GANTENG GANTENG SERIGALA (2)

By Inayah_Aliwia

48.1K 2.6K 493

Lanjutan Ganteng-Ganteng Serigala versi saya. Jangan lupa vote ya! Setelah Agra menyatakan bahwa Nayla dan Di... More

Sebuah Rencana
Kisah dimulai
Anak Baru yang Aneh
Si Over Protektif
Super Hero?
Acara Tahunan Sekolah
Persiapan Kamping
Tak mudah jatuh cinta
Ditipu Pangeran?
Melanggar Pantangan?
"temuin Pangeran, gue bakal maafin lo!"
Dikejar Serigala
Ditemukan
Galang?
Pelindung Pangeran?
Bertarung dalam Kelas
Tertabrak Mobil
Seperti Tak Nyata
Seperti Tak Nyata (2)
Kisah Hidup Pangeran
Janggal
Kembali Hadir
Anak Baru
Lolongan Sang Pangeran Serigala
Separuh Kekuatan Pangeran
Menerima Kenyataan
Kembali
Membela
Kekasih?
Hukuman Mati Untuk Sang Pangeran
Mulai Cinta?
Tumpahnya Darah Suci
Keceplosan
Vampir
Selena
Kabar Buruk Dari Salwa
Curiga
Bersatu Demi Jessica
Pangeran Ada Dua?
Jessica Mulai Tahu
Pertemuan Galang Dengan Ali
Berkhianat
Pertarungan Saudara
Tuduhan Pada Pangeran
Pertengkaran Pangeran Dan Louis
Aura Yang Berbeda
Tak Terkendali
Mengisi Kekosongan Hati, Kecemburuan
Ungkapan Perasaan, Menjalin Kesepakatan?
Strategi
Pengakuan Hati
Belajar Dari Kesalahan
Ingatan Yang Kembali
Rencana Tristan
Melanjutkan Perjuangan
Jangan Memaksa
Ingin Bertemu
Kematian Sebagai Bayaran
Bukan Sekarang
Ada Apa Dengan Jessica?
Mengembalikan Jeff dan Dinda
Demi Yang Dicinta
Peperangan Tak Seimbang
Hubungan Yang Terkuak
Memberikan Ruang
Pengorbanan
Ingin Mendengar Sebuah Legenda?
Legenda Pusaka Macan

Kisah Galang Dan Sisi (part flashback)

804 41 31
By Inayah_Aliwia

***

Meskipun Sisi telah menikah dengan Galang, akan tetapi ia masih terus memikirkan Digo. Tak ada satu hari pun ia lewati selain mengenang kebersamaannya bersama Digo. Sampai-sampai Sisi seakan tak menyadari kehadiran Galang yang sudah berstatus sebagai suaminya.

Dua ratus tahun lamanya Galang memberikan waktu kepada Sisi terlarut dalam kesedihan atas kepergian Digo. Dia sangat paham bahwa Sisi membutuhkan waktu untuk bisa mengikhlaskan Digo.

Sementara itu, Galang disibukkan dengan memimpin bangsa serigala yang populasinya tak lagi banyak. Jika kesibukannya telah selesai, tak jarang Galang pergi menemui Selena untuk menghilangkan rasa rindunya kepada wanita itu.

Hingga pada suatu malam, Galang mendatangi Sisi. Seperti biasa, istrinya itu hanya duduk di sebuah batu sambil memandangi luasnya langit yang kelam.

Tujuan Galang mendatangi Sisi malam itu hendak mendapatkan haknya sebagai seorang suami. Mereka sudah memiliki ikatan dan memang sepantasnya mereka mendapatkan hak masing-masing sebagai sepasang suami istri.

Galang menurunkan tubuhnya duduk di samping Sisi. Melihat keadaan Sisi saat itu, Galang merasa ragu untuk mengajaknya. Tapi, Galang harus menghilangkan rasa ragu tersebut demi tujuannya.

Sebenarnya Galang masih memberikan waktu kepada Sisi, namun tidak dengan Raja Macan.

"Kamu harus segera memiliki keturunan, Galang!" Ujar Raja Macan kala Galang menemui Selena dan bertemu dengan Ayah istri pertamanya itu.

