GANTENG GANTENG SERIGALA (2)

By Inayah_Aliwia

48.8K 2.6K 493

Lanjutan Ganteng-Ganteng Serigala versi saya. Jangan lupa vote ya! Setelah Agra menyatakan bahwa Nayla dan Di... More

Sebuah Rencana
Kisah dimulai
Anak Baru yang Aneh
Si Over Protektif
Super Hero?
Acara Tahunan Sekolah
Persiapan Kamping
Tak mudah jatuh cinta
Ditipu Pangeran?
Melanggar Pantangan?
"temuin Pangeran, gue bakal maafin lo!"
Dikejar Serigala
Ditemukan
Galang?
Pelindung Pangeran?
Bertarung dalam Kelas
Tertabrak Mobil
Seperti Tak Nyata
Seperti Tak Nyata (2)
Kisah Hidup Pangeran
Janggal
Kembali Hadir
Anak Baru
Lolongan Sang Pangeran Serigala
Separuh Kekuatan Pangeran
Menerima Kenyataan
Kembali
Membela
Kekasih?
Hukuman Mati Untuk Sang Pangeran
Mulai Cinta?
Tumpahnya Darah Suci
Keceplosan
Vampir
Selena
Kabar Buruk Dari Salwa
Curiga
Bersatu Demi Jessica
Pangeran Ada Dua?
Jessica Mulai Tahu
Pertemuan Galang Dengan Ali
Berkhianat
Pertarungan Saudara
Tuduhan Pada Pangeran
Pertengkaran Pangeran Dan Louis
Aura Yang Berbeda
Tak Terkendali
Mengisi Kekosongan Hati, Kecemburuan
Ungkapan Perasaan, Menjalin Kesepakatan?
Strategi
Pengakuan Hati
Belajar Dari Kesalahan
Kisah Galang Dan Sisi (part flashback)
Ingatan Yang Kembali
Melanjutkan Perjuangan
Jangan Memaksa
Ingin Bertemu
Kematian Sebagai Bayaran
Bukan Sekarang
Ada Apa Dengan Jessica?
Mengembalikan Jeff dan Dinda
Demi Yang Dicinta
Peperangan Tak Seimbang
Hubungan Yang Terkuak
Memberikan Ruang
Pengorbanan
Ingin Mendengar Sebuah Legenda?
Legenda Pusaka Macan

Rencana Tristan

608 36 6
By Inayah_Aliwia

***

Jeff dan Jessica tampak tengah berjalan-jalan santai sambil menikmati pemandangan hutan di malam hari.

Tak sedikitpun raut ketakutan terpampang di wajah cantik Jessica meski harus berjalan di tengah Hutan seperti saat ini. Ketakutan itu berganti dengan kebahagiaan karena sang pujaan hati berada di sampingnya. Menggenggam tangannya dengan begitu erat.

Saat tengah menikmati pemandangan, tiba-tiba langkah mereka terhenti ketika menemukan Dinda yang duduk bersandar di sebuah pohon.

Keadaan gadis itu terlihat memprihatinkan. Matanya sembab bahkan bulir air mata masih bertengger di pipinya.

"Jeff, itu Dinda kenapa?" Tanya Jessica pada Jeff yang juga mengkhawatirkan keadaan Dinda.

Jeff tak menjawab pertanyaan itu. Dia bergegas menghampiri Dinda diikuti Jessica di belakangnya.

"Din?" Panggil Jeff lirih setelah ia dan Jessica berada di dekat Dinda.

Kepala Dinda perlahan menoleh. Melihat kehadiran Jeff, segera saja dia bangkit dan memeluknya. Seketika saja tangisnya pecah di pelukan Jeff. Ia ingin melepaskan sesak di dadanya yang sedari tadi dia tahan.

"Lo kenapa, Din?" Setelah Isak tangis Dinda mereda, Jeff melepaskan pelukan Dinda dengan perlahan dan bertanya pada adiknya itu.

