Obsesi Devil's

By ElZaziroh

1.8M 99K 27.9K

[FOLLOW DULU SEBELUM BACA!] "GUE BUKAN MAINAN YANG BISA DI KENDALIIN SEENAK JIDAT KALIAN!" "Yang bilang kamu... More

P R O L O G
BAGIAN PERTAMA
BAGIAN DUA
BAGIAN TIGA
BAGIAN EMPAT
BAGIAN LIMA
BAGIAN ENAM
BAGIAN TUJUH
BAGIAN SEMBILAN
BAGIAN SEPULUH
BAGIAN SEBELAS
BAGIAN DUA BELAS
BAGIAN TIGA BELAS
BAGIAN EMPAT BELAS
BAGIAN LIMA BELAS
BAGIAN ENAM BELAS
BAGIAN TUJUH BELAS
BAGIAN LAPAN BELAS
BAGIAN SEMBILAN BELAS
BAGIAN DUA PULUH
BAGIAN DUA PULUH SATU
BAGIAN DUA PULUH DUA
BAGIAN DUA PULUH TIGA
BAGIAN DUA PULUH EMPAT
BAGIAN DUA PULUH LIMA
BAGIAN DUA PULUH ENAM
BAGIAN DUA PULUH TUJUH
BAGIAN DUA PULUH DELAPAN
BAGIAN DUA PULUH SEMBILAN
BAGIAN TIGA PULUH
BAGIAN TIGA PULUH SATU
BAGIAN TIGA PULUH DUA
BAGIAN TIGA PULUH TIGA
BAGIAN TIGA PULUH EMPAT
BAGIAN TIGA PULUH LIMA
BAGIAN TIGA PULUH ENAM
BAGIAN TIGA PULUH TUJUH
BAGIAN TIGA PULUH DELAPAN
BAGIAN TIGA PULUH SEMBILAN
BAGIAN EMPAT PULUH
BAGIAN EMPAT PULUH SATU
BAGIAN EMPAT PULUH DUA
BAGIAN EMPAT PULUH TIGA
BAGIAN EMPAT PULUH EMPAT
EMPAT PULUH LIMA

BAGIAN DELAPAN

55K 2.8K 326
By ElZaziroh

8. TAMAN YANG INDAH

"Kedip sayang"
___________________
______

Menatap pemandangan alam yang begitu indah, membuat Alya sampai tak berkedip untuk beberapa detik.

"Kedip sayang" bisik Devan yang langsung membuat wajah Alya memerah padam hingga ke telinga nya. Merasa malu, karna orang yang biasa memanggilnya Queen, tiba-tiba saja memanggil nya dengan kata sayang.

"Ish! Apaan si!" Dengus Alya, berusa menutupi wajah memerah nya yang mungkin sekarang sudah seperti kepiting rebus.

Terkekeh ringan. Tangan Devan dengan perlahan mengusap surai sang gadis, merasa gemas sekaligus candu melihat tingkah gadisnya ketika sedang malu seperti saat ini.

"Ke sana yuk" ajak Devan, menarik pergelangan tangan Alya untuk menuju ke arah sungai. Melihat pemandangan dari dekat.

Sunyi.

Hanya terdengar suara pepohonan rindang yang di tiup angin, membuat suasana menjadi tenang, dengan Alya yang mulai menutup matanya, mengirup udara segara yang sudah dua hari tidak ia rasakan. Sedangkan Devan, laki-laki itu memilih menatap wajah damai sang gadis dengan lekat.

"Suka gak?"

Pertanyaan Devan seketika membuat Alya membuka matanya, menatap Devan yang berada di samping kanan nya.

"Iya" jawab Alya dengan senyum tipis nya.

Menarik nafas sejenak. "Aku boleh tanya?" Ucap Alya membuka suara.

"Boleh,"

"Apa kalian tinggal di sini?" Tanya Alya, menatap lekat wajah Devan yang terlihat santai menatap pemandangan di depan nya.

"Tidak"

"Lalu, di mana kalian tinggal?"

Hening.

Alya dapat merasakan hawa tak enak ketika ia bertanya demikian pada Devan. Seperti nya Devan tak ingin di tanya mengenai kehidupan nya, maka Alya mulai memikirkan topik lain.

"Oh ya, kenapa aku di kurung di sini? Apa kalian membenci ku, karna aku ikut campur urusan kalian di sekolah waktu itu?" Tanya Alya penasaran.

Sungguh, Alya benar-benar membutuhkan jawaban untuk semua tindakan empat laki-laki itu. Alasan kenapa mereka menahan Alya, alasan kenapa mereka menyiksa Alya, dan alasan kenapa mereka tak membiarkan Alya keluar dari kamar terkutuk itu.