"Sisi butuh waktu, Ayah. Dia masih berkabung atas kehilangan orang yang dia cintai. Aku tidak bisa memaksanya," Balas Galang.

"Sampai kapan? Dua ratus tahun kamu jalani sia-sia dengan dia!" Bentak Raja Macan. Dia kesal sekali karena Galang tidak bisa tegas padahal ia memiliki hak sebagai suami untuk dilayani oleh istrinya.

Galang hanya bisa diam dengan kepala yang tertunduk menerima amarah Raja Macan. Sementara Selena berusaha menenangkannya agar tak lepas kendali menyerang Pria tua tersebut.

"Asal kamu tahu, Galang! Jikapun kamu berhasil menghamili Sisi, janinnya belum tentu bisa terlahir sempurna atau bahkan akan mati sebelum dia terlahir ke dunia."

Galang seketika melirik Raja Macan. "Maksud Ayah?"

"Jika Sisi hamil, janinnya yang ditakdirkan memiliki darah macan dan darah serigala akan saling berebut raga. Jika janin itu tidak kuat, maka Sisi akan mengalami keguguran. Dan kamu harus terus mencoba sampai Sisi berhasil memberikan keturunan dengan dua kekuatan itu!"

Galang menggelengkan kepala tak menyangka pengaruhnya akan sebesar itu. "Ayah, aku benar-benar tidak tega jika Sisi harus mengalami hal se-menyakitkan itu."

"Ingat, Galang! Jika bukan karena Aku kamu tidak akan hidup sampai sekarang!"

Galang sungguh dilema. Dia tak tega dengan Sisi yang akan mengalami hal sulit hanya agar dia mendapatkan keturunan dari istri serigalanya itu. Namun, di sisi lain, ia juga tak bisa menolak perintah dari Raja Macan.

Setelah cukup lama diam melamun sambil memandangi Sisi, Kini tangan Galang terulur meraih pundak wanita itu. Mulutnya terbuka hendak bicara, namun Sisi mendahuluinya.

"Mau ngapain Lo ke sini?" Tanya Sisi tanpa lepas menatap pemandangan langit yang gelap seperti menggambarkan kehidupannya tanpa Digo.

Mendapat sikap dingin itu, Galang lantas menurunkan tangannya dari pundak Sisi. "Si ... " Ada jeda cukup lama karena dia harus menarik napas dalam-dalam agar siap mengatakan kalimat yang terasa ragu untuk diucapkan. "Kita kan udah nikah, tapi kita belum ... "

"Gue tahu arah pembicaraan Lo." Potong Sisi. Perlahan pandangannya turun dan melirik Galang yang tatapannya terlihat gelisah.

"Gue menghargai Lo sebagai suami, Lang. Tapi sorry, gue belum siap untuk melayani elo." Sisi berkata dengan nada lirih. Dia benar-benar tak siap bahkan mungkin tak akan pernah siap untuk menyatukan diri dengan Galang.

Galang memberikan anggukan sebagai tanda bahwa dirinya memahami penolakan Sisi. Tapi, mereka tidak bisa terus seperti ini, kan?

"Si, waktu itu terus berjalan, begitu juga dengan hidup kita. Kita harus tetap menjalani kehidupan ini walaupun gue tau gak mudah buat Lo. Tapi, Lo harus bisa melihat sekitar Lo. Ada bangsa serigala yang butuh kita! Butuh sosok yang suatu saat menggantikan kita memimpin mereka," ucap Galang.

"Apa Lo sendiri beneran udah siap? Gue tahu Lo gak ada perasaan sedikitpun sama gue. Kita gak saling cinta, Lang. Dan gue gak bisa lakuin itu tanpa cinta,"

Galang hanya mampu menghela napas. Galang tahu Sisi tak akan mungkin jatuh cinta kepada dirinya begitupun ia tak akan mungkin mencintai Sisi seperti ia mencintai Selena. Ia tak bisa memaksa Sisi karena sejujurnya dia pun belum sepenuhnya siap.

Galang akhirnya terpaksa kembali memberikan waktu kepada Sisi dan kepada dirinya sendiri.