Dinda menyeka air matanya. Hatinya kini lebih terasa ringan meski tetap ada yang mengganjal.

"Lo bilang mau ngobrol sama Pangeran, kan? Terus Pangerannya mana? Kok lo sendirian di sini?" Tanya Jessica. Sebelumnya Dinda pamit untuk mengejar Pangeran karena ingin membicarakan sesuatu. Tapi, sekarang laki-laki itu tak ada bersama Dinda.

"Dia pergi setelah nolak perasaan gue,"

Jeff dan Jessica saling bertatapan mendengar jawaban Dinda.

"Lo confes sama Pangeran?" Jessica bertanya memastikan. Dia cukup tak percaya jika gadis seperti Dinda yang terlihat dingin bisa menaruh rasa pada Pangeran. Namun nyatanya, Dinda memberikan anggukan sebagai jawaban dari pertanyaannya.

Tak bisa dipungkiri, Jessica pun sadar bahwa Pangeran mencintainya. Namun, dia menganggap Pangeran hanya sebagai saudara. Jika Pangeran menolak Dinda karena dirinya, bukankah itu artinya dia menjadi penghalang?

"Tapi, gimana lo bisa suka sama Pangeran, Din?" Jeff ikut bertanya. Dia tak menyangka jika Dinda akan jatuh cinta sungguhan kepada Pangeran. Padahal sebelumnya mereka hanya berencana Dinda berpura-pura cinta dengan laki-laki itu agar dirinya bisa leluasa mendekati Jessica.

"Mungkin karena gue trauma sama Vicky, sekalinya ketemu cowok kayak Pangeran, gue ngerasa jadi cewek beruntung. Pangeran punya jiwa kesatria yang selalu ingin melindungi dan itu yang buat gue nyaman sama dia." Balas Dinda. Dia kembali terisak.

Vicky memang jauh berbeda dengan Pangeran. Mantan pacarnya itu pergi begitu saja ketika dirinya hampir mati dibakar warga, sementara Pangeran, dia sampai rela menghabisi serigala penjaga hanya untuk menyelamatkan nyawanya.

Perbandingan jauh itu tak sadar membuat Dinda telah menaruh rasa pada Pangeran. Malu sebenarnya mengakui tentang perasaannya kepada orang lain seperti ini.

"Gue paham sama apa yang lo rasain sekarang. Tapi, apa lo masih berharap sama Pangeran? Gue harap lo ingat, Din. Kalian itu berbeda dan perbedaan itu tidak akan pernah bisa menyatukan kalian," ucap Jeff.

***

Setelah banyak bercerita tentang masa lalu, Galang mengajak Pangeran berbincang di pinggir Danau. Obrolan keduanya mengalir begitu saja layaknya Ayah dan Anak yang selalu bercerita banyak hal.

"Jadi, Ayah dan Bunda Sisi punya anak hampir 10, ya? Ayah Topcer juga. Tapi, Bunda Sisi gak kalah keren. 10 loh, bayangin!" Celotehan Pangeran membuat Galang geleng-geleng kepala.

"Nanti ajarin Pangeran ya,"

Galang berdeham, menahan rasa kesal dan gerogi. Bagaimana tak kesal? Usia Pangeran masih tujuh belas tahun, tapi sudah berpikir ingin punya anak.

"Kamu masih kecil. Siapkan saja semua kemampuan kamu untuk menata masa depan," balasnya.

"Kalau menurut Ayah Pangeran masih kecil, boleh dong Pangeran minta adik? Pangeran pengen adik cewek. Boleh, kan?"

Sontak Galang menoleh. Dia menggerutu di dalam hati terlebih lagi melihat wajah tengil Pangeran. Namun, dia berusaha untuk membalas dengan nada suara yang normal. "Kasihan Bunda Kamu. Dia pasti Capek."

Pangeran mengangguk mendengar jawaban Galang. "Bener juga, sih. Kalau gitu Pangeran aja, ya, yang kasih Ayah cucu?"

