The Forever Ties -yeonbin

By yeonbadbin

75.8K 14.6K 4.1K

Hanya ada aku, kamu, dan kebahagiaan kita. Mungkin Soobin akan rela jika harus berkhianat kepada keluarganya... More

Prologue.
1. Competition.
2. Match.
3. Information.
4. Reason.
5. Medical.
6. Rival.
8. Prince.
9. Poison.
10. Secret.
11. Focus.
12. Letter.
13. Revealed.
14. Story.
15. Enemy.
16. Wound.
17. Conversation.
18. Life.
19. Beautiful Night.
20. Awkward.
21. Plan.
22. Go Home.
23. Surprise.
24. Queen.
25. Revenge.
26. Night Talk.
27. Parents.
28. Threat.
29. Dormitory.
30. Ring.
31. Midnight.
32. Feeling.
33. Academy.
34. Wish.
35. Relation.
36. Market.
37. Dinner.
38. Confession.
39. Couple.
40. King.
41. Fight.
42. Unexpected.
43. Fact.
44. Pride.
45. Exercise.
46. Hide.
47. Explain.
48. Confident.
49. Ability.
50. Power.
51. Understanding.
52. Archery.
53. Strategy.
54. Recognize.
55. Alliance.
56. Ties.
57. Punishment.
58. Name.
59. Destiny.
60. Painting.
61. Idea.
62. Forest.
63. Shadow.
64. Killed.
65. Dominion.
66. Destination.
67. Action.
68. Line.
69. Palace.
70. Meet.
71. Child.
72. Cousin.
73. Privileged.
74. Fate.
75. Invitation.
76. Rush.
77. Prince Soobin.

7. Group.

1.1K 209 103
By yeonbadbin

Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.

Komen ya, komen yang banyak.

***
Langit mulai gelap dan sesuai perkataan Yeonjun sebelumnya, mereka akan memilih untuk memasang tenda di bandingkan harus terus berjalan untuk melanjutkan perjalanan mereka.

Dan tepat bagusnya mereka selama itu juga tidak menemukan grup lain juga.

Soobin, Yeonjun, dan Marvin segera memasang tenda yang akan mereka tempati selama satu malam sebelum paginya mereka harus segera kembali berjalan pergi menelusuri hutan yang sangat luas dan juga tidak tau kapan mereka bisa menuju ke lautnya.

Yang jelas itu pasti membutuhkan waktu yang cukup banyak sekalipun mereka terus berjalan.

Mereka memasang dua tenda, ya memang mau pasang berapa tenda coba? Satu tenda untuk Jade dan Arabella, lalu  satu tenda lainnya akan di tempati oleh Yeonjun, Soobin, dan Marvin.

Soobin pikir Yeonjun itu gak ahli memasang tenda, tapi buktinya cowok itu lebih berkontribusi saat ini di bandingkan dia dan Marvin, soalnya mereka berdua agak payah melakukan hal ini.

Untuk ukuran seorang Pangeran, cowok itu benar-benar terlalu mandiri dan bisa melakukan apapun sendiri.

Pantas saja tidak ada pengawalnya yang berada satu grup dengan mereka.

"Darimana kamu belajar memasangnya, Pangeran?"

"Panggil Yeonjun saja, tidak perlu ada embel-embel Pangeran karena aku bahkan tidak berada di area Kerajaanku sama sekali," balas Yeonjun yang lebih memperhatikan panggilan yang dikatakan oleh Marvin tadi.

Namun Marvin bersikeras tidak mau melakukannya karena Yeonjun itu adalah Putra Mahkota dari Kerajaan Willowind yang sangat berpengaruh untuk wilayah mereka.

Walaupun mereka berada di wilayah lain, tetap saja tidak mungkin ada orang yang tidak mengetahui Kerajaan Willowind.

"Itu tidak sopan, Yang Mulia."

Yeonjun hanya bisa menghela nafasnya, lalu dia selesai memasang tenda yang akan menjadi tempat mereka istirahat itu.

"Terserah kalian saja, tapi aku belajar memasang hal-hal seperti ini secara otodidak-"

"Serius? Bukan belajar dari pengawalmu gitu?" balas Soobin yang mendengar jawaban dari Yeonjun barusan.

Karena cukup sulit di percaya jika hal itu dilakukan secara otodidak tanpa mencari tau bagaimana memasangnya.

"Aku bukan Pangeran manja yang selama ini ada di pikiranmu, Soobin," jawab Yeonjun yang menoleh kearah Soobin.

Mereka berdua saling bertatapan dengan sengit dan ada Marvin yang cuma bisa menoleh dengan bingung, kenapa dua orang ini selalu saja berantem karena sebuah hal yang bahkan gak penting untuk di permasalahkan sama sekali.

