GANTENG GANTENG SERIGALA (2)

By Inayah_Aliwia

48.2K 2.6K 493

Lanjutan Ganteng-Ganteng Serigala versi saya. Jangan lupa vote ya! Setelah Agra menyatakan bahwa Nayla dan Di... More

Sebuah Rencana
Kisah dimulai
Anak Baru yang Aneh
Si Over Protektif
Super Hero?
Acara Tahunan Sekolah
Persiapan Kamping
Tak mudah jatuh cinta
Ditipu Pangeran?
Melanggar Pantangan?
"temuin Pangeran, gue bakal maafin lo!"
Dikejar Serigala
Ditemukan
Galang?
Pelindung Pangeran?
Bertarung dalam Kelas
Tertabrak Mobil
Seperti Tak Nyata
Seperti Tak Nyata (2)
Kisah Hidup Pangeran
Janggal
Kembali Hadir
Anak Baru
Lolongan Sang Pangeran Serigala
Separuh Kekuatan Pangeran
Menerima Kenyataan
Kembali
Membela
Kekasih?
Hukuman Mati Untuk Sang Pangeran
Mulai Cinta?
Tumpahnya Darah Suci
Keceplosan
Vampir
Selena
Kabar Buruk Dari Salwa
Curiga
Bersatu Demi Jessica
Pangeran Ada Dua?
Jessica Mulai Tahu
Pertemuan Galang Dengan Ali
Berkhianat
Pertarungan Saudara
Tuduhan Pada Pangeran
Pertengkaran Pangeran Dan Louis
Aura Yang Berbeda
Tak Terkendali
Mengisi Kekosongan Hati, Kecemburuan
Ungkapan Perasaan, Menjalin Kesepakatan?
Strategi
Pengakuan Hati
Belajar Dari Kesalahan
Kisah Galang Dan Sisi (part flashback)
Rencana Tristan
Melanjutkan Perjuangan
Jangan Memaksa
Ingin Bertemu
Kematian Sebagai Bayaran
Bukan Sekarang
Ada Apa Dengan Jessica?
Mengembalikan Jeff dan Dinda
Demi Yang Dicinta
Peperangan Tak Seimbang
Hubungan Yang Terkuak
Memberikan Ruang
Pengorbanan
Ingin Mendengar Sebuah Legenda?
Legenda Pusaka Macan

Ingatan Yang Kembali

692 42 7
By Inayah_Aliwia

***

Tak terasa bulan sabit telah menunjukkan keindahannya bersama kerlipan bintang-bintang di luasnya langit malam. Ternyata cukup lama waktu yang digunakan Galang untuk menceritakan tentang kisah masa lalu kepada Putranya.

Pangeran hanya bisa terdiam saat mendengar kisah yang diceritakan Galang. Perasaannya berubah-ubah setiap kali Galang bercerita tentang kebersamaan dengan Sisi. Bahagia, sedih, dan marah semua mengaduk perasaannya.

Namun, dari kisah masa lalu itu, Pandangan Pangeran menjadi lebih terbuka. Sebelumnya dia berpikir jika Sisi tak menyayanginya apalagi ketika Sisi menyetujui keinginan bangsa serigala untuk memberikan hukuman mati padanya.

Saat itu Pangeran merasa bukan anak yang diinginkan sampai-sampai dia harus dititipkan pada manusia.

Akan tetapi, sekarang dia sadar bahwa menjadi Ratu Serigala tidaklah mudah. Sisi harus tetap melanjutkan hidup seperti orang-orang normal meskipun banyak kesakitan yang dipendam. Semua penderitaan kedua orangtuanya disebabkan oleh satu orang. Yaitu Raja Macan, kakeknya sendiri.

Tak sadar kedua tangan Pangeran terkepal kuat. Napasnya memburu dengan sorot matanya yang tajam. Andai saja Raja Macan ada di hadapannya saat ini, mungkin dia sudah menghabisi nyawa pria tua itu.

"Ayah menceritakan kisah masa lalu itu bukan untuk menghadirkan rasa marah dan dendam di hati kamu , Pangeran. Semua yang terjadi sudah menjadi bagian dari takdir. Dan kamu juga telah ditakdirkan untuk membantu Raja Macan mendapatkan kembali kekuasaannya," Galang berujar menenangkan Pangeran.

Galang yakin tidak ada satu anak pun yang tak  marah dan dendam bila tahu orang tuanya menderita karena ambisi seseorang.

Galang tak ingin itu terjadi pada Pangeran. Bagaimanapun juga Raja Macan telah menyelamatkannya dan di dalam tubuh Pangeran juga mengalir darah macan pemberian dari pria itu.

