GANTENG GANTENG SERIGALA (2)

By Inayah_Aliwia

48.8K 2.6K 493

Lanjutan Ganteng-Ganteng Serigala versi saya. Jangan lupa vote ya! Setelah Agra menyatakan bahwa Nayla dan Di... More

Sebuah Rencana
Kisah dimulai
Anak Baru yang Aneh
Si Over Protektif
Super Hero?
Acara Tahunan Sekolah
Persiapan Kamping
Tak mudah jatuh cinta
Ditipu Pangeran?
Melanggar Pantangan?
"temuin Pangeran, gue bakal maafin lo!"
Dikejar Serigala
Ditemukan
Galang?
Pelindung Pangeran?
Bertarung dalam Kelas
Tertabrak Mobil
Seperti Tak Nyata
Seperti Tak Nyata (2)
Kisah Hidup Pangeran
Janggal
Kembali Hadir
Anak Baru
Lolongan Sang Pangeran Serigala
Separuh Kekuatan Pangeran
Menerima Kenyataan
Kembali
Membela
Kekasih?
Hukuman Mati Untuk Sang Pangeran
Mulai Cinta?
Tumpahnya Darah Suci
Keceplosan
Vampir
Selena
Kabar Buruk Dari Salwa
Curiga
Bersatu Demi Jessica
Pangeran Ada Dua?
Jessica Mulai Tahu
Pertemuan Galang Dengan Ali
Berkhianat
Pertarungan Saudara
Tuduhan Pada Pangeran
Pertengkaran Pangeran Dan Louis
Aura Yang Berbeda
Tak Terkendali
Mengisi Kekosongan Hati, Kecemburuan
Ungkapan Perasaan, Menjalin Kesepakatan?
Strategi
Pengakuan Hati
Belajar Dari Kesalahan
Kisah Galang Dan Sisi (part flashback)
Ingatan Yang Kembali
Rencana Tristan
Melanjutkan Perjuangan
Jangan Memaksa
Ingin Bertemu
Bukan Sekarang
Ada Apa Dengan Jessica?
Mengembalikan Jeff dan Dinda
Demi Yang Dicinta
Peperangan Tak Seimbang
Hubungan Yang Terkuak
Memberikan Ruang
Pengorbanan
Ingin Mendengar Sebuah Legenda?
Legenda Pusaka Macan

Kematian Sebagai Bayaran

546 41 10
By Inayah_Aliwia

Hallo, semuanya!
Assalamu'alaikum...
Maaf, ya, ceritanya baru diup lagi.

Karena saya juga lagi banyak kesibukan, jadi saya minta maaf sekali kalau part ceritanya gak sepanjang biasanya.

Tapi, semoga kalian suka dengan part ini ya, selamat membaca!

~

Daun telinga Louis bergerak kala menangkap suara derit pintu yang dibuka. Ia pun membuka matanya perlahan kemudian melirik ke arah pintu di mana sudah ada Pangeran yang tengah berdiri memandangi dirinya.

"E-elo?" Sekadar bicara sepatah kata saja Louis merasa lehernya seperti dicekik sehingga suaranya tak bisa keluar. Ada sensasi terbakar di rongga dadanya setiap kali dia berbicara.

Pangeran berjalan mendekat dengan ekspresinya yang datar meski melihat Louis sekarat. Ia tak memedulikan tatapan empat orang dewasa yang sedang memandangi dirinya dengan tajam.

Tak lama kemudian Fita dan Stanley masuk ke Kamar. Mereka ingin menyaksikan bagaimana si Pangeran serigala menyembuhkan saudara mereka.

"Sembuhkan Louis sekarang juga! " Tristan yang berdiri di seberang kasur sana memerintahkan Pangeran untuk segera menyembuhkan keponakannya.

"Kenapa harus terburu-buru Raja Vampir?" Perlahan Pangeran menolehkan kepalanya pada Tristan. "Aku belum puas melihatnya menderita." Lanjutnya disertai seringai.

"Jangan main-main kau!" Jordan berteriak marah. Perkataan Pangeran benar-benar menyulut emosinya. Sejak kemarin dia sangat mengkhawatirkan keselamatan Louis, tapi Pangeran malah menikmati keadaan putranya yang mengenaskan itu.

