Jayden Novandra Lexam (Transm...

Styhanh587

219K 10.7K 323

Krek "Adu duhh Jay Jay turun turun" ujarnya mengaduh karena bagian pinggangnya terasa bergeser. . . . "Huh op... Еще

prolog
satu
dua
tiga
empat
Lima
enam
Intro
tujuh
delapan
sembilan
sepuluh
sebelas
duabelas
tigabelas
14. Ngambek
15.flashback 3 tahun lalu
16.mama dan papa
info
17.Tidak sesuai
18.Tantrum
19.Bayi sakit
20.Ikut mama dan abang
21.Pertandingan
22.Kaka
23.Abang tampan
24.Kenalan
25.STAAR LEIDER
26.Keluarga besar
27.Ayah dan bunda
28. Coco
29.Mandi hujan
30.Berubah??
31.Papi jelek
33.Trauma dan kakak
34.Sekolah dan apel
35.Daddy
36.Pantai
37.Pantai2
38.Abang Tedy
39.Sensitif
40.Sahabat lama
41.Perkara keracunan
42.Terlambat,macet
43.New School and new friends
44.Hukuman
45.Mommy??
46.Bencana
47.bertemu
48.Fakta
49.Janji
50.Rindu
51.Sadar?
Promosi bentar
52.Abang nakal!
53.End
Epilog
yuhu S2 dah rilis nih

32.Opa bodoh

2.8K 143 17
Styhanh587

.
.
.
"Ayo kuda jalan yang bener ish" ujar bocah yang sedang bermain kuda kudaan bersama pria paruh baya yang tampak tretekan.

Krek

"Adu duhh Jay Jay turun turun" ujarnya mengaduh karena bagian pinggangnya terasa bergeser.

"Tuan besar kau baik baik saja" ujar Roy dan Gavin bersamaan yah itu Roy dan Gavin yang sedang membantu tuan besarnya berdiri dan menemani John dan Jay bermain di tempat bermain di mansion itu.

"Huh opa nih baru satu putaran saja sudah seperti itu hulp" Jay berujar tanpa dosa.

John hanya memutar bola matanya malas sambil berjalan sedikit membungkuk karena tulang pinggang nya yang terasa ngilu setelahnya duduk di sofa tunggal.

"Hahhh astaga aku ingin mati saja rasanya" ujar John

"Ya sudah mati saja kalau gitu" Jay polos

"Tuan kecil anda jangan bicara seperti itu itu tidak baik" Roy mencoba untuk tidak tertawa atau tersenyum akan interaksi dari kakek dan cucu itu.

"Cucu laknat emang"cicit John untung sayang pikir John.

"Ihhh ayo opa lagi ayooo" Jay mendekat ke arah sang opa menarik narik tangan John.

"Sayang pinggang opa sakit jadi bersama Roy saja yah menggantikan opa"

"Ishh kan om Roy dan om gavin udah tadi malah hampir sepuluh putaran dan opa satu putaran saja sudah hampir ringsek begini cih lemah" ujar Jay sinis menatap remeh sang opa

Hahh "terserah mu bocah aku sudah tua pantas saja sakit dan lanjutkan saja dengan Roy tidak ada bantahan" John menghela nafas sambil memijat pelipisnya pening akan tingkah dan ucapan julid Jay ntahlah kenapa cucunya yang satu ini begitu cerewet.

Jay mulai berkaca kaca dan melengkungkan bibirnya ke bawah
"Opa sudah janji ke Jay katanya kalau Jay makan bubur dan minum obatnya akan bermain kuda kudaan dengan opa opa jahat hiks opa ingkar janji hiks hiks" Jay mulai menangis sungguh opa nya ini pendusta tidak menepati janjinya.

(Seperti janjinya untuk terus bersama namun pergi begitu saja tanpa kepastian eaaaa author abaikan 🗿😭).

Hahh "baiklah baiklah baby jangan menangis hmm" ujar John kalang kabut ia bingung cara menenangkan bayi menangis bagaimana mungkin jika Hani mudah karena orangnya tidak suka membantah beda dengan Jay tapi ntah John tidak bisa marah terlebih dengan ekspresi dan tingkah gemas Jay yang selalu membuatnya urung marah terhadap cucunya yang satu ini.