Niatnya menceritakan kisah masa lalu itu kepada Pangeran agar Pangeran mau menerima takdirnya sebagai manusia serigala dan macan sebelum nantinya dia mengajak Pangeran berlatih bersama Bumantara.

Pangeran melirik Galang. Galang dapat melihat kedua mata putranya yang menyala dengan warna yang berbeda. Oren dan Biru. Menandakan bahwa memang ada dua darah yang mengalir di tubuh Pangeran. Yakni darah serigala dan macan.

"Apa Ayah tidak marah atau sedikit saja berniat menghabisi Raja Macan? Jika Ayah lakukan itu, Ayah tidak akan menjadi bonekanya dan Ayah bisa menentukan apa yang Ayah ingin lakukan."

Galang tersenyum tipis mendengar pertanyaan itu. Dia lalu menjawab, "jika Ayah lakukan itu sejak awal, apa kamu akan ada di hadapan Ayah sekarang?"

Napas Pangeran yang sejak tadi memburu kini berangsur tenang. Sorot matanya pun kembali teduh begitu pula dengan kepalan tangannya yang melonggar.

Jawaban Galang sudah cukup membuat Pangeran paham. Jika dulu dia bisa menerima takdirnya sebagai manusia serigala untuk bisa melindungi Jessica, kenapa sekarang dia tidak bisa menerima takdirnya yang memiliki dua darah demi melindungi orang-orang yang dia sayangi?

Benar, Pangeran memilih untuk menerima takdirnya demi orang-orang yang dia sayangi.

"Lalu, setelah ini, apa Ayah benar-benar akan mengakhiri hubungan dengan Bunda Sisi? Aku tahu cinta Ayah untuk Bunda Selena begitu besar. Tapi, apa Ayah tidak pernah mencintai Bunda Sisi setelah semua yang sudah kalian lewati?"

Jujur saja, Pangeran merasa hidupnya begitu mengenaskan. Sejak kecil dia tidak mendapatkan kasih sayang orang tua. Ada harapan dihatinya saat tahu bahwa ternyata kedua orang tua kandungnya masih ada. Dia berharap bisa menjalani hidup bahagia bersama mereka. Namun, ternyata hubungan Galang dan Sisi justru sedang diujung tanduk. Artinya pupus sudah harapan Pangeran.

"Harus kamu tahu, Pangeran. Yang menderita di sini bukan hanya Ayah dan Bunda Sisi. Bunda Selena juga sama menderitanya. Dia ketakutan setiap saat. Ketakutan terbesar seorang wanita adalah cinta laki-laki yang dia cintai terbagi kepada wanita lain. Tapi, meskipun tahu resikonya, Bunda Selena tetap mengizinkan Ayah untuk menikahi Bunda Sisi. Itulah yang membuat Ayah tak bisa berhenti mencintainya."

Pangeran hanya diam. Dia belum menemukan jawaban dari pertanyaannya. Maka dia membiarkan sang Ayah untuk melanjutkan perkataannya.

"Ayah harap kamu tidak sampai berpikir bahwa kelahiran mu dan Adhitya tidak di dasari cinta. Ayah dan Bunda Sisi saling mencintai meski hanya setengah hati. Dan cinta kami menjadi utuh ketika kalian terlahir. Cinta kami utuh untuk kalian."

Pangeran menundukkan kepala untuk menyembunyikan matanya yang berkaca-kaca. Ia terharu mendengar perkataan Galang. Ia yang sejak kecil tak dapat kasih sayang penuh dari kedua orang tua angkatnya, merasakan bahagia tersendiri saat mendengar pengakuan tersebut.

"Jika tentang hubungan Ayah dan Bunda Sisi, Ayah akan mewujudkan apa yang menjadi keinginan Bundamu. Bundamu menanti Digo. Jika Digo kembali, maka Ayah harus melepas Bundamu. Karena itu adalah keinginannya. Dan Ayah akan lakukan apapun demi kebahagiaannya."

***

Saat ini Adhitya dan Ali tengah duduk di kursi Taman Kota. Sebelumnya Adhitya sempat menjelaskan bahwa Ali telah menjadi manusia serigala akibat dari gigitan orang yang mirip dengan Pangeran. Saat menjelaskan hal tersebut, tiba-tiba Ali melihat sekelebatan ingatan masa lalu dimana Galang menggigit Digo.

Mobil yang dikendarai Ali oleng dan hampir menabrak pembatas jalan. Karena takut terjadi sesuatu yang tak diharapkan, Ali pun mengajak Adhitya untuk melanjutkan penjelasannya di Taman Kota.

