GANTENG GANTENG SERIGALA (2)

De Inayah_Aliwia

48.4K 2.6K 493

Lanjutan Ganteng-Ganteng Serigala versi saya. Jangan lupa vote ya! Setelah Agra menyatakan bahwa Nayla dan Di... Mai multe

Sebuah Rencana
Kisah dimulai
Anak Baru yang Aneh
Si Over Protektif
Super Hero?
Acara Tahunan Sekolah
Persiapan Kamping
Tak mudah jatuh cinta
Ditipu Pangeran?
Melanggar Pantangan?
"temuin Pangeran, gue bakal maafin lo!"
Dikejar Serigala
Ditemukan
Galang?
Pelindung Pangeran?
Bertarung dalam Kelas
Tertabrak Mobil
Seperti Tak Nyata
Seperti Tak Nyata (2)
Kisah Hidup Pangeran
Janggal
Kembali Hadir
Anak Baru
Lolongan Sang Pangeran Serigala
Separuh Kekuatan Pangeran
Menerima Kenyataan
Kembali
Membela
Kekasih?
Hukuman Mati Untuk Sang Pangeran
Mulai Cinta?
Tumpahnya Darah Suci
Keceplosan
Vampir
Selena
Kabar Buruk Dari Salwa
Curiga
Pangeran Ada Dua?
Jessica Mulai Tahu
Pertemuan Galang Dengan Ali
Berkhianat
Pertarungan Saudara
Tuduhan Pada Pangeran
Pertengkaran Pangeran Dan Louis
Aura Yang Berbeda
Tak Terkendali
Mengisi Kekosongan Hati, Kecemburuan
Ungkapan Perasaan, Menjalin Kesepakatan?
Strategi
Pengakuan Hati
Belajar Dari Kesalahan
Kisah Galang Dan Sisi (part flashback)
Ingatan Yang Kembali
Rencana Tristan
Melanjutkan Perjuangan
Jangan Memaksa
Ingin Bertemu
Kematian Sebagai Bayaran
Bukan Sekarang
Ada Apa Dengan Jessica?
Mengembalikan Jeff dan Dinda
Demi Yang Dicinta
Peperangan Tak Seimbang
Hubungan Yang Terkuak
Memberikan Ruang
Pengorbanan
Ingin Mendengar Sebuah Legenda?
Legenda Pusaka Macan

Bersatu Demi Jessica

417 34 11
De Inayah_Aliwia

***

Motor Pangeran berhenti tepat di depan Rumah Salwa. Gadis yang diboncengnya itu pun turun sambil menenteng kresek hitam berisi makanan yang sudah dia beli di Warteg.

Dengan suara yang gugup, Salwa berterima kasih kepada Pangeran karena sudah menghantarkannya pulang. "Makasih, ya, Ran. Lo udah anterin gue sampe sini,"

Pangeran mengangguk pelan. senyum tulusnya terukir. "Udah, gak perlu ucapin makasih. Lo juga kan temen gue. Jarang-jarang juga kan gue anterin lo gini. Udah, sekarang lo masuk sana! Jangan lupa bikin pernyataan di sosmed tentang ... "

"Iya-iya! Gue inget, Pangeran!" Potong Salwa. "Udah, lo pulang sana, deh! Gue mau makan dulu, laper nih perut gue!"

"Huh, ngusir lo! Yaudah deh. Kalo gitu gue pergi, ya! Salam buat Abang lo!"

"Hm,"

Pangeran segera menyalakan mesin motornya. "Bye!" Pamitnya lantas melaju meninggalkan Salwa.

Setelah Pangeran pergi, Salwa pun bergegas masuk ke dalam Rumah.

***

Sementara itu, di Hutan, Jeff baru saja sampai.

Setelah mengetahui bahwa Dinda pergi, Jordan segera memerintahkan Jeff untuk mencarinya. Ia khawatir jika Dinda berbuat gegabah lagi dengan pergi ke wilayah bangsa serigala dan membuat dirinya sendiri berada dalam bahaya.

Tapi, sebelum pergi mencari Dinda, Jeff ingin menemui Pangeran terlebih dulu.

Entah mengapa Jeff begitu penasaran dengan apa yang ingin dibicarakan oleh manusia serigala itu? Apalagi Pangeran meminta untuk bertemu berdua saja di Hutan.

