Obsesi Devil's

By ElZaziroh

1.8M 99.1K 27.9K

[FOLLOW DULU SEBELUM BACA!] "GUE BUKAN MAINAN YANG BISA DI KENDALIIN SEENAK JIDAT KALIAN!" "Yang bilang kamu... More

P R O L O G
BAGIAN PERTAMA
BAGIAN DUA
BAGIAN TIGA
BAGIAN EMPAT
BAGIAN LIMA
BAGIAN ENAM
BAGIAN TUJUH
BAGIAN DELAPAN
BAGIAN SEMBILAN
BAGIAN SEPULUH
BAGIAN SEBELAS
BAGIAN DUA BELAS
BAGIAN TIGA BELAS
BAGIAN EMPAT BELAS
BAGIAN LIMA BELAS
BAGIAN ENAM BELAS
BAGIAN TUJUH BELAS
BAGIAN LAPAN BELAS
BAGIAN SEMBILAN BELAS
BAGIAN DUA PULUH
BAGIAN DUA PULUH SATU
BAGIAN DUA PULUH DUA
BAGIAN DUA PULUH TIGA
BAGIAN DUA PULUH EMPAT
BAGIAN DUA PULUH ENAM
BAGIAN DUA PULUH TUJUH
BAGIAN DUA PULUH DELAPAN
BAGIAN DUA PULUH SEMBILAN
BAGIAN TIGA PULUH
BAGIAN TIGA PULUH SATU
BAGIAN TIGA PULUH DUA
BAGIAN TIGA PULUH TIGA
BAGIAN TIGA PULUH EMPAT
BAGIAN TIGA PULUH LIMA
BAGIAN TIGA PULUH ENAM
BAGIAN TIGA PULUH TUJUH
BAGIAN TIGA PULUH DELAPAN
BAGIAN TIGA PULUH SEMBILAN
BAGIAN EMPAT PULUH
BAGIAN EMPAT PULUH SATU
BAGIAN EMPAT PULUH DUA
BAGIAN EMPAT PULUH TIGA
BAGIAN EMPAT PULUH EMPAT
EMPAT PULUH LIMA

BAGIAN DUA PULUH LIMA

34.8K 2.1K 911
By ElZaziroh

25. CLEO SI BAYI

____________________

"Oh iya, lupain aja ucapan aku tadi."

_Cleo Haidar Eileen Abigael_

Di sebuah bar yang terletak di pusat kota Amerika. Seorang gadis dengan rambut berwarna merah maron yang di ikat tinggi, bibir berbentuk hati, mata bulat dengan bulu mata lentik tengah menikmati segelas wine dengan satu orang lelaki dan wanita di samping kiri dan kanannya.

"So, what are you guys doing here?" Tanyanya dengan tatapan yang tertuju pada dua insan yang tengah bercumbu dengan penuh gairah di depan sana.

"What's more, following you. Maybe" ucap seorang gadis dengan rambut gelombang yang sebatas pinggang, menatap gadis di sampingnya sinis.

"Oh ya? For what?"

"Berhenti bermain-main! Kita ke sini untuk mencari dia. Bukan untuk menonton sebuah permainan bibir erotis seperti itu." Tekan si lelaki yang berada di sampingnya, menatap jengah pada dirinya yang hanya acuh akan hal itu.

"Oh ayolah! Ini hiburan. Tidak bisakah kau menghibur dirimu dengan hal semacam ini?" katanya dengan senyum menyeringai yang amat menyebalkan.

Menghela nafas jengah. Pemuda yang memiliki garis wajah tegas dengan sorot mata tajam itu mulai bangkit. "Kakek mu akan marah karna kelakuan mu ini."

Meminum wine nya hingga habis dengan gelas yang ia banting dengan kasar. "Aku baru saja keluar dari neraka! Biarkan dia sedikit bermain. Setelah itu, kita akan menjemputnya." Ucapnya dengan nada tersirat akan makna.

"Kau seolah tahu di mana dia berada." Dengus seorang gadis yang berada di sampingnya dengan tangan di lipat di depan dada, dan oh! Jangan lupakan kakinya yang menyilang. Menunjukkan kesan angkuh yang begitu besar pada diri gadis ini.

"Of course! I live with them. Jadi, apa yang tidak aku ketahui?" Katanya menyeringai dengan wine yang kembali ia tuang ke dalam gelasnya.

"Apa? Ayo duduk and Enjoy the show." Suruhnya menarik kedua tangan dari kaki tangan kakeknya yang akan mengawasi dirinya.

"Sampai kapan kita akan menonton permainan bibir erotis ini?" Tanyanya dengan nada menyindir.