"Dia yang menginginkan berada di keadaan seperti ini dengan menantang diriku, bukan? Aku hanya ingin dia menikmati hasil dari tantangannya itu sebentar lagi saja," balas Pangeran terlihat tenang.

Tristan menatap Pangeran begitu dalam. Ada sesuatu yang membuatnya merasa Pangeran sangat berbeda. Auranya begitu kuat dan anehnya ia hanya dapat mencium aroma serigala dengan samar-samar dari tubuh Pangeran seolah sebenarnya Pangeran sedang berada jauh di tempat itu.

"Pangeran, kita mohon sama lo, sembuhkan Louis segera mungkin!" Stanley tak segan menyatukan kedua tangannya memohon pada Pangeran. Dia sadar jika mereka harus bersikap baik sehingga Pangeran merasa senang dan berbesar hati menyembuhkan Louis.

Pangeran tersenyum mendengar permohonan Stanley. "Apa yang akan kalian berikan sebagai bayaran karena aku menyembuhkan Louis?"

"Bangsa serigala adalah bangsa yang populasinya hampir punah saat ini. Aku akan menjamin bangsa kalian tidak akan punah, " sahut Tristan.

Pangeran kembali tersenyum mendengar jawaban Tristan. "Sayang sekali aku tidak tertarik dengan tawaran itu."

"Lalu apa yang kamu inginkan sebagai bayarannya?" tanya Tristan mulai muak dengan tingkah Pangeran.

"Kematianmu, "

***

Tubuh Sisi tersentak mundur. Matanya membeliak menatap seseorang yang saat ini ada di hadapannya. Tangan kekar milik orang itu mencekik leher Sisi dan membuatnya kesulitan untuk bernapas.

"Bumantara!" Selena berteriak panik melihat apa yang tengah dilakukan pria kepercayaan ayahnya itu pada Sisi.

Bumantara hanya bergeming seolah tak mendengarkan seruan Selena yang terus memintanya berhenti. Tak sedikitpun genggaman tangannya melonggar di leher Sisi, malah ia semakin menguatkan genggamannya sehingga wajah Sisi mulai pucat pasi.

"Bumantara, lepaskan!" Tak ingin tinggal diam, Selena segera mendorong tubuh tegap Bumantara agar menjauh dan berhenti melukai Sisi.

Setelah tangan Bumantara terlepas dari lehernya, tubuh Sisi ambruk di tanah. Dadanya naik-turun dengan cepat, menetralkan rasa sesak akibat udara yang tertahan untuk masuk ke paru-paru dan hampir membuatnya kehilangan nyawa. Tak hanya itu, ia juga meringis merasa lehernya sakit dan panas.

"Sisi ... " Selena bergegas menghampiri Sisi. Dia mengecek leher Sisi yang terdapat luka bekas cekikan Bumantara. Napasnya menjadi memburu karena melihat luka tersebut.

Selena menoleh cepat pada Bumantara yang berdiri tegak beberapa meter darinya.

"Apa yang kamu lakukan, Bumantara? Kamu hampir membunuhnya!" Ucap Selena sengit.

"Seharusnya aku yang bertanya, apa yang kamu lakukan, Selena? Kenapa kamu malah ingin membantunya padahal tadi dia ingin melukaimu, dia menyerangmu!" Balas Bumantara kesal sekaligus bingung terhadap sikap Selena.

"Jika aku mati, tidak akan ada yang merasakan kehilangan. Tapi jika Sisi mati, Pangeran akan merasakan kehilangan sosok ibu yang kedua kalinya!"

Hening.

Bumantara tak membalas. Dia hanya menatap Selena dengan tatapan yang tak dapat diartikan.

Berbeda dengan Bumantara, Sisi justru berkaca-kaca mendengar perkataan Selena.

"Kamu terlalu naif, Selena! Karena itulah Galang berpaling darimu dan jatuh cinta pada ratu serigala ini. Jika kamu membiarkannya terus hidup, kamu akan kehilangan segalanya!"

Selena menarik napas berusaha mengontrol emosi agar tak terpengaruh oleh perkataan Bumantara.