"Lagipula aku harus meneruskan tahta Kerajaan, jadi tidak mungkin semuanya harus serba di layani oleh pengawal, bukan?"

Lanjutan dari perkataan Yeonjun membuat Soobin mendengus dan menoleh kearah lain setelah bertatapan dengan sengit bersama Yeonjun barusan.

Marvin tampak cukup lega, dia pikir Putra Mahkota dan warga desa biasa itu akan terus berdebat berujung saling bertanding di hadapannya.

"Ada masalah?" tanya Arabella yang baru saja kembali bersama Jade yang berdiri di sebelahnya.

Dua perempuan itu memang disuruh oleh Yeonjun untuk pergi ke sungai yang gak jauh dari mereka, ya untuk bersih-bersih, walaupun mereka tidak terbiasa dengan hal itu, tapi setidaknya mereka harus bisa beradaptasi mengingat mereka mana mungkin gak mandi-mandi selama camp ini berlangsung.

Mereka itu bawa perlengkapan selama camp, tujuan mereka memang ke laut dan juga bertanding bersama grup lain, tapi bukan berarti mereka gak mandi juga.

"Tidak ada, hanya sedikit bersitegang tadi," ujar Marvin yang malah membuat Jade dan Arabella tambah penasaran.

Yeonjun yang memperhatikan hal tersebut segera berjalan pergi dari sana tanpa mengatakan apapun.

Ah tidak, Yeonjun menoleh sambil menoleh kearah Soobin.

"Ayo cari kayu bakar untuk buat api unggun, Marvin tolong jaga mereka selama kami pergi," ucap Yeonjun yang membuat Soobin segera berjalan mengikuti Yeonjun.

Sedangkan Marvin mengernyitkan alisnya, dua orang itu gak akan melanjutkan perdebatan mereka dengan alih-alih mencari kayu bakar, bukan?

Selama perjalanan mencari kayu bakar, Soobin dan Yeonjun tidak mengatakan apapun saat ini, tidak ada lanjutan perdebatan yang mereka lakukan sebelumnya, hanya saling diam dan membiarkan suara jangkrik yang mulai terdengar di telinga mereka berdua.

"Mau sampai kapan kita berjalan?" tanya Soobin yang akhirnya memulai pembicaraan di antara mereka berdua.

Lagipula mereka itu sudah cukup dari jarak tenda yang mereka pasang tadi.

"Diam dulu, Soobin."

Soobin mendecih, nih Pangeran pasti hanya alasan saja mengajaknya cari kayu, aslinya dia mau ngajak berantem.

"Tuh lihat, ada kayu tinggal ambil lalu kembali ke tenda," ucap Soobin sambil menunjuk kayu yang tidak jauh dari pandangannya.

Yeonjun melirik kearah kayu-kayu tersebut dan cuma bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Semua kayu tampak sekali basah akibat terkena air hujan, percuma jika mengambilnya, api tidak mungkin akan muncul jika kayunya saja basah, kamu tentu saja tau, Soobin?" ucap Yeonjun sambil memperhatikan kayu-kayu yang basah tersebut.

Soobin mendengar itu cuma bisa menoleh kearah lain dengan malu, malu karena dia merasa bodoh, mana mungkin juga kayu basah dan tentu saja lembab itu cocok untuk dijadikan api unggun.

"Lantas? Semua kayunya basah, tau!"

Yeonjun hanya terkekeh mendengar itu, Soobin heran apa yang lucu coba?

Namun dia kaget ketika melihat Yeonjun yang dengan cepat baru saja mengibaskan pedang super tajamnya itu ke sebuah pohon yang tidak terlalu besar di hadapan mereka.

Dan dengan sekali tebasan pohon di hadapan mereka terjatuh dengan sangat menyedihkan.

Itu hanya dengan sekali tebasan lho? Soobin menoleh kearah Yeonjun yang menancapkan pedang di tangannya itu ke tunggul pohon yang baru saja dia tembang tadi.

"Jika kayunya basah, maka tinggal tebas saja pohonnya, mudahkan?" balas Yeonjun yang menoleh kearah Soobin sekilas sebelum dia menarik kembali pedang yang dia tancapkan itu dan segera memotong pohon itu menjadi beberapa potongan agar mereka bisa bawa untuk dijadikan api unggun di dekat tenda mereka.

Soobin saat ini gak membawa pedangnya, makanya hanya Yeonjun yang bisa melakukannya.

Kekuatannya juga gak membantu, lagipula bantuan apa coba dengan kristalnya untuk kondisi seperti ini?