Galang seketika tersedak salivanya sendiri. Sementara Pangeran tertawa terbahak melihat reaksi ayahnya.

"Gitu banget, Yah. Takut banget ya Pangeran punya anak duluan?"

"Lagian kamu punya anak sama siapa? Sama pohon toge?"

Pangeran kembali tertawa. Ternyata asik juga mengobrol dengan Sang Ayah. Dia pikir Galang adalah orang yang kaku dan dingin.

"Ayah tau, gak? apa keinginan Pangeran sejak kecil?" Tanya Pangeran membuat suasana yang menyenangkan tiba-tiba berubah 180°.

Galang memilih diam. Membiarkan putranya menceritakannya sendiri.

"Sejak kecil, Pangeran gak mendapat kasih sayang dari orang tua secara utuh. Ayah Aris dan Ibu Elin sibuk menjalani bisnis sehingga Pangeran seringkali ditinggalkan ke luar Kota. Ketika mereka di Rumah pun, mereka jarang banget main sama Pangeran. Mungkin mereka berpikir, dengan mereka bekerja keras mendapatkan uang dan memberikan fasilitas mewah sama Pangeran, Pangeran akan bahagia. Tapi, kan yang dibutuhkan anak-anak seperti Pangeran dulu hanya perhatian dan kasih sayang."

Galang mendengarkan dengan seksama putranya yang tengah bercerita panjang lebar tentang masa lalunya.

"Hari itu adalah hari yang paling Pangeran tunggu. Pangeran akan mendapat perhatian dan kasih sayang lebih dari Ayah Aris dan Ibu Elin. Mereka ajak Pangeran berlibur di Villa. Tapi ternyata, kebahagiaan yang Pangeran harapkan justru kesedihanlah yang Pangeran dapatkan. Terjadi hal tragis yang membuat keduanya meninggalkan Pangeran. Untung Pangeran ketemu sama Om Firman dan Tante Alma. Mereka mungkin memberikan Pangeran perhatian dan kasih sayang itu, cuma rasanya kan berbeda." Pangeran tertunduk sedih mengingat kejadian dulu.

Galang tersenyum tipis. Dia cukup senang karena Pangeran mau bercerita tentang kesedihannya. itu artinya Pangeran nyaman dengannya.

"Jadi, keinginan kamu adalah mendapat perhatian dan kasih sayang dari orang tua kamu?"

Pangeran mengangguk membenarkan.

"Sekarang kamu akan mendapatkannya, Pangeran. Bukan cuma dari Ayah dan Bunda Sisi, tapi dari Bunda Selena juga. Walaupun Bunda Selena bukan Ibu kandung kamu, tapi dia juga sangat menyayangi kamu."

Kedua sudut bibir Pangeran tertarik membentuk lengkungan senyum. "Mantap! Punya dua Bunda ternyata gak buruk."

Galang mengacak rambut Pangeran, gemas. "Dasar!"

"Kalau yang Ayah rasain gimana? Punya dua istri rasanya gimana?"

Galang menghela napas berat. "Jangan ditanya."

"Kenapa? pusing, ya? Kasihan, makanya jangan Maruk. Dua cewek diembat."

"Eh?"

Setelah puas meledek Galang, apalagi melihat ekspresi Galang yang tercengang, Pangeran cepat-cepat kabur, takut dibogem mentah oleh Sang Ayah. Sementara Galang hanya bisa geleng-geleng kepala sambil menatap kepergian Pangeran.

"Gak jauh beda sama tingkah lo," Erik yang melesat datang mengejutkan Galang.

"Ya berarti gak perlu tes DNA," balas Galang membuat Erik terkekeh. Memang anak dan bapak satu ini tak ada bedanya. Sudah wajahnya sama, tingkahnya pun sama.

"Eh, ngapain lo ke sini?" Tanya Galang ketika sadar dengan kehadiran Erik yang tiba-tiba.

