GANTENG GANTENG SERIGALA (2)

By Inayah_Aliwia

48K 2.6K 493

Lanjutan Ganteng-Ganteng Serigala versi saya. Jangan lupa vote ya! Setelah Agra menyatakan bahwa Nayla dan Di... More

Sebuah Rencana
Kisah dimulai
Anak Baru yang Aneh
Si Over Protektif
Super Hero?
Acara Tahunan Sekolah
Persiapan Kamping
Tak mudah jatuh cinta
Ditipu Pangeran?
Melanggar Pantangan?
"temuin Pangeran, gue bakal maafin lo!"
Dikejar Serigala
Ditemukan
Galang?
Pelindung Pangeran?
Bertarung dalam Kelas
Tertabrak Mobil
Seperti Tak Nyata
Seperti Tak Nyata (2)
Kisah Hidup Pangeran
Janggal
Kembali Hadir
Anak Baru
Lolongan Sang Pangeran Serigala
Separuh Kekuatan Pangeran
Menerima Kenyataan
Kembali
Membela
Kekasih?
Hukuman Mati Untuk Sang Pangeran
Mulai Cinta?
Tumpahnya Darah Suci
Keceplosan
Vampir
Selena
Kabar Buruk Dari Salwa
Curiga
Bersatu Demi Jessica
Pangeran Ada Dua?
Jessica Mulai Tahu
Pertemuan Galang Dengan Ali
Berkhianat
Pertarungan Saudara
Tuduhan Pada Pangeran
Pertengkaran Pangeran Dan Louis
Aura Yang Berbeda
Tak Terkendali
Mengisi Kekosongan Hati, Kecemburuan
Ungkapan Perasaan, Menjalin Kesepakatan?
Strategi
Pengakuan Hati
Belajar Dari Kesalahan
Kisah Galang Dan Sisi (part flashback)
Ingatan Yang Kembali
Rencana Tristan
Melanjutkan Perjuangan
Jangan Memaksa
Ingin Bertemu
Kematian Sebagai Bayaran
Bukan Sekarang
Ada Apa Dengan Jessica?
Mengembalikan Jeff dan Dinda
Demi Yang Dicinta
Hubungan Yang Terkuak
Memberikan Ruang
Pengorbanan
Ingin Mendengar Sebuah Legenda?
Legenda Pusaka Macan

Peperangan Tak Seimbang

499 35 10
By Inayah_Aliwia

***

Sorot mata tajam menggambarkan kemarahan itu terus tertuju pada beberapa serigala penjaga yang bersusah payah mempertahankan diri dari serangan sebagian vampir yang dikerahkan olehnya.

Tristan—sang Raja vampir itu hanya tinggal menunggu raja serigala serta jajarannya datang karena ia sempat melihat salah satu serigala penjaga pergi untuk melaporkan keadaan yang sedang terjadi.

Tatapan Tristan kemudian beralih ke arah datangnya orang yang sejak tadi dia tunggu. Dia sempat terkejut saat melihat dua orang dengan wajah sama berjalan beriringan. Kedua tangannya terkepal kuat, sadar jika dua orang itu adalah Galang dan Pangeran. Tak bisa dia pungkiri, dua orang itu telah berhasil mengelabui dirinya.

Di belakang Tristan, Liora dan Jordan saling bertatapan tak percaya dengan apa yang mereka lihat. Begitu juga dengan Fita dan Stanley yang baru tahu kebenaran mencengangkan tentang Pangeran dan Galang. Tidak ada Jeff dan Dinda di antara mereka, karena dua saudara itu ditugaskan menjaga Louis di Rumah.

Tristan mengangkat tangan kanannya. Detik itu juga serangan dari bangsa vampir berhenti. Sebagian vampir itu mundur seperti arahan dari raja mereka. Para serigala penjaga juga melangkah mundur, membiarkan para petinggi mereka yang maju berdiri paling depan.

"Galang ... " Tristan berdesis. Natinnya bergemuruh, kenapa Galang bisa tetap hidup setelah terpental dari pengaruh dibangkitkannya Excel? Tidak masuk akal, akan tetapi kali ini dia akan memastikan Galang benar-benar mati.

"Kalau lo berpikir dengan ancaman peperangan ini bangsa serigala akan mengalah dan menyerahkan jasad Nayla kembali, maka lo salah besar, Tristan!" ujar Galang lantang. "Kami gak akan membiarkan lo mendapatkan jasad Nayla lagi!"

"Gue akui kalau lo berhasil mengelabui gue, Galang. Tapi, sekarang mari kita lihat, siapa yang akan berhasil mencapai tujuan! Biar peperangan ini yang menentukan siapakah yang menang."

Tangan Tristan yang diangkat kini dikepalkan, tanda kepada semua bangsanya untuk menyerang kembali bangsa serigala.

Suara sorakan bangsa vampir yang mulai menyerang saling bersahutan seperti sekumpulan gagak menyampaikan kabar akan kematian.

"Serang!" teriakan Galang pun menjadi pertanda peperangan tak terelakan.

