GANTENG GANTENG SERIGALA (2)

By Inayah_Aliwia

48.6K 2.6K 493

Lanjutan Ganteng-Ganteng Serigala versi saya. Jangan lupa vote ya! Setelah Agra menyatakan bahwa Nayla dan Di... More

Sebuah Rencana
Kisah dimulai
Anak Baru yang Aneh
Si Over Protektif
Super Hero?
Acara Tahunan Sekolah
Persiapan Kamping
Tak mudah jatuh cinta
Ditipu Pangeran?
Melanggar Pantangan?
"temuin Pangeran, gue bakal maafin lo!"
Dikejar Serigala
Ditemukan
Galang?
Pelindung Pangeran?
Bertarung dalam Kelas
Tertabrak Mobil
Seperti Tak Nyata
Seperti Tak Nyata (2)
Kisah Hidup Pangeran
Janggal
Kembali Hadir
Anak Baru
Lolongan Sang Pangeran Serigala
Separuh Kekuatan Pangeran
Menerima Kenyataan
Kembali
Membela
Kekasih?
Hukuman Mati Untuk Sang Pangeran
Mulai Cinta?
Tumpahnya Darah Suci
Keceplosan
Vampir
Selena
Kabar Buruk Dari Salwa
Curiga
Bersatu Demi Jessica
Pangeran Ada Dua?
Jessica Mulai Tahu
Pertemuan Galang Dengan Ali
Berkhianat
Pertarungan Saudara
Tuduhan Pada Pangeran
Pertengkaran Pangeran Dan Louis
Aura Yang Berbeda
Tak Terkendali
Mengisi Kekosongan Hati, Kecemburuan
Ungkapan Perasaan, Menjalin Kesepakatan?
Strategi
Pengakuan Hati
Belajar Dari Kesalahan
Kisah Galang Dan Sisi (part flashback)
Ingatan Yang Kembali
Rencana Tristan
Melanjutkan Perjuangan
Jangan Memaksa
Ingin Bertemu
Kematian Sebagai Bayaran
Bukan Sekarang
Ada Apa Dengan Jessica?
Mengembalikan Jeff dan Dinda
Demi Yang Dicinta
Peperangan Tak Seimbang
Hubungan Yang Terkuak
Memberikan Ruang
Ingin Mendengar Sebuah Legenda?
Legenda Pusaka Macan

Pengorbanan

687 42 8
By Inayah_Aliwia

***

Setelah semalaman membantu bangsa serigala berperang dan mengobati serigala-serigala yang terluka, kini Selena kembali ke tempatnya bersama Galang.

Padahal Selena meminta Galang untuk tetap di wilayah serigala agar bisa memantau perkembangan kesehatan bangsa serigala dan waspada jika terjadi serangan dadakan dari bangsa vampir. Tapi, suaminya itu bersikeras ingin pergi bersamanya karena ingin menenangkan diri.

Kini keduanya terlihat duduk bersantai di pinggir Danau. Selena menyandarkan tubuhnya di dada bidang Galang dan Galang membelai lembut puncak kepala istrinya itu.

"Sudah lama kita tidak seperti ini," ucap Selena. Tatapannya lurus memandang air danau yang bergerak pelan oleh tiupan angin.

"Kamu rindu?" tanya Galang.

"Lumayan," jawab Selena membuat sudut bibir Galang tertarik.

"Mulai sekarang aku akan lebih sering bersamamu dan melakukan hal-hal indah seperti ini."

Selena langsung menarik tubuhnya dari Galang, ia berbalik dan menatap suaminya itu. "Kenapa kamu berkata seperti itu?" tanyanya.

"Kenapa?" kini Galang yang bertanya dengan tatapan bingung. "Memangnya salah jika aku ingin bermesraan dengan istriku ini?" tanyanya lagi sembari menyelipkan anak rambut Selena ke belakang telinga.

"Bukan begitu, Galang. Tapi ..."

"Karena Sisi?" tanya Galang memotong perkataan Selena. Selena pun diam membenarkan.