Waktu terus bergulir hingga tiga ratus tahun kemudian keadaan sudah jauh lebih membaik.

Banyak serigala-serigala baru yang merupakan keturunan murni dari bangsa serigala. Galang berhasil membangun kembali peradaban bangsa serigala hingga mereka terbagi untuk menempati beberapa wilayah.

Sisi begitu bahagia melihat bangsa serigala bisa bangkit dari keterpurukan. Dua ratus tahun terakhir dia menyibukkan diri dengan membantu Galang agar bisa melupakan Digo, walau tidak mungkin bisa, tapi setidaknya dia bisa lebih ikhlas melepaskan Digo.

Sisi pun tak memungkiri bahwa bangkitnya bangsa serigala tak akan terjadi bila tak ada Galang. Ia kagum dengan kerja keras laki-laki itu sampai bisa mencapai keberhasilan ini.

"Makasih ya, Lang."

Galang sontak menoleh pada Sisi yang tiba-tiba mengucapkan kata terima kasih. "Makasih buat apa?" Tanyanya bingung.

Sisi tersenyum manis membuat perasaan Galang menjadi lega. Lima ratus tahun lamanya wanita itu terlihat begitu murung, sekarang dia dapat melihat lagi senyum di wajahnya.

"Atas kerja keras Lo, bangsa serigala bisa bangkit seperti sekarang."

Galang terkekeh. "Ini semua bukan karena gue sendiri, Si. Ini karena kita semua. Kita gak menyerah dan punya keinginan untuk bangkit," balas Galang.

Sisi mengangguk setuju.

"Apa Lo juga punya keinginan untuk bangkit, Si?" Pertanyaan Galang seketika membuat Sisi menatapnya dengan lekat.

"Lima ratus tahun kita jalani. Tapi, ikatan yang terjalin diantara kita hanya sebagai Raja dan Ratu Serigala, bukan sebagai suami dan istri."

Sisi terhenyak ketika merasakan tangannya diraih Galang. Pandangannya menurun menatap tangan kekar Galang yang menggenggam tangan kanannya.

"Berapa lama lagi gue harus menunggu momen itu, Si? Atau kalau memang Lo beneran gak bisa, lebih baik akhiri aja hubungan kita ini."

Sisi terdiam memikirkan perkataan Galang. Mengakhiri hubungan dengan Galang memang pernah terlintas di pikirannya. Namun, setelah dua ratus tahun ia jalani bersama Galang, dia sadar bahwa ia membutuhkan laki-laki itu.

Sisi butuh Galang untuk menenangkannya dikala menangis karena teringat pada Digo. Sisi butuh Galang yang selalu mencoba menghiburnya dengan lelucon. Yang lebih Sisi butuhkan dari sosok Galang adalah mendampinginya dalam memimpin bangsa serigala.

"Maafin gue karena udah buat Lo nunggu lama, Lang. Makasih juga Lo udah bertahan sejauh ini. Menghadapi gue dengan penuh kesabaran dan cara Lo buat bikin gue bahagia. Lo bener. Kalau gue terus kayak gini, lebih baik hubungan ini kita akhiri aja."

Galang menunduk pasrah.

"Tapi, gue harap Lo masih memberikan kesempatan sama gue buat bisa melayani Lo sebagai istri,"

Galang tercengang mendengar ucapan Sisi. "Lo serius, si?"

Sisi menyunggingkan senyum seraya mengangguk penuh kesungguhan. Tidak salah bukan ia membuka hati untuk menerima Galang? Walaupun demikian hatinya akan tetap menunggu Digo bereinkarnasi.

"Tapi, Lang ... gue punya satu keinginan,"

"Apa? Lo mau kita lakuinnya pelan-pelan?" Tanya Galang dengan raut wajah tengilnya. Sisi langsung memukul tangan laki-laki itu yang sedari tadi menggenggam tangannya.

"Lang ... Lo ih, belum apa-apa udah bahas yang itu."

"Tenang aja, Si. Awalnya emang sakit, tapi lama-lama enggak, kok!"

"Galang, gue serius!" Pekik Sisi membuat tawa Galang lepas tanpa beban.

Sisi mendengus kesal sembari melipat tangannya di depan dada.

