The Forever Ties -yeonbin

By yeonbadbin

75.2K 14.5K 4.1K

Hanya ada aku, kamu, dan kebahagiaan kita. Mungkin Soobin akan rela jika harus berkhianat kepada keluarganya... More

Prologue.
1. Competition.
2. Match.
3. Information.
4. Reason.
5. Medical.
6. Rival.
7. Group.
8. Prince.
9. Poison.
10. Secret.
11. Focus.
12. Letter.
13. Revealed.
14. Story.
15. Enemy.
16. Wound.
17. Conversation.
18. Life.
19. Beautiful Night.
20. Awkward.
21. Plan.
22. Go Home.
23. Surprise.
24. Queen.
25. Revenge.
26. Night Talk.
27. Parents.
28. Threat.
29. Dormitory.
30. Ring.
31. Midnight.
32. Feeling.
33. Academy.
34. Wish.
35. Relation.
37. Dinner.
38. Confession.
39. Couple.
40. King.
41. Fight.
42. Unexpected.
43. Fact.
44. Pride.
45. Exercise.
46. Hide.
47. Explain.
48. Confident.
49. Ability.
50. Power.
51. Understanding.
52. Archery.
53. Strategy.
54. Recognize.
55. Alliance.
56. Ties.
57. Punishment.
58. Name.
59. Destiny.
60. Painting.
61. Idea.
62. Forest.
63. Shadow.
64. Killed.
65. Dominion.
66. Destination.
67. Action.
68. Line.
69. Palace.
70. Meet.
71. Child.
72. Cousin.
73. Privileged.
74. Fate.
75. Invitation.
76. Rush.
77. Prince Soobin.

36. Market.

927 193 46
By yeonbadbin

Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.

Komen ya, komen jangan lupa.

***
Soobin berpikir jika dia akan makan siang bersama Yeonjun, mengingat laki-laki itu berkata sampai jumpa saat makan siang.

Nyatanya, kelas memanah sang Pangeran, Arabella, dan Marvin baru selesai ketika dia dan Jade sudah selesai dari acara makan siangnya.

Saat mereka kembali ke kelas, barulah rombongan tersebut pergi ke kantin untuk menyantap makan siang mereka.

Ya sebenarnya gak masalah juga sih, nanti juga mereka berdua bakalan bertemu ketika pulang sekolah nanti.

"Ah, untungnya makanan tadi enak, jadi kamu tidak perlu repot-repot untuk memasakkan sesuatu untukku, Soobin."

Soobin melirik kearah Jade lalu segera tersenyum, ya memang sih, masakan kali ini tampak sangat enak dan mudah di nikmati oleh Soobin, Jade, ataupun murid yang lainnya.

"Tapi makan malam nanti kamu bagaimana?"

Jade mendengar itu diam, dia punya roommate yang jauh lebih manja daripada Arabella, bisa dikatakan wanita itu gak bisa diajak kerja sama untuk membuat makan malam.

Karena yang disiapkan oleh sekolah ya, hanya makan siang saja, kalau makan pagi dan makan malam mereka menyiapkannya sendiri.

"Kamu bisa memasak?"

"Kamu mengejekku?" balas Jade yang hanya dibalas dengan kekehan oleh Soobin.

Bisa dilihat kalau wanita itu tidak bisa memasak.

"Datang ke kamarku saja, aku akan membuat makanan untuk makan malam, ajak Arabella dan Marvin juga."

"Benarkah?"

Soobin mengangguk, buat apa juga dia berbohong kepada wanita di sebelahnya itu?

"Pangeran Yeonjun gak keberatan kami berkumpul di kamar kalian?"

"Dia pasti akan baik-baik saja, lagipula memangnya dia kenapa akan keberatan?"

"Siapa tau dia mau makan berduaan saja denganmu bagaikan pasangan pengantin baru-"

Tatapan Soobin langsung tajam mendengar perkataan Jade barusan.

