SHORT STORY

By sakkala2705

239K 13.3K 359

Cerita pendek area kawasan dewasa, berakhir dengan bahagia. Kisah singkat makhluk manusia bertemu dengan jodo... More

I Found a Love (1)
Pretty Girl (One)
Fix You (1)
Glitter in the Sky (a)
Adventure of a Lifetime (1)
Leandra Story of Love (1)
PILIHAN TERBAIK (1)
PILIHAN TERBAIK (2)
PILIHAN TERBAIK (END)
RAHASIA HATI LINGGA (A)
RAHASIA HATI LINGGA (B)
RAHASIA HATI LINGGA (END)
LOGIKA dan CINTA ANDREA
LOGIKA dan CINTA ANDREA (2)
LOGIKA dan CINTA ANDREA (End)
KEHADIRANMU (A)
KEHADIRANMU (B)
KEHADIRANMU (END)
BUTIRAN ALENIA (1)
BUTIRAN ALENIA (2)
BUTIRAN ALENIA (END)
YANG KU TUNGGU (a)
YANG KU TUNGGU (b)
YANG KU TUNGGU (END)
PULANG (A)
PULANG (B)
PULANG (END)
RISALAH HATI (1)
RISALAH HATI (2)
RISALAH HATI (End)
RAKSA LESMANA
RAKSA LESMANA
RAKSA LESMANA
NASREEN VARSHA (1)
NASREEN VARSHA (2)
NASREEN VARSHA (End)
THALIA KAMARATIH (a)
THALIA KAMARATIH (b)
THALIA KAMARATIH (c)
ANITA ELIZ (1)
ANITA ELIZ (2)
ANITA ELIZ (End)
KILAU PURNAMA (a)
KILAU PURNAMA (b)
KILAU PURNAMA (End)
Elnino Lanina (a)
Elnino Lanina (b)
Elnino Lanina (End)
Fatamorgana (1)
Fatamorgana (2)
Fatamorgana (End)
Galaxy Bima Sakti (1)
Galaxy Bima Sakti (2)
Galaxy Bima Sakti (3)
Personal Taste (a)
Personal Taste (b)
Sorry I love you (a)
Sorry I love you (b)
Still in Love (a)
Still in Love (b)
LEMBAYUNG SENJA (a)
LEMBAYUNG SENJA (b)
LEMBAYUNG SENJA (end)
Monokrom Cinta (1)
Monokrom Cinta (2)
Monokrom Cinta (End)
Kidung Gemercik Air (1)
Kidung Gemercik Air (2)
Kidung Gemercik Air (End)
TRI ARGA (a)
TRI ARGA (b)
TRI ARGA (End)
Seductive Phone Call (1)
Seductive Phone Call (2)
Seductive Phone Call (End)
Married with Benefits (a)
Marriage with Benefits (b)
Marriage with Benefits (End)
LOSE YOU to LOVE ME (a)
LOSE YOU to LOVE ME (b)
LOSE YOU to LOVE ME (End)
My Loved Cousin (A)
My Loved Cousin (B)
My Loved Cousin (End)
My Secret Wife is Artist
My Secret Wife is Artist (2)
My Secret Wife is Artist
Something in Diffrent Ways (a)
Something in Diffrent Ways (End)
BRIGHT STAR (1)
BRIGHT STAR (End)
After Rain (A) Revisi
After Rain (B) Revisi
After Rain (End) Revisi
Color Of Love (1)
Color of Love (2)
Color of Love (End)
Promise A
Promise B
Promise (End)
If You Revisi a
If You Revisi b
If You Revisi C
Dalam Biru a
Dalam Biru b
Dalam Biru End
Love After Divorce (a)
Love After Divorce (b)
Love After Divorce (End)
Hindden Love (1)
Hidden Love (2)
Hidden Love (End)
My Possessive Brother (a)
My Possessive Brother (b)
My Possessive Brother (End)
Back to You (1)
Back to You (2)
Back to You (End)
Complicated Love (a)
Complicated Love (b)
Complicated Love(End)
Shania Story (1)
Shania Story (2)
Shania Story (End)
BEFORE to LATE (A)
BEFORE to LATE (B)
BEFORE to LATE (End)
Imposibble Love (1)
Impossible Love (2)
Impossible Love (End)
My Soul (a)
My Soul (b)
My Soul (End)
My Happines (1)
My Happiness (2)
My Happiness (End)
My Soul Season 2 (a)
My Soul Season 2 (b)
My Soul Season 2 (End)
Beautiful Mistake (a)
Beautiful Mistake (b)
Beautiful Mistake (End)