"Gue cuma mau laporan. Sisi nanyain tentang Selena ke Gue,"

"Terus?"

"Gue gak berani jawab sejujurnya sama dia,"

Galang mengangguk. Keputusan Erik memang benar. Ada baiknya dia sendiri yang bercerita tentang rahasia yang selama ini dia tutupi dari Sisi.

***

Adhitya dan Ali menghentikan langkahnya beberapa meter dari singgasana Raja dan Ratu Serigala. Sayangnya dua tempat yang biasa di duduki Galang dan Sisi itu tampak kosong.

"Di mana Sisi?" Tanya Ali membuat Adhitya menatapnya bingung. Adhitya tak pernah menceritakan tentang Sisi kepada Ali. Lalu, bagaimana Ali tahu nama Sang Ratu Serigala?

"Adhitya?" Suara dari arah belakang itu membuat keduanya memutar tubuh.

Senyum Ali mengembang ketika pandangannya menemukan perempuan yang dia cintai. Perempuan yang selalu muncul di mimpinya dan bodohnya dia malah tak mengenalinya selama ini.

Di tempatnya, Sisi terkejut melihat kedatangan orang yang selama ini dia tunggu.

Ali segera berlari dan memeluk Sisi. Dan dengan senang Sisi membalas pelukan itu. Sungguh, Sisi tak menyangka jika ternyata penantiannya selama tujuh ratus tahun tak sia-sia.

Adhitya tercengang melihat pemandangan tersebut. Batinnya bertanya-tanya tentang hubungan diantara Sisi dan Ali.

Pelukan hangat yang dirasakan dua insan yang sedang melepas rindu itu tiba-tiba terlepas karena Pangeran datang dan memisahkan keduanya.

"Apa-apaan ini?" Bentak Pangeran. Sorot matanya menatap nyalang wajah Ali yang tampak terkejut.

"Pangeran ... " Sisi meraih tangan Pangeran, menariknya menjauh dari Ali. Dia bisa menebak apa yang akan terjadi selanjutnya jika Pangeran dibiarkan begitu saja.

Pangeran ternyata tak datang sendiri. Galang dan Erik juga datang. Keduanya terkejut melihat kehadiran Ali. Terutama Erik yang belum tahu tentang Ali.

"Digo? Dia udah kembali?" gumam Erik.

"Bang, ngapain Lo meluk nyokap gue? Lo jangan lancang, ya! Dia masih punya suami!" Teriak Pangeran, wajahnya merah padam menahan amarah.

Ali terkejut bukan main mendengar perkataan Pangeran. Jadi ternyata Sisi sudah memiliki suami dan anak. Siapa? Siapa yang berani mengambil Sisi darinya?

"Selamat datang, Digo." Galang bersuara membuat pandangan semua orang kini beralih padanya. Dia melangkah maju dan berdiri di samping Sisi lalu ia meraih tangan Sisi dan menggenggamnya sebagai tanda kepemilikan.

"Galang ... " Sisi berkata lirih. Jantungnya berpacu dengan cepat. Pikiran buruk hinggap di otaknya, membuatnya takut bahwa hal buruk akan terjadi sesaat lagi.

Mendengar Sisi menyebutkan nama Galang, kini Ali tahu siapa laki-laki memakai topeng itu. Ternyata Pangeran bukan reinkarnasi dari Galang seperti yang dia pikirkan. Melainkan Pangeran adalah hasil perkawinan Sisi dan Galang.

"Sialan Lo, Lang! Kenapa Lo ambil Sisi dari Gue?" Wajah Ali memerah. Disaat dia sudah mengingat segalanya, dia malah mendapati kenyataan pahit bahwa perempuan yang dia cintai sudah dimiliki orang lain.

Ali mendekat hendak menyerang Galang, akan tetapi dengan sigap Pangeran berdiri melindungi kedua orangtuanya.

