Obsesi Devil's

By ElZaziroh

1.8M 99.1K 27.9K

[FOLLOW DULU SEBELUM BACA!] "GUE BUKAN MAINAN YANG BISA DI KENDALIIN SEENAK JIDAT KALIAN!" "Yang bilang kamu... More

BAGIAN PERTAMA
BAGIAN DUA
BAGIAN TIGA
BAGIAN EMPAT
BAGIAN LIMA
BAGIAN ENAM
BAGIAN TUJUH
BAGIAN DELAPAN
BAGIAN SEMBILAN
BAGIAN SEPULUH
BAGIAN SEBELAS
BAGIAN DUA BELAS
BAGIAN TIGA BELAS
BAGIAN EMPAT BELAS
BAGIAN LIMA BELAS
BAGIAN ENAM BELAS
BAGIAN TUJUH BELAS
BAGIAN LAPAN BELAS
BAGIAN SEMBILAN BELAS
BAGIAN DUA PULUH
BAGIAN DUA PULUH SATU
BAGIAN DUA PULUH DUA
BAGIAN DUA PULUH TIGA
BAGIAN DUA PULUH EMPAT
BAGIAN DUA PULUH LIMA
BAGIAN DUA PULUH ENAM
BAGIAN DUA PULUH TUJUH
BAGIAN DUA PULUH DELAPAN
BAGIAN DUA PULUH SEMBILAN
BAGIAN TIGA PULUH
BAGIAN TIGA PULUH SATU
BAGIAN TIGA PULUH DUA
BAGIAN TIGA PULUH TIGA
BAGIAN TIGA PULUH EMPAT
BAGIAN TIGA PULUH LIMA
BAGIAN TIGA PULUH ENAM
BAGIAN TIGA PULUH TUJUH
BAGIAN TIGA PULUH DELAPAN
BAGIAN TIGA PULUH SEMBILAN
BAGIAN EMPAT PULUH
BAGIAN EMPAT PULUH SATU
BAGIAN EMPAT PULUH DUA
BAGIAN EMPAT PULUH TIGA
BAGIAN EMPAT PULUH EMPAT
EMPAT PULUH LIMA

P R O L O G

159K 4.4K 291
By ElZaziroh

BACA SELAGI MASIH ON GOING. KARNA CERITA INI BAKAL AKU HAPUS SETENGAH DARI PARTNYA KALO UDAH END.

YANG BACA DARI JALUR TIKTOK>>

BACA DARI JALUR INSTAGRAM>>

BACA JALUR MANDIRI>>

SEBELUM BACA! JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK BERUPA VOTE DAN KOMEN!!

_____________________

______

"Queen berhenti bantah ucapan aku." Desis Celvin menatap tajam mata Alya yang terlihat acuh pada ucapan nya.

"Aku bantah karna kamu selalu maksa aku. Aku harus lakuin itu, aku gak boleh lakuin ini. Aku bukan boneka Celvin!" Bentak Alya di akhir kalimatnya. Sudah tak sanggup dengan peraturan yang di buat oleh Celvin dan tiga sahabatnya itu.

Terkekeh ringan, Celvin mencengkram kuat pergelangan tangan Alya yang membuat sang empu meringis pelan, "siapa yang bilang kamu boneka?! you are ours." Tegas Celvin dengan cengkraman nya yang semakin kuat.

"Jadi patuhi perintah kami. Atau kamu akan merasakan hidup di neraka Queen." Desis Celvin sebelum mulai melepaskan cengkraman nya. Dan menggendong Alya ala bridal style.

"Kita ke kamar. Kamu butuh istirahat" dingin Celvin melangkah menaiki tangga.

Mengeratkan pelukan nya pada leher Celvin. Alya mulai terisak kecil dengan bibir yang bergetar menahan agar suara nya tidak spontan untuk berteriak karna sesak di dada nya. "Aku gak mau istirahat, aku mau bebas...," Lirih Alya yang masih bisa di dengar oleh Calvin.

•••

"Aku izin keluar ya?" Tanya Alya menundukkan kepalanya melihat betapa tajam dan datarnya Cleo menatap dirinya.

"Gak." Singkat Cleo masih setia menatap gadis di depan nya ini, yang hanya sebatas dadanya.

"Tapi aku mau kerja kelompok sama teman-teman---"

"Aku bilang gak ya gak!" Bentak Cleo yang membuat Alya tersentak dengan tubuh bergetar ketakutan.