Keadaan Taman saat ini tak begitu ramai sehingga Adhitya bisa dengan leluasa bercerita tentang serigala. Dia tampak serius saat menjelaskan bahwa Pangeran dan dirinya adalah manusia serigala. Adhitya tentu meyakinkan Ali bahwa yang telah menjadikannya sebagai manusia serigala bukanlah Pangeran.

Berbeda dengan Adhitya yang begitu fokus, Ali justru sedang berusaha mengendalikan diri. Kepalanya terasa berat dan pandangannya seperti menangkap kelebatan bayangan banyak orang.

"Sebenarnya Salwa udah tahu kalau Bang Ali akan jadi manusia serigala akibat gigitan itu. Sedangkan bangsa serigala sendiri sekarang sedang berusaha menjaga darah suci yang ada di tubuh Jessica."

Kala Adhitya menyebutkan darah suci, tiba-tiba saja pandangan Ali menjadi gelap. Tak lama kemudian pandangannya perlahan menangkap bayangan orang-orang yang mulai Ali kenali di masa lalu. Semua terasa seperti film yang berputar dengan cepat.

Tiba-tiba bayangan terlihat normal. Ali kini melihat seorang pria yang tak lain adalah Raja Serigala berdiri di hadapan laki-laki yang mirip dengannya. Ali tahu siapa laki-laki itu. Dialah Digo, jati dirinya di masa lalu.

Raja serigala menjanjikan akan menikahkan Digo dengan Sisi dan mengangkatnya menjadi Raja Serigala asalkan Digo bisa membatalkan pernikahan Tristan dan Nayla.

Digo kemudian pergi untuk menggagalkan pernikahan Tristan dan Nayla. Digo menghabisi orang-orang yang menghalanginya. Tak peduli itu kawan ataupun lawannya.

Dan ketika Digo berhasil menggagalkan pernikahan itu, Tristan berubah menjadi Raja Vampir karena mengigit Nayla dan akhirnya Digo mati ditangan Tristan.

Pandangan Ali kembali menjadi gelap dan saat dia membuka mata, dia masih berada di Taman Kota, berbaring di Kursi panjang sementara Adhitya berdiri memperhatikan dirinya.

"Bang? Lo gak papa, kan?" Adhitya bertanya sembari membantu Ali duduk. Dia keheranan saat tiba-tiba saja Ali tak sadarkan diri sehingga dia harus membaringkan laki-laki itu di kursi tersebut.

"Gue udah ingat semuanya," jawaban Ali tidak dapat dipahami oleh Adhitya. Dia hendak bertanya lagi, tetapi urung karena dia tiba-tiba merasakan suatu bahaya sedang mengincar Salwa.

"Kita harus pergi, Bang. Salwa lagi dalam bahaya!"

"Salwa?" Mendengar adiknya dalam bahaya, wajah Ali jadi tampak khawatir. Dengan cepat dia bangkit tak memedulikan keadaannya yang masih lemas akibat pingsan tadi.

Tak banyak bicara lagi, keduanya pun bergegas pergi untuk menyelamatkan Salwa.

***

Salwa turun dari Taksi online yang dia pesan. Jika masalah berbelanja dia memang suka tak kenal waktu sehingga sekarang dia pulang larut malam. Sebenarnya Salwa sudah menghubungi Ali untuk menjemputnya, tapi nomor Ali malah tak bisa dihubungi. Karena itu dia pulang dengan Taksi online.

Baru saja menutup pintu mobil, Salwa dikejutkan dengan kedatangan Bryan, Arion, dan Rey. Mereka mengepung dirinya. Wajah ketiga vampir itu pucat membuat Salwa yakin bahwa mereka adalah vampir.

"Mau apa kalian?" Salwa menempelkan tubuhnya pada badan mobil. Tangan kanannya yang penuh dengan belanjaan dijadikan tameng. Sementara tangan lainnya berusaha meraih hendle mobil.

Pak Sopir yang melihat dan berpikir penumpangnya akan dicopet segera keluar dari mobil dan berlari menuju bagasi untuk mengambil sebuah besi yang selalu tersedia agar bisa berjaga-jaga bila terjadi pembegalan.

Setelah besi itu ada ditangannya, si Sopir berlari dengan mengacungkan beda tersebut ke arah Bryan.

Bryan menyeringai. Saat si Sopir Taksi hampir menghajarnya, dia melesat ke belakang sopir tersebut dan langsung mengigit bagian lehernya.

Seketika saja besi di tangan Sopir Taksi itu jatuh ke tanah dan dia mengerang kesakitan.