"Jika kalian mau ke kamar dan menunjukkan sedikit permainan yang lebih dari ini, mungkin. Kita bisa pergi dengan aku sebagai penonton setia" seringainya yang begitu menyeramkan.

"Otak mu semakin ke sini, semakin menjadi. Apa ini yang di ajarkan para orang idiot itu pada mu?"

"Hey! Mereka tidak pernah mengajari ku hal kotor seperti ini! Aku belajar sendiri." Ucapnya dengan bangga.

"Terserah." Ucap sang lelaki pasrah. Memilih memejamkan matanya dari pada menghadapi gadis di sampingnya yang begitu menyebalkan.

***

"Nona?" Tanya Bertta kala ke empat tuannya ini sudah berada di depan pintu dengan pakaian yang penuh akan darah.

Jika orang baru, pasti akan terkejut melihat ini semua. Namun, Bertta sudah lama tinggal di pulau ini bersama ibunya. Jadi, tak mengherankan lagi jika setiap satu tahun dua kali. Empat pemuda ini akan pulang dengan keadaan yang sangat mengerikan.

"Hm, di mana dia?" Tanya Celvin melepas kemeja biru mudahnya tepat di depan para pelayan. Mengusap wajahnya yang sedikit terkena percikan darah, sebelum memberikannya pada Bertta untuk di bakar.

"Sedang membaca buku di taman belakang tuan." Ucap Bertta sedikit menunduk kala Varren dan Devan melakukan hal yang sama seperti Celvin, melepas kemana yang mereka kenakan. Sebelum memberikannya pada Bertta untuk di bakar.

"Aku akan mandi." Kata Cleo berlalu di depan Bertta tanpa melepas pakaiannya. Membuat Bertta bertanya-tanya dalam hati, tumben sekali tuannya itu tak melepas pakaiannya?

"Kenapa dengannya?" Tanya Celvin bingung dengan sikap Cleo yang tak seperti biasanya.

Melirik sekilas sebelum berlalu menaiki tangga untuk membersihkan tubuhnya yang bau amis. "Sepertinya, kita memang tidak bisa lagi melepas pakaian kita depan mereka. Kau tau, seperti Queenby yang tubuhnya hanya bisa di lihat oleh kita. Begitupun kita yang harus melakukan hal yang sama" ucap Devan mengusap surai lepeknya ke belakang.

Mengut-mangut dengan wajah serius. Devan benar, seharusnya mereka tak melepas pakaian mereka depan banyak orang seperti ini.

"Tembem dia bisa berpikir"

Melirik sahabat masa kecilnya dengan tatapan mencibir. "Memangnya hanya kau yang memiliki otak di sini?!" Desis Varren sebelum menaiki tangga, meninggalkan Celvin yang menatap ketiganya bingung.

Loh? Kok ini jadi salahnya? Memang sahabat bangsat!

Mendengus samar sebelum melangkah menuju kamarnya yang berada di lantai dua, Celvin menyempatkan diri untuk berpesan pada Bertta. "Bakar baju itu jauh dari penglihatan Queen. Dan ya, jangan sampai Queen tahu kami pulang dengan pakaian itu." Tasnya yang di angguki patuh oleh Bertta.

***

Di taman belakang dengan udara malam yang begitu dingin menusuk kulit. Alya tengah menikmati segelas kopi dengan beberapa camilan di kursi kayu yang memang di berada di sini.

"Kenapa masih di luar?"

Ah! Hilang sudah ketengan Alya. Suara berat milik Cleo benar-benar mengganggu. Apalagi, sekarang Alya masih asik menikmati pemandangan.

"Ingin saja" jawab Alya acuh tak acuh. Dengan tatapan yang masih setiap tertuju pada pemandangan di depannya.

Menghela nafasnya sebentar, Cleo mulai berjalan semakin mendekat pada tempat yang Alya duduki. Membungkuk, sebelum menggendong Alya ala bridal style dengan sang gadis yang terlihat protes.

Wangi Cleo benar-benar menusuk indera penciuman Alya dengan rambut yang sedikit basah dan wajah segar. Ah! Cleo baru saja mandi, pantas saja pemuda ini terlihat begitu segar dan tamp-eh! Apa yang Alya pikirkan? Dih! Pikiran macam apa tadi.

Menggelengkan kepalanya untuk membuyarkan lamunan bodohnya. Alya dengan kesal menatap Cleo, sebelum kemudian. "Leo!"

"Apa?" Tanya Cleo dengan tampang polosnya yang begitu menyebalkan.

Apa-apaan dengan wajah bak bayi polos ini? Sungguh tidak cocok dengan karakter pemuda ini yang seperti iblis.