Jarak diantara dua bangsa itu semakin terkikis, kemudian saling melayangkan pukulan saat keduanya saling berhadapan.

Jumlah bangsa vampir yang banyak membuat bangsa serigala cukup kewalahan. Satu serigala harus melawan empat hingga lima vampir. Ada yang mampu melawan, ada pula yang akhirnya tumbang.

Adhitya, Ali, Erik, Exel, dan Vino ditugaskan Galang untuk membantu serigala-serigala yang tumbang. Sementara Sisi terlihat melawan Liora dengan cukup lihai.

Dua wanita itu saling menunjukkan kemampuan mereka masing-masing. Setiap serangan dan tangkisan mereka lakukan dengan gesit. Memiliki batas kemampuan yang sama membuat keduanya berakhir berimbang. Sisi maupun Liora terjajar mundur karena dua kekuatan yang beradu dan kembali terhempas pada pemiliknya.

Sisi terengah. Beratus-ratus tahun tak bertemu, ternyata bukan hanya kekuatan Tristan yang semakin besar, kekuatan wanita di hadapannya pun sudah tak bisa diremehkan. Peperangan ini lebih sulit daripada yang dia duga.

"Lebih baik sekarang kalian menyerah dan mengembalikan jasad Nayla sebelum kalian semua dibantai habis malam ini!" ujar Liora menggertak Sisi.

"Jangan harap!" Sisi berlari menyerang Liora. Keduanya pun kembali terlarut dalam pertempuran sengit.

Di sisi lain, Pangeran melawan Jordan, Fita dan Stanley. Dikeroyok oleh ayah dan dua anak tersebut membuat Pangeran mendapat pukulan di kedua bahu dan perut yang menyebabkan tubuhnya menjadi limbung. Untungnya Pangeran masih mampu mempertahankan keseimbangan tubuhnya sehingga tak terjatuh.

Pangeran meringis merasakan sakit di bagian yang dipukul seperti menjalar ke seluruh tubuh.

"Masih ada waktu untuk menyerah, Pangeran. Sekarang juga kembalikan jasad Nayla!" perintah Jordan tak dihiraukan oleh Pangeran.

Pangeran sedang berusaha membangkitkan kekuatan macannya. Sialnya, peperangan ini terjadi disaat dirinya belum bisa mengendalikan kekuatan macan. Ia tak tahu bagaimana cara membangkitkan kekuatan itu.

"Kita habisi saja Pangeran sekarang, Ayah. Selagi dia sedang lemah." usulan Stanley diangguki setuju oleh Jordan. Namun tidak dengan Fita yang justru malah memandangi Pangeran dengan rasa khawatir akan keadaan laki-laki itu.

Pangeran tak ingin menyerah begitu saja. Meski hanya dengan kekuatan serigala, Pangeran yakin dia mampu mengalahkan tiga vampir di hadapannya. Segera dia mengambil ancang-ancang dan mulai menyerang.

Sedangkan di tengah pertempuran dua bangsa itu, ada Galang dan Tristan yang hanya berdiri saling berhadapan. Tatapan keduanya bertemu dengan sorot perkelahian layaknya dua pedang yang saling beradu.

"Lo penyebab dari kebakaran hutan yang terjadi beberapa ratus silam, kan?" tanya Galang yang sebenarnya ia tak membutuhkan jawaban lagi dari lawan bicaranya. Dia hanya ingin mengingatkan Tristan tentang apa yang sudah dia lakukan dan menyebabkan banyak nyawa melayang. Termasuk nyawa Angel.

"Excel dan Vino yang bilang? Mereka beruntung bisa selamat dari peristiwa itu. Kalau nggak, mungkin mereka akan bernasib sama seperti Angel dan anak-anaknya." Tristan tersenyum simpul, tak ada penyesalan sedikitpun dari sorot matanya.

Galang menggelengkan kepala tak percaya jika yang ada di hadapannya saat ini adalah Tristan yang dulu dia kenal. "Lo banyak berubah, Tristan. Ambisi bikin lo terlihat seperti iblis,"

"Kematian Nayla yang membangkitkan iblis di dalam diri gue,"

"Dan lo sendiri penyebab kematian Nayla,"

Tristan mengepalkan tangan mendengar kalimat itu. Batinnya bergemuruh oleh kalimat-kalimat pembelaan yang hampir membuncah dan tercurahkan. Namun, ia pun tak bisa menafikan jika Nayla harus kehilangan nyawa demi memberikan darah suci padanya untuk melawan Digo. Karena tak ingin bergemelut dengan perasaannya sendiri, Tristan akhrinya melampiaskan dengan menyerang Galang secara membabi buta.

Pertempuran bangsa serigala dan bangsa vampir semakin memanas. Beberapa dari mereka mulai berguguran. Bangsa serigala semakin tersudut. Jumlah mereka semakin berkurang dan berakibat pula pada pertahanan bangsa serigala.

Erik menendang satu vampir yang menjadi lawannya. Dia sesaat memerhatikan sekitar. Hatinya terasa sakit saat melihat bangsanya banyak yang gugur.