"Ampun, hanya bercanda tau."

"Bercanda atau tidak terlihat sama saja, intinya nanti jam 7 malam, silahkan ke kamar 120 di lantai 5."

"Baiklah, mama."

Jade langsung menjauhi Soobin setelah mengatakan hal tadi.

Sedangkan Soobin cuma bisa menggelengkan kepalanya.

Mungkin dia akan ke pasar dulu untuk mencari bahan masakan yang akan dia gunakan untuk membuat makan malam.

Pasarnya tidak jauh dari akademi ini, jadi mudah sekali menemukan bahan masakan disana.

Seperti apa yang dia lakukan saat ini, Soobin keluar dari kelas bersama Jade, namun wanita itu berkata kalau dia harus ke kelas lain dulu untuk menemui temannya.

Teman Jade tentu saja bukan hanya rombongan Luna, tapi dia punya teman yang lain, teman asli, bukan teman palsu yang selama ini wanita itu jalani.

Kaki Soobin berjalan kearah gerbang, untuk keluar dari area akademinya, bukan menuju ke gedung asramanya.

Namun tangannya di tahan oleh seseorang membuat Soobin menoleh.

"Ah Pangeran, kenapa?" tanya Soobin yang berhenti dari berjalannya sambil tersenyum kearah Yeonjun yang baru saja menahan tangannya tadi.

Yeonjun menunjuk kearah gedung asrama yang tidak jauh dari mereka.

Soobin juga ikut menoleh kearah sana sebelum kembali menatap ke Yeonjun.

"Gedung asrama disana, kamu tidak lupa kan? Jangan bilang kamu mau kembali ke rumah?"

"Aku tau, tapi kali ini aku bukan mau pulang ke rumah, melainkan ke pasar yang jaraknya 100 meter dari sini," balas Soobin yang membuat Yeonjun akhirnya mengerti.

Tangannya melepaskan lengan Soobin, lalu langkah kakinya mengikuti Soobin.

"Aku akan menemanimu kesana."

"Benarkah?"

"Ya," balas Yeonjun yang membuat Soobin mengangguk, dia senang jika memang akan di temani untuk berbelanja ke pasar.

Mereka berdua berjalan melewati murid-murid yang lain, rata-rata dari mereka naik kereta kuda sih untuk pulang ke rumah mereka.

Ada juga yang menetap di asrama, kalau yang jalan kaki biasanya rakyat biasa sama seperti Soobin.

Ketika ada yang mendahului mereka, para murid tersebut pada menundukkan kepalanya dulu ke Yeonjun sebelum berjalan pergi dari hadapan mereka.

"Padahal aku tidak terlalu gila hormat sih, apalagi ini bukan di daerah kekuasaanku sama sekali," ucap Yeonjun ketika ada yang baru saja menundukkan kepalanya sebelum berjalan pergi mendahului dia dan Soobin.

"Mau bukan di daerah kekuasaan juga, Pangeran memang harus dihormati oleh aku dan rakyat yang lainnya," balas Soobin yang cuma bisa mendengar Yeonjun menghela nafasnya.

Kaki mereka kembali berjalan menuju ke sebuah pasar yang dibicarakan oleh Soobin.

"Aku akan membuat makan malam untuk aku, Pangeran, Jade, Arabella, dan Marvin, maaf ya kalau kamar jadi sedikit ramai malam ini, lagipula aku kasihan saat melihat Jade kebingungan dengan apa yang akan dia makan malam ini," ucap Soobin yang hanya dibalas dengan anggukkan oleh Yeonjun.

"Ya, tidak masalah Soobin, lagipula aku tidak keberatan sama sekali, keberadaan mereka juga cukup membuat dirimu terhibur bukan?"

Soobin saat mendengar reflek tersenyum, ya itu benar, setidaknya dia terlalu merenungkan apa yang terjadi kepadanya belakangan ini.