"Aku tidak merasa kehilangan apapun termasuk Galang. Karena aku tak menggenggamnya dengan tanganku tapi dengan hatiku," Ucap Selena kemudian dengan penuh ketenangan.

Mendengar balasan Selena, Bumantara hanya bisa geleng-geleng kepala dan setelahnya dia berlalu pergi begitu saja.

Selena memandangi kepergian Bumantara. Punggung pria itu semakin menjauh hingga hilang di balik pepohonan. Rasa kesalnya mulai mereda, deru napasnya pun kembali normal.

"Se-Selena ... "

Selena langsung mengalihkan pandangannya setelah mendengar suara panggilan lirih dari Sisi. Wajahnya seketika terlihat panik saat melihat wajah Sisi membiru.

"Sisi?" Tangan Selena terulur kembali mengecek luka di leher Sisi. Ia semakin panik ketika menyadari luka itu bukan luka biasa.

"Sisi, bertahanlah! Aku akan mengeluarkan racun dari Bumantara di tubuh kamu."

Sisi meraih tangan Selena, menghentikan wanita itu yang hendak mengobatinya.

Selena pun sempat terdiam kala tangannya ditahan oleh Sisi. Dia memandangi wajah Sisi yang terdapat air bening yang jatuh dari pelupuk matanya.

"Ma-maaf ... " ucap Sisi terbata.

"Minta maaf untuk apa? Sudahlah, aku harus segera mengobati kamu agar racun itu tidak semakin menyebar dan merusak seluruh organ tubuh kamu!" Selena mencoba melepaskan genggaman tangan Sisi, akan tetapi Sisi tak ingin melepaskannya.

"Aku berniat melukai kamu, aku mohon biarkan saja aku mati sebagai penebus dosa ku," pinta Sisi. Suaranya terdengar menyayat hati Selena.

"Apa yang kamu katakan, Sisi? Kamu hanya marah, aku yakin kamu tidak berniat untuk melukai aku sedikitpun. Dan jangan meminta sesuatu yang tak bisa aku lakukan! Aku hanya bisa menyembuhkan kamu, bukan membiarkan kamu terbunuh oleh racun itu!" tolak Selena.

"Benar yang dikatakan laki-laki tadi, Selena. Kamu seharusnya membiarkan aku mati agar kamu bisa terus menjalani hidup kamu bersama Galang ... "

"Cukup!" Selena membentak Sisi, membuat sang ratu serigala itu terdiam sejenak.

"Kenapa kamu ingin menyelamatkan aku? Kamu bisa lebih bahagia jika aku mati," ucap Sisi kemudian.

"Membiarkan seseorang yang terluka hingga mati bukan sebuah kebahagiaan," balas Selena. Dia memandangi Sisi lebih dalam. "Kamu masih dibutuhkan, Sisi. Pangeran masih membutuhkan kamu, membutuhkan kasih sayang dari ibu kandungnya."

Sisi tak bisa lagi menahan air matanya untuk jatuh. Dia menangis, merasakan rasa bersalah yang begitu besar pada Selena. Ia hampir melukai wanita itu namun sekarang dia akan diselamatkan olehnya.

"Ini akan menyakitkan, aku harap kamu bisa menahannya!"

Sisi tak lagi menahan tangan Selena sehingga Selena bisa segera mengambil jurus untuk menyembuhkan luka Sisi.

Setelah melakukan beberapa jurus, secercah cahaya muncul dari telapak tangan Selena. Dia kemudian meletakkan kedua tangannya dengan posisi seperti mencekik leher Sisi. Racun yang Bumantara tanamkan terdapat di sana dan Selena harus menghancurkannya di posisi yang sama pula.

Perlahan cahaya di tangan Selena berpindah ke leher Sisi. Disaat itu Sisi merasakan kesakitan yang tak tergambarkan sehingga dia hanya bisa menjerit.

Tiba-tiba tangan Selena terlepas dari leher Sisi. Tubuhnya menjauh karena Galang datang dan mendorongnya.

Selena terkejut melihat Galang. Di sana pun ada Erik yang lebih terkejut karena melihat aksi Selena tadi.

Jeritan Sisi tak berhenti. Tubuhnya menggelepar di tanah. Galang yang tengah menahan tubuh Selena agar tidak mendekati Sisi kemudian segera menghampiri istri serigalanya itu.