"Selen, setelah semua masalah antara bangsa serigala dan bangsa vampir berakhir, berakhir pula hubungan aku dengan Sisi. Aku sudah berjanji akan melepas Sisi dan menyerahkannya kepada Ali. Aku ingin melepas Sisi dari sekarang, membiarkan dia menumbuhkan kembali perasaan cintanya kepada Ali, reinkarnasi Digo yang dulu sangat dia cintai. Jadi, mulai sekarang aku akan lebih sering dan lebih lama ada di samping kamu," jelas Galang.

Selena tersenyum samar. Dia sebenarnya senang bisa kembali rekat dengan Galang setelah beratus-ratus tahun dia dan Galang jarang bertemu karena Galang harus berbagi cinta dan perhatiannya dengan Sisi. Akan tetapi, hatinya juga pilu melihat Galang tersiksa dengan perasaannya sendiri yang harus merelakan Sisi jadi milik orang lain.

Dinda melesat datang bersama Fita yang membuat Galang dan Selena seketika menoleh. Dinda membungkukkan badan sebagai tanda hormat, sementara Fita mematung karena terpukau dengan pemandangan di sekelilingnya.

Fita memandang danau, airnya bergerak perlahan mengikuti arah angin. Di tengah-tengahnya terdapat berbagai tanaman bunga bermekaran yang menambah nilai estetika pada danau tersebut.

"Dinda?" Gegas Galang bangkit sama halnya dengan Selena menyambut kedatangan dua gadis vampir itu.

"Apa ada hal penting, Dinda?" tanya Selena dengan raut khawatir.

"Um ... Sebenarnya ada sedikit masalah di Rumah. Aku dan saudariku datang kemari karena ingin menenangkan diri. Apakah kami berdua diizinkan untuk di sini sebentar saja?" tanya Dinda ragu-ragu.

Galang tersenyum begitu pun Selena. Keduanya senang karena ini bisa menjadi awal terjalin hubungan yang selama ini tak diketahui.

"Tentu saja. Bukankah aku sudah mengatakan kalau kamu bisa datang kemari kapanpun?"

"Dan ... Fita, aku ucapkan selamat datang. Semoga kamu nyaman berada di sini," ucap Galang menyambut Fita dengan hangat sehingga membuat Fita merasa aneh.

Fita bingung, kenapa si raja serigala dan wanita macan itu tidak memusuhinya dan Dinda? Padahal mereka adalah vampir yang semalam berperang dengan bangsa serigala.

"Satu lagi, mulai sekarang kalian bisa memanggilku Paman dan istriku ini Bibi."

Fita dan Dinda terbelalak. Apa tidak berlebihan?

Selena berjalan dan berdiri di tengah dua saudari itu. Tangannya meraih puncak kepala dan mengusapnya layaknya seorang ibu. Untuk sesaat Fita dan Dinda tertegun merasakan kasih sayang dari seorang wanita yang selama ini tidak pernah mereka rasakan.

"Kalian bersenang-senanglah di sini," ucap Selena diangguki ragu oleh Dinda dan Fita.

Selena lantas kembali ke samping Galang. Tangan keduanya bertaut, saling menggenggam dengan erat. Lalu, mereka pergi meninggalkan Dinda dan Fita.

"Sangat tidak bisa dipercaya. Mereka memang baik atau hanya berpura-pura?" celetuk Fita.

"Biar hati lo sendiri yang menilai,"

***

Sementara itu, di wilayah serigala, Jessica tampak sudah ada di sana, duduk bersama Pangeran yang memerhatikan Erik sibuk dengan urusannya.

Sebelumnya, Pangeran pergi dihantar Vino menjemput Jessica di tempat persembunyian. Ketika sampai di sebuah gubuk, Pangeran langsung memasuki tempat itu dan menemukan Jessica duduk gelisah di ranjang yang kusam.

"Jessica!"

Jessica menoleh. Wajah gadis itu tampak terkekan karena masalah-masalah yang terjadi beberapa hari terakhir. Gadis ini langsung bangkit menghampiri Pangeran dan memeluknya. "Gue takut, Ran." ucapnya lirih dan gemetar disertai linangan air mata.