Satu hal yang paling Alya takuti dari Cleo, laki-laki ini sangat tempramental dan susah mengendalikan amarahnya. Jadi jika Cleo marah laki-laki di depan nya ini banyak bertindak dari pada berbicara untuk melampiaskan amarah nya.

Dan hal itu sangat buruk, karna Alya tidak akan bisa berkutik jika di hadapkan dengan Cleo.

"Aku izinin kamu pergi"

Mendongakkan kepalanya, Alya tersenyum lebar mendengar ucapan Cleo yang mengatakan akan mengijinkan ia pergi.

"Tapi dengan satu syarat" seringai Cleo menatap dalam mata gadisnya.

Luntur sudah senyum di wajah Alya, seharusnya Alya sudah bisa menebak itu. Mana ada Cleo mau memberinya izin keluar dari neraka ini tanpa syarat.

"A-apa?"

"Cium aku dulu."

Melototkan matanya dengan mulut menganga. Alya memang sering melakukan itu dengan Cleo dan tiga sahabatnya. Tapi itu tak membuat Alya terbiasa, karna ia masih tidak nyaman dengan hal seperti itu.

"Tapi---"

"Mau pergi gak?" Potong Cleo yang mendapat gelengan dari sang empu.

Meneguk ludahnya kasar, Alya terpaksa harus menuruti laki-laki ini.

Mulai berjinjit, Alya dengan mata tertutup mengecup bibir Cleo. Di mana sang empu mulai menyunggingkan senyum menyeringai nya.

Merasa sudah cukup Alya hendak menjauhkan wajahnya. Namun sebelum itu tangan Cleo sudah lebih dulu menahan tengkuk nya, kembali mengecap lebih dalam bibir Alya yang hanya sekedar menempel di bibirnya sedari tadi.

Setelah sekitar tiga menit, Cleo mulai melepaskan ciuman nya. Mengusap lembut bibir gadisnya yang terlihat sedikit bengkak.

"udah kan syaratnya?" Tanya Alya yang menatap gelengan dari sang empu.

"Itu bukan syaratnya, itu hanya kunci untuk mendapatkan syarat sebenarnya."

"Dasar brengs---"

Hampir aja gue keceplosan. Batin Alya membekap mulut laknatnya yang akan membuat ia dalam bencana besar.

Menaikan alisnya. Cleo menatap intens gadisnya yang sudah membekap mulutnya sendiri.

•••

Menatap pemandangan laut yang indah dengan matahari yang akan terbenam membuat Alya tak melepas pandangan nya. Hingga sebuah tangan kekar milik seseorang membuat Alya menoleh, di mana ia mendapati Devan lah pelakunya.

"Lihat apa hmm?" Tanya Devan membenamkan kepalanya di ceruk leher sang gadis.

"Lihat matahari terbenam" jawab Alya sedikit rileks. Karna yang memeluknya adalah Devan, laki-laki lembut yang memang memiliki tampang sangar.

Awalnya Alya pikir Devan lah yang paling menyeramkan, karna awal mereka bertemu. Devan terkesan cuek dan dingin, namun semakin lama mengenal Devan. Ia sekarang tau jika Devan tak seburuk ketiga teman nya, yang selalu melarang Alya untuk ke manapun yang Alya mau.

Tapi itu berbeda dari Devan, ia akan mengijinkan nya pergi. Asal Alya tak mematikan sambungan telpon dari laki-laki itu, yang katanya agar bisa memantau aktifitas Alya.

"Kamu lebih indah dari pada matahari itu Queen," bisik Devan dengan suara beratnya.

"Apa yang kalian lihat dari aku bahkan tak seindah kelihatan nya Van. Ada yang lebih indah dari aku"

"Apa itu?" Tanya Devan mengerutkan keningnya.

Ia rasanya tak ada yang lebih indah di dunia ini kecuali Queen. Karna mau di lihat dari segi manapun Queen akan tetap terlihat indah dan mengagumkan.

"Kalo di bandingkan dengan bintang, bintang lebih indah dari aku. Kalo di bandingkan dengan matahari, matahari lebih bersinar dari pada aku. Jadi aku tak seindah itu Devan," ujar Alya berusaha menjelaskan betapa buruknya ia. Betapa tak bersinarnya ia kala di sandingkan dengan mereka ber-empat.