"Kayaknya Pangeran pengen omongin sesuatu yang serius sampai-sampai dia minta gue buat ketemuan disini. Kira-kira apa yang mau dia omongin, ya?"

Di saat Jeff termenung akan pertanyaan-pertanyaan yang memenuhi pikirannya, Pangeran melesat datang dan membuat Jeff tersadar.

"Gue pikir lo gak akan datang nemuin gue disini," ucap Pangeran menatap tajam vampir dihadapannya.

"Jangan buang waktu gue sama omong kosong lo itu. Sekarang cepat lo kasih tau apa yang mau lo omongin sama gue?" Tanya Jeff dingin.

"Ini soal Darah Suci,"

Jeff kini menatap Pangeran intens. "Jessica?"

"Iya. Lo tau sendiri, kan, bangsa vampir mengincar darah suci yang ada di dalam tubuh Jessica. Lo juga tau kalo sekarang bangsa vampir semakin agresif mengincar dia,"

Jeff mengangguk paham. Sepertinya dia tahu tujuan Pangeran memintanya untuk bertemu di tempat ini. "Apa lo berpikir kalo gue juga sama seperti mereka? Pangeran, Apa perkataan gue tentang perasaan gue ke Jessica gak cukup buat ngeyakinin lo kalo gue gak bakal lukain dia?"

"Justru karena gue yakin, makanya gue minta lo datang kesini karena gue mau minta bantuan sama lo buat jagain Jessica."

Jeff terdiam sejenak mendengar perkataan Pangeran. Apa dia bermimpi? Pangeran benar-benar meminta bantuannya untuk menjaga Jessica?

"Kenapa lo tiba-tiba minta bantuan gue kayak gini?" Jeff menatap Pangeran curiga. Apa mungkin dia sedang merencanakan sesuatu?

Pangeran menarik napas dalam-dalam, mencari cara tepat agar bisa menjelaskan kenapa dia meminta vampir itu menjaga Jessica.

"Gue ngerasa kalo gue gak akan selalu ada di samping Jessica," ungkapnya kemudian.

Jeff masih menatap Pangeran, menunggunya melanjutkan apa yang ingin disampaikan.

"Lo tau kan kalo gue itu Pangeran Serigala? Sebagai pewaris tahta, gue ngerasa kalo gue harus banyak belajar jadi pemimpin yang baik buat bangsa serigala. gue harus berlatih keras supaya bisa melindungi bangsa gue dari ancaman bangsa vampir. Apalagi yang gue tau bangsa serigala ada diambang kepunahan. Karena itu gue minta lo buat bantu jaga Jessica selama gue gak ada di samping dia," Pangeran kembali menjelaskan.

Mendengar penjelasan Pangeran, tatapan tajam Jeff berubah menjadi lebih teduh. Dia kemudian meraih pundak Pangeran dan menerima permintaannya itu.

"Lo tenang aja, Pangeran. Gue bakal bersatu sama lo demi Jessica. Karena gue sadar kalo gue juga gak mau kehilangan dia,"

***

Dinda berjalan lunglai di pinggir jalan. Pikirannya melayang bercampur rasa kecewa bagaikan duri yang menusuk hatinya.

Pangeran, laki-laki itu yang membuatnya seperti ini.

Jika ditanya kenapa dia bisa seperti itu? Dinda pun rasanya tak akan mampu menjawab.

Dinda sendiri tak tau kenapa dia bisa seperti ini? Dinda juga tak memahaminya. Yang pasti pikirannya dan rasa kecewanya tertuju pada si Pangeran Serigala.

Perkataan Pangeran yang menuduhnya sewaktu di Sekolah pun terus saja terngiang. Rasanya seperti niat baiknya tak dihargai.

Apa memang seharusnya dia tak peduli dengan Pangeran?

"Dinda?"

Suara itu membuat Dinda mengerjap sadar. Ketika menoleh, gadis bermata indah ini menemukan Vicky, sang mantan pacar.

"Vicky?" Sontak Dinda menjauh dari laki-laki itu. "Lo kenapa bisa ada disini?"

Melihat reaksi Dinda yang ketakutan, Vicky jadi cukup kesal. "Kenapa kamu seperti ini, Dinda? Apa sudah sebenci itu kamu sama aku?"

"Jangan tanya lagi. Gak mungkin gue gak akan benci sama lo apalagi atas kesalahan lo!" Balas Dinda lantang.