John mengangkat Jay ke pangkuannya meski pinggangnya masih ngilu tapi tidak apa lah pikirnya masih bisa tahan karena Jika Jay terus menangis nanti suhu tubuhnya akan naik dan pasti akan berimbas padanya karena John sudah di ancam oleh anak sulung nya Johan.

"Sudah jangan menangis hmm" John mengusap usap punggung Jay.

"Shittt pinggang bertahanlah..." Batin John

Roy yang melihat tuan besar lexam itu merasa iba dan langsung mengangkat Jay ke gendongan koalanya dan langsung mengarahkan handphone yang ternyata sudah ada Jovan di sana yang memang ternyata sedari tadi melihat tingkah nya dengan sang kakek.

"Lihat lah tuan muda kecil"

Jay masih menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Roy namun suara seseorang membuat Jay langsung mengangkat kepalanya.

"Baby"

"Ugh Abang Abang Joo hikss huaaa" tangis Jay mengambil alih hp milir Roy lalu ia peluk itu membuat John dn Roy terkekeh begitu juga dengan Jovan.

"Berhenti menangis hmmm ada apa kenapa baby menangis siapa yang buat baby nya Abang ini menangis hmm" ujar Jovan lembut sambil melihat wajah menggemaskan adiknya.

"Hiks itu karna opa opa nakal hiks opa pendusta Abang"

"Fllttttt" Roy dan Gavin yang sedari tadi mendengar dan melihat mencoba menahan tawa, sedangkan Jovan di sana sudah tertawa karena perkataan adik bungsunya itu.
John hanya memutar bola matanya malas.

"Heh bocah tau apa kau tentang dusta hah" ujar John

"Ugh tau lah"

"Memang apa itu dusta baby" ujar Jovan

"Hmmm ingkar janji lah begitu saja tidak tau dasar opa bodoh" Jay sinis

"Hehh siapa yang bertanya siapa yang di kata bodoh hah" ujar John tak terima

"Hahhh betapa bodohnya orang yang ingkar janji dan Abang Jo itu pintar karena ia bekerja dan opa malah bermalas malasan di sini" Jay julid

"Hehh bocah aku di sini karena aku harus mengurus bocah nakal seperti mu Jika tidak tentu aku akan pergi bekerja" John tak kalah sinis. Jovan Roy dan Gavin hanya bisa geleng geleng kepala melihat interaksi dua orang berbeda usia itu. Dan posisi Jay berdiri menghadap sang opa dengan Roy yang mengarahkan pada Jay dan sesekali pada sang opa.

"Jay tidak nakal!"

"Nakal!"

"Tidak!"

"Nakal nakal dan nakal!!"

Jay melengkungkan bibirnya ke bawah
"Abang liat opa nakal" Jay berkaca kaca menatap Jovan dari layar. Ahh sungguh Jovan arasa ingin segara pulang dan menerkam adik bungsunya itu dan mengurungnya sendiri.

"Hey pak tua jangan berbicara sembarangan Jay itu anak baik benarkan Roy"

"B-benar sekali tuan muda" ujar Roy sambil menahan tawa.

"Hehehe wleeee" Jay menatap remeh John dan menjulurkan lidahnya mengejek.

John hanya memutar bola matanya jengah

"Baby Abang ada meeting sekarang Abang matikan hmm" ujar Jovan sebenarnya ia masih memiliki banyak pekerjaan tapi karena ia juga masih merindukan bayi besarnya itu jadilah ia menunda pekerjaannya.

"Ughh noo Abang jangan Jay masih rindu Abang" Jay menatap Jovan memelas.

"Nanti Abang telpon lagi okke"

"Abang kapan pulang"cicit Jay menunduk sedih

"Iyaa Abang akan segara pulang Abang janji hmm jangan bersedih dan bersikap baiklah dan menurut pada Abang abim dan ayah begitu juga opa okke" Jay mendongak dan mengangguk setuju.

