Obsesi Devil's

By ElZaziroh

1.8M 99.1K 27.9K

[FOLLOW DULU SEBELUM BACA!] "GUE BUKAN MAINAN YANG BISA DI KENDALIIN SEENAK JIDAT KALIAN!" "Yang bilang kamu... More

P R O L O G
BAGIAN PERTAMA
BAGIAN DUA
BAGIAN TIGA
BAGIAN EMPAT
BAGIAN LIMA
BAGIAN ENAM
BAGIAN TUJUH
BAGIAN DELAPAN
BAGIAN SEMBILAN
BAGIAN SEPULUH
BAGIAN SEBELAS
BAGIAN DUA BELAS
BAGIAN TIGA BELAS
BAGIAN EMPAT BELAS
BAGIAN ENAM BELAS
BAGIAN TUJUH BELAS
BAGIAN LAPAN BELAS
BAGIAN SEMBILAN BELAS
BAGIAN DUA PULUH
BAGIAN DUA PULUH SATU
BAGIAN DUA PULUH DUA
BAGIAN DUA PULUH TIGA
BAGIAN DUA PULUH EMPAT
BAGIAN DUA PULUH LIMA
BAGIAN DUA PULUH ENAM
BAGIAN DUA PULUH TUJUH
BAGIAN DUA PULUH DELAPAN
BAGIAN DUA PULUH SEMBILAN
BAGIAN TIGA PULUH
BAGIAN TIGA PULUH SATU
BAGIAN TIGA PULUH DUA
BAGIAN TIGA PULUH TIGA
BAGIAN TIGA PULUH EMPAT
BAGIAN TIGA PULUH LIMA
BAGIAN TIGA PULUH ENAM
BAGIAN TIGA PULUH TUJUH
BAGIAN TIGA PULUH DELAPAN
BAGIAN TIGA PULUH SEMBILAN
BAGIAN EMPAT PULUH
BAGIAN EMPAT PULUH SATU
BAGIAN EMPAT PULUH DUA
BAGIAN EMPAT PULUH TIGA
BAGIAN EMPAT PULUH EMPAT
EMPAT PULUH LIMA

BAGIAN LIMA BELAS

51.3K 2.3K 237
By ElZaziroh

15. PINDAH LAGI

"makan."

____________________
______

Dua hari berlalu begitu cepat. Sekarang Alya sudah sadar dari pingsannya, dimana keempat laki-laki yang juluki pangeran sekolah itu, sudah menunggunya dengan senyum lebar mereka.

"Bi. Ambilkan bubur!" Titah Varren pada salah satu pelayan yang berdiri berjejer di-samping pintu keluar.

Mengangguk, salah satu dari tiga pelayan tersebut mulai melangkah keluar dari kamar, mematuhi perintah tuan muda mereka untuk mengambilkan bubur untuk nona mudanya.

Meringis dengan tangan yang menghalangi silau cahaya yang menusuk matanya. Alya sedikit menatap ke-sisi kanan tempat tidur, melihat dua laki-laki yang sangat ia benci. Dan kala matanya menatap ke-sisi kiri, ia kembali harus menatap dua laki-laki yang sama seperti dua laki-laki sebelumnya. Alya sangat membenci mereka dengan segenap jiwa dan raganya, membenci setiap kali tubuhnya harus mendapat penyiksaan, membenci bagaimana mereka selalu memerintah Alya, bagaimana mereka melarang Alya untuk menuju kemanapun yang Alya inginkan.

Ck! Jika bukan karna kekuasaan, maka sudah dapat dipastikan bahwa Alya mungkin akan dengan mudah kabur dari neraka ini, melarikan diri dari empat laki-laki yang dipuja seperti pangeran disekolah. Yang nyatanya hanyalah iblis dibalik wajah rupawan tersebut.

"Queen..."

"Berhenti memanggilku Queen! Namaku Alya Queenby Xivanya." Tegas Alya muak. Ia tahu setelah tinggal dengan mereka beberapa hari, mereka nyatanya hanyalah terobsesi dengan Alya. Atau lebih tepatnya gadis yang bernama Queen.

"Baiklah, ayo makan." Angguk Devan mengambil bubur yang dibawakan oleh pelayan yang tadi disuruh oleh Varren.

"Aku gak mau." Ucap Alya menarik selimut hingga menutupi wajahnya, yang dimana hal itu membuat keempat pemuda tersebut menghela nafas.

"Queen."

"Alya bukan Queen!"

Kekanak-kanakan memang. Tapi entah kenapa Alya mulai sedikit muak kala namanya adalah Alya, tapi empat pemuda ini malah memanggilnya Queen.