Melihat Sisi mulai kesal, Galang pun menghentikan tawanya. Dia berdeham untuk mengembalikan suaranya yang hampir hilang akibat tertawa.

"Apapun keinginan Lo bakal gue wujudkan, Si. Karena Lo adalah istri gue,"

Suasana kembali serius. Sisi menurunkan tangannya dan kembali menatap Galang.

"Suatu saat, ketika Digo kembali, gue harap Lo mau melepaskan gue agar bisa bersatu dengan Digo. Cuma itu keinginan gue, Lang."

Ada rasa takut saat Sisi mengatakan keinginannya. Dia takut Galang akan marah karena ternyata dia belum sepenuhnya menerima laki-laki itu. Namun, ketakutannya hilang saat mendengar jawaban Galang.

"Gue tahu seberapa besar perasaan cinta Lo untuk Digo. Gue gak akan pernah menuntut Lo untuk memberikan cinta itu ke gue, Si. Kalau emang suatu saat Digo kembali, Gue akan melepas Lo untuk bersatu dan bahagia dengan orang yang Lo cinta."

Mata Sisi berembun penuh haru. Ia langsung memeluk Galang, menyalurkan rasa bahagia dan terharu yang tak bisa dia sampaikan pada laki-laki itu dengan kata-kata.

"Makasih, Lang. Gue beruntung bisa ketemu sama Lo," ucap Sisi sembari mengeratkan pelukannya.

Galang membalas pelukan Sisi. "Makasih juga Lo mau menerima gue."

Malam itu menjadi malam meleburnya dua insan yang setengah hati mencintai. Meski demikian, keduanya menikmati apa yang sempat mereka tolak sejak lama.

Beberapa Minggu setelahnya, tubuh Sisi memberikan reaksi. Galang cukup cemas saat melihat Sisi mual-mual dan mengeluh pusing padanya. Namun, kecemasan itu berubah saat Sisi menyampaikan kabar kehamilannya.

"Gue ... Gue hamil, Lang!" Seru Sisi. Senyumnya terlukis diantara wajah yang tampak lelah akibat beberapa hari terakhir dia merasa mual.

Galang mendekati Sisi yang berdiri beberapa meter darinya. "Lo ngomong apa? Gue gak denger," ucapnya dengan senyum menggoda.

Sambil tersenyum malu, Sisi melingkarkan tangannya di leher Galang. Matanya menatap tepat ke tatapan bahagia Galang yang tak bisa disembunyikan.

"Gue hamil, Galang."

Senyum Galang semakin lebar. Kedua tangannya menangkup wajah Sisi dan membelainya lembut. "Selamat, Sayang."

Sisi mengerutkan keningnya mendengar panggilan Galang padanya. "Apa, sih? Geli tau dengernya! Gak cocok Lo manggil gue sayang."

"Terus, manggil apa dong? Peniti sinden? Masa udah mau jadi Ibu dari anak kita manggilnya tetep peniti sinden? Yang romantis, dong!"

Wajah sisi bersemu merah. Entah kenapa hatinya terasa hangat mendengar gombalan Galang.

"Kalo manggil masinis aja gimana?" Tanya Galang.

"Masinis?"

"Iya. Mama serigala manis,"

Tawa Sisi lepas mendengar panggilan yang akan Galang sematkan padanya.

"Gimana? Bagus, gak?"

"Ya ya ya, lumayan."

Galang menuntun wajah Sisi untuk mendekat  membuat ekspresi Sisi menegang seketika. Kini wajah keduanya hanya berjarak beberapa Senti menyebabkan napas Sisi seakan terhenti.

"Makasih, Si. Kebahagiaan yang Lo kasih benar-benar gak ternilai harganya." Ucap Galang kemudian menarik tubuh Sisi ke pelukannya.

Kabar kehamilan Sisi memercikan kebahagiaan untuk bangsa serigala yang akan segera mendapatkan calon pengganti pemimpin mereka nanti. Kebahagiaan itupun dirasakan oleh Raja Macan. Namun, tidak untuk Selena.

