUAAAAAAA TAKUT"

"Hiks...hiks....hiks" tangis bocah berdiri di pojokan hanya menunduk dengan tatapan tatapan yang memandangnya dengan pandangan yang berbeda beda.

"Nakal lagi...?"ujar pria paruh baya yang sedang menatap bocah mungil itu remeh sambil menggoda dengan strawberry di tangannya lalu memasukkan ke dalam mulutnya.

"Ngga Jay ngga nakal hiks opa jelek hiks" dan yah yang sedang menangis di pojokan dingding itu Jay sebagai hukuman karena Telah berbuat nakal dan membuat semua orang khawatir.

"Masih tidak ingin mengaku hmm"tanya Johan dingin. Ia sungguh khawatir terlebih kejadian beberapa waktu lalu saat Jay menangis di atas pohon karena tidak bisa turun dan lagi, lebih parahnya yang membuat Johan menggelengkan kepalanya saat Jay tiba-tiba melompat  dari atas pohon karena takut dengan ulat yang tiba tiba saja nemplok di bajunya.

Saat Jay melompat untung saja Johan dengan sigap langsung menangkap tubuh Jay dan itu membuat Jeni sampai pingsan di buatnya karena syok dan kaget saat Jay tiba-tiba melompat dengan tinggi pohon yang lumayan bagi seukuran balita. Tapi untung lah tidak terjadi hal yang serius dan Jay di hukum untuk berdiri di pojokan dingding dengan satu kaki di angkat dan tangannya yang menjewer telinga sambil menangis.(ututuu kacian bayi...outhor 🗿)

"Hiks...hiks J-jay maaf hiks" cicit Jay.

"Mas udah kasian Jay nya"lembut Risa menatap sang suami.

Dan saat ini yang berada di ruang keluarga terdapat Risa,Johan,Jeni,John,dan Raisa selebihnya di sibukan dengan kegiatan masing masing yang tak bisa di tunda, setelah melakukan makan siang tentu pengecualian bagi yang sekolah dan di kampus karena mereka akan pulang sore hari tanpa terkecuali.

"Baby kesini sayang" ujar lembut Jeni.

Jay yang sedang menangis pun tersenyum hendak menurunkan kakinya dan melangkah mendekati sang Oma namun.

"Tidak jika kau melangkah atau menurunkan kaki mu ayah akan menambah hukumanmu nanti" Johan mutlak

"Hiks hiks A-ayah hiks Jay pegal hiks"

"Ayah tidak perduli itu hukuman untukmu, kau kau tau bukan apa keslahanmu hmm" ujar Johan ingin membuat Jay jerah di tambah cerita dari Fathernya tentang kejadian tadi pagi saat Jay nakal. Dan yah si tua John mengadu.

"Hiks Jay nakal hiks udah bikin hiks opa hiks sakit maaf ayah hiks"

"Lalu apa lagi?" Johan berujar karena kesalahan Jay bukan hanya satu.

"M-memakan buah tanpa di cuci hiks"

"Lagi?"

"Hiks manjat pohon"

Hahhh Johan menghela nafas berdiri menghampiri Jay langsung mengangkat Jay ke gendongan koalanya.

"Hiks...hikss" Jay langsung menenggelamkan wajahnya di ceruk leher sang ayah.

"Berhenti menangis hmm... Sekarang minta maaf lah pada opa dan Oma, kau tau bukan tadi Oma sempat pingsan karenamu anak nakal" Johan berujar sambil berjalan lalu duduk di samping sang istri dengan Jay di depannya posisi berdiri.

Jay mendekat sambil menunduk mendekati sang Oma lalu
"Hiks... m-maaf Oma Jay nakal bikin Oma Sakit hikss" Jay menyesal sambil menunduk melilin bajunya.

Jeni tersenyum geli di buatnya lucu sekali cucunya yang satu ini tidak seperti cucu cucunya yang lain berwajah datar dan dingin.
"Sini peluk Oma sayang" Jeni langsung merentangkan tangannya agar Jay masuk ke dalam dekapannya.
Jay tersenyum dan langsung menubruk tubuh sang Oma.

"Sudah sekarang ayo minta maaf ke opa" ujar Jeni melepaskan pelukannya. Jay mengangguk melangkah mendekati sang opa.

"Opa Jay minta maaf" ujar Jay menunduk.

