AydanAra [End] Completed✔️

Від hajiban

109K 2.8K 532

⚠️Segala bentuk plagiarisasi/komersialisasi karya cerita ini berhukum dosa, harap mengutamakan adab diatas se... Більше

Sah
masih awal
rindu Ziraa
belanja
Teman Zira
pemberian yang dibuang
pertemuan haidar
kemarahan Aydan
teman posesif
Kehujanan
peduli?
nasihat
Ulang tahun Ara
kecewa
Amanah
Fakta baru
kejujuran Aydan
kepahitan
Menyerah
Menyerah (2)
Pergi
Hukuman
Ara?
Ucul
Pertemuan
Meminta kesempatan
Hilangnya perasaan
Kecemburuan Aydan
Menginap dirumah Fahrul
Sekamar
Baikan
hak Aydan
rencana pulang
kembali ke rumah
Mie Ayam ngga pake mie
Pregnant!!🖤
kekhawatiran Ara
End,
•Extra part
•INFO!!•

Membuka lembaran baru

2.5K 71 6
Від hajiban

Assalamualaikum
Haloo para readerss, gimana kabarnya?
Masih kangen ngga sama lanjutan cerita ini?

Okeyy langsung aja ke ceritanya, Happy reading🖤~~




🦋🦋🦋

"Assalamu'alaikum."

"Astaghfirullah, ngga lihat saya ngga lihat!" Tutur Fahrul dari pintu yang baru saja terbuka, membuat kedua pasangan tersebut gelagapan.

"Eh, em Kak Fahrul an-"

"Nggausah dek nggausah, tidak perlu dijelaskan, Kakak cukup tau." Ujarnya dramatis kemudian Ara dan Aydan hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Ihh, Kak Fahrul kenapa datang disaat yang tidak tepat sih, Ara kan jadi maluu." Batinnya.

"Ini Kakak Ara tidak bisa datang nanti saja apa? Saya kan baru saja baikan dengan Ara." Batin Aydan.

"Udah, jangan diem-diem aja, nih saya bawa makanan untuk kalian, saya pergi dulu, gamau saya jadi nyamuk." Ucapnya.

"Iya Kak, makasii ya." Ucap Ara masih dalam mode malu kepergok.

"Iyaudah iya." Sambungnya sembari berjalan lagi meninggalkan ruangan tersebut.

Kemudian Ara membalikkan badannya menghadap Aydan sambil mengerucutkan bibirnya,

"Kak Aydan sih, Ara kan jadi malu dilihat Kak Fahrul barusan." Kesalnya.

"Nggapapa Ra, kenapa memangnya?
Mau lagi?" Godanya yang membuat Ara tambah menggeleng kesal mencak-mencak menuju ke arah sofa, sementara Aydan terkekeh melihat kekesalan istrinya, menambah kadar keimutannya.

"Oh iya, kapan saya boleh pulang?" Tanya Fahrul.

"Nanti Ara tanyakan ya sama dokternya." Saut Ara yang diangguki Aydan.

Merasa tercipta keheningan diruangan tersebut Aydan kemudian bertanya.

"Emm, Kamu mau pulang sama saya kerumah kita lagi?" Ia memberanikan diri berbicara ini dan menghadap ke arah Ara yang sedang duduk di sofa.

Namun Ara hanya menunduk memilin gamisnya, tidak tahu akan menjawab apa.

"Ara takut kembali ke rumah itu, Ara takut Kak Aydan berubah seperti kemarin, Ara ngga tau sikap Kak Aydan seperti ini hanya karena ada Bunda sama Ayah saja atau tidak." Batin Ara

Aydan tersenyum seakan paham yang difikirkan oleh Ara, "Nggapapa kalau ngga mau, kita disini saja ya." Sambungnya.

Ara mendongak menatap Aydan yang cukup jauh dari tempatnya. Baru kali ini ia melihat sisi kelembutan dari Aydan, Ara tidak menyangka.

Ara mengangguk dan tersenyum, menandakan ia setuju dengan ucapan Aydan, tapi dalam hatinya mungkin nanti ia akan mau kembali kesana lagi, hanya perlu pertimbangan.

"Tadi Kak Fahrul bawa apa Ra?" Tanya Aydan.

"Bawa apa ya, sebentar Ara lihat dulu."

"Wahh nasi goreng, Kak Aydan mau?" Ucapnya girang setelah membuka makanan yang dibawa Fahrul yang diletakkan di meja sofa tersebut, kemudian ia berjalan ke arah kursi di samping brankar Aydan lalu ia duduk disana.

"Ada dua kotak loh, yang satu topingnya sosis, yang satu lagi topingnya ayam, Kak Aydan mau yang mana?" Ucap Ara mengerjapkan matanya sambil membuka-buka kotak nasi goreng tersebut.

Aydan hanya tersenyum menatap Ara dari dekat, Sangat menggemaskan.

"Saya yang mana saja Ra." Jawabnya.

"Oke kalau gitu, karena Ara suka sosis jadi Ara yang toping sosis aja ya, boleh?"

"Boleh sayang, yang mana saja boleh kok." Lembutnya.