Selena tak bisa menafikan perasaan takut saat mendengar kabar kehamilan Sisi dari Galang. Ia takut jika kehadiran anak di kandungan Sisi menjadi alasan Galang meninggalkan dirinya.

Akan tetapi, Bagai hujan di musim kemarau, kebahagiaan yang dirasakan oleh Sisi, Galang dan Bangsa serigala harus berganti cepat dengan kedukaan.

Seperti yang dikatakan Raja Macan, janin Sisi ternyata tak mampu bertahan sehingga harus mati sebelum dilahirkan.

Di kehamilan pertama, Sisi harus kehilangan. Tentu itu bukan hal yang mudah. Galang pun terus menemaninya.

Selama menemani Sisi, Galang bisa melihat betapa menderitanya wanita itu. Dia ingin berhenti dengan tujuannya, namun Raja Macan tak mengizinkan.

Membutuhkan waktu dua tahun untuk Sisi bisa sembuh dari kesedihan atas kehilangan janinnya.

Hingga beberapa bulan kemudian, dia dikabarkan hamil kembali.

Galang sangat berharap kali ini bayi mereka bisa bertahan. Dia hanya tak ingin Sisi kembali merasakan penderitaan. Dan semesta mewujudkan harapannya.

Kali ini Sisi berhasil melahirkan bayinya dalam keadaan sehat. Sayangnya, bayi itu bukan bayi yang diinginkan Raja Macan karena bayi itu ternyata hanya memiliki darah serigala.

"Kau harus bisa membujuk Sisi kembali hamil sampai dia melahirkan bayi dengan dua darah itu!"

"Apa Ayah tidak punya perasaan? Sisi itu bukan robot! Aku tidak ingin ambisi ayah membuatnya menderita!" Galang kali ini menolak perintah Raja Macan. Dia sungguh tak ingin melihat Sisi menderita hanya agar Raja Macan mendapatkan bayi seperti yang diinginkan.

"Kamu berani melawanku, Galang?" Murka Raja Macan. Matanya terbuka lebar, urat-urat tangannya terlihat jelas ketika dikepalkan.

"Aku tidak ingin istriku menderita!"

"Begitu?" Raja Macan tersenyum simpul. Dia kemudian berjalan menuju Selena yang sejak tadi hanya bisa diam memperhatikan pertengkaran Ayah dan Suaminya.

Raja Macan menarik tangan Selena dan menjauhkannya dari Galang.

Galang tak sempat menahan Selena hingga kini wanita itu berada di samping Raja Macan memberontak untuk kembali ke sampingnya. Namun, tak bisa karena tangannya digenggam erat oleh Sang Ayah.

"Silakan kamu pilih siapa yang akan menderita. Istri pertama mu atau istri ke dua mu! Atau keduanya menderita karena kamu?"

Galang dilema. Memilih diantara Selena dan Sisi yang sungguh keduanya ingin dia bahagiakan. Dia tak ingin keduanya menderita.

"Ayah, aku mohon, Ayah! Jangan memaksa Galang untuk memilih!" Pinta Selena. Dia khawatir jika nantinya Galang akan memilih hidup bersama Sisi karena Sisi memberikan keturunan untuk suaminya itu.

"Jika Kamu tidak melakukan perintahku, Aku akan menjauhkan Selena darimu selamanya dan menghabisi bayi mu dan Sisi yang baru lahir itu!" Ancam Raja Macan.

Galang terdiam sejenak menimbang-nimbang pilihan apa yang terbaik. Dijauhkan dari Selena adalah mimpi buruk belum lagi anaknya dan Sisi akan dihabisi jika dia tak menuruti perintah Raja Macan.

"Baiklah, Ayah. Aku akan membujuk Sisi seperti perintahmu," itulah pilihan yang Galang ambil. Pilihan yang terkesan egois, namun tak ada pilihan lain yang lebih baik lagi.

Dalam kurun waktu seratus tahun, Sisi berhasil melahirkan tiga anaknya dengan Galang. Sementara empat kali dia kehilangan janin yang dikandungnya. Yang berarti Sisi belum bisa melahirkan bayi yang memiliki dua darah.