"Tidak mau opa tidak mau memaafkan bocah nakal sepertimu"

Jay mulai bergetar ntah kenapa tiba tiba tubuhnya menjadi seperti ini apa karena takut sang opa marah dan menghukumnya terlebih sekarang ia mulai mengingat kejadian kejadian saat sang Dady menghukumnya dulu,dan bentakan bentakan yang keluargnya lakukan, seakan berputar putar di kepala Jay bagai kaset rusak.

"H-heyy Jay kenapa nak" Jeni merasa aneh dengan gelagak Jay. Saat Jani ingin mengelus rambut Jay Jay langsung berjongkok memejamkan matanya dan menutup telinganya.

"Hiks hiks maaf D-dady hiks m-aaf opa hiks J-jangan p-pukul Jay hiks j-jang~an~"

Bruk

setelahnya kegelapan merenggut kesadaran bayi besar itu.

Deg...

ASTAGA BABY!!

JAY!!

                      🧸🍓🧸🍓🧸

"Zaki bagaimana?"

Hahhh" dari yang kalian ceritakan padaku sepertinya Jay mempunyai trauma dan kalian tau apa kabar buruk nya"ucap Zaki terjeda sambil menatap sendu wajah menggemaskan adik bungsunya yang sedang memejamkan mata damai dengan posisi Zaki yang duduk di tepi ranjang mengusap rambut lepek sang adik lembut membelakangi 5 orang berbeda usia itu.

Dan yah itu Zaki saat Zaki pulang ke mansion karena jadwal praktiknya sudah selesai Zaki di hebohkan dengan suara teriakan dan tangisan dari dalam Zaki langsung masuk dan mendapati tubuh sang adik yang berada di dekapan yang ayah dengan wajah pucat dan nafas yang sedikit terengan Zaki langsung menyuruh sang ayah menuju kamarnya karena di sana terdapat beberapa alat medis yang ia yakin dapat membantu.

"Apa kabar buruknya Zaki bicara yang benar" Johan geram kenapa tiba tiba Zaki menjeda ucapannya.

" Aku tidak tau pasti namun kemungkinan nya Jay mengidap Post Traumatic Stress Disorder atau bisa di sebut PTSD adalah gangguan mental yang terjadi pada seseorang karena mengalami kejadian traumatis, seperti bencana alam, kecelakaan, terorisme, perang/pertempuran, pelecehan seksual, kekerasan dan sejenisnya, dan yang di alami Jay tentu kekerasan kalian pasti tau bukan bahkan kalian juga tak jarang ikut serta bahkan bodohnya aku sendiri juga pernah menyakiti bocah menggemaskan ini.

Deg

"K-kau bercanda kan Zaki" ujar Risa dan Jeni bersamaan dengan suara yang gemetar menahan tangis.

"Apakah aku terlihat bercanda bund" ujar Zaki berdiri lalu membalikkan tubuhnya menghadap keluarganya dan terlihatlah Zaki yang nampak berantakan dengan mata yang memerah menahan tangis.

"Aku akan memastikannya nanti, ku harap kalian jangan sampai memicu traumanya kambuh karena itu bisa membuat pisikis Jay terganggu, jika psikis terganggu itu juga bisa membuat imun nya lemah dan kemungkinan ini juga penyebab Jay sering sakit, dan satu lagi jangan sering membentaknya" Satu air mata lolos dari kedua kelopak mata Zaki dengan pandangan lurus kedepan menatap keluarganya kosong

setelahnya Zaki melangkah mendekati sang adik mengecup kening nya lalu pergi berlalu dari kamarnya ntah akan pergi ke mana bocah itu.

Risa mendekat mengelus Surai Jay lembut dengan air mata yang terus menetes membasahi pipinya.  Raisa mendekat memeluk tubuh sang ibu dari samping mencoba menguatkan sang bunda.

"Bunda tenang saja baby pasti akan baik baik saja hmmm lagian kan itu hanya kemungkinan bund siapa tau saat Jay di periksa lebih lanjut apa yang di katakan Zaki tadi salah" ujar panjang lebar Raisa sambil mengelus punggung sang ibu.

"Kau benar Raisa baby bunda pasti akan baik baik saja, pasti" Risa tersenyum kecut sambil menggenggam tangan mungil nan putih milik Jay.

John,Jeni,dan Johan masih syok dengan apa yang di katakan oleh Zaki meski Zaki tergolong masih seorang mahasiswa tapi kemampuannya tidak perlu di ragukan bahkan tak jarang Zaki sering mengikuti operasi bersama dengan savier jadi tidak heran mereka bisa langsung percaya pada Zaki karena Zaki juga mempelajari tentang psikolog.