"Baiklah cum pipi Abang dulu" Jovan mendekatkan mereka dengan posisi di pipinya

Jay tersenyum dan
Cup

"Bye bye Abang semangat kerja nya nanti bawa setobeli yang banyak buat Jay pulang dari sana"

"Iya baby Abang janji ya sudah bye sayang"

"Byee Abanggggg" Jay sambil melambaikan tangannya antusias

Tutt

Setelahnya Jay hanya menunduk sedih ia ingin bersama Abang sulungnya.
John yang mengertipun mengangkat Jay ke pangkuannya. Memeluk Jay dan mengelus punggung sempit itu.

"Hiks mau bang Jo opa"

"Kan tadi Abang sudah bilang akan segera pulang jadi baby harus menunggu okke" Jay hanya mengangguk. "Ayo sekarang bobo ini sudah waktunya tidur siang".

John berdiri ini sudah aga mendingan menurutnya meskipun aga masih terasa ngilu

"Jay Jay di gendong Roy saja yah" ujar John kenapa pinggangnya tambah ngilu pikirnya.

Jay hanya menggeleng dan mengeratkan pelukannya terhadap sang opa. John hanya pasrah namun saat berjalan ia tidak terlalu berhati hati karena fokus pada rasa sakit di pinggangnya dan

Srett

Bruk

Kretek

AAAAAAKKKKKHH SIALAN!!

HUAAAAAAAAAAAAA

TUAN BESAR!

                     🧸🍓🧸🍓🧸

"Tuan besar apa anda yakin sudah tidak apa, apa perlu saya memanggil dokter" ujar Roy meringis saat beberapa saat lalu besarnya terpeleset mainan mendengar suara kretekan nyaring dari pinggang John dan di barengi umpatan dan tangis Jay karena kaget ikut terjatuh namun untung jatuh di tubuh tegap sang opa. Dan jangan salah John ini meski sudah tua Bangka tapi badannya masih bagus karena pola makan dan kegiatannya nge gym nya yang teratur.

"Aku sudah tidak apa Roy, gavin lihat lah ini" ujar John malah lompat dan menggerakkan sedikit tubuhnya ke kanan dan ke kiri.

"Hahh sepertinya aku harus berterima kasih pada mainan itu karena sudah membuat pinggangku terasa lebih baik dari sebelumnya" ujar nya tersenyum lebar menatap Roy dan Gavin bergantian.

Roy dan Gavin hanya tersenyum kikuk dan kalau ada yang bertanya kemana Jay. Jay sekarang sudah tertidur karena lelah menangis di tambah botol susu yang tersumpal mulutnya dan Jay sedang tidur di tempat tidur sang opa.

"Tuan sepertinya diaper tuan muda sudah penuh saya akan menggantinya dulu" ujar Roy mendekat sambil membawa tas berisi perlengkapan Jay yang ia bawa tadi.

"Hahh apa katamu?"

"Diaper tuan popok jika anda tidak tau" sedikit kurang Ajar memang Roy nih😭

"Hah aku tidak tau kalau cucuku yang satu itu masih menggunakan popok" heran John mengapa ia tidak menyadari bahwa Jay memakai popok saat tadi menggendong dan memangku Jay.

"Iyaa tuan itu adalah peraturan dari tuan muda Jovan sendiri tadinya tuan kecil memang tidak mau namun tuan muda memaksa jadi sejak saat itu tuan kecil pun mulai nyaman dan sampai sekarang tidak membantah lagi saat memakai popoknya" panjang lebar Roy.

Dan hanya di balas anggukan oleh John pikirnya tidak buruk juga.

Drttttttt

Drtttttt

Drtttttt

"Handphone siapa itu yang bersisik" John

"Berisik tuan" Gavin membenarkan

"Yaa itu maksudnya" John

"Ahh hp ku ternyata" John dengan sifat rondomnya yang keluar.

"Father"

"Hmmm"

"........"

"Yaa bocah nakal itu aman dia sedang tidur"

"........"

"Hahh baiklah aku akan ke sana"

"........."

"Yaa yaaa aku akan cepat"

Tuttt

"Hahhh dasar anak durhaka"gumamnya

"Roy jaga Jay aku akan pergi ke perusahaan sebentar setelahnya aku akan pulang kembali"

"Dimengerti tuan"

Setelahnya John dan Gavin asisten pribadi/tangan kanannya pergi menuju perusahaan dan jangan lupakan pengawal yang senantiasa mengikutinya.