Pada suatu hari sebuah musibah terjadi menimpa bangsa serigala. Terjadi kebakaran besar di Hutan yang menyebabkan banyak bangsa serigala mati terbakar. Termasuk keempat anak Sang Raja dan Ratu Serigala.

Akibat musibah itu, Bangsa serigala kembali dalam ambang kemusnahan. Galang harus membawa para serigala yang tersisa untuk mengasingkan diri ke Hutan dalam.

Kehilangan semua anaknya membuat Sisi benar-benar merasa hancur. Sisi terus menangis setiap kali terngiang jeritan anak-anaknya saat terjebak di dalam kebakaran. Dan tentu saja Galang berusaha menenangkannya meski dia pun sama terlukanya.

Seratus tahun berlalu sejak musibah itu, Sisi kembali hamil. Kali ini dia sangat berharap Semesta tidak memberinya duka seperti yang sudah dia alami. Dan pada kehamilan kali ini dia harus menjalaninya tanpa Galang yang tiba-tiba menghilang karena harus menemani Selena yang telah lama ditinggalkan.

Ketika melahirkan, Sisi bahagia karena ternyata dia telah melahirkan dua bayi. Di waktu bersamaan, para pemburu muncul untuk memburu bangsa serigala.

"Gawat, Si! Manusia memasuki Hutan dan memburu hewan-hewan termasuk serigala. Para penjaga hanya bisa menyelamatkan sebagian bangsa serigala ke wilayah lain," Erik melaporkan.

"Sial! Kenapa harus diwaktu yang gak tepat begini!" Sisi menggerutu. Dia menatap dua bayi yang tengah ditidurkan di atas Tanah.

"Si, kita harus cepat pergi dari sini. Tempat ini udah gak aman!"

"Tapi, gimana sama anak-anak gue, Rik!"

"Lo gak mungkin bisa urus keduanya. Tinggalin aja salah satunya di sini," usul Erik.

"Lo gila apa? Mana mungkin gue tinggalin salah satu anak gue di tempat bahaya seperti ini!" Tolak Sisi, berang.

"Ya terus, Lo mau gimana, Si?"

Sisi tampak berpikir keras. Tak lama kemudian dia menggendong salah satu bayinya dan menyerahkannya kepada Erik.

"Pergi ke wilayah manusia. Titipin Pangeran sama mereka!"

Erik mengangguk setuju. Keputusan Sisi sudah tepat. Sementara Adhitya yang akan Sisi jaga dan dibesarkan. Pada situasi genting seperti itu, Sisi tidak bisa mengurus kedua anaknya. Jika Galang ada, mungkin mereka bisa sama-sama mengurus kedua bayi itu.

BERSAMBUNG

Siapa yang paling menderita menurut kalian di sini?

Galang sebenarnya sayang loh sama Sisi. Cuma kan dia juga sayang sama Selena.

Jadi, siapa yang akan tetap berlayar?

Galang-Sisi atau Galang-Selena?

Continue Reading

You'll Also Like

33.3K 5.3K 40
rumah tangga mereka selalu harmonis Mew sangat mencintai istrinya begitu pun sebaliknya
691 425 13
πŸ“Œπ‘¨π’π’ˆπ’†π’π’Šπ’π’‚ π‘ͺπ’‰π’“π’Šπ’”π’•π’š [π‘±π‘²π‘»πŸ’πŸ–] πŸ“Œπ‘±π’Š π‘ͺπ’‰π’‚π’π’ˆπ’Žπ’Šπ’ [𝑻𝑯𝑬 𝑩𝑢𝒀𝒁] πŸ“Œπ‘²π’Šπ’”π’‚π’‰ π‘ͺπ’‰π’“π’Šπ’”π’•π’š π’Žπ’†π’π’‹π’‚π’π’‚π’π’Š π’‰π’Šπ’…π’–π’‘π’οΏ½...
203K 10K 40
Seorang anak yang lahir dari gen yang berbeda ayahnya vampire ibunya serigala dengan kedua gen itu sisi terlahir menjadi LORD atau penguasa para vamp...
11.3K 892 38
hanya sebuah kesalahan dimasa laluku, membuat keluargaku membenciku. aku dikucilkan dan dibuang dipanti asuhan ketika orang tuaku lebih percaya kepad...