Untuk Johan meski ia tidak pernah membentak atau berbuat kekerasan pada Jay namun ia masih tetap merasa bersalah dan mengerutuki dirinya saat ia hanya diam melihat Jay di perlakukan tidak adil oleh anggota keluarganya.

Untuk John dan Jeni ntah lah mereka jujur sering membentak tak jarang memukul dan membuat kekerasan lainnya pada Jay terlebih bagi John ia merasa menyesal terlebih ia mulai menerima dan menyayangi Jay, merasa setiap dekat dengan cucunya yang satu itu merasa tenang dan tidak ingin berjauhan dengannya, dan untuk rasa benci ntah lah kemana rasa itu tiba di tambah dengan kemungkinan fakta yang di katakan Zaki itu memang benar ia akan selalu mengerutuki dirinya sendiri karena telah menoreh luka yang cukup dalam bagi mahluk rapuh itu.

Dan bodohnya kenapa ia tidak bisa berfikir dan menahan emosinya padahal itu hanya masalah anak kecil tapi ntah lah ia benar benar bodoh sangat bodoh.

Back to story

"Eunghh" suara lenguhan terdengar dari bibir mungil itu.

"Baby sayang hey ini bunda nak" ujar Risa tersenyum lebar melihat bayi besarnya bangun.

"Hiks...hiks t-takut hiks" Isak Jay

"Heyy sayang liat bunda ini bunda nak jangan takut hmmm" Risa mencoba melepaskan tangan mungil Jay yang sedang menutup wajahnya.

Johan,Jeni dan John mendekat dan
"Heyy baby kenapa hmm liat ini ayah tidak perlu takut sayang" ujar Johan lembut mengelus Surai Jay

Namun langsung di tepis oleh Jay Jay langsung terduduk memundurkan tubuhnya menjauh dengan pandangan waspada menatap satu persatu orang orang di sana.

"PERGI!! Hiks pergi hiks" Jay melemparkan bantal ke arah mereka terutama oma dan opa nya. Saat akan melempar kembali

Grep

"Heyy Ade jangan seperti itu, itu tidak baik sayang hmmm" lembut Raisa mengelus punggung kecil Jay sambil mencoba menahan berontak Jay. Dan orang yang memeluk Jay adalah Raisa.

"Hiks hiks J-jay tidak nakal Kaka hiks J-jay tidak boleh hik hukum hiks" Jay meracau sambil membalas pelukan Raisa. Dan itu tak luput dari penglihatan para paruh baya di sebelahnya.

"Iyaa iyaa sayang Jay anak baik Jay tidak nakal" ujar Raisa berdiri mengendong Jay ala koala menimangnya ke kanan dan kiri agar tenang

"Hiks...hiks"

"Ssttttttttthh... Sudah sayang jangan menangis hmm dan jangan takut tidak akan ada yang menghukum baby kakak janji hmm" Raisa lembut mengecup beberapa kali surai Jay, Dangan Jay yang bersandar pada dada sang Kaka sambil menggenggam baju Raisa kuat dan jangan lupakan tatapannya yang kosong.

Johan ingin mendekat namun tehenti oleh Risa karena ia hanya takut Jay akan histeris kembali. Begitu juga dengan Jeni dan John.

"Baby ingin apa hmmm ingin strawberry tidak kakak dengar Jay suka strawberry yah" tanya Raisa setelah Jay benar benar tenang.

"Hiks setobeli hiks kue hiks" Jay dengan isakan nya dan

ntah lah kenapa setiap beberapa kata dan penyebutan Jay terlebih saat mengucapkan kata strawberry ia akan selalu mengucapnya setobeli ntah kenapa, sepetinya Raisa akan menanyakan nya nanti.

"Ahh bagaimana jika kita membuatnya hmm baby mau"

"J-jay hik tidak bisa m-membuat kue" Jay

Raisa tersenyum dan mengecup puncuk Jay lagi.
"Kakak bisa membuatnya, baby ingin kakak mengajari Jay tidak hmm" ujar Raisa

Jay mendongak menatap mata hitam milik Raisa hampir persis seperti milik nya dan Raisa bisa melihat binar di dalamnya Jay mengangguk dengan senyum.

Cup

Cup

"Baiklah let's go kita pergi ke dapur hmm" ujar Raisa berjalan setelah mendapat anggukan dari sang ayah. Setelahnya Raisa pergi dari kamar dengan Jay di gendongannya menuju ke dapur meninggalkan ortu dan kakek neneknya yang sedang termenung.

"Ku harap kalian bisa merenungi semuanya dan dapat mengubah semuanya dan untuk Javier aku akan berbicara padanya nanti"ujar datar, setelahnya Johan berlalu pergi dengan di susul Risa.