Tubuh Salwa mematung melihat kejadian itu. Untuk berteriak meminta tolong saja mulutnya terasa kelu.

Rey mengayunkan kakinya mendekati Salwa. Lidahnya menyapu gigi taringnya yang siap menancap di leher gadis itu.

Untungnya Salwa sudah bisa mengendalikan diri. Dia kembali berusaha meraih hendle mobil. Saat benda itu berhasil di raih, cepat-cepat Salwa membuka pintu mobil dan masuk.

Sayangnya, tangan kanan Rey berhasil menahannya dan tangan kiri Rey meraih pergelangan tangan Salwa yang berusaha menutup pintu mobil.

"Lepasin! Pergi! Jangan gigit gue! Gue gak mau jadi Vampir!" Salwa terisak. Tangan Rey yang dingin seperti es begitu menusuk tulang pergelangan tangannya.

Rey tak memedulikan isakan Salwa. Tubuhnya semakin mendekat, namun tiba-tiba tubuhnya tertarik sehingga menjauh dari gadis itu.

Buru-buru saja Salwa menutup pintu mobil dan menguncinya.

Sementara itu, tubuh Rey melayang dan ambruk di bawah kaki Bryan dan Arion setelah Ali melemparnya sekuat tenaga.

Dua vampir bengis itu menyeringai marah karena aksi mereka diganggu oleh dua serigala.

"Sial! Lebih baik kalian pergi, jangan ganggu urusan kami!" Ujar Arion.

"Heh, Bangsat! Lo yang harusnya pergi! Cewek yang Lo bertiga incar itu adik gue!" Balas Ali penuh emosi.

Bryan terkekeh. "Oh, ternyata dia adik lo. Kayaknya seru kalau adik lo kami jadikan vampir. Setelah itu kalian akan menjadi musuh karena perbedaan."

Ali mengepalkan tangannya. Entah kenapa dia merasa emosinya jadi meledak-ledak setelah tahu masa lalu tentang dirinya yang merupakan reinkarnasi Digo.

"Adhitya, bawa Salwa pulang! Mereka biar jadi urusan gue,"

Adhitya mengangguk. Segera dia menghampiri mobil. Pintu mobil dibuka oleh Salwa yang langsung memeluknya.

Adhitya sempat mematung karena terkejut. Namun, dia segera melepaskan pelukan Salwa dan membawanya pulang seperti yang diminta Ali.

Kini ditempat itu hanya ada Ali dan ketiga vampir bengis beserta satu manusia malang yang akan segera berubah menjadi vampir.

Karena marah mangsa mereka dibawa pergi, Bryan, Arion dan Rey pun menyerang Ali.

Ali dengan mudah menghindari serangan mereka dan sesekali dia juga melayangkan pukulan serta tendangan.

Ketiga vampir itu terjajar mundur saat mendapat tendangan melayang dari Ali dan mengenai dada mereka.

"Gue peringati kalian, jangan pernah deketin adik gue apalagi berniat untuk menjadikan dia vampir bego dan sok kuat kayak kalian!" Ali memberikan ancaman.

Bryan, Arion dan Rey hanya bisa meringis menahan sakit dan memberiarkan Ali melesat pergi.

"Sial! Siapa cowok itu? Kenapa dia bisa mengalahkan kita?" Tanya Rey dengan napas yang terengah-engah.

"Gue juga merasakan kekuatan yang gak biasa dari serigala itu," sambung Arion.

"Itu karena dia serigala dari masa lalu," Bryan menyahut.

"Serigala dari masa lalu?"

"Iya. Mereka yang berainkarnasi akan memiliki kekuatan yang berevolusi sehingga menjadi lebih kuat dari manusia serigala biasanya," jelas Bryan.

"Kalau itu benar, siapa dia di masa lalu?" Tanya Rey penasaran.

"Gue seperti gak asing sama wajahnya," kata Arion.

"Lo gak salah, Arion. Karena dia adalah reinkarnasi dari Digo, anggota keluarga Agra yang memilih menjadi serigala."

***

Adhitya dan Salwa sudah sampai di Rumah beberapa saat yang lalu. Salwa yang masih ketakutan memeluk erat lengan Adhitya sehingga laki-laki itu tak bisa pergi untuk membantu Ali.

Adhitya sendiri merasa canggung dengan perlakuan Salwa. Anehnya jantungnya berdegup tak beraturan. Ada apa dengannya ini?

"Bang Ali bakal baik-baik aja, kan?" Tanya Salwa. Suara terdengar gemetar menyebabkan rasa iba di hati Adhitya muncul. Saking ketakutannya gadis itu sampai suaranya saja bergetar.