Setidaknya juga Soobin gak terlalu memikirkan tentang kematian orang tua dan keluarganya lagi.

Tapi Soobin tetap gak akan melupakan apa yang akan dia lakukan, yaitu balas dendam kepada Raja.

Dia akan melakukannya, namun nanti, tidak sekarang.

"Pangeran mau makan apa?"

"Kamu yang akan memasak, kenapa malah bertanya kepadaku?"

"Siapa tau Pangeran ingin memakan sesuatu? Lagipula aku pendengar yang baik."

"Kamu benar-benar wajib di puji, karena sangat percaya diri, Soobin."

Soobin hanya tertawa kecil sebelum mereka akhirnya sampai di pasar.

Orang-orang yang ada di pasar ini tampaknya pada mengenal Yeonjun, lagipula daerah ini bukankah di tengah-tengah area kekuasaan Kerajaan Elston dan Kerajaan Willowind.

Mungkin mereka heran bagaimana bisa ada seorang Putra Mahkota datang ke pasar tanpa ada pengawal di sisinya.

Yeonjun juga tidak butuh pengawal sih, dia bisa menjaga dirinya sendiri, kekuatan pengawalnya rata-rata ada dibawahnya semua.

Tapi Yeonjun gak akan meremehkan mereka juga sih.

"Jadi apa yang ingin anda makan?"

Soobin masih menanyakan pertanyaan yang sama seperti tadi.

"Entah, aku akan memakan apapun yang kamu masak, jadi jangan terlalu membebankan diri sendiri, Soobin."

Soobin yang kali menghela nafasnya, ya mau bagaimana lagi, jika sang Pangeran sudah berkata seperti itu, maka Soobin akan masak sesuai apa yang ingin dia makan saja.

Semoga saja ketiga temannya itu tetap suka dengan hasil masakannya nanti.

Mata Yeonjun memperhatikan ada cukup pengunjung di pasar ini dan mereka membayar belanjaan mereka menggunakan uang dari Kerajaan Elston.

Walaupun area ini di tengah-tengah antara Kerajaan Willowind dan Elston, tetap saja Kerajaan Elston yang lebih berkuasa di area ini.

Yeonjun sebenarnya tidak mempermasalahkan sih, lagipula jika memang dipermasalahkan, dia mana mungkin bisa sebebas ini berada di area ini.

Ayahnya itu juga tidak mencari masalah dengan Kerajaan Elston, malah berteman baik dengan sang Raja nya.

Tiba-tiba Yeonjun teringat dengan Albert yang merupakan Putra Mahkota dari Kerajaan Albert yang dia temui ketika dalam perjalanan pulang ke istananya.

Laki-laki itu mengancam dirinya karena berdekatan dengan Soobin.

Lagipula atas dasar apa coba Albert mengancamnya? Karena dia dekat dengan Soobin? Lucunya.

"Kamu kenal dengan Albert?"

Soobin yang baru saja selesai membayar belanjaannya menoleh kearah Yeonjun.

"Albert? Maksud anda Pangeran Albert?"

Ah benar juga, jika hanya menyebut nama, Soobin pasti akan bingung juga, karena yang punya nama Albert bukan hanya sang Putra Mahkota dari Kerajaan Elston saja.

"Aku akan mengganti uang belanjaannya nanti."

"Ih, kenapa malah bahas uang sih? Lagipula tadi kan Pangeran bahas tentang Albert? Pangeran Albert?"

Yeonjun melihat Soobin yang merenggut ketika dia malah memotong pembicaraan kearah yang lain.

"Ya, Pangeran Albert, kamu mengenalnya?"

"Aku tidak kenal secara dekat, lagipula mana mungkin, bukan? tapi tentu saja semua orang-orang disini mana mungkin tidak kenal dengan Putra Mahkota dari Kerajaan Elston, lagipula ada apa Yang Mulia, anda mengenalnya?"

"Ya, tapi sama sepertimu, aku tidak terlalu kenal sekali kepadanya."