.
.
.

Skip pukul 11:40 siang

"Tuan kecil kau dimana" ujar Anton yah Anton dan beberapa Bodyguard yang lain termasuk Roy sedang kelimpungan mencari tuan kecil mereka.

Saat Roy pergi ke kamar mandi untuk menuntaskan hajatnya namun langsung kaget karena tuan muda kecilnya sudah tidak berada di tempat. Dan tentu semua kalang kabut termasuk para maid karena tuan tuan besar mereka mungkin akan datang sebentar lagi untuk makan siang bersama.

Di tempat lain alias di atas pohon apel terdapat bocah yang tengah santainya memakan apel tersebut tanpa menghiraukan kan keributan di dalam mansion karena ulah dirinya siapa lagi kalau bukan Jay

Jay terbangun dari tidurnya mendapati tempat atau kamar milik sang opa tidak ada siapapun dan kebetulan pintu kamar itu tidak tertutup sepenuhnya jadilah Jay langsung mengajak Coco mengelilingi mansion sendiri tentu dengan sembunyi sembunyi karena takut ia akan ketahuan terutama oleh opa nya karena pikir Jay sang opa masih berada di mansion.

Jay tadinya bingung ingin pergi ke sudut Mansion yang mana namun tujuannya malah terhenti di halaman belakang dengan melihat pohon apel sedikit tinggi namun Jay yang tergiur oleh buah apelnya ntah kenapa bisa memanjatnya dengan mudah dan membiarkan Coco tetap di bawah karena takut terjatuh nanti sakit pikir rondom Jay.

"Haisss di mana kau tuan muda kecil" ujar Roy karena bisa bisa nanti tuan besar terutama tuan Johan bisa melubangi kepalanya Jika terjadi sesuatu pada bayi besarnya itu.

"Asatagaa tuan muda kecil turun lah taun kecil anda bisa terjatuh" ujar salah satu maid/ketua dari para maid di mansion Javier sebut saja bi Inah.

Roy yang mendengar itu langsung menyusul ke sana dengan Anton juga dan terkejut melihat tuan muda kecilnya yang sedang santai duduk di atas pohon sambil memakan buah dan parahnya tidak di cuci dulu.

"Tuan kecil ayo cepat turun tuan anda bisa terjatuh" Roy kalang kabut.

"Ckk om om berisik ishh"

"Tuan muda kecil ayo turun tuan besar sebentar lagi akan sampai anda bisa di marahi nanti" ujar Anton mencoba merayu Jay.

"Jay tidak perduli tuh wleeeee" Jay malah mengulurkan lidahnya mengejek.

"Heyy Roy sedang apa kalian si sana"

Deggg

Sial

"Ahh t-tuan John dan tuan Johan selamat siang dan selamat datang"

"Di mana baby" tanya Johan karena mereka berdua masih belum menyadari bahwa Jay di atas pohon.

"Jay di sini ayahhh!!" Ujar Jay melambaikan tangannya kepada Johan dan John

"Astagaaaaa bocah apa yang kau lakukan di atas sana" syok Jhon memijat plipisnya sungguh untung ia tidak punya darah tinggi.

"Baby apa yang kau lakukan ayo turun" Johan menatap was was namun tertutup dengan mata tajam dan wajah datarnya.

"Mas kenapa" ujar Risa mendekat karena heran kenapa suaminya berada di halaman belakang apalagi cuaca sudah panas seperti ini dan ia juga aga sedikit aneh kemana Jay?

"Lihat itu" ujar Johan menunjuk dengan dagunya.

"Astagaaaa baby apa yang kau lakukan di sana nak ayo turun" ujar Risa kaget

"Tidak mau" Jay menggeleng sambil besendekap dada.