Something in Diffrent Ways (b)

829 65 0
By sakkala2705


"sudah lama mbak gak kesini?"

"lagi hectic, banyak tekanan dari kantor"

"ehm gitu, mbak brondongnya gak sekalian ikut"

"gak lah dia lagi sibuk kuliah"

Sang suster mungut-mungut mendengar jawaban Kiran. seluruh pegawai klinik tahu Kiran menjalani hubungan dengan seorang brondong. Apalagi brondongnya tampan. Tak pelak menjadi bahan gosip para pegawai klinik.

"dokter Raina masih praktek?"

"masih mbak setelah ini giliran mbak"

Kiran tersenyum menanggapi ucapan sang suster yang terkenal julid. Tapi, tidak membuat Kiran risih biarlah orang mengurusi hidupnya selagi dirinya tidak membuat hidup orang lain ricuh.

"sudah lama kamu gak kesini lagi Kiran?"

"iya dok, lagi sibuk-sibuknya di kantor"

"oh, gak sibuk sama Wira kan?"

"mungkin itu masuk salah satunya, dok saya mau suntik masih bisa?"

"belum serius brondong kamu?"

Kiran menggeleng. pertanyaan sekian kalinya yang ditanyakan oleh dokter Rania. Memang tidak sejulit suster tadi tapi ada makna prihatin terhadap hubungannya.

"baiklah, kembali ketujuan kamu menemui saya, ayo periksa dulu kesehatan kamu"

"lagi banyak pikiran? kamu kelihatan pucat"

"iya dok, kemaren habis pulang employee gathering"

"jangan capek-capek kamu masih muda, hidup dinikmati jangan dibuat susah"

"gak kok dok"

"saya resepkan vitamin buat kamu jangan lupa diminum"

"terima kasih atas perhatiannya dok"

Kiran mengambil secarcik kertas yang berisikan resep yang dituliskan oleh dokter Rania. ia bersiap meninggalkan ruang praktek suara dokter Rania menghentikan langkahnya.

"Kiran, kamu ada waktu?"

"maksud dokter?"

"kamu perlu me time, semua jangan di bawa serius. Kamu bisa anggap saya teman curhat kamu"

"bagaimana Kiran?"

Kiran diam sejenak memikirkan kata-kata dokter Raina, benar yang diucapakan oleh sang dokter ia perlu waktu luang untuk dirinya sendiri.

"ok deh dok, Weeked ini bisa. saya lagi free"

"oh kebetulan saya gak ada jam praktek. nanti saya hubungi kamu"

"terima kasih dok"

"tak perlu terima kasih. kamu sudah saya anggap adik saya sendiri"

Kiran meninggalkan ruangan dokter Raina dan menebus resep yang berada ditangannya. Setelah ini ia butuh istirahat. mengistirahatkan tubuhnya dan juga pikirannya.

Kebetulan Kiran hari ini mengambil cuti. Ia mengingat persediaan makanan di apartemen sudah menipis. kakinya melangkah ke salah satu supermarket untuk membeli kebutuhan yang diperlukan.

Mulai dari senitasi apartemen sampai dalaman Wira, Kiran sudah hapal. Tadi pagi Kiran melihat beberapa dalaman Wira sudah lusuh sudah saatnya di ganti dengan yang baru.

Tanpa merasa malu Kiran memilih-milih dalaman pria. Kiran tahu pasti penjaga toko dalaman pria sedang menertawakannya dalam hati. karena Kiran melihat si mbak sulit mengulum senyumnya.