"Oke! Queenby. Ayo eat"

Selimut ditarik secara perlahan oleh Cleo. Membuat Alya semakin mengeratkan pegangan nya pada selimut, tak ingin makan maupun keluar dari selimut. Ia akan bertahan hingga empat pemuda tersebut membebaskan Alya dari neraka ini.

"Makan." Suara tegas milik Celvin mampu membuat Alya meremang. Sedikit takut, jika nanti Celvin marah dan berujung menyiksanya diruangan lantai tiga.

"Alya Queenby Xivanya!" Tegas Cleo menyebutkan nama lengkap Alya.

Menyerah, Alya mulai menurunkan selimutnya sedikit demi sedikit. Menatap empat pemuda yang juga menatapnya tajam.

"Bangun dan makan, kau harus mandi setelah ini." Jelas Devan yang hanya di angguki patuh oleh sang empu.

Mendudukkan dirinya dibantu oleh Cleo. Alya mulai membuka mulutnya, menerima suapan dari Varren yang terlihat dingin kala mata mereka bersitatap.

Aneh. Apa ia marah karna Alya tidak patuh pada ucapannya? Jika iya. Maka itu bagus, karna dengan mereka marah pada Alya, maka Alya akan dengan mudah kabur dan melepaskan diri jika mereka sudah muak dengan sikap Alya.

"Aku tidak marah." Ucap Varren yang seakan membaca isi pikiran Alya.

Tercengang, Alya dengan mata membulat sempurna menatap Varren tak percaya. Apa Varren cenayang? Kenapa laki-laki ini seakan sangat tahu isi pikiran Alya? Alya seperti harus waspa mulai saat ini, takut-takut jika Varren dapat membaca isi pikirannya kembali.

"Aku bukan cenayang."

Kembali untuk kedua kalinya Varren dapat membaca apa yang ada dalam pikiran Alya.

Sungguh! Hal ini benar-benar membuat Alya was-was. Takut jika pikiran busuknya suatu saat nanti yang ingin membunuh keempat laki-laki ini dapat dibaca.

Alya harus hati-hati.

Suapan terakhir, Alya tak mau membuka mulutnya. Membuat Varren menghela nafas, memakan suapan terakhir bubur milik Alya.

"Minum." Sodoran segelas air yang diberikan oleh Cleo hanya diterima oleh Alya dengan raut datarnya.

Setelah meneguk air yang diberikan oleh Cleo, Alya berniat akan membaringkan tubuhnya. Sebelum tangannya ditahan, dan diangkat dengan mudah oleh Celvin menuju kamar mandi.

"Kamu apa-apaan?!"

"Mandi by. Kamu bau"

Dengan ekspresi datarnya Calvin mangatakan jika Alya bau? Seriously? Bukan bermaksud sombong! Tapi jika Alya tidak mandi seminggu saja. Alya tetap tidak akan bau! Bahkan badannya akan sama seperti pertama ia mandi, masih wangi.

"Sembarangan! Aku gak bau ya." Ekspresi Alya yang terlihat kusut membuat Celvin menyunggingkan senyum tipisnya, senang kala gadisnya marah, lucu.

"Buka bajunya, aku bakal usap pake air hangat."

"Katanya tadi mandi!"

"Dokter bilang kamu belum bisa mandi, sebelum luka kamu mengering"

"Ck! Sana keluar. Suruh pelayan aja yang usap pake air hangat"

Mengangguk singkat, Celvin dengan perlahan mendudukkan Alya diatas meja yang berada didalam toilet. Keluar untuk memanggil pelayan yang akan mengusap tubuh gadisnya yang belum mandi selama lima hari.

•••

"Kita mau kemana?" Tanya Alya dengan tatapannya yang melihat keluar kaca mbil. Menatap rumah yang ternyata berbeda dari rumah yang kemarin mereka tempati.

"Kerumah yang baru"

"Kalian punya berapa rumah"

"Enam mungkin"

Melototkan matanya tak percaya. Enam mungkin? Jadi mereka belum tahu pasti jika rumah mereka hanya enam, begitu?

Alya rasanya ingin pingsan mendengar kalimat yang keluar dari bibir Cleo yang tengah asik mengemudikan mobil, menuju lokasi yang entah Alya pun tak tahu.

Sepertinya Alya tidak akan bisa semudah itu untuk terbebas dari empat pemuda ini? Melihat sebayak apa bodyguard yang mereka miliki? Dan melihat, bagaimana sadisnya mereka menyiksa ia hingga koma.

Benar-benar hal yang tak pernah bisa Alya duga. Ia benar-benar dibuat terperangah dengan keempat pemuda yang dijuluki prince school ini.

"Apa aku akan kembali b-bersekolah?" Tanya Alya dengan perasaan gugup. Takut jika pertanyaannya akan mengundang amarah empat pemuda yang satu mobil dengannya ini.