"Mudah jika semua orang memiliki mana yang banyak sepertimu."

Yeonjun mendengar itu hanya tertawa, "Pada dasarnya mana kita itu sama semua, Soobin."

Mata Soobin melirik kearah Yeonjun yang baru saja tertawa itu.

"Tidak percaya?"

Pertanyaan dari Yeonjun barusan di balas dengan anggukkan oleh Soobin.

"Keluarkan kristal milikmu terserah mau bentuk apa."

Soobin dengan polosnya mengeluarkan kristal dengan bentuk jarum sana seperti dia menyerang rombongan grup Luna tadi.

Yeonjun menerima kristal tersebut dan menusukkannya ke jarinya.

Dia menunjukkan lengannya ke Soobin dimana mana cowok itu bahkan masih penuh.

"Mustahil."

"Mustahil?" tanya Yeonjun saat mendengar perkataan Soobin barusan.

"Bagaimana bisa mana milikmu masih penuh di saat kamu sudah melakukan banyak hal dari tadi?"

Yeonjun menghela nafasnya, lalu dia tersenyum miring.

"Itu semua ada taktiknya, lagipula aku sudah berkata sebelumnya, aku akan membantumu cara mengendalikan mana milikmu agar bisa di gunakan dengan sangat sedikit."

Soobin melirik kearah Pangeran di dekatnya itu.

"Bukankah itu tidak ada untungnya, lagipula untuk apa mengajari seorang anak dari pengkhianat seperti perkataanmu itu?"

"Oh, kamu tersinggung dengan perkataanku tadi?" balas Yeonjun yang langsung dibalas dengan decihan oleh Soobin.

"Jangan menjawab pertanyaanku dengan sebuah pertanyaan lagi, Yang Mulia!"

Yeonjun lalu menghela nafasnya, baiklah dia sudah cukup bercanda dengan Soobin.

"Aku akui kamu memang anak seorang pengkhianat walaupun alasannya belum aku ketahui, tapi aku mengajarkanmu tentu saja ada alasannya-"

Pangeran Yeonjun menoleh kearah Soobin yang sedang menunduk di dekatnya, tampak sekali menunggu lanjutan dari perkataannya.

"Keberadaan dirimu itu cukup penting untuk grup mengingat kamu yang memiliki kekuatan medis, kalau mana milikmu boros, maka siapa yang akan mengobati anggota grup ini?" lanjut Yeonjun yang membuat Soobin yang sedang menunduk semakin enggan untuk mendongakkan kepalanya.

Sialan, Pangeran itu sepertinya punya alter ego, tadi dia sangat menyebalkan dan ingin sekali Soobin jahit mulutnya, karena perkataannya semua menyebalkan.

Lalu sekarang dia bertingkah baik dengan nada suara yang lembut, parah.

"Besok, akan aku ajarkan cara mengontrol mana."

"Iya," balas Soobin pelan lalu dia bisa melihat laki-laki di hadapannya itu berjalan kembali ke kayu-kayu yang sudah dia potong tadi.

Yeonjun lalu mengambil beberapa potong kayu sebelum dia menoleh ke Soobin.

"Kamu ambil sebagiannya."

Soobin menurut, sudahlah lupakan masalah siang tadi dan dia harus segera ambil kayu itu, lalu kembali ke tenda.

Mereka berdua berjalan kembali menuju ke tenda, tapi Soobin merasa heran dengan hawa dingin di sekitarnya.

Sepertinya musim dingin belum akan tiba dalam waktu dekat, lantas kenapa tiba-tiba hawanya dingin sekali.

Mata Soobin melirik kearah Yeonjun yang tampak biasa saja walaupun dari raut mukanya, cowok itu kelihatan sekali sedang curiga.

"Soobin."

Soobin lalu diam di tempatnya ketika ada yang memanggilnya, lalu setelahnya Soobin merasakan ada air yang cukup deras menguyur tubuhnya.

Yeonjun sudah berjalan menjauh dari Soobin, dia terkena dikit air yang tersiram ke Soobin barusan.

Mata Soobin menoleh kearah atasnya, dimana dia bisa melihat ada 5 orang yang berada di antara pohon-pohon di atas mereka itu, mereka tampak menyeringai saat itu juga.

Soobin tau, pasti mereka memiliki rencana setelah ini ketika mereka menyiram dirinya dengan air.

"Free-"

Perkataan itu terpotong ketika Soobin tiba-tiba merasakan ada angin deras yang baru saja berasal dari arah belakangnya, tubuhnya yang basah akibat air langsung kedinginan akibat angin deras tersebut.