"buat suaminya ya mbak"

"ehm. Ada gak yang bahannya nyaman sama adem kebetulan suami saya suka dinas lapangan"

Lebih baik Kiran bermain peran. Enak juga melihat muka si mbak berubah merah padam.

"ada mbak kami menawarkan seri terbaru yang cocok buat suami mbak"

"satu lagi ada pakaian dinas malam bisa menyenangkan paksu"

"paksu?"

"maksudnya pak suami mbak"

Kiran dibuat geleng-geleng kepala melihat tingkah menjaga toko. Beginilah kehidupan seorang karyawan harus berada di bawah tekanan. Mengingat hal itu Kiran seperti bercermin satu tahun lalu bagaimana ia bekerja double job untuk bisa menebus jaminan.

Kiran pernah berada di posisi seorang marketing mengharuskan mencapai target. Ia harus pandai-pandai memutar otak mencapai target. Tak jarang Kiran harus mengiba, meyakinkan serta memberikan promo-promo yang mengiurkan bagi calon pembeli.

Semuanya sudah Kiran rasakan. hari ini dimana posisi Kiran sudah berubah menjadi seorang calon pembeli yang mau membeli produk yang ditawarkan. Cukup menggesekan kartu yang diberikan oleh Wira Kiran bisa menikmati semua fasilitas di dalamnya.

Uang segala, uanglah mengubah nasib Kiran. dengan uang Kiran bisa menyelamatkan sertifikat rumah yang di gadaikan ayahnya pada pihak bank. Kiran tak mau kecolongan kedua kalinya. untuk menjaga-jaga mengubah nama atas kepemilikan rumah ibunya yang awalnya dirubah dengan culas oleh ayahnya menjadi namanya berganti menjadi nama Kiran.

Mungkin diatas sana ibunya mengutuk perbuatan Kiran. tapi apa daya Kiran tak mampu melawan arogansi ayahnya. enam bulan setelah pemindahnamaan kepemilikan Kiran melamar pekerjaan di salah satu perusahaan.

Kiran berpikir hubungannya dengan Wira bersifat semu. Ada satu titik dimana baik Kiran atau Wira merasa bosan. Apalagi dari awal Wira tidak menjanjikan sebuah status dan komitmen. itu kenapa Wira sangat ngotot untuk Kiran kembali memasang kontrasepsi.

Anak, Wira belum kepikiran kearah sana. Dia beralasan belum saatnya memiliki anak dan lagi Wira sedang hangat-hangatnya menikmati masa mudanya.

Kiran hanya mampu menunggu sesuatu yang tidak pasti. Menunggu Wira merasa bosan dan meninggalkannya. Karena Kiran belum bisa lepas dari bayangan Wira.

Menyelesaikan belanjanya Kiran mencoba menghubungi Wira yang ternyata berada di satu mall dengannya.

"kamu ngeborong mbak"

"lihat aja jangan banyak protes ini buat kita hidup sebulan tahu. kamu mana ngerti"

Kiran memberengut mendengar candaan Wira. sosok Wira jauh berbeda jika bersamanya dan berada diluar. Wira yang hangat, sosok perhatian dan juga manja. Wira diluar yang Kiran tahu Wira yang urakan susah diatur dan keras kepala.

"aku ngerti hanya satu mbak" Wira memandang penuh arti bola mata Kiran. ia menatap sekiran dan mendekat kearah telinga Kiran sambil berbisik lirih.

"apa?"

"ngerti nyenangin mbak diatas ranjang, jangan lupa suara desahan kamu mbak buat aku on terus"

Kiran melototkan mata mendengar ucapan Wira. pria itu tidak bisa jauh-jauh dari urusan ranjang. ia memcubit keras lengan Wira. Kiran melihat sendiri Wira mengaduh kesakitan akibat cubitannya.

"makanya jangan macam-macam kamu"

"aku gak macam-macam cuma"

"kamu lanjuti, malam ini kamu tidur di sofa"

Kiran meninggalkan Wira yang tertawa lepas mendengar ucapannya. dimana letak lucu ucapannya pikir Kiran. Wira memandangi punggung Kiran yang berangsur menjauh.