"Itu menurut pandangan kamu. Bukan kami, kami melihat kamu lah yang paling indah dari semua hal yang kami lihat di seluruh dunia."

"Cih. Kaya orang yang keliling satu dunia aja." Decak Alya memutar bola matanya.

"Orang kaya mah bebas" sombong Devan, yang membuat Alya semakin berdecak sebal. Inilah hal yang Alya tak suka dari Devan. Laki-laki ini sangat sombong dan tengil.

•••

Sedang asik-asiknya melukis pemandangan di halaman belakang rumah. Alya di buat tersentak kala sebuah tangan tiba-tiba menggendong nya ala bridal style.

Melototkan matanya dengan kuas yang masih ia pegang, Alya berucap "Varren apa-apaan si?!" Decak sebal Alya kala Varren mulai melangkah memasuki mansion.

"Mendung Al. Nanti kehujanan." Dingin Varren yang paling irit ngomong.

"Cih. Terus lukisan aku gimana?!"

"Bibi yang bawa" jawab Varren yang sebelum tadi menghampiri Alya di taman belakang. Ia sudah memerintahkan bi Inah untuk membawa lukisan milik Alya, setelah nanti ia memasuki mansion.

"Ngomong aja malas." Cibir Alya, dan tak sengaja kuasnya mengenai kemeja putih milik Varren.

Membulatkan matanya, Alya berlagak seolah tak terjadi apa-apa melihat Varren yang sepertinya tak menyadari apa yang terjadi pada kemeja nya.

"Gak usah pura-pura gitu. Aku tau kemana aku udah kena kuas" datar Varren yang membuat Alya yang awalnya biasa saja, Langsung saja membulatkan matanya.

"O-oh. Jadi kamu marah?"

"Gak." Singkat Varren yang sudah meletakan Alya di atas kasur yang ada di kamarnya.

"Emang malam ini jadwal aku tidur sama kamu ya?" Heran Alya, pasalnya ia memang tidur dengan ke-empat laki-laki ini. Kecuali hari Jum'at sampai Minggu, ia bebas mau tidur dengan siapa aja. Dan juga bebas mau milih tidur sendiri.

Dan hari ini adalah hari Minggu, jadi ia bebas dong. Dan Alya ingin tidur sendiri.

"Gak. Tapi kamu harus tidur di sini"

"Tapi aku mau tidur sen---"

"Ini perintah mutlak Queen. Jadi patuhi atau kamu bakal dapat hukuman" seringai Varren mulai melepaskan kemejanya di hadapan Alya yang langsung menutup matanya.

Gue aduin Celvin lo. Biar mampus! Batin Alya masih menutup matanya, geram dengan kelakuan Varren yang semena-mena tidak mau mengikuti aturan.

•••

Celvin Gelvano Axello
Tinggi badan : 1,85
Umur : 18 tahun
Sifat : dingin+cuek, dan suka ngatur.

Cleo Haidar Eileen Abigael
Tinggi badan : 1, 80
Umur : 18 tahun
Sifat : cuek+manja, galak dan gak suka di bantah.

Alya Queenby Xyvanya
Tinggi badan : 1,62
Umur : 18 tahun
Sifat : baik+perhatian, gak suka di atur dan paling suka anak-anak.

Varren Salvino Abraham
Tinggi Banda : 1,83
Umur : 18 tahun
Sifat : tegas+cemburuan, posesif sama apa yang udah jadi milik dia.

Devan Derulo Nathalin
Tinggi badan : 1,84
Umur : 18 tahun
Sifat : manja+mesum, playboy tingkat darat

••••

Selamat menunggu part selanjutnya..
Jangan lupa VOTE DAN KOMEN!!!


Continue Reading

You'll Also Like

1M 73.9K 73
"You do not speak English?" (Kamu tidak bisa bahasa Inggris?) Tanya pria bule itu. "Ini dia bilang apa lagi??" Batin Ruby. "I...i...i...love you" uca...
357K 25.1K 19
Seorang remaja bernama Arshaka Jocasta yang menjadi pusat obsessi para sahabatnya. Arshaka mengidap penyakit langka. Sindrom Kleine-Levin. Di mana s...
16.2K 260 8
Clara dan lukanya.....
163K 9.5K 13
Don't copy my story! Follow sebelum baca yaw. **** Ini tentang Dargael Deimon. Lelaki jahat, gila dan super toxic. Dijuluki lelaki berengsek dan k...