"Hehe, Kak Aydan sekarang pinter gombal deh." Cengirnya.

"Nggapapa, kan sama istri sendiri." Gelaknya yang membuat Ara juga tertawa.

Kini keduanya memakan makanan tersebut, Ara melihat Aydan yang kesulitan menyendok nasinya karena tangan yang diinfus.

"Kak Aydan ngga susah Itu?" Lihatnya pada tangan Aydan yang masih terinfus.

"Nggapapa Ra, masih bisa." Jawabnya.

"M-mau Ara suapin?" Tanya Ara ragu, khawatir Aydan tidak mau.

"Boleh?" tanya Aydan senang, yang langsung diangguki Ara.

"Makasii istriiii..." Senyumnya tak pernah lepas sambil memakan suapan dari Ara.

"Sama-sama suamiii..." Ujarnya.

°°°

Sorenya, dokter Aydan datang untuk memeriksa keadaannya.

"Hari ini kamu sudah boleh pulang." Ucap dokter tersebut setelah memeriksa Aydan.

"Baik dok terimakasih." Jawabnya.

Setelah makan siang tadi, semua keluarga mereka datang memang untuk menjemput Aydan hanya saja menunggu dokter terlebih dahulu untuk memastikan ia boleh pulang atau tidak.

"Alhamdulillah, kalau gitu Ara siapin bentar ya barang Kak Aydan." Ucapnya.

"Tidak usah Ra, biar saya saja." Jawabnya mengambil alih pekerjaan Ara. Keluarga yang menyaksikannya senyum-senyum sendiri termasuk Fahrul.

Mereka sudah mengetahui bahwa keduanya telah berbaikan.

Akhirnya mereka semua pulang dari rumah sakit dan saat ini mereka menuju pesantren.

Sesampainya di ndalem mereka semua duduk di sofa ruang tamu.

"Kalau begitu kami pamit pulang dulu, Besok saya dengan Nadin harus kembali ke Jakarta Regan." Ucap Tyo pada Regan, Ayah Ara mengangguk.

"Saya disini saja Pa dengan Ara." Ujar Aydan.

"Kamu tidak mau kembali ke Jakarta?" Tanya Tyo.

"Saya akan kembali hanya jika bersama Ara." Ucapnya menghadap Ara.

Ara yang dibuat seperti itu bingung akan bereaksi seperti apa, jadi ia hanya tersenyum menanggapinya.

"Oke kalau begitu, no problem, papa akan pulang bersama mamamu saja, tapi kamu jangan merepotkan disini." Jawabnya.

"Tidak akan Tyo, dia bukan anak kecil lagi." Ucap Regan terkekeh.

"Baiklah kalau begitu, mari Nadin." Ajaknya pada istrinya.

Nadin mengangguk kemudian ia berpamitan terlebih dahulu terutama pada anaknya, "Nak, Mama pesan sama kamu, jaga Ara dengan baik, jangan kamu sia-siakan lagi, mama pegang janjimu." Ucapnya.

"Iya Ma, Aydan janji itu, terimakasih Ma." Ujarnya kemudian menyalimi tangan Mamanya.

"Zarin, Saya pulang dulu ya, saya titip menantu saya kalau anak saya terserah mau diginimanain aja." Pamit Nadin pada Zarin yang mengundang gelak tawa keduanya.

"Iya Din, kamu tenang aja." Jawab Zarin paham walaupun besannya menitipkan menantunya pasti niatnya juga menitipkan anaknya.

"Yasudah kalau begitu kami pamit, Assalamualaikum." Salam keduanya.

"Waalaikumussalam, hati-hati." Jawab semuanya yang mengantar mereka ke depan pintu ndalem.

"Ayo masuk nak, sudah malam." Ajak Regan pada Ara sekaligus Aydan.

"Iya Yah." Jawab keduanya.

"Aydan tidur di kamar Ara kan?" Tanya Zarin.

Aydan yang hendak menjawab ia urungkan, lebih baik jika Ara yang menentukan dia akan tidur dimana.

"Iya Bun, Kak Aydan tidur dikamar Ara." Senyumnya menatap Aydan.

"Hillih, iya tau sipaling baikan!" Saut Fahrul dari arah belakang Bunda Zarin.

Regan dan Zarin terkekeh mendengar penuturan Fahrul.

"Sudah sudah, sudah malam ini, ayo semuanya istirahat!" Ujar Regan menyuruh semuanya bubar.

"Iyaa syap Ayah." Jawab Fahrul kemudian meninggalkan mereka semua.

Regan menggeleng-geleng dengan kelakuan Fahrul, mirip siapa anak itu fikirnya.

"Mirip saya kan." Bisik Zarin menganggakat-angkat kedua alisnya.

"Tidak salah lagi." Putus Regan mulai meninggalkan tempat itu.

"hehe, eh saya ikut Yah!" Tutur Zarin membuntuti suaminya.

Ara menganga melihat sikap kedua orang tuanya, bisa-bisanya. Ia menoleh ke arah Aydan yang sedang menatapnya, secepat mungkin ia menutup mulutnya.