"Jika iya, aku minta maaf. Aku tak akan lagi ikut campur urusan kalian, aku gak—"

"Sssttt" bisik Devan, meletakkan jari telunjuknya di bibir mungil milik Alya.

"Bukan itu Queen, kami tidak pernah membenci mu."

"Lalu kenapa?!" Tanya Alya setelah menyingkirkan telunjuk Devan dari bibirnya.

"Kau tau?" Tatap Devan dengan serius. "Sudah satu tahun kami hanya bisa menatap mu dari jauh, dan setelah sekian lama penantian kami. Akhirnya kami bisa menatapmu dari dekat, melihat mu tertidur, melihatmu makan, melihat aktifitas mu, melihat segala hal yang kamu lakukan. Itu membuat kami bahagia" senyum Devan tanpa melepaskan pandangan nya dari Alya sedikit pun.

Tak menyangka. Itulah yang Alya sekarang alami, selama satu tahun? Satu tahun, ia di perhatikan oleh empat orang pangeran sekolah. Selama itu, Alya benar-benar tak percaya akan apa yang baru saja ia dengar. Mana mungkin empat orang laki-laki yang di juluki pangeran sekolah memperhatikan dirinya, yang hanya seorang gadis yang berasal dari panti asuhan. Bahkan bersekolah saja Alya menggunakan beasiswa.

Itu tidak mungkin! Alya pasti sedang bermimpi saat ini.

"Kalian, bagaimana bisa kalian memperhatikan gadis miskin seperti ku?!" Tanya Alya tak habis pikir.

Ia bahkan tak punya apa-apa. Lalu apa yang ke-empat laki-laki ini lihat dari Alya yang hanya seorang gadis miskin, tak memiliki orang tua dan tak memiliki arah hidup.

Hanya orang bodoh yang mau membuang waktu berharga mereka hanya untuk memperhatikan gadis miskin seperti Alya. Dan Alya sangat sadar diri untuk mengharapkan di perhatikan oleh empat orang yang di kenal oleh satu sekolah, memiliki kesempurnaan, yang bahkan Alya sendiri tidak bisa mendeskripsikan nya.

"Miskin?" Tanya Devan dengan nada tak percayanya. "Ck! Kata yang sangat tidak penting. Kami memperhatikan mu, bukan karna kamu miskin atau kaya Queen."

"Lalu kenapa?!" Tanya Alya ingin tahu. Sebenarnya apa yang mereka lihat dari nya.

"Kau akan tau, tapi bukan sekarang" senyum Devan mengusap surai Alya lembut.

Menarik pergelangan tangan Alya. "Ayo pulang, Celvin sama yang lain bakal marah, kalo kamu aku ajak keluar terlalu lama" ucap Devan, berjalan beriringan dengan Alya yang hanya diam mengikuti langkah Devan.

Aku harus cari cara agar bisa tau seluk beluk hutan ini. Dan setelahnya aku bisa kabur tanpa tersesat lagi. Batin Alya dengan tatapan nya, yang menatap ke sekeliling.

••••

Di lain tempat. Atau lebih tepatnya di dalam mobil, Clara dan Haidar sibuk mengitari kota Jakarta, mencari keberadaan Alya yang sudah menghilangkan selama dua hari, setelah acara pesta ulang tahun Celsi.

Alya seakan hilang di telan bumi. Tidak ada satupun jejak dari gadis itu, siapa yang menculiknya. Bahkan rekaman CCTV yang berada di depan toilet tidak ada satupun yang merekam kejadian Alya masuk dan keluar dari toilet. Seakan Alya tidak pernah pergi ke toilet pada saat itu.

"Sekarang, kita harus cari Alya kemana lagi coba?" Frustasi Clara. Menyesal karna saat itu telah meninggalkan Alya sendiri untuk pergi ke toilet.

Menghela nafas frustasi, Haidar mulai menepikan mobilnya. "Kita cari besok lagi, lo butuh istirahat. Besok juga kita sekolah kan?"

"Tapi Dar! Gue khawatir, gimana kalo Alya kenapa-napa?!"

"Lo pikir cuman lo?! Gue juga khawatir, tapi kita juga butuh istirahat. Ini juga udah malam Clar! Kita cari besok lagi sepulang sekolah, oke?"

"Iya" pasrah Clara.

Benar apa yang di katakan Haidar, bukan hanya dia yang khawatir tentang Alya. Tapi Haidar juga pasti khawatir, apalagi Clara sangat tau betul. Gimana perasaan Haidar pada Alya sejak lama.

"Maafin, gue gak maksud bentak lo" ucap Haidar. Terlalu frustasi memikirkan Alya yang tiba-tiba menghilang tanpa jejak sama sekali.

"Iya gak papa, gue ngerti kok" senyum paksa Clara.