"Udah, jangan takut. Gue ada di sini. Gue bakal lindungin elo dari apapun!" kata Pangeran menenangkan Jessica. Dia dapat merasakan tubuh Jessica bergetar akibat ketakutan. Segera saja dia membawa Jessica pergi dari tempat itu.

Sekarang Jessica terlihat sudah lebih tenang. Pandangannya memerhatikan Erik,Vino dan Excel yang ke sana-kemari memeriksa kondisi bangsa serigala.

Ditengah fokus Jessica memerhatikan keadaan sekitar, tiba-tiba tangan seseorang menyodorkan beberapa jenis buah-buahan. Segera saja dia mendongak dan melihat Adhitya.

"Pangeran minta gue buat nyari dan ngasih buah-buahan ini ke elo," ucap laki-laki itu.

"Makasih," ucap Jessica menerima pemberian Adhitya.

Adhitya tersenyum tulus. Dia kemudian mendudukkan dirinya di samping Jessica. "Gimana sekarang?" tanyanya.

"Um ... Gue udah lebih tenang sekarang," jawab Jessica gugup.

"Syukurlah,"

Keduanya diam, kembali memerhatikan keadaan sekitar.

"Gue denger-denger lo udah jadian sama vampir itu,"

Jessica melirik Adhitya yang tiba-tiba membahas kisah percintaannya dengan Jeff. "Kenapa memangnya?"

"Gak kenapa-kenapa. Gue sebagai saudaranya Pangeran cuma menyayangkan aja sama sikap dia ke elo. Dia masih aja baik bahkan melindungi elo padahal hatinya terluka karena cintanya ke elo hanya bertepuk sebelah tangan," ujar Adhitya.

Jessica menghela napas. Dia tak suka ada orang lain yang ikut campur dalam urusannya.

Obrolan singkat itu benar-benar terhenti karena kedatangan Pangeran. Laki-laki itu mendorong pelan tubuh Adhitya agar bergeser memberinya ruang duduk di sebelah Jessica.

"Tempat duduk masih luas, kenapa harus mepet sama Jessica sih?" protes Adhitya.

"Ini namanya magnet. Orang yang belum ngerasain perasaan ini gak bakal tahu," balas Pangeran dengan wajah pongahnya.

Bibir Adhitya bergerak-gerak meledek. Dia pun dengan terpaksa membiarkan saudaranya itu duduk di sebelah Jessica.

"Gimana keadaan lo, Jess?" tanya Pangeran. Kini raut wajahnya tampak serius.

"Gue baik-baik aja," balas Jessica. "Agak kesel aja sih, gara-gara ada orang sok tahu yang ikut campur sama urusan perasaan gue." lanjutnya dengan memelankan suara.

"Hah? Apa?" tanya Pangeran tak dapat mendengar perkataan gadis di sampingnya itu.

Jessica segera menggelengkan kepala. "Nggak. Gak papa."

Pangeran memandang bingung Jessica yang terlihat aneh menurutnya.

"Apa menurut lo lebih baik Jessica tinggal dulu di sini sampai situasi bener-bener aman? Kita gak tau keadaan ke depannya. Mungkin aja peperangan akan kembali terjadi dalam waktu dekat," Adhitya tiba-tiba berbisik pada Pangeran sehingga fokus Pangeran dari Jessica teralihkan.

Pangeran mengangguk setuju atas usul Adhitya. Dia juga sedang memikirkan hal yang sama. Penjagaan Jessica harus diperkuat demi keselamatan gadis itu atau Jessica pindah sementara waktu dari kota tersebut. Apalagi Tristan sedang gencar karena jasad Nayla ada di tangan bangsa serigala. Pangeran tak ingin kebohongan yang dilakukan Galang benar-benar menjadi nyata.

"Kalian lagi ngomongin apa, sih?" tanya Jessica membuat Pangeran dan Adhitya menoleh padanya serentak.

"Ini masalah bangsa serigala. Lo gak perlu tau. Mending lo makan aja," balas Pangeran.