Satu tahun hidup bersama Kiran layaknya suami istri Wira menemukan perempuan yang selama ini ia cari. perempuan yang tidak banyak menuntut perhatiannya menerima Wira apa adanya dan satu lagi bisa memuaskan lahir batin seorang Wira.

Wira mengambil troli belanjaan yang sengaja Kiran tinggalkan karena kesal terus digoda oleh Wira. walau umur Kiran lebih tua dari Wira ada kalanya Kiran merajuk seperti anak kecil.

Hari yang dilalui berwarna sejak kehadiran Kiran. Wira bisa sepuas hati menggoda perempuan itu sampai Kiran marah. tapi bukan itu yang membuat Wira puas. Wira puas ketika ada semburat merah di pipi manis Kiran.

Usia boleh tua tapi wajah Kiran bisa dikatakan seperti anak SMA baru lulus sekolah. tubuh yang mungil, tinggi badan hanya sampai telinga Wira menjadikan Kiran seperti adik perempuan Wira yang bisa dibawa kemana-mana.

"mbak aku lagi kepegen"

"pengen apaan"

"alah mbak kamu pura-pura lupa. nanti lupa benaran baru tau rasa"

"ihh jahat banget sih. aku tuh gak peka sama kode-kodean kamu"

"yang jelas dong ngomongnya"

Wira menarik tangan Kiran menuju miliknya yang masih terbungkus di dalam celana. Wira memandang Kiran dengan maksud dan tujuan. Wira tidak bisa lagi menahan gejolaknya untuk menyentuh Kiran lalu ia memungut bibir yang selalu menjadi candu baginya.

Kiran terkejut dengan serangan mendadak Wira. memang bukan yang pertama kali bagi Kiran bermesraan dengan Wira mengingat mereka sudah melakukan hal yang lebih dari sekedar ciuman.

Emang dasar Kiran yang belum pernah berhubungan dengan lawan jenis dan Wiralah pria pertama yang menyentuhnya dan pria pertama yang mengajarkan segala-galanya tentang ranjang.

Pengutan Wira berubah liar bersamaan Kiran ikut membalasan pungutan bibirnya. di dalam hatinya Wira bersorak keras mudah baginya meruntuhkan pertahanan seorang Kiran mengingat ia pria berpengalaman urusan perempuan.

Wira mengalungkan tangan Kiran pada lehernya. Ia merapatkan tubuh Kiran pada tubuhnya. Wira mengirim sinyal bahwa dirinya sudah bergairah dan siap memadu kasih diatas ranjang.

Tidak ada pilihan lain Kiran membalas pungutan Wira yang sia-sia dilewatkan. Ia bisa merasakan milik Wira sudah menegang menyentuh miliknya dibalik rok yang ia pakai. Berperang lidah mengecap rasa satu sama lain pungutan Wira berubah ciuman liar dan basah, air liur keduanya sudah bercampur membasahi dagu masing-masing.

Wira memutuskan lebih dulu ciumannya untuk mengambil pasokan oksigen lalu kembali memungut intens bibir Kiran yang sudah berubah bengkak. Telapak tangannya bergelirya menuju sesuatu yang berada dibalik pakaian Kiran.

Merasakan kulit selembut sutra telapak tangan Wira meraba perut rata Kiran merambat keatas menuju gundukan bulat yang menjadi benda favoritnya setiap malam. Wira bisa merasakan otot perut Kiran menegang manakala ia meremas benda kenyal seperti squisy. Sedikit pun Wira tidak memberi Kiran untuk bernafas, ia terus merangsang agar Kiran terus membalas rangsangannya.

"please Wira aku gak bisa"

Kiran memutuskan paksa ciuman mereka. awalnya ia terbuai dengan sentuhan Wira. tapi mengingat tubuhnya lelah dan ia berpikir tak mampu melayani Wira.