"Abang lo kan serigala baru. Seharusnya sih gak selamat, minimal dapat luka parah. Apalagi yang dia hadapi vampir liar dan bengis," jawab Adhitya.

"Ih!" Salwa mencubit lengan Adhitya membuat pemuda serigala itu meringis.

"Kenapa lo nyubit gue?" Tanya Adhitya menunjukkan wajah polos.

"Lo ngomongnya gak pake filter. Udah tau gue khawatir sama Abang gue, lo malah ngomong kayak tadi!" Salwa mengeluarkan suara nyaringnya sehingga Adhitya memejamkan mata merasakan pendengarannya pengang.

"Gue kan cuma ngomong secara logika,"

"Logika pala lo!"

Salwa melepaskan pelukannya dari lengan Adhitya sembari mendorong tubuh serigala tampan itu agar menjauh. Adhitya hanya memasang wajah bingung tak berdosa.

Tak lama kemudian, Ali melesat datang. Salwa kembali memeluk Adhitya karena terkejut.

"Bang Ali?" Gumam Salwa tak percaya. Kakanya itu sekarang sudah bisa melesat.

"Suka banget kayaknya meluk gue," suara Adhitya memecah lamunan Salwa. Gadis itu tersadar dan kembali melepaskan pelukannya.

"Kegeeran banget," ucap Salwa sembari memberengut. Tingkahnya sontak saja membuat Adhitya mengulum senyum.

"Lo gak papa, kan?" Pertanyaan Ali menghentikan aksi dua sejoli itu.

Salwa menggelengkan kepala pelan. "Gue gak papa, Bang. Cuma masih agak shock aja karena kejadian tadi. Bang Ali sendiri gak papa, kan? Gak ada yang luka?"

"Abang juga baik-baik aja. Vampir-vampir itu berhasil Abang kalahin," jawab Ali.

"Keren. Masih jadi serigala baru aja udah mampu kalahin tiga vampir liar dan bengis," Adhitya memberikan pujian.

Ali tersenyum tipis mendengar pujian tersebut. "Gue juga makasih sama lo, ya. Kalo bukan karena lo, gue gak ingat semuanya."

"Habis bangun dari pingsan lo Ingat semuanya. Emangnya apa aja sih yang lo ingat, Bang?" Tanya Adhitya penasaran.

"Tentang masa lalu gue," jawab Ali singkat. "Oh, iya. Lo bisa anterin gue ketemu sama Ratu Serigala, gak?"

Adhitya berpikir sejenak. Mau apa Ali bertemu dengan Ratu Serigala? Tapi, tak lama kemudian dia mengangguk menyanggupi.

"Terus, gue ditunggal, dong. Gimana sih? Kan gue masih ketakutan banget sama kejadian tadi. Masa langsung ditinggal?" Protes Salwa.

"Yaelah, kan lo udah ada di Rumah. Kenapa harus takut coba?" Ledek Adhitya dengan wajah datarnya.

"Yaiyalah takut. Gue bukan manusia serigala kayak lo berdua! Kalo vampir-vampir itu datang ke sini dan mau jadiin gue vampir gimana? Gue ikut lo aja deh, Bang." Rengek Salwa.

"Lo di Rumah aja. Gak perlu takut. Lo taruh aja bawang putih di setiap pintu sama jendela yang ada di Rumah. Vampir gak akan bisa masuk kalo nyium bau bawang putih," kata Ali memberitahu.

Salwa memberengut kesal. "Yaudah, gue di Rumah aja. Tapi lo jangan lama-lama, ya!"

Ali mengusap puncak kepala Salwa. "Gue gak akan lama." Dia kemudian menurunkan tangannya dan melirik Adhitya. "Ayo!"

Adhitya mengangguk. Keduanya pun melesat pergi meninggalkan Salwa.

Salwa yang takut melihat keadaan sekitar yang sepi, bergegas masuk ke dalam Rumah dan melakukan apa yang dikatakan Ali.

BERSAMBUNG

Continue Reading

You'll Also Like

9.4K 1.3K 38
Ji eun dan Yoongi adalah anak korban dari perceraian Kedua orang tuanya masing-masing. sehingga membuat mereka tak percaya akan cinta. luka hati akib...
58.5K 1.9K 6
tidak diinginkan oleh keluarga itu rasanya sangat menyakitkan..
8.2K 524 43
bercerita tentang kisah cinta pemuda yang merupakan reinkarnasi dari ilalang
1K 614 10
Haruskah aku bersyukur mendapat kehidupan kedua ini? Rara yang selalu mengalami kesialan dalam hidupnya terjebak dalam kisah romantis picisan karya...