"Apa kita sudah terlalu jauh mas" Jeni menatap sendu sang suami.

"Setiap manusia memiliki kesempatan untuk berubah honey jadi jangan kahwatir kita akan meminta maaf pada baby hmm" setelahnya mereka pun pergi meninggalkan kamar milik Zaki.

.
.
.

"Kakak!... Ini" Jay memberikan strawberry pada Raisa. Ya mereka sedang berada di kebun strawberry di belakang mansion untuk membuat kue yang Jay inginkan.

"Wahh banyak sekali Ade pandai memetiknya yah" Raisa tersenyum manis

"Hihi iyaa dong kan Jay ahlinya setobeli" ujar antusias Jay

Raisa terkekeh berjongkok menyamakan tingginya dengan Jay.
"Strawberry sayang"

"Ugh setobeli" Jay memiringkan kepalanya menatap wajah ayu kakak atau anak kedua dari Johan itu.

"Coba ikuti ucapan Kakak hmm" Raisa lembut dan di balas anggukan lucu oleh Jay.

"Strawberry"

"Setobeli"

"Strawberry.."

"Setoberi"

"Rrrrrrrrr"

"Rrrrrrrlllrrrrrrlllll"

Raisa terkekeh dan
"Jay cadel nya setengah setengah yah" heran Raisa.

"Ngga kakak Jay bisa huruf R bisa cuman lidah Jay tidak bisa mengucapkan R kalau itu setobeli ehh setoberrri.

"Hahaha baiklah baiklah tidak mengapa Jay pasti bisa mengucapkan nya suatu saat nanti hmmm... Sekarang ayo strawberry nya sudah banyak kita pergi ke dapur membuat kue"

"Mmm let'gooooo"

"Let's go Ade"

"Ugh let'gooooo ish susah...sama saja" Jay mulai kesal. Raisa hanya terkekeh sambil terus melangkah menggenggam tangan mungil Jay untuk pergi ke dapur bersih mansion.

Sepertinya bayi besar ini sudah melupakan kejadian tadi syukurlah pikir Raisa.

Skip dapur

"Sekarang Ade coba pecahkan telurnya hmm" Raisa memberikan telur nya pada Jay setelah mencontohkan bagaimana cara memecahkannya Jay langsung melakukan apa yang di perintahkan sang kakak meski sedikit berantakan dan ada beberapa serpihan kulit telur yang masuk ke dalam wadah adonan.

Dan posisi Jay saat ini sedang duduk lesehan di meja pantry dapur dengan Raisa yang berdiri membuat kue sesekali mengajari Jay.

Setelahnya kedua orang berbeda usia itu terus melanjutkan acara membuat kuenya sampai tahap di mana Raisa dan Jay menunggu kue  yang mereka buat matang di dalam oven.

"Baby kakak akan menemui bunda dulu baby ingin ikut? Kebetulan kakak ingin menanyakan di mana springkel springkel untuk menghias kuenya di letakan" ujar Raisa.

"No kakak Jay di sini saja menunggu kue nya" ujar Jay menatap binar ke arah open.

"Jangan nakal hmm Jangan menyentuh barang barang tajam dan berbahaya" peringat Raisa.

"Iyaa kakak" setelahnya Raisa pergi menemui bunda nya. Kalau ada yang bertanya kenapa tidak menyuruh maid atau bodyguard saja jawabnya adalah karena para maid memang di khusukan membersihkan jika tidak mereka khusus berada di dapur kotor bersama dengan koki. Untuk bodyguard tentu ada namun Raisa lebih memilih untuk Ia saja yang menjumpai bunda sekalian mengajak sang ibu untuk bergabung takut takut Jay malah menghindar dan itu membuat sang bunda sedih ia tidak mau sampai itu terjadi. Untuk ayah, Oma, dan juga opanya Raisa akan pikirkan nanti atau mungkin biar mereka saja yang akan meminta maaf pikirnya.

Back to story

"Hmmm apa itu" atensi Jay teralih pada sebuah mangkuk berukuran sedang ntah apa isinya karena posisi Jay sekarang berdiri dan mangkuk itu berada di atas meja.

"Tuan muda ingin apa" itu suara Roy yah memang sedari tadi Roy mengikuti kemana pun tuan kecil nya pergi termasuk kejadian yang tadi Roy mendengar dan menyaksikan semuanya.

"Itu om, itu apa" tunjuk Jay pada mangkuk di atas meja.