Tidak ada yang tau bagaimana perasaan Clara, bahkan Alya. Mereka hanya tau jika Clara mencintai Cleo, namun nyatanya tidak. Karna Clara mencintai Haidar, namun perasaan itu harus ia kubur kala Haidar mengatakan padanya. Bahwa laki-laki itu mencintai Alya.

••••

"Ayo ke kamar" tarik Celvin dengan ekspresi datarnya, saat Alya dan Devan baru saja masuk dari pintu utama.

"Tunggu" Tahan Alya, melepaskan tangan kirinya yang di genggam oleh Celvin.

"Ke kamar siapa?" Tanya Alya, menatap mata Celvin yang setia menatap matanya juga.

"Kamar ku" jawab Celvin tanpa beban.

"Untuk apa?"

"Untuk tidur Queen"

Melototkan matanya tajam. Apa maksud Celvin? Tidur? Ia akan tidur dengan Celvin? Lalu. Bagaimana cara Alya untuk mencari peta hutan ini jika ia tidur dengan Celvin?

"Aku akan tidur di kamar ku" tolak Alya sambil menggelengkan kepalanya.

"Kau akan tidur dengan ku! Malam ini! Tanpa penolakan Queen." Tegas Celvin, menatap Devan untuk meminta kunci borgol yang memborgol tangan gadisnya.

Merogoh satu jaketnya, Devan mulai memberikan kunci borgolnya pada Celvin. Di mana Celvin mulai membuka borgolnya, dan mengembalikan kuncinya pada Devan. Agar laki-laki itu bisa membuka borgol di tangan nya juga.

"Tapi—AAAAA" Teriak Alya, terkejut kala tubuhnya sudah berada di pundak tegap Melik Celvin.

"TURUNKAN AKU!!" Teriak Alya, memukul bahu Celvin, di mana laki-laki itu mulai menaiki tangga. Melewati Cleo dan Varren yang tengah menuruni tangga.

"TOLONG!! DEVANN! TOLONGIN AKUUU!!" Teriak Alya, meminta bantuan pada Devan.

Ciklek

Pintu kamar di buka, di mana Alya dapat melihat kamar milik Celvin yang seakan tidak ada kehidupan nya sama sekali. Karna kamar ini hanya berwarna hitam, membuatnya terlihat sangat menyeramkan.

Bagaimana bisa orang tidur di kamar ini. Alya saja yang melihatnya sudah takut, apalagi berpikir untuk tidur di kamar ini.

Menurunkan Alya di atas tempat tidurnya, Celvin mulai berjalan memasuki walk in closet miliknya. Mengambil satu set baju tidur berwarna hitam miliknya.

"Tunggu di sini, akan ku ambilkan baju mu" ucap Celvin yang mulai keluar dari kamar nya.

Dan tak butuh waktu lama, Celvin sudah datang kembali dengan baju tidur berwarna putih transparan di tangan laki-laki itu.

"Pake" ucap Celvin menyerakan pakaian tidur itu pada Alya.

Menggelengkan kepalanya. Mana mau Alya memakai pakaian itu.

"Gak mau!"

"Pake sendiri, atau aku pakein. Hm?" Bisik Celvin dengan suara beratnya yang terdengar sedikit serak, seakan menahan sesuatu.

"T-tidak!! Aku akan memakai nya!"

"Di sini" tahan Celvin saat Alya hendak menuju kamar mandi.

"Apa?!"

"Pake di sini. Di depan aku" santai Celvin dengan senyum manisnya.

"Gakkk!!!"

"Queen..." Tatap Celvin tajam, seakan permintaan nya tadi adalah sebuah kemutlakan yang tidak bisa di tolak.

••••

Jangan lupa VOTE DAN KOMEN!!

Selamat menunggu....

Continue Reading

You'll Also Like

43.2K 3.8K 10
Peringatan ⚠️ banyak tpoy Mohon di maaf kan Angel tak pernah menduga bakal menikah dengan pria arogan dan misterius hidup nya dulu yang selalu men...
163K 9.5K 13
Don't copy my story! Follow sebelum baca yaw. **** Ini tentang Dargael Deimon. Lelaki jahat, gila dan super toxic. Dijuluki lelaki berengsek dan k...
1.7M 116K 44
[PRIVAT ACAK - FOLLOW SEBELUM BACA] - OBSESI, HUBUNGAN TERLARANG, PERSAINGAN BISNIS, PERSAHABATAN, TOXIC RELATIONSHIP, FRIENDZONE. Ini tentang para t...
52K 3.2K 74
Season 2 dari ZIONNE "𝘈𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘱𝘦𝘥𝘶𝘭𝘪 𝘢𝘬𝘩𝘪𝘳 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘬𝘪𝘴𝘢𝘩 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘬𝘩𝘪𝘳 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘢𝘵𝘢𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬, 𝘮...