"Kayak pengantin baru aja ya, hehe." Ringisnya mencoba mencairkan suasana mereka yang sekarang tinggal berdua saja ditempat itu.

"Iya ya lucu, ayo Ra!" Jawabnya kemudian mengambil tangan Ara untuk ia gandeng.

Ara mengerutkan keningnya, "kemana?"

"Tidur." Sautnya.

"Oh iya ya." Jawab Ara mengikuti langkah Aydan yang menggandeng tangannya.

Sesampainya dikamar keduanya sama-sama bingung, begitu pula dengan Aydan, apakah ia akan tetap tidur di sofa?

"Emm, saya boleh tidur disini?" Tanya Aydan menunjuk kasur Ara.

Ara mengangguk, kemudian ia berjalan ke sebelah tempat tidurnya, merapihkan tempat tidur Aydan.

"B-beneran?" Tanyanya sekali lagi.

"Iya boleh." Jawabnya lagi.

"Makasih Ra." Ucap Aydan kemudian meletakkan barang-barangnya dan menuju kasur Ara.

Ia memegang kedua tangan Ara, membenarkan posisinya, Ara yang tidak siap hanya tercengang menatap Aydan,

"Sebelumnya saya mau minta maaf sama kamu atas semua kesalahan-kesalahan saya kemarin, saya juga mau terimakasih atas kebaikan hatimu karena telah menerima saya kembali." Ucapnya dengan sungguh-sungguh.

Buliran bening dari mata Ara jatuh perlahan, ia mengangguk terharu dengan ucapan Aydan.

"Mulai saat ini, air matamu hanya untuk air mata bahagia saja Ra, saya janji akan membimbingmu sampai akhirat, kita buka lembaran baru ini sama-sama ya." Sambungnya menghapus air mata Ara, kemudian mengecup kedua tangan Ara secara bersamaan.

"Terimakasih Kak." Ujar Ara melihat perubahan besar pada diri Aydan saat ini.

Terimakasih Ya Allah.

"Sholat isya' dulu Ra, setelah itu tidur." Ujarnya setelah keluar dari kamar mandi.

"Oh iya, Ara hampir lupa." Kata Ara yang hampir saja merebahkan dirinya di kasur.

"Yasudah, ayo wudhu, setelah itu sholat berjamaah dengan saya, saya tunggu kamu." Ujarnya yang diangguki Ara, segera Ara menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu.

Kemudian keduanya sholat isya' berjamaah, Ara bersyukur menikmati keadaan seperti ini, Allah telah mengabulkan doanya.

"Salim Kak!" Ucap Ara mengulurkan tangannya.

Aydan berbalik dan tersenyum, ia memberi tangannya untuk Ara salimi.

"Saya boleh peluk kamu lagi?" Tanya Aydan setelah Ara bersalim dengannya.

"Kenapa masih izin?" Mengerucutkan bibirnya yang dibalas tawa oleh Aydan.

"Sini!" Aydan merentangkan kedua tangannya didepan Ara, mereka masih duduk di atas sajadah.

Ara berjalan dengan lututnya dengan cepat kemudian berhambur kepelukan Aydan, Aydan mengelus puncak kepala Ara, ia sangat mencintainya.

"Saya rindu kamu Ra, sangat rindu." Ucapnya mengeratkan pelukannya, ia bernafas lega merasakan ini semua termasuk usapan tangan Ara yang kini ia rasakan di punggungnya.

Ara tersenyum mengelus punggung Aydan,

"Ara juga rindu Kak Aydan." gumamnya masih terdengar ditelinga Aydan.

Malam ini keduanya sudah berbaikan, InsyaAllah mereka akan melewati rintangan yang akan mereka hadapi bersama-sama dikemudian hari..





bersambung....

Terimakasih yang sudah berkunjung ke cerita ini, jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya.

Yeayyyyy gimana part kali ini?
Apa udah lega?
Tenang gaisss, masih ada part-part selanjutnya, jangan kemana-mana yaa stayy disini.

Okeyyy itu aja, see you gaisss, babayyyy~~


Продовжити читання

Вам також сподобається

Their maid! || A yandere book || Від ⛓️🥀⛓️

Підліткова література

108K 3.4K 31
[ONGOING 🔞] #8 insanity :- Wed, May 15, 2024. #2 yanderefanfic :- Sat, May 18, 2024. After y/n became an orphan, she had to do everything by herself...
KALBE SAPLANAN OK Від Ebru

Підліткова література

17.1M 656K 64
Bitmiş nefesi, biraz kırılgan sesi, Mavilikleri buz tutmuş, Elleri nasırlı, Gözleri gözlerime kenetli; "İyi ki girdin hayatıma." Diyor. Ellerim eller...
Open Case File [COMPLETED] Від Joy

Підліткова література

4.4M 245K 188
Now available in paperback on Amazon! Though the last chapter is read that doesn't mean the story is over. One shots for A Secret Service including...
مالك الا لي ومالي الا لك Від 7ip743

Підліткова література

43.8K 2.7K 15
الكاتبه : رند السبيعي✍🏼 روايتي الاولى أتمنى تعجبكم واستمتعو...