"Gue kan cuma penasaran. Lagian juga gue was-was banget karena vampir-vampir itu masih aja mengincar gue,"

Pangeran memahami kekhawatiran itu. Tangannya meraih tangan Jessica yang penuh dengan buah-buahan. "Lo tenang aja. Gue udah bilang, kan? Gue bakal jagain elo. Gue gak akan biarin siapapun nyakitin elo. Lo percaya, kan, sama gue?"

Jessica mengangguk samar membuat senyum Pangeran mengembang. "Gue minta, ya." ucapnya sembari mengambil dua buah pisang dan apel dari tangan Jessica.

Jessica terbelalak. "Ih, elo, ya! Itu makanan gue, balikin gak?" pekiknya kesal.

Pangeran tertawa. Tak ingin mendapat layangan tangan dari Jessica, dia pun melesat pergi.

"Pangeran! Awas aja lo!" ancam gadis itu.

Adhitya hanya bisa terkekeh melihat tingkah jahil Pangeran kepada Jessica. Tak dipungkiri, Pangeran memang terlihat begitu menyayangi Jessica. Sayang, Jessica malah lebih memilih untuk tidak membalas perasaan Kakaknya itu.

Pelarian Pangeran berhenti di depan Rumah Tristan. Dia ingin menemui Jeff dan laki-laki itu pun terlihat keluar dari dalam Rumah. Aroma serigala di tubuh Pangeran begitu menguar hingga Jeff langsung mengetahui jika ada Pangeran di sana.

"Lo ngapain ke sini, Ran? Gak takut apa ditangkap sama Paman gue dan dihabisi?" tanya Jeff. Orang yang dia khawatirkan malah tersenyum simpul.

"Gue ke sini pengen bicara sama lo,"

"bicara apa?"

"Gak bisa bilang di sini. Kita ke tempat Bunda Selena aja. Di sana lebih aman,"

Setuju, Jeff dan Pangeran pun melesat meninggalkan tempat itu.

***

Di lain tempat, tepatnya di Rumah Salwa, gadis 17 tahun itu duduk di Sofa dengan satu kaki yang bertumpu di kaki lainnya. Kedua tangannya bersedekap di depan dada dan matanya menyorot pada sejoli yang sebelumnya dia pergoki berduaan di dalam Kamar.

Sisi sendiri terlihat menunduk. Dia benar-benar terlihat seperti orang bersalah padahal ia pun tak tahu apa yang sudah terjadi hingga bisa berada di Kamar itu bersama Ali. Dan Ali, pria itu justru terlihat santai dengan tangan yang dilipat di dada.

"Kenapa kalian bisa berduaan di Kamar?" tanya Salwa. Nada bicaranya begitu dingin sangat berbeda dengan nada bicara seorang Salwa yang cerewet dan manja.

"Apa salahnya?" Ali menyahut.

"Apa salahnya?" Kening Salwa berkerut mendengar dua kata itu. "Lo masih nanya apa salahnya, Bang? Elo cowok dan dia cewek! Lo tau salahnya dimana, kan?"

"Jangan digede-gedein, deh! Gue sama Sisi gak ngapa-ngapain! Semalam itu terjadi peperangan antara bangsa vampir dan serigala. Sisi terluka di peperangan itu dan gue bawa dia ke sini buat obati luka dia. Gue cuma ngelakuin itu gak lebih!" jelas Ali dengan ledakan emosi yang berusaha dia tahan.

Sisi membelalak ke arah Ali karena pria itu terlalu buka-bukaan mengenai peperangan. Sementara Salwa terbelalak karena kaget mendengar nama wanita di hadapannya.

"Si ... Sisi?" Tanya Salwa memastikan.

"Iya, Sisi. Cewek yang gue bilang kemarin ke elo,"

Seketika tangan Salwa menutup mulutnya yang menganga. Dia tak menyangka akan bertemu secepat ini dengan Sisi, ratu serigala sekaligus ibu dari Pangeran dan Adhitya.

"Ma-maaf, Tante—eh, Buk—aduh, manggilnya apa, ya? Kak. Maksudnya, Kak. Maaf cara bicara saya tadi agak kurang ajar. Didikan Abang saya soalnya, Kak." Salwa menyatukan kedua tangannya, meminta maaf pada Sisi.