"Baby kau bisa terjatuh sayang ayo turun yah Jay emang tidak takut hmmm"

"Takut apa unda di sini tidak ada apa apa lagian Jay hanya ingin makan buah hulp"

"Jay tidak tau yah pohon ini ada penunggunya seorang perempuan berambut panjang dan baju berwarna putih ihhh seram nanti ia akan menculik siapapun yang berani mengambil buah atau memanjat pohon ini" dusta Risa mencoba untuk membujuk Jay

"Jay tidak takut tuh... Lagian unda kenapa harus jauh jauh ke belakang mansion di pohon ini di dalam mansion juga ada tuh malah mungkin lebih seram" ujar Jay sambil menggut apel nya.

"Siapa baby" heran Jeni yah Jeni memang ada di sana bersama Risa tadi hanya sja Jani hanya bisa diam sambil menutup mulutnya syok.

"Momy rambutnya panjang Jay pernah liat momy pake baju putih dan muka nya yang berwarna hijau benar benar seram" Jay sedikit bregidig mengingat kejadian beberapa bulan yang lalu melihat sang momy berdandan seperti Kunti. Axel bisa tau karena ingatan dari Jay asli yah.

"Flllttttttt hahhahahahaa" Risa dan Hani langsung tertawa terpingkal pingkal terutama saat melihat sendiri tubuh cucu dan putra bungsunya itu bergidik. Johan John para bodyguard dan maid juga tertawa kecil dan terkekeh lucu sekali pikirnya.

"Isshh jangan tertawa itu tidak lucu yak" Jay memanyunkan bibirnya.

"Hahh sudah sudah sekarang kau turun anak monyet cepat" John berujar tanpa dosa dan

Pletak

Adu duhh

"Sakit honey" ujar John menatap sang istri yang menjitaknya kuat

"Dia ini cucuku jangan membandingkannya dengan monyet kau berkata anak monyet secara tidak langsung kau mengatai Javier yang notabennya adalah anakmu sendiri berarti kau juga monyet" ujar sinis Jeni menatap tajam sang suami.

"Hahhahahaa" itu membuat yang lain langsung tertawa begitu juga Jay.

"HAHHAHA monyet opa monyet tua Bangka bau tanah" dan seketika suasana hening

"Hehh dengar dari mana kata itu hah tidak sopan" John menatap tajam Jay

"Jay dengar dari Abang Shawn" Jay santai

"Ahhh anak sialan itu sepertinya hukumannya akan bertambah" gumam Johan.

"Sekarang baby ayo turun ini sudah waktunya makan siang memang baby tidak lapar hmm" ujar Risa setelah menetralkan nafasnya karena lelah tertawa.

"Hmmm ngga mau Jay mau di sini aja adem"

"Baby jika tidak ayah akan merobek bonekamu sekarang juga" Johan memberikan ancaman.

Jay langsung melotot dan
"Baiklah baiklah Jangan menyandra coco seperti itu dia tidak bersalah" Jay

"Flllttttttt" Risa dan jani mencoba menahan tawa

"Ayo baby kenapa diam"

"HUAAAAAAAA TAKUTTTTTT"














Hay Hay hayy giaman pada suka ngga kalau ada yang kurang berkenan dari kata katanya maaf yah buat hiburan ajh.

Jangan lupa vote,komen, dan follow akun aku yah byeee👋💙

Продолжить чтение

Вам также понравится

Semesta Rafka (END) Kikim

Художественная проза

305K 24.3K 28
Hanya Rafka, seorang anak kecil yang mengerti bahwa dunianya tidak bisa berjalan sesuai keinginannya. Semua seakan menjauh dari Rafka, sejauh jarak a...
164K 17.8K 17
Musuh Dominic berhasil menyelinap kedalam Mansion, dan bermaksud menculik salah satu dari sikembar. apa yang terjadi dengan informasi nya, informasi...
GREAT GIRL api 💥

Разное

1.6M 51.4K 34
"Setiap pertemuan pasti ada perpisahan." Tapi apa setelah perpisahan akan ada pertemuan kembali? ***** Ini cerita cinta. Namun bukan cerita yang bera...
Baby Ael Alyaa

Фанфик

123K 9.5K 11
Aelky Fael. Bayi 5 tahun yang harus tinggal terombang ambing kadang di jalanan kadang di panti asuhan karena pada dasarnya anak itu sudah dibuang ole...