"kamu nolak aku mbak"

"gak gitu maksud aku Wira, aku lagi capek"

Wira memandangi wajah Kiran memang terlihat pucat. ia tidak mungkin memaksakan kehendak hatinya walau dirinya sangat butuh.

"maaf aku gak peka keadaan kamu, mbak"

Telapak tangan Wira terulur menyentuh permukaan kulit dahi Kiran. hangat, ternyata memang benar yang diucapkan Kiran.

"sebaiknya kamu istrirahat, aku ke kamar mandi dulu"

Kiran mengangguk ia menatap nanar punggung tegap Wira. ada rasa bersalah tidak mampu memenuhi kebutuhan biologis Wira. Kiran bergegas mengganti baju dengan baju tidur agar nyaman. Kiran mengingat ia belum meminum vitamin yang di resepkan dokter Rania.

Mengambil air dispenser yang sudah tersedia. Meneguk air dari dalam gelas semoga vitamin yang diresepkan mampu memulihkan staminanya. Kiran membaringkan tubuh sembari menunggu Wira menuntaskan hasratnya ia membaca beberapa deadline yang kirimkan kepala devisi melalui email. Beberapa target harus dikejar bulan ini. apa Kiran bisa mengejar target yang diminta perusahaan.

Lamunan Kiran terhenti ketika mendengar suara pintu kamar mandi terbuka. disana Wira terlihat segar karena bau sabun yang menguar seisi ruangan. Wira menuju lemari mengambil baju untuk pakainya.

Wira ikut berbaring sebelah Kiran. ia memaksakan Kiran masuk dalam pelukannya. Ia sangat suka mencium aroma tubuh Kiran yang membuatnya tenang. Sebaliknya Kiran tak menolak prilaku Wira saat ini ia sangat butuh pelukan.

"bukannya tadi kamu cek sama dokter Rania mbak?"

"iya tadi dokter Rania bilang aku terlalu kecapekkan dan stres"

"trus gimana?"

" gak gimana-gimana cuman dikasih vitamin"

"oh, besok-besok kamu jangan terlalu kecapekan. Kasihan kamu lagi sakit gini gak bisa aku ngapain-ngapain"

"iya Wira, maaf ya aku gak bisa"

"sssttt... selama ini kamu udah ngelakuin terbaik buat aku. gak usah minta maaf"

"ayo istirahat nanti pikiran kamu ngelantur kemana-mana"

**************

"kamu kenapa?"

"gak tahu kepalaku pusing?"

"udah minum obat?"

Kiran menggeleng, pagi ini kepalanya mendadak merasa pusing di tambah kerongkongan terasa kering. Mulut Kiran kering dan pahit.

"haus"

Wira beranjak mengambil segelas air putih. pertama kali menghadapi orang sakit. dirinya dibuat ketar-ketir. Apalagi Kiran sangat jarang mengeluh sakit.

Wira mendekatkan bibir gelas pada bibir pucat Kiran. baru disadari wajah perempuan itu dipenuhi keringat padahal suhu ruangan sudah disetting sesejuk mungkin. Kiran kembali membaringkan tubuhnya yang terasa melayang.

"kamu gak usah masuk kerja dulu"

Kiran tidak menjawab ucapan Wira tubuhnya benar-benar tidak bisa dikondisikan. Wira memperbaiki posisi tidur Kiran dan tak lupa menyelimutinya.

Wira ingat tadi malam Kiran belanja kebutuhan dapur. setidaknya ia bisa membuat makanan yang bisa dimakan oleh Kiran. dari dulu Wira tidak pernah diperbolehkan masuk area dapur oleh keluarganya pertama kali berusan dengan dapur demi Kiran, partnernya.

Membaca langkah demi langkah yang tertera di internet cara membuat bubur gandum. Seteliti mungkin tanpa terkecuali Wira membaca dan mengaplikasikan di dalam wajan.

Butuh tenanga ekstra mengasilkan bubur yang bisa dimakan. Dilihat dari tampilan tidak buruk pikir Wira. bubur panas tersaji di atas mangkok kecil. mengambil secuil bubur menggunakan sendok, enak pikir Wira sebagai pemula.