"Sisi?" Galang mengangkat kepala Sisi dan menaruhnya di paha. Ia dapat melihat luka di leher istrinya itu dan yakin luka itulah yang membuat Sisi kesakitan seperti saat ini.

"Galang ... "

"Tetap di sana!" Galang mengangkat tangan, menghentikan langkah kaki Selena yang ingin mendekat.

Selena panik. Ia yakin Galang telah salah paham dengan apa yang dilihatnya. "Galang ... kamu ... Ini semua tidak seperti yang kamu ... "

"Kenapa kamu melukai Sisi? " Galang langsung memotong perkataan Selena seakan tak ingin mendengar penjelasan dari Selena.

"Aku tidak mungkin melukai Sisi!" bantah Selena dengan nada lemah.

"Lalu apa yang kamu lakukan tadi pada Sisi? Kamu mencekiknya, Selena! Lihat sekarang! Sisi terluka akibat ulah kamu! " Galang mulai berang. Dia tak suka dibohongi. Apa yang dilihatnya tadi sudah jelas bahwa Selena sedang mencekik Sisi sehingga keadaan Sisi terluka.

"Galang kamu salah paham ... " Selena mulai menangis. Untuk pertama kalinya ia melihat Galang marah dan membentaknya. Ia bingung bagaimana menjelaskan semuanya kepada Galang sedangkan ia sendiri tak diberikan kesempatan untuk membela diri.

"Apa salah Sisi sampai kamu tega melukainya?" Dengan sorot mata yang penuh kemarahan, Galang melontarkan pertanyaan kepada Selena.

Selena tak membalas. Dia hanya bisa terisak melihat kemarahan suaminya.

Erik yang berada di sana pun hanya mampu memperhatikan dengan perasaan tak percaya jika ternyata semua ini akan terjadi.

Awalnya, Erik berpikir jika Sisi akan marah dan menyakiti Selena, akan tetapi saat ini yang terjadi jauh berbeda dari dugaannya. Dengan matanya sendiri dia melihat Selena mencekik Sisi.

Suasana menjadi hening beberapa saat hingga suara Sisi mengalihkan perhatian mereka.

Gegas Galang membantu Sisi yang tak lagi mengerang kesakitan untuk duduk dan dengan spontan dia memeluk wanita itu.

"Lo baik-baik aja, kan? Gue takut banget lo kenapa-kenapa ... " Ujar Galang terdengar penuh Kecemasan.

Selena menunduk tak sanggup melihat pemandangan tersebut. Bibirnya mungkin berkata bahwa dirinya tak cemburu, namun hatinya berkata lain.

Sisi segera melepas pelukan Galang membuat dahi suaminya itu tertekuk keheranan.

"Gue gak papa, Lang. Dan ... " Sisi menggantung kalimatnya sembari melirik Selena yang masih tertunduk sedih. "Lo gak seharusnya marah apalagi bentak Selena kayak tadi."

Mendengar perkataan Sisi Galang semakin kebingungan. Kenapa dia tak boleh marah padahal sudah jelas dia melihat Selena berusaha melukai Sisi.

"Apa yang lo lihat tadi gak seperti yang ada di pikiran lo. Selena bukan ingin nyakitin gue, justru dia ingin menyelamatkan hidup gue."

"Apa maksud lo?"

Bersambung

Continue Reading

You'll Also Like

2.5M 250K 32
"Seperti halnya sang Putri Tidur dalam cerita dongeng Anak-anak, yang harus mendapat ciuman magis dari sang Pangeran, cinta sejatinya, agar terbangun...
267 56 10
[TAMAT] Danis mahasiswa akhir yang menjalani kehidupan secara monoton hidup bersama segudang tugas yang membuat ia pusing setengah mati, di penghujun...
225 135 7
" Aku bermimpi untuk menjadi lilin, kenapa? karena saat malam hari lilin akan terang benderang di bandingkan yang lain." - Aldeva Maharani
12.9K 781 30
INI ADALAH INSPIRASI NAMA TOKOH WATTPAD KEREN GIRL'S AND BOY'S DALAM CERITA AKU. #Namagirl/korea #Namagirl/koreaislam #Namagirl/indo #Namaboy's/korea...