Roy mengambilnya dan memberikan pada Jay

"Ugh tepung om" ujar Jay

"Benar tuan muda itu tepu..."

Haccim

Jay bersin dan itu membuat tepung itu berterbangan mengenai wajah nya sendiri dan setetika wajah Jay menjadi blepotan karena tipung dan yang paling parah Roy yang berjongkok menghadap Jay dan mangkuk berisi tepung itu juga mengenai wajah tampannya.

"Ughh....hahahhahaa... Om lihat muka om" Jay tertawa keras melihat wajah cengo roy.dan dengan jail nya Jay malah meniup tepung sisa tepungnya dan itu membuat tepung itu terbang berserakan mengotori dapur.

"Wah omm salju salju" Jay antusias berlari mengitari dapur dan Roy tentu Roy langsung panik.

"Tuan muda kecil berhenti anda bisa terjatuh" Roy mencoba hati hati menggapai Jay namun hasilnya nihil Jay malah gesit menghindar dan menyerosot dengan tepung tepung yang berserakan di lantai yang ia tiup kembali ke udara.

"Astaga ada apa ini"

"Ugh itu suara kakak dan bunda" gumam Jay langsung bersembunyi di bawah meja.

Hahh "maaf nyonya saya sudah berusaha" Roy sopan dengan wajah nya yang sudah berantakan dan jangan lupakan baju hitamnya juga yang telah berubah menjadi putih.

"Flllttttttt"

"R-roy pergi lah, untuk ini biar para maid yang membereskan dan pergi lah mandi bersihkan dirimu" ujar Risa mencoba menahan tawa.

"Baik nyonya terimakasih" setelahnya Roy berlalu dari sana menuju tempat para bodyguard dan maid.

"Hmmm kira kira siapa yah yang telah membuat dapur bunda ini kotor" Risa mendekat ke arah tempat Jay bersembunyi bersama dengan Raisa.

"Hmm iya yah bund. ahh aku lupa di mana yah baby Jay aku tidak melihat nya, tadi kakak sempat meninggalkan nya di dapur ini" ujar Raisa.

"Benarkah sepetinya Jay sedang bersembunyi tapi di mana yah" ujar Risa terkekeh

"Ayo bund sepertinya pembuat rusuh itu sudah kabur dari sini ayo cari di tempat lain"
Raisa mengedipkan satu matanya mengkode sang bunda.

"Iyaa ayo"

"Huhh hihihi untung ajah ngga ketuan sama bunda kakak kikiki" saat Jay keluar dari bawah meja mengendap ngendap menuju keluar dapur namun seketika.

Hap

"kena kau anak nakal hmm" Risa langsung menggendong Jay mencium pipi chubby itu tak perduli wajahnya yang ikut celemot juga karena nya.

Jay tersentak dan langsung tertawa melihat wajah sang bunda.
"Hahahaha liat unda wajahna lucu"

"Heyy tidak sadar diri hmm lihat ini" raisa memberikan kaca di hadapan Jay. Jay membulatkan matanya dan

"Huhh ini Jay hihihi hahhaha Jay kaya bunda tapi Jay tetap tampan kikiki" Jay dengan pedenya yang melampaui batas dan itu membuat Risa dan Raisa ikut tertawa sampai suara sesuatu mengalihkan perhatian mereka

Tink

"Wah sepertinya kue nya sudah matang"

"Yeyyyy" pekik Jay

"Karena kue nya harus di angkat dan didiamkan terlebih dahulu, maka selagi menunggu alangkah baiklah baby mandi hmm"ujar Risa

"NOo~~!!"













Hayy hayy hayyy gays up nih aku wehheh ouh iyah aku sempet curhat di percakapan jdi jangan lupa mampir dan baca curahan hati author 🗿😭😭😭.

Jangan lupa vote, komen, dan follow

Continuă lectura

O să-ți placă și

126K 9.6K 11
Aelky Fael. Bayi 5 tahun yang harus tinggal terombang ambing kadang di jalanan kadang di panti asuhan karena pada dasarnya anak itu sudah dibuang ole...
206K 10.9K 34
Bercerita tentang cilo dan semua tingkah lakunya yang polos, lucu dan menggemaskan, dimana dia mempunyai pawang yang amat dingin tetapi tidak untuk c...
348K 31.6K 83
Takdir kita Tuhan yang tulis, jadi mari jalani hidup seperti seharusnya.
38.8K 2.4K 18
vincent avrelio adalah seorang presdir muda berusia 22 tahun yang baru saja lulus dari universitas ternama di inggris saat ia baru menduduki posisi...