"Sepertinya peperangan ini harus segera di hentikan," Ali yang baru datang setelah berhasil menghabisi dua lawan, memberikan pendapatnya pada Erik.

"Benar. Kalau peperangan ini terus dilanjutkan, yang ada bangsa serigala benar-benar habis." sahut Erik.

Adhitya muncul dengan dadanya yang naik-turun mengatur napas. "Bagaimana ini, Panglima? Apa sebaiknya kita meminta raja untuk mundur?"

"Mundur bukan pilihan," Vino tiba-tiba bergabung bersama Excel.

"Benar. Lebih baik mati dalam pertempuran dari pada kita mundur mengakui kekalahan," sambung Excel.

"Tapi, jumlah bangsa serigala semakin menipis. Kita gak ada harapan untuk menang," Erik mulai merasa pesimis. Seharusnya jika tahu peperangan besar akan terjadi, mereka mengatur strategi dengan matang. Namun, ia tak menyangka jika peperangan besar benar-benar akan terjadi.

Di sudut lain, pertarungan Sisi dan Liora masih berlangsung. Tidak ada yang ingin mengalah. Jika jatuh, mereka bangkit kembali. Meski hingga titik darah penghabisan, mereka akan terus memperjuangkan bangsanya untuk menang.

Ditengah pertarungan itu, Sisi tiba-tiba menyadari jika bangsanya sudah sangat berkurang. Hal itu memecah fokusnya dalam bertarung dengan Liora sehingga Liora menggunakan kesempatan itu untuk mengakhiri pertarungannya dengan Sisi.

"Sekarang lo gak bakal selamat, Si!" gumam Liora. Dia lantas memukul dada Sisi dengan kekuatan dalam sehingga menyebabkan tubuh Sisi terlempar.

Galang yang tengah bertarung dengan Tristan tak sengaja melihat tubuh Sisi melayang. Ia ingin menyelamatkan wanita itu. Akan tetapi seseorang sudah lebih dulu berhasil menangkap tubuh Sisi.

Galang terdiam. Pandangannya terus tertuju pada pria yang terlihat begitu khawatir karena Sisi tak sadarkan diri. Galang pun seperti terhipnotis pada setiap yang dia lihat. Setiap kali tangan pria itu menyentuh wajah Sisi seperti menyayat-nyayat hatinya.

Tiba-tiba Galang terhenyak kala sebuah pukulan mengenai wajahnya dengan cukup keras. Dia bahkan sampai terjerembap ke tanah.

Suara tawa puas mengalun di telinga Galang. Dia menoleh, mendapati Tristan berdiri dengan dua tangan yang diletakkan di pinggang. Raja vampir itu terlihat begitu pongah karena berhasil memukul Galang dan membuatnya terjerembap.

"Akui kekalahan lo, Lang! Lihat! Bangsa lo hampir habis tak tersisa,"

Galang mencoba bangkit dengan tertatih. Ibu jarinya menyeka darah yang mengalir dari sudut bibirnya.

"Seandainya hari ini bangsa serigala benar-benar punah, itu lebih baik!" ucap Galang dengan nada lemah. Tidak. fisik Galang sebenarnya masih kuat untuk melawan Tristan. Kekuatan macan bahkan belum dia keluarkan. Hanya saja pemandangan antara Ali dan Sisi yang dilihat Galang tadi seperti menyerap segala energinya.

"Galang, Galang ... Gue suka sama nyali lo," Puji Tristan sembari tersenyum menyeringai. "Oke. kalau emang itu yang lo mau. Bangsa serigala akan punah malam ini juga. Tapi sebelum itu terjadi, bangsa serigala harus melihat raja mereka mati lebih dulu."

Galang hanya diam. Tatapannya sayu menatap Tristan yang sudah mengangkat tangannya tinggi dan akan dilesatkan pada bagian dada Galang.

"Ayah!" Pangeran berseru di seberang sana. Hatinya was-was melihat sang ayah tampak mematung tak mempersiapkan perlindungan dari serangan Tristan.

"Sekarang lo akan mati, Galang!"

Bersambung

Apa Galang akan selamat dari serangan Tristan?

Haruskah kita menyiapkan ucapan selamat tinggal untuk Galang dari sekarang?

Continue Reading

You'll Also Like

111K 12.9K 74
Judul Buku: Dilahirkan Kembali untuk Menikah dengan Tunangan Penyandang Cacat Penulis: Ye Zixuan Copywriting: Idola populer Mu Xingyu tiba-tiba kelua...
58.5K 1.9K 6
tidak diinginkan oleh keluarga itu rasanya sangat menyakitkan..
9.4K 1.3K 38
Ji eun dan Yoongi adalah anak korban dari perceraian Kedua orang tuanya masing-masing. sehingga membuat mereka tak percaya akan cinta. luka hati akib...
64.8K 2K 22
Boruto and Friend's Diaries -> Boruto's Diaries Ini adalah diari Boruto, kisah Boruto, dan awal dari kisah cintanya. MAIN PAIR : BORUSARA Pair : BORU...