"Turunin aku!" Titah Alya yang tak di indahkan oleh sang empu. "Hari ini seharunya, kita menghabiskan waktu seharian penuh bersama. Tapi, karna pekerjaan mendadak yang begitu menyebalkan itu. Waktu aku sama kamu jadi menipis, ck!" Decak Cleo dengan wajah kusut pemuda ini.

"Dih! Gak ada juga yang mau ngabisin waktu seharian penuh sama kamu." Delik Alya dengan tangan yang mulai melingkar pada leher Cleo, membuat sang empunya tersenyum tipis dengan langkah yang mulai menaiki tangga.

"Kenapa gak mau?" Cleo bertanya dengan wajah penuh keheranan. "Aku ganteng, baik, penyayang, banyak uang, gak mesum kaya Devan, gak dingin kaya Celvin dan gak datar kaya Varren." Kata Cleo dengan tingkat kepedean yang melampaui batas.

Mendelik dengan wajah julidnya. Alya dibuat geleng-geleng kepala mendengar bait-bait kalimat yang keluar dari bibir Cleo.

"Loh? Kamu mau apa?" Alya mulai was-was kala Cleo mengunci kamar dari dalam dengan kaos yang dia lepas. Menatap Alya dengan senyum lebar yang begitu menyeramkan.

"Mau tidur"

"Ngapain harus lepas baju segala?!" Heran Alya dengan tangan yang di silangkan di depan dada. Was-was kala Cleo mulai merangkak naik ke atas kasur dengan wajah bak om-om pedofil.

"Sekalian, mau nenen" kata Cleo tersenyum hingga gigi-gigi putihnya terlihat.

"Berani lo dekat! Gue tendang aset lo!" Ancam Alya dengan wajah memerah padam karena ulah Cleo yang kini sudah berhasil memegang kedua tangannya.

"CLEOOO!" Pekik Alya berusaha memberontak kala Cleo sudah berada di atas tubuhnya. Menekan kedua lutut Alya hingga ia tak bisa bergerak.

Menyeringai dengan usapan yang ia berikan pada bibir milik gadisnya. Cleo selalu salah fokus ketika berbicara dengan Alya, di mana. Ia ingin menatap mata Alya ketika gadis ini bicara, malah menatap bibir mungil ini. Sial! Ia bisa gila.

"Katanya tadi gak MESUM kaya Devan!!" Berontak Alya yang hasilnya hanya sia-sia belakang. Karena kekuatannya dan Cleo sangat jauh berbeda.

"Oh iya, lupain aja ucapan aku tadi." Kata Cleo dengan santai. Membuat Alya semakin marah dan juga muak! Apa-apaan Cleo ini? Tadi dia sendiri yang mengatakan, dan sekarang? Dia juga yang menyuruh untuk melupakannya? Ck! Dasar pling-plang!

"Dasar baj-mpp" Alya syok bukan main. Bibirnya kembali di jamah untuk ke sekian kalinya oleh orang yang berbeda? Oh good! Alya merasa seperti wanita murahan di sini.

Tersenyum di sela ciumannya, Cleo sedikit memiringkan kepalanya. Menyesap lebih dalam rasa manis pada belah bibir Alya yang belum melakukan pergerakan.

Semakin menekan tangan Alya dengan bibir yang semakin bergerak sesuai tempo. Cleo sedikit geram kala gadisnya ini hanya diam tanpa membalas lumatan nya. Di mana, dengan sengaja. Cleo mengigit bibir bawah milik Alya, membuat sang empu terpekik dengan lidahnya yang langsung menerobos masuk ke dalam rongga mulut sang empunya.

Candu. Cleo benar-benar di buat gila hanya dengan berciuman seperti sekarang ini dengan otaknya yang berkelana ke mana-mana. Berfantasi yang membuat keperkasaannya di bawah sana ikut mengeras. "Shit!" Umpat Cleo setelah melepas ciuman sepihaknya dengan nafas yang memburu.

Mengatur nafasnya yang tersengal karena ulah Cleo. Alya seakan di buat berlari maraton karena ulah Cleo, hantunya berdegup begitu cepat dari biasanya dengan hawa ruangan yang terasa panas.

"L-lo mau apa?" Alya menatap mata sayu Cleo dengan tangannya yang menahan pergerakan jari-jari Cleo yang akan melepaskan kancing kemejanya.

"Mau kamu" suara serak basah milik Cleo berhasil membuat Alya meremang dengan ludahnya yang tak bisa ia telan dalam kerongkongan, terasa tersendat hanya untuk menelan ludahnya sendiri.

"G-gak!!" Alya mulai memberontak dengan tangannya yang berusaha ia lepaskan dari cengkraman Cleo.