"Jadi kamu sudah sangat membenci aku? Apa itu artinya aku tidak punya kesempatan lagi untuk bisa hidup bersama kamu?"

Dinda menatap Vicky dengan jijik. bisa-bisanya dia bertanya seperti itu.

"Apa pun itu, aku akan terus berusaha untuk bisa memiliki kamu lagi, Dinda. Aku akan merubah kebencian itu menjadi cinta lagi seperti dulu,"

"Lo gak tau malu, ya! Gue udah bilang sama lo, gue gak akan pernah mau jadi pacar lo lagi! Dan sekali lagi gue peringati lo harus pergi jauh-jauh dari gue!"

Vicky tersenyum simpul. Tangan kekarnya meraih pergelangan tangan Dinda. Dia tak memberi kesempatan kepada mantannya itu untuk memberontak dan segera membawanya pergi.

Setelah cukup jauh membawa Dinda pergi, Vicky tiba-tiba menghentikan langkahnya karena seseorang muncul dihadapannya.

Laki-laki berpakaian jubah serigala menatapnya tajam.

Vicky masih mengingat wajahnya. Dia serigala yang sama yang waktu itu menghentikannya membawa Dinda.

"Pangeran?" Tak sadar senyuman terlukis di wajah Dinda melihat laki-laki itu. Tapi, dia tak tahu jika yang berada dihadapannya saat ini bukanlah Pangeran, melainkan sang Raja Serigala, Galang.

"Lo lagi. Mau apa lo muncul dihadapan gue? Lo mau hentiin gue lagi buat bawa Dinda pergi?"

Galang membalasnya dengan tenang, "lepaskan dia!"

"Gue gak akan lepasin dia!" Tolak Vicky.

Galang mengayunkan kakinya melangkah mendekati Vicky.

Vicky yang melihat keberanian Galang segera menyembunyikan Dinda dibalik tubuhnya sambil terus mencengkeram erat tangan gadis itu agar tidak kabur.

"Lepaskan dia sekarang!" Ucap Galang tak berhenti mendekat.

"Gak! Mundur Lo! Sampai kapan pun gue gak akan lepasin Dinda! Gue cinta sama dia!"

"Vicky, lepas! Lo nyakitin gue!" Dinda meringis kesakitan. Cengkeraman tangan Vicky sangat menyakitkan.

Vicky tak memedulikan ringisan Dinda. Dia terfokus pada Galang yang tak juga berhenti mendekat. Bahkan sekarang jaraknya hanya dua meter dari tempat dia berdiri.

"Gue gak segan-segan habisin lo kalo lo terus maju!" Ancam Vicky.

Kedua alis tebal Galang terangkat. "Kenapa harus mengancam? Kalau memang ada keberanian, maju dan habisi aku sekarang juga!"

Vicky langsung terdiam. Apa-apaan ini? Kenapa serigala dihadapannya itu tidak takut dan malah menantang balik?

"Apa kau mau ku berikan contoh?"

Vicky tak membalas. Dia hanya menatap was-was Galang yang tersenyum mengerikan.

Sedetik kemudian angin kencang menerpa kulit pucat Vicky. Vicky terkejut karena Galang sudah tak ada dihadapannya. Bukan hanya Vicky, Dinda pun sama terkejutnya karena Galang bisa melesat sangat cepat.

Vicky mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru Hutan. Namun, dia tidak menemukan Galang di manapun. Dia hanya merasakan angin kencang seperti mengelilingi dirinya.

Angin kencang itu terus terasa. Bahkan debu-debu berterbangan membuat pandangannya tertutup.

Tiba-tiba angin kencang tersebut berhenti. Vicky berusaha menghilangkan asap debu di hadapannya.

Saat asap debu itu menghilang, Vicky kembali melihat Galang dihadapannya.

Dia tak bereaksi banyak karena Galang langsung berlari dan memberikan sebuah pukulan di tubuhnya sehingga Vicky terjatuh ke tanah.

Genggaman Vicky yang terlepas dari tangan Dinda membuatnya jadi bisa menjauhi vampir gila itu dan bersembunyi di balik tubuh Galang.

"Ancaman hanya diberilan kepada orang lemah. Kau salah karena menganggap bangsa serigala adalah makhluk yang lemah. Maka rasakan kekuatan dari makhluk yang kau anggap lemah ini!"