Soobin lalu melihat Yeonjun yang merebut kantong belanjaan yang dia pegang tadi.

"Biar aku yang bawa dan kamu fokus belanja saja."

Mendengar perkataan dari Yeonjun barusan membuat kedua pipi Soobin memerah karena malu, kenapa mereka bagaikan seorang pasangan sih?

Soobin mencoba untuk tetap tenang, jangan biarkan rasa malunya itu menghalangi dirinya.

"Tapi yang aku ketahui Kerajaan Willowind dan Kerajaan Elston berhubungan baik."

"Hanya Rajanya saja, tidak dengan anaknya, lagipula aku dari awal tidak terlalu menyukai Albert."

Soobin mendengar itu cuma bisa bingung, tadi Yeonjun berkata kalau dia gak terlalu kenal sama Albert.

Tapi Pangeran juga tidak terlalu suka sama Albert, jadi Pangeran itu kenal atau tidak?

"Kenapa?"

"Kamu lihat saja tampangnya yang sangat cari perhatian itu."

Soobin mendengar Yeonjun mengatakan hal itu hanya tertawa.

"Lucu sekali astaga, tapi aku juga tidak terlalu menyukainya, alasannya juga sama seperti anda," balas Soobin sambil tertawa membuat Yeonjun tersenyum.

Ya memang lebih baik melihat Soobin tertawa seperti ini daripada melihatnya bersedih sepanjang hari ketika ditinggal semua anggota keluarganya, ya wajar juga sih jika Soobin bertingkah begitu.

"Tapi kamu benar-benar tidak pernah bertemunya secara langsung kan, Soobin?"

"Tidak, aku hanya melihatnya ketika ada suara acara saja, itupun jaraknya jauh sekali diantara ribuan orang."

"Baiklah, sekarang sudah selesai belanjanya?"

Soobin mendengar itu mengangguk, dia sudah selesai belanja bahan untuk memasaknya, sekarang mereka berdua berjalan kembali menuju ke gedung asrama akademinya itu dengan membicarakan banyak hal.

Artinya Yeonjun mengetahui kalau Soobin tidak tau soal Albert yang ingin menjadikan Soobin sebagai pasangannya.

Sebelum hal itu terjadi, Yeonjun akan bertindak lebih dulu dibandingkan Albert, laki-laki itu tidak ada apa-apanya dibandingkan dirinya, entah kenapa Yeonjun sedikit kesal mendengar ucapan Albert pada saat itu, mungkin karena dia memang mempunyai perasaan kepada Soobin, makanya dia gak mau laki-laki di sebelahnya itu menjadi pasangan orang lain.

Tanpa Soobin sadari, jika cincin yang dia kenakan mengeluarkan cahaya lebih terang dari sebelumnya.

Tbc.

Cincinnya bercahaya itu ketika perasaan Yeonjun sama Soobin lagi terkoneksi gitu, jadi itu alasannya, anggap aja Arabella yang ngasih tau, walaupun bakalan di kasih tau juga sih di part selanjutnya.

Semangat puasanya ya gais, xixixi.

Ok, semoga suka, vote dan komen jangan lupa.

Sampai jumpa di part selanjutnya.





























Salam,











Anaknya Taekook.

Continue Reading

You'll Also Like

444K 4.7K 85
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
238K 29.7K 36
Teori klasik dari benci, kekuasaan, permusuhan, balas dendam, kebebasan, dan cinta. Tapi tidak ada yang percaya pada syair terakhirnya. HEEJAKE FANFI...
88K 8.2K 91
(On Going) Orang-orang melihat nya sempurna tpi bukan berarti dia tidak mempunyai kekurangan ia hanya pandai menyembunyikan saja
202K 33.4K 133
Beomgyu masuk ke dunia esport karena ingin bebas dari dunia kerajaan, namun bukan hanya kebebasan yang dia dapat, tapi juga cinta. #1 in beomtae || 3...