"Jaga sikap Lo! Lo menyerang Raja Serigala, berarti Lo siap melawan seluruh bangsa serigala! Enggak! Bukan seluruh bangsa serigala, tapi gue sendiri yang akan menghabisi Lo!" Pangeran memperingati dengan nada bicara yang penuh penekanan. Dia sudah tak peduli bahwa yang ada di hadapannya adalah saudara Salwa, sahabatnya. Jika Ali berani menyakiti kedua orangtuanya sedikit saja, dia tidak akan segan memberikan pelajaran.

Galang melepaskan genggamannya pada tangan Sisi. Dia kemudian maju, menggeser tubuh Pangeran agar dia bisa berhadapan langsung dengan Ali.

Sisi menatap kedua pria itu dengan perasaan tegang. Apa yang akan dilakukan Galang pada Ali? Atau sebaliknya. Apa yang akan Ali lakukan pada Galang? Kemungkinan terburuk adalah keduanya saling menyerang.

"Gue pikir lo udah mati karena pengaruh bangkitnya Excel, tapi ternyata semua diluar dugaan gue. Lo bahkan merebut Sisi dari gue, Lang! Lo tau gue cinta sama dia! Lo juga tau Sisi cinta sama gue. Terus, kenapa Lo malah jadi orang ketiga diantara gue sama Sisi?"

Amarah Ali meluap. Tangannya melayang ingin menghajar Galang, tetapi pergerakannya kembali dihentikan Pangeran dan dirinya malah mendapat pukulan di perut hingga ia terjajar mundur beberapa langkah.

"Gue udah kasih peringatan sama lo, Bang! Tapi, kayaknya lo emang udah bosan hidup." Pangeran mengayunkan kakinya. Tatapannya tak lepas dari Ali yang meringis sambil memegangi perut.

Setelah berada tepat di hadapan Ali, Pangeran mengangkat tangannya. Sebuah cahaya perlahan muncul dari telapak tangannya hingga lama-kelamaan cahaya itu berubah menjadi bola cahaya.

Pangeran mendongak, menatap bola cahaya berwarna biru itu dengan tajam. Di batinnya sendiri, Pangeran terkejut karena bisa mengeluarkan kekuatan tersebut. Tubuhnya seperti bergerak sendiri, seakan bukan dirinya yang mengendalikan.

Pandangan Pangeran kemudian turun dan kembali menatap Ali. Sorot matanya menyala dengan warna biru yang artinya kekuatan macan sedang mengendalikan dirinya.

Disaat bola cahaya itu akan dilepaskan Pangeran, suara teriakan Galang langsung menginterupsi.

"Berhenti, Pangeran!"

Pangeran benar-benar menahan serangannya. Dia tak bergerak sedikitpun dengan tatapan yang terus tertuju pada Ali.

"Ali adalah Digo, orang yang selama ini Bundamu tunggu. Jika kamu menghabisinya, sama saja kamu kembali melenyapkan kebahagiaan Bundamu."

Mendengar nama Digo, Pangeran mengepalkan tangannya sehingga bola cahaya itu lenyap. Lalu tangan itu turun sebagai tanda ia berhasil mengendalikan emosinya.

Pangeran yang sudah tahu tentang masa lalu kedua orang tuanya tentu tak ingin kembali merusak kebahagiaan sang Bunda jika dia membunuh Ali.

Digo pria yang Bundanya cintai hingga saat ini. Dan ternyata Ali adalah reinkarnasi pria itu.

Apa ini artinya hubungan kedua orang tuanya akan segera berakhir?

***

Sementara itu, di Rumah Keluarga Tristan, Tristan sudah menyiapkan rencana untuk mengelabui bangsa serigala.

Di hadapannya kini terdapat dua peti mati. Kedua peti itu terbuka. Yang satu kosong dan yang satu lagi terdapat jasad Nayla.