"Kok nyalahin gue?" Ali bergumam bingung mendengar kalimat terakhir dari Salwa.

"Jadi ... Kakak ini ibunya Pangeran sama Adhitya, ya? Kirain mukanya udah tua, ternyata kayak seumuran sama saya." nada bicara Salwa semakin lembut pada Sisi.

"Jangan panggil Kakak. Panggil saja bunda, usia kamu sama seperti anak-anak saya." Sisi mengoreksi.

"Tapi, kan kata Bang Ali kalian bakal nikah. Berarti nanti Kakak jadi Kakak ipar saya,"

Sontak Sisi melirik Ali. Pria itu malah memperlihatkan deretan giginya dengan ekspresi tak berdosa.

"Jangan dihiraukan. Kakakmu ini terlalu kepedean," ujar Sisi seraya mendelik.

Salwa ikut melirik Ali, mempertanyakan kenapa pernyataan Ali berbeda dengan Sisi. Jadi, sebenarnya mereka akan menikah atau tidak?

Ali yang paham dengan tatapan bingung Salwa pun memberikan anggukan seolah mengatakan jika semua baik-baik saja. Salwa pun juga memahami maksud dari anggukan tersebut.

"Emang suka kepedean dia mah. Lagian, ya, kalau Kakak beneran nikah sama Abang saya, pasti Kakak bakal capek ngurus dia. Kalau habis mandi, handuknya ditaruh di kasur. Kalau makan, gak dihabisin. Kalau pergi kerja baliknya entah kapan. Kalau gitu kapan bisa mesra-mesraan sama istri. Iya, kan?"

Ali melempar bantal sofa ke Salwa, kesal karena adiknya itu malah mengompori. "Diem, lo! Gak bakal gue kasih uang jajan lagi!"

"Tuh, lihat, kan! Selain gak disiplin, Abang saya juga pelit, Kak. Jangan mau, deh nikah sama dia!" bukannya kapok, Salwa malah makin semangat mengompori. Dia langsung lari saat Ali mengejarnya untuk diberi pelajaran.

Sisi memperhatikan adik-kakak itu berlarian mengelilingi Sofa. Tak sadar senyumnya terukir melihat keakraban Salwa dan Ali. Sisi melihat hal yang berbeda dari Ali. Dia tidak seperti Digo yang dingin dan kaku kepada semua orang termasuk saudara-saudaranya.

"Ali ... Apa gue harus membuka hati buat lo? Elo mungkin reinkarnasi Digo, orang yang 700 tahun ini gue tunggu. Tapi, apa elo bisa mencintai dan menerima gue disaat hati gue udah dimiliki Galang sepenuhnya? Kalau gue memaksakan diri untuk bersatu sama elo, gue takut nanti gue ngerasa bersalah karena udah membohongi elo atas perasaan gue." Sisi membatin. Walau dia sudah ikhlas dengan perpisahannya bersama Galang, namun hatinya masih perlu belajar untuk melupakan.

Sisi menarik napas dalam-dalam. Pandangannya dialihkan pada vas bunga di Meja. Suara-suara gaduh dari perkelahian kecil dua saudara itu perlahan lenyap dari pendengaran Sisi. Dia terhanyut dalam lamunannya.

"Lang ... Apa gue bisa hidup tanpa lo? Sekarang aja hidup gue terasa berat buat dijalani. Gue takut gagal, Lang. Gue takut hati gue berhasil memberontak untuk terus mencintai elo. Gue takut pada akhirnya menyakiti kita semua."

***

Saat Selena dan Galang tengah asik menikmati pemandangan hutan, tiba-tiba saja tangan Selena di tarik seseorang hingga tubuhnya berbalik dan detik berikutnya suara tamparan terdengar nyaring di tempat tersebut.

Galang terkejut bukan main saat berbalik sudah melihat istrinya berada di tanah. "Selen ... " Gegas saja dia mendekat. Tangan Selena dia singkirkan dari wajah yang menutupi bekas tamparan dari Raja Macan.