Melihat jarum jam sudah bergeser, ternyata Wira sudah meninggalkan Kiran di dalam kamar selama satu jam. Wira membawa bubur gandum hangat menggunakan baki tak lupa secangkir teh hangat.

"mbak bangun, mbak"

"ehm...nanti dulu mama aku ngantuk"

Wira mengernyit mendengar ucapan Kiran. lantas ia meraba dahi Kiran, panas. Perempuan itu demam dan tidak sadar bahwa dia menggigau. Wira mengingat-ingat dimana ia letakan termometer.

Mengedarkan seluruh penjuru ruangan mata Wira tertuju pada lemari di sudut ruangan tempat ia biasa meletakan obat-obatan dan juga alat-alat medis yang di butuhkan.

Secepat kilat Wira mencari alat di dalam pikirannya. termometer dan obat penurun deman. Wira kembali mendekati Kiran, berusaha membangunkan perempuan yang sejak tadi tidak berhenti menggigau.

Mendekati termometer ke arah lubang telinga. Menunggu beberapa menit degup jantung berdetak tak seirama. tiga puluh sembilan derajat celcius. Sangat tinggi, Wira memutuskan mengambil obat yang sengaja di bawa.

"mbak bangun, hei minum dulu obatnya"

Setengah mata Kiran terbuka. berusaha memusat perhatiannya. sekuat tenaga Kiran kembali terhempas di atas ranjang. Wira tidak tega melihat keadaan Kiran menyuapi satu butir obat penurun demam. Belum sempat sampai ke dalam mulut obat itu terbuang begitu saja.

Wira menghembuskan nafas lelah. Obat yang terbuang tadi merupakan obat satu-satunya yang tersisa. tak habis akal Wira mencoba menguasai keadaan ia berselancar di internet mencari cara menurunkan demam.

Berjalan ke arah dapur mengambil baskom dan air panas dari dalam kamar mandi. Wira meletakan di atas nakas dekat ranjang. memikirkan benda yang jadikan sebagai kompresan Wira mendekati lemari. handuk yang biasa Wira gunakan untuk Fitness bisa digunakan sebagai kompresan.

Begitu telaten Wira merawat Kiran yang terbaring lemah. perempuan itu terlihat tidak berdaya. Padahal hari biasanya Kiran perempuan aktif tak mau diam. mengepel, memasak dan membersihkan seluruh ruangan menggunakan tenaga sendiri tanpa bantuan ART. Wira merasakan perbedaan berbeda saat Kiran sakit dan keadaan sehat.

"cepat sembuh mbak, aku kangen kamu mbak"

Wira berbisik lirih di telinga Kiran. ia beranggapan kata-katanya sebagai penyemangat Kiran kembali pulih. Tanpa terasa waktu bergulir Wira rela meninggalkan kuliahnya demi merawat Kiran.

*********

Versi tamat sudah dipublish di KaryaKarsa Sakkala. terdapat part hot yang sengaja dipublish di KaryaKarsa. Dan ada banyak part yang tidak dipublish di wattpad, demi pembaca setia Sakkala yang sudah membaca di KaryaKarsa. 

Bagi yang penasaran dengan kisah Wira dan Kiran bisa membaca versi tamat di KaryaKarsa.  

Continue Reading

You'll Also Like

792K 87.2K 36
"Telat lagi kan Mas jadinya, beberapa hari ini kita telat terus lho Mas, kan gak enak sama Bu Titi. Kenapa Mas suka pagi sih, jadinya ketiduran lagi...
64.6K 2.2K 7
Cerita pendek mengenai seorang lelaki yang kalah taruhan dan harus mengencani seorang gadis culun berprestasi di kampusnya. Semoga menikmati...
13.6K 352 6
Clarinda merasa terpukul saat mengetahui bahwa Savalas, pria yang di percayainya untuk menjadi pemimpin dalam bahtera rumah tangganya dengan teganya...
354K 1.3K 3
Warning! 21+ Fantasi belaka Bocil minggir! Ga suka? Skip!