"Jangan macam-macam dengan anggota grupku," ujar Yeonjun pelan namun bisa terdengar oleh Soobin yang tidak jauh dari Yeonjun berdiri.

Lalu angin tersebut langsung berubah dengan sangat deras seperti badai yang membuat lima orang tersebut langsung terjatuh dari atas pohon, bayangkan saja seberapa kuat angin yang dibuat oleh Yeonjun.

Suara jatuh mereka benar-benar terdengar dengan keras, kasihan pasti anggota yang punya kekuatan medis juga terluka saat ini.

"Ayo pergi, Soobin."

Soobin berjalan mengikuti Yeonjun meninggalkan lima orang yang meringis kesakitan mengeluh punggung mereka yang terluka akibat jatuh dengan keras ke tanah.

"Kamu tidak menyerang mereka? Padahal mereka sudah tidak berdaya."

Pertanyaan Soobin barusan terdengar ke telinga Yeonjun, jelas cowok itu ada di depannya.

Lalu Soobin menoleh kearah kayu dan dirinya sendiri yang seketika sudah kering akibat angin deras tadi, hei?

Soobin bagaikan habis mandi lalu mengeringkan tubuhnya sendiri pakai handuk.

"Aku anti menyerang musuh di malam, walaupun tadi aku melakukannya dengan terpaksa," balas Yeonjun yang membuat Soobin cuma bisa memutarkan matanya.

Alasan apa itu coba? Tapi Soobin sudah malas untuk menjawab perkataan Yeonjun tadi.

"Dia tadi mau membuatku menjadi beku?"

Soalnya Soobin tadi sempat disiram dengan air dulu.

"Begitulah," balas Yeonjun lalu mereka akhirnya sampai di tenda.

Mereka segera membakar kayu tersebut dan mengelilingi api unggun.

Dan masih dengan Arabella yang menyiapkan makanan, perempuan itu benar-benar handal sekali dalam hal ini, berani taruhan aslinya dia benar-benar pasti dipaksa oleh keluarganya untuk masuk ke akademi.

Orang pada kenyataannya wanita itu lebih cocok di rumah untuk mengurus kebun, menyulam, atau melakukan hal yang lainnya dan bersiap untuk di lamar oleh kaum bangsawan lain.

Berakhir dengan malam ini mereka tidur di tenda masing-masing, tidak akan ada yang berani menyerang mengingat ada peraturan dimana anggota grup lain tidak boleh saling menyerang ketika sudah lewat dari jam 7 malam atau ketika anggota yang ingin mereka serang sudah berada di tenda masing-masing.

Karena jika menyerang ketika diposisi tidak siap itu sama sekali hal yang curang.

Setidaknya akademi itu memberikan peraturan yang baik dan mereka bisa istirahat dengan tenang sampai pagi datang.

Entah tenang atau tidak, karena kenapa Soobin tidur di ujung, lalu ada Yeonjun, dan baru Marvin.

Soobin benar-benar sebelahan dengan Yeonjun yang di tengah-tengah itu, Soobin menarik selimut yang dia bawa untuk menutupi mukanya, sudahlah tidak peduli, dia mau tidur dengan cepat dan berharap pagi cepat datang agar mereka bisa kembali jalan.

Tbc.

Book ini memang alurnya gak jelas, jadi jangan heran, gitu aja sih.

Lovey dovey masih lama, tapi untuk pendekatan sepertinya sudah mulai jalan.

Thanks juga yang sudah kirim doa biar aku cepat sembuh di part sebelumnya, aslinya aku masih sakit sih, demamnya sudah sembuh, tapi pileknya belum, soalnya aku kalau pilek lama sembuhnya, wkwkw.

Ok, semoga suka, vote dan komen jangan lupa.

Sampai jumpa di part selanjutnya.



























Salam,








Anaknya Taekook.

Continue Reading

You'll Also Like

26.9K 3.1K 7
Hanya tentang kisah rumah tangga Wang Yibo dan Xiao Zhan. Berawal dari paman Xiao Zhan yang sengaja mendatangi perusahaan tuan Wang demi meminta sunt...
4.3K 596 16
"Gue itu benci sama buaya!" "Neng bidadari, makin cakep aja, mau maafin abang gak?" Ini hanya sepenggal kisah tentang buaya tobat yang ingin kembali...
2.3K 124 14
ingat ini cerita boylove jadi yang HOMOPHOBIA harap jangan di baca #on #ohmnanon #14-4-2024 #6-5-2024
72.1K 8.2K 25
[END] - Story Remake of 'BEAUTIFUL BODYGUARD | CHANBAEK by @Icha_Kim Berawal dari kejadian kaburnya dari rumah karena menolak perjodohan dari orang...