Tak memperdulikan penolakan Alya, Cleo dengan tergesa mulai membuka kancing kemeja milik Alya hanya dengan satu tangan, dan tangan yang lain, yang sedang menahan kedua pergelangan tangan milik Alya.

Memikirkan ide agar ia terlepas dari terkaman Cleo. Alya tanpa pikir panjang langsung mengigit bahu milik Cleo. "Arrgghh!" Erang Cleo merasakan sensasi sakit namun juga nikmat kala Alya menggigitnya.

"Lepas!" Pukul Alya hingga di mana, kedua tangannya berhasil terlepas dengan ia yang segera bangkit dari kasur. Namun sebelum benar-benar berhasil kabur, Cleo malah menarik kerah baju Alya hingga terlepas dari tubuh sang empu dengan dua kancing paling bawah yang terlepas.

Membulatkan matanya dengan wajah yang memerah padam. Alya dengan cepat berlari menuju gorden, menutup tubuhnya dengan Cleo yang malah terkekeh melihat tingkah lucu sang gadis.

"Apa yang kamu lakukan baby girl?" Tanya Cleo dengan tangan yang di lipat di depan dada, menatap teduh gadisnya yang kini bersembunyi di balik gorden tipis jendela kamarnya.

"Dasar bayi mesum!!" Ucap Alya di balik gorden. Tubuhnya benar-benar terekspos karena ulah Cleo.

"Bayi?" Tanya Cleo heran. "Sejak kapan aku jadi bayi? Dan jika aku bayi. Kenapa kamu gak kasih aku susu?" Tanya Cleo masih dengan tatapan teduhnya.

"Diam kamu bayi! Kamu itu nyebelin. Cepat ambil baju aku!" Titah Alya yang mendapat kekehan dari sang empu yang ia perintah. "Gak mau ah, ambil sendiri lah. Kan kamu punya tangan sama kaki sendiri, my little girl" acuh Cleo berangsur mundur dan kembali membaringkan dirinya di atas kasur, dengan tatapan yang terus tertuju pada Alya.

"Y-ya kamu tutup mata lah!"

"Gak. Celvin aja lihat kemarin, masa aku gak. Enak aja dia!"

"Iiiihhh terserah!" Kesal Alya masih berdiri pada posisinya.

"Yaudah, kalo itu keputusan kamu"

Tak ada lagi percekapan setelahnya. Cleo yang masih betah menatap Alya yang berada di balik gorden, dan Alya yang mulai mengantuk dalam posisi yang tak nyaman.

Bermenit-menit berlalu hingga di mana, Alya benar-benar tertidur di balik gorden dengan Cleo yang mulai bangkit, memungut kemeja milik gadisnya. Berjalan dengan pelan sebelum membuka gorden dan mengangkat Alya ala bridal style menuju ranjang miliknya.

"Cantik" bisik Cleo setelah mengecup singkat bibir Alya. Sebelum menutup tubuhnya dan Alya dengan selimut.

"Selamat malam princess"

***

Halo anak bunda!! Gimana kabarnya hari ini? Semoga kalian sehat oke😆

Asli si cerita ini itu banyak banget kendalanya. Tapi, senang karna kalian masih bisa bertahan sampai sini, masih nungguin up walaupun agak lama🤗

Jadi, nanti setelah UTS aku selesai. Aku bakal sering update, biar ceritanya gak gantung kaya jemuran gak di angkat-angkat padahal udah kering hehe

Vote 700+700 komen baru update part selanjutnya!!

Makasih ya buat dukungannya selama ini, kalian emang pembaca yang pengertian🥲

Oh iya hampir lupa, ini part terpanjang yang aku tulis dalam cerita ini. Semoga kalian suka deh,

Selamat menunggu part selanjutnya♡

Continue Reading

You'll Also Like

8.7K 1K 7
"Lucu banget, jadi pacar gue mau nggak?" Gawat! Allaric---Si Psikopat Gila itu jatuh cinta. ____ Perhatian! Cerita ini mengandung unsur kekerasan dan...
16.8K 1K 4
Ini kisah Skyla yang memiliki 4 kakak yang super protektif, ini ga bisa itu ga bisa. Walau begitu Sky mengerti, dirinya adalah anak perempuan satu sa...
333K 32.2K 44
[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Tidak ada yang pernah tahu bahwa pertemuan singkat di lampu merah justru menjadi awal kisah mereka. Hanya sebuah plest...
97.2K 5.2K 41
[ BEBERAPA PART AKAN DI PRIVAT, WAJIB FOLLOW DULU! SETELAH ITU VOMENT! HAPPY READING! ] [NEW VERSION] "Kau milikku yang paling berharga." "Ah, pekerj...