"Hm, dengan satu syarat"

Menoleh kebelakang, dimana Celvin mengungkapkan bahwa ia bisa bersekolah. Namun dengan menggunakan syarat lagi, Alya seakan tercekat kala mata tajam milik Celvin menatapnya mengintimidasi.

"Apa?"

"Jangan dekat dengan siapapun, kecuali kami."

Syarat yang dikatakan oleh Celvin benar-benar membuat Alya terperangah. Jangan dekat dengan siapapun, kecuali mereka? Lantas bagaimana Alya bisa menjalani hari-harinya disekolah dengan normal jika Alya harus dekat dengan empat pangeran sekolah? Apa yang akan dikatakan oleh para siswa-siswi disekolah sana? Mereka akan membenci Alya! Terutama para kaum wanita.

"Aku gak mau!"

"Terserah. Kau tidak akan bisa keluar dari rumah tanpa izin dari kami, pah—"

"Oke! Gak dekat sama siapa-siapa kecuali kalian." Potong Alya cepat, biarlah ia tak bisa dekat dengan siapapun asalkan ia bisa keluar dari rumah neraka itu, ia bisa menghirup udara segar lagi, dan bisa kembali melihat dua sahabatnya, walaupun nanti tidak bisa bercengkrama dengan mereka lagi.

"Good girl" usap Cleo pada puncak kepala Alya. Membuat sang empu mendengus dengan tangan Cleo yang ia tepis.

•••

Membulatkan matanya. Alya benar-benar terperangah kala melihat rumah yang akan ditempati oleh empat pemuda ini dan dirinya tentu saja, hanya untuk sementara.

Alya tidak memiliki niatan untuk tinggal berlama-lama disini. Apalagi dengan empat pemuda iblis ini? Jika hanya ia sendiri sih, Alya akan sangat senang tinggal dirumah yang layaknya seperti istana ini.

"Turun Queen"

Queen lagi. Alya jadi berpikir untuk mengganti namanya saja jika seperti ini. Terlalu kesal kala nama kita itu, namun dipanggil, dengan panggilan yang berbeda. Kalian pasti mengerti apa yang Alya rasakan sekarang.

"Not Queen! But Alya." Tatapan tajam Alya berikan pada Varren yang setia menunggu dirinya turun dari mobil, setelah laki-laki itu membukakan pintu untuk Alya.

Bukan nya menyeramkan Dimata Varren. Alya malah terlihat menggemaskan dengan pipi chubby nya yang terlihat sedikit tirus.

"Oke, aku bakal manggil kamu Alya. Tapi gak bakal janji bakal setia hari" usap Varren gemas. Menggandeng tangan Alya untuk memasuki rumah mereka yang sudah lama tidak dihuni, rumah yang lumayan dekat dengan sekolah.

"Ck! Aku gak suka nama Queen!" Tatap Alya dengan tangannya yang menepis kuat tangan Varren yang menggandengnya.

Terlihat bagaimana empat pemuda itu mulai menatapnya dingin dan mengintimidasi. Membuat Alya dengan susah payah meneguk ludahnya sendiri.

"Jangan pernah keluarkan kalimat itu Al. Karna dari sekian nama, hanya nama itu yang menjadi favorit kami." Desis Varren sebelum melangkah lebih dulu, meninggalkan Alya yang terdiam ditempatnya berada. Dengan ketiga teman laki-laki itu yang juga ikut meninggalkan dirinya. Menyisahkan Alya dengan puluhan bodyguard yang menjaga ketat setia sisi rumah ini.

"Gue mau bebas..." Lirih Alya.

•••

Halo semuanya, maaf ya gak
nepatin janji. Sebenarnya mau up
hari Rabu, cuman belum ada ide

Dan jadwal up obsesi devils bakal
aku umumin melalui Instagram oke?

Kalian milik couple mana?

Alya sama Varren?

Alya sama Cleo?

Alya sama Celvin?

Atau Alya sama Devan?

Selamat menunggu part
selanjutnya....

Continue Reading

You'll Also Like

1M 74.3K 74
"You do not speak English?" (Kamu tidak bisa bahasa Inggris?) Tanya pria bule itu. "Ini dia bilang apa lagi??" Batin Ruby. "I...i...i...love you" uca...
1.1K 227 11
Sisi alfalesa dan satria alexandra adalah sepasang kekasih yang terkenal amat bucin di sekolahnya,satria adalah ketua geng motor yang terkenal sangat...
1.6M 51K 34
"Setiap pertemuan pasti ada perpisahan." Tapi apa setelah perpisahan akan ada pertemuan kembali? ***** Ini cerita cinta. Namun bukan cerita yang bera...
1.4M 110K 53
Tetep baca dan vote walaupun cerita ini sudah end. Publish Juni 3 2023 End Oktober 2 2023 Bagaimana jika seorang CEO muda yang dingin dan tidak terse...