Esok malam, Tristan akan menyerahkan peti mati kosong yang sudah ia simpan pakaian bekas Nayla sehingga nantinya bangsa serigala akan terkecoh karena aroma dari pakaian tersebut. Sementara bangsa serigala akan menyerahkan Jeff dan Dinda kepada mereka.

Tristan hanya perlu meyakinkan bangsa serigala jika di dalam peti mati kosong itu terdapat jasad Nayla. Itu hal mudah baginya. Jika memang rencananya ini gagal, dia akan langsung mengerahkan bangsa vampir untuk menghabisi bangsa serigala.

Bangsa serigala yang jumlahnya jauh lebih sedikit dari bangsa vampir tentu akan memudahkannya untuk memenangi peperangan tersebut.

Tapi, sebelum itu terjadi, dia harus menyambut Pangeran datang ke Rumah ini untuk mengobati Louis.

"Tristan," Agra melesat datang. Tristan yang membelakanginya pun membalikkan badan menghadap dirinya.

"Ayah merasakan kehadiran Digo,"

Mata Tristan membulat seketika. "Digo? Lalu, apa yang Ayah tahu?"

"Ayah rasa kita terlambat. Bangsa serigala sudah lebih dulu menjadikan reinkarnasi Digo sebagai manusia serigala."

Tristan berteriak kesal. Teriakannya mampu menggetarkan benda di sekitar.

Tristan termenung. Kenapa dia bisa lengah sampai reinkarnasi Digo yang dia tunggu kini sudah menjadi manusia serigala?

Sama halnya dengan Jessica, Digo juga sangat dinantikan kehadirannya oleh Tristan. Selain ingin Digo kembali menjadi bagian dari keluarganya, dia juga membutuhkan Digo untuk menghancurkan Sisi, si Ratu Serigala.

Tristan yakin Sisi juga menunggu Digo. Karena cintanya kepada Digo, Sisi pasti tak akan sanggup jika harus melukainya. Dengan begitu, Tristan bisa menggunakan Digo untuk menghancurkan Sisi dan bangsa serigala. Lalu, dirinya akan menguasai seluruh wilayah dan hidup bahagia bersama Nayla.

Namun, sekarang semua harapan itu hancur. Bangsa serigala sudah menjadikan reinkarnasi Digo sebagai manusia serigala. Dan tentu itu artinya Digo berpihak pada bangsa tersebut.

"Sial! Artinya gue harus cepat membangkitkan Nayla karena hanya Nayla yang akan membuat mereka tunduk kalau gak mau ada kehancuran,"

Dulu, keinginan Tristan hanya ingin bisa menghidupkan Nayla kembali dengan darah suci Jessica. Namun, kekuasaan yang dia miliki membuatnya memiliki ambisi. Tristan jadi berambisi untuk menguasai seluruh wilayah agar kekuasaannya semakin kokoh. Dia ingin bisa hidup bahagia selamanya bersama Nayla tanpa ada bangsa serigala yang pasti berusaha menghancurkan kebahagiaannya.

BERSAMBUNG

Continue Reading

You'll Also Like

69.3K 5.7K 71
"Tidak, aku sedang ada urusan, lagipula untuk apa aku menuruti permintaanmu itu," ucap dingin gadis berkacamata. "Tapi kumohon hanya sekali i-" "Tida...
3.3K 138 7
Para pemain ggs dihadapkan dengan misteri di sebuah Villa. Kejadian menyeramkan layaknya mimpi buruk itu terjadi disaat para pemain Ganteng-Ganteng S...
12.9K 781 30
INI ADALAH INSPIRASI NAMA TOKOH WATTPAD KEREN GIRL'S AND BOY'S DALAM CERITA AKU. #Namagirl/korea #Namagirl/koreaislam #Namagirl/indo #Namaboy's/korea...
171K 5.5K 42
Cast Genk vampir -tristan -thea -liora -yasha -digo Genk serigala -galang -louis -pedro human -jessica -prilly(holy blood)