Vicky meringis. Perutnya terasa dikoyak karena pukulan Galang. Tak lama kemudian dia mengerang kuat. Tubuhnya menegang dengan tatapan yang terbuka lebar. Selanjutnya, tubuh Vicky berubah menjadi abu.

Dinda amat dibuat terkejut dengan pemandangan tadi. Bagaimana tidak? Manusia Serigala di dekatnya itu mampu menghabisi salah satu vampir terkuat hanya dengan sebuah pukulan.

"Pangeran, apa yang lo lakuin? Kenapa lo habisin dia?" Paniknya.

Galang membalikkan tubuhnya, menatap manik mata khawatir Dinda. "Aku tidak akan membiarkan vampir seperti mu dibawa pergi oleh vampir sepertinya!"

Dinda mengerutkan keningnya. Apa maksud perkataan Galang?

"Vicky!" Dinda dan Galang sontak menoleh. Di dekat debu Vicky kini ada dua vampir laki-laki yang meratapi kepergiannya.

"Vicky, kenapa lo bisa jadi abu kayak gini? Siapa yang berani lakuin ini sama lo?"

Dinda semakin khawatir. Dia tahu dua vampir yang merupakan saudara Vicky itu tidak akan tinggal diam saat mengetahui jika Galang yang membunuhnya.

"Kita harus pergi dari sini sekarang, Pangeran!" Dinda menarik tangan Galang, hendak membawanya pergi. Namun, Galang justru melepaskan genggaman tangan Dinda.

"Pangeran! Ayo, pergi!" Kesal Dinda.

"Mau pergi kemana lo berdua?"

Deg, Dinda sekarang dilanda ketakutan. Apalagi kedua saudara Vicky sudah berdiri tegak dan melemparkan tatapan tajam kepada dirinya dan Galang.

"Dinda, lo kan yang udah bunuh Vicky!"

Dinda menggelengkan kepala. "Bu-bukan gue, Rey!" Bantahnya membalas tuduhan dari vampir bernama Rey itu.

Laki-laki yang berdiri di samping Rey mencium bau serigala di tubuh Galang. Dia pun yakin jika Galang yang sudah membunuh Vicky.

"Serigala itu yang udah ngehabisin Vicky!"

"Oh, jadi lo minta bantuan sama serigala ini buat ngehabisin Vicky?" Rey menyeringai marah. "Tunggu apa lagi, Kean? Cepat kita habisi serigala ini!"

Dinda lagi-lagi panik. Dia harus membawa Galang pergi. Tapi, sialnya laki-laki itu malah terus saja berdiam diri.

"Pangeran, lo pengen mati apa?" Saking kesalnya dengan tingkah Galang, Dinda sampai membentak keras si Raja Serigala itu.

"Untuk apa pergi? Aku akan menghadapi mereka karena aku tidak melakukan kesalahan," balas Galang membuat Dinda rasanya sangat ingin menjambaknya.

"Ayo, serang dia Kean!" Teriak Rey dengan amarah yang menggebu-gebu.

Kedua saudara vampir itu lantas berlari menghampiri Galang untuk membalas kematian Vicky.

Galang tak tinggal diam. Dia kemudian melesat pergi agar pertempuran diantara dirinya dengan Rey dan Kean tak disaksikan oleh Dinda.

"Pangeran!"

Dinda dilema. Apa yang harus dia lakukan sekarang? Apa dia harus membantu Galang melawan Rey dan Kean?

Bersambung

Continuă lectura

O să-ți placă și

66.3K 4.1K 23
15+ [Slow update] Tanpa dia sadari, mulutnya mengangga karena rasa takjub. Morea mengira itu seekor siberian husky dengan ukuran tubuh yang tidak nor...
64.9K 2K 22
Boruto and Friend's Diaries -> Boruto's Diaries Ini adalah diari Boruto, kisah Boruto, dan awal dari kisah cintanya. MAIN PAIR : BORUSARA Pair : BORU...
18.9K 1.3K 12
"Kita gak butuh adik baru!" Adalah kalimat pertama yang diucapkan ketika kembar masih dalam kandungan. Ke-5 Anak lewidson menentang hadirnya anggota...
random De gaby

Proză scurtă

24.6K 4.3K 20
[ 𝐡𝐢𝐚𝐭𝐮𝐬 ] 𝗢𝟭. kesabaran jennie. ⠀ #1 in jennie [O1O221]