"Selen, kamu baik-baik saja?" tanya Galang merasa khawatir karena Selena hanya diam saja dengan tatapan kosong.

"Itu hukuman karena kamu bertindak gegabah membantu bangsa serigala berperang, Selena! Ayah sudah memperingati kamu untuk tidak ikut campur dalam urusan bangsa serigala dan bangsa vampir. Permusuhan mereka bukan urusan kita!" Kata Raja Macan seraya menunjuk-tunjuk Selena penuh emosi.

Galang melirik pria tua tersebut. Di belakangnya ada Bumantara yang menatap dingin padanya. "Apa Ayah tidak bisa menegur Selena baik-baik? Kenapa harus sampai menamparnya seperti tadi?"

"Aku sampai menamparnya karena masalahmu. Bukankah aku sudah memberikan kekuatan Macan kepadamu? Lalu kenapa kamu tidak menggunakannya sampai-sampai Selena harus turun tangan membantu bangsa kalian yang lemah itu untuk melawan bangsa vampir?"

"Kalau itu masalahnya, seharusnya Ayah menampar aku. Bukan Selena!"

"Sudah jelas, karena dia tidak mendengar peringatan dariku."

Hati Galang terasa sesak menahan gejolak amarahnya. Tangannya mengepal kuat hingga kukunya memutih. Saat akan menghajar Raja Macan, tangannya langsung ditahan oleh Selena.

"Jangan, Galang. Tahan amarahmu, " Selena berkata lirih.

Mau tak mau Galang harus menahan diri. Sungguh, jika tak ada Selena sudah pasti dia menghajar pria tua tersebut.

Selena bangkit dengan tertatih dibantu suaminya. Tubuh keduanya menghadap Raja Macan yang sejak tadi memandangi dengan wajah datar.

"Aku minta maaf, Ayah. Apa yang aku lakukan mungkin memang salah. Akan tetapi, aku akan menyesal jika hanya diam saat suamiku hampir mati di tangan raja vampir. Aku siap menerima hukuman apapun termasuk kematian darimu, Ayah. Karena bagiku hukuman terberat adalah kehilangan Galang,"

Napas Galang terasa berhenti mendengar penuturan Selena. Terlalu besar pengorbanan Selena untuknya. Galang terharu, tetapi dia juga merasa bersalah karena sering kali membuat Selena patah hati.

"Aku lebih baik mati lebih dulu daripada harus melihat Galang yang meninggalkanku oleh kematian itu,"

Bersambung

Ada informasi, Teman-teman. Cerita ini ada versi Fizzo nya. Alur di Fizzo sedikit berbeda dengan alur di sini. Kalau penasaran apa bedanya, kalian bisa mampir ke Fizzo, ya.

Judul di Fizzo Ganteng Ganteng Serigala Season 2 (Dua Darah)

Continue Reading

You'll Also Like

58.5K 1.9K 6
tidak diinginkan oleh keluarga itu rasanya sangat menyakitkan..
698 425 13
πŸ“Œπ‘¨π’π’ˆπ’†π’π’Šπ’π’‚ π‘ͺπ’‰π’“π’Šπ’”π’•π’š [π‘±π‘²π‘»πŸ’πŸ–] πŸ“Œπ‘±π’Š π‘ͺπ’‰π’‚π’π’ˆπ’Žπ’Šπ’ [𝑻𝑯𝑬 𝑩𝑢𝒀𝒁] πŸ“Œπ‘²π’Šπ’”π’‚π’‰ π‘ͺπ’‰π’“π’Šπ’”π’•π’š π’Žπ’†π’π’‹π’‚π’π’‚π’π’Š π’‰π’Šπ’…π’–π’‘π’οΏ½...
3.6K 468 27
[COMPLETED] Seri Ke-2 PIECES OF HEART Ketika masa lalu berakhir, bukan berarti semua masalah yang pernah ada akhirnya selesai. Justru dengan berakhir...
7.3K 418 34
ini cuma komik pendek yang saya terjemahankan sendiri dan beberapa gambar Luffy dan uta Mungkin juga ada gambar yang lain dan bisa saja rendem Hari...