AydanAra [End] Completed✔️

Por hajiban

109K 2.8K 532

⚠️Segala bentuk plagiarisasi/komersialisasi karya cerita ini berhukum dosa, harap mengutamakan adab diatas se... Más

Sah
masih awal
rindu Ziraa
belanja
Teman Zira
pemberian yang dibuang
pertemuan haidar
kemarahan Aydan
teman posesif
Kehujanan
peduli?
nasihat
Ulang tahun Ara
kecewa
Amanah
Fakta baru
kejujuran Aydan
kepahitan
Menyerah
Menyerah (2)
Pergi
Hukuman
Ara?
Ucul
Pertemuan
Meminta kesempatan
Hilangnya perasaan
Kecemburuan Aydan
Sekamar
Baikan
Membuka lembaran baru
hak Aydan
rencana pulang
kembali ke rumah
Mie Ayam ngga pake mie
Pregnant!!🖤
kekhawatiran Ara
End,
•Extra part
•INFO!!•

Menginap dirumah Fahrul

2.3K 64 2
Por hajiban

Assalamualaikum, halooo gaysss, kembali lagi di cerita Aydan Ara.

Maaf yaa readerss aku baru up, aku kemaren sakit jadi ngga nulis dulu, doakan aku sehat teruss ya biar ceritanya cepet selesai.

Okeeyy langsung aja ke ceritanya, Happy reading~~~~







🦋🦋🦋




"Assalamualaikum Kak, Ara mau ngambil uang Ara dong, tadi udah bilang sama Abi katanya dititipin ke Kakak." Ucap Ara ketika baru datang dari luar, ia berfikir bahwa Aydan mungkin sudah pulang dan sudah waktunya ia kembali ke ndalem.

"Iya ada di kamar Kakak, nanti aja ngambilnya dek, Kakak masih selesain ini nih." Saut Fahrul masih sibuk memegang kitabnya.

"Hmm, yauda deh" Cemberut Ara namun ia tidak memaksa.

Fahrul melirik Ara yang terlihat sedikit cemberut, ia menghela napasnya pelan.

"Kalau ngga, ambil dikamar Kakak aja di lemari bagian atas, udah ada namanya kok."

Ara yang mendengar seketika melebarkan matanya dan tersenyum dan mengangguk, kemudian ia beranjak dari tempatnya.

"Inget dek, jangan di ambil semua ya!" Peringatnya pada Ara.

"Syapp Gus." Saut Ara mengacungkan jempolnya.

Ara mulai masuk ke kamar Fahrul, ia tidak permisi dahulu karena memang ia sudah diberi izin langsung oleh pemilik kamar tersebut.

Ara langsung membuka lemari bagian atas yang tadi Fahrul bilang, ia mencari uang yang ia maksud.

"Khem..khem.." dehem seseorang dari arah belakang Ara.

Ara mengernyitkan dahinya, jantungnya berdegup kencang, sampai-sampai ia tidak berani membalikkan badannya.

"Sedang apa disini?" Tanyanya.

Tidak salah lagi, ini suara suaminya yang bahkan sangat Ara kenali.

Ara merutuki dirinya sendiri, ia fikir Aydan sudah pulang tapi ternyata masih di rumah tersebut.

Ia berusaha menahan ekspresi kagetnya, merubah wajahnya kembali datar dan segera menemukan uang yang di lemari tersebut.

"Tidak ada, hanya mengambil barang." Sautnya kemudian Ara menutup pintu lemari tersebut.

Saat ia menutup pintu lemari tersebut justru ia berhadapan langsung dengan wajah Aydan, Ara tertegun dan menelan salivanya sendiri.

"Duhh, gimana caranya Ara keluar darisini Ya Allah, awas aja Kak Fahrul!!" Sebalnya dalam hati.

Aydan menahan senyumnya melihat kesaltingan Ara, dimatanya saat ini Ara sangatlah imut dan menggemaskan walaupun terkesan dingin padanya.

"Permisi, saya mau lewat." Ucap Ara berusaha tetap tenang.

Aydan tetap diam dan tidak beranjak dari tempatnya, membuat Ara susah untuk melewatinya.

Melihat keringat yang mulai muncul didahi istrinya membuat Aydan tak tega, kemudian ia sedikit bergeser untuk memudahkan Ara.

"Saya sedang tidak menghadang kamu Ra, lewat saja." Ujarnya lembut.

Tubuh Ara merinding seketika, ia khawatir itu bukan Aydan yang berbicara, tak ingin berlama-lama ia segera berjalan melewati Aydan dan meninggalkan kamar tersebut.

Aydan hanya menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tersenyum.

"Astaghfirullah... Astaghfirullah... ngga ngga." Gerutu Ara semenjak meninggalkan kamar tersebut, ia hendak meminta penjelasan pada Fahrul di ruang tamu.

°°°

Diruang tamu, Fahrul baru saja menyelesaikan belajar kitabnya, kemudian ia berleyeh-leyeh sebentar di sofa tersebut.

Ara datang dengan tergesa-gesa menemui Fahrul,

"Suttt" panggilnya, Fahrul menoleh tanpa berdosa.

"Kenapa Kakak ngga bilang kalo Kak Aydan masih disini?" Geramnya dengan gerakan frustasi namun ia hanya mengeluarkan suara yang kecil khawatir Aydan mendengarnya.

Fahrul menahan tawanya, ia lupa memberitahu Ara bahwa Aydan ia suruh untuk tinggal di kamarnya beberapa waktu.

"Aduhh iya ngga usah heboh, Kakak lupa, minta maaf." Santainya.

"Dia itu nunggu Ayah daritadi belum dateng, mangkanya Kakak suruh ke kamar Kakak aja kasian." Sambungnya.

"Memangnya Ayah akan dateng kapan?" Tanya Ara.

"Belum tau, tadi Bunda ngasitau kalo Ayah ikut Abi ke pesantren sebelah." Tutur Fahrul.

Ara menghela nafasnya berekspresi seperti ingin menangis.

"Udah, nggausah lebay, aman kok ada Kakak disini jangan khawatir." Pedenya menepuk dadanya sendiri.

"Hati Ara yang ngga aman kalau Kak Fahrul tau, ihh." Ringisnya dalam hati.

Ia beranjak memilih menuju kamarnya, semoga saja setelah keluar dari kamar sudah tidak ada Aydan lagi dirumah itu harapnya.

Semenjak kepergian Ara, Fahrul tetap duduk diruang tamu tersebut, entah kenapa hujan tiba-tiba datang hari ini, pasti Abi dan Ayahnya menunda untuk segera pulang jika hujan sederas ini.

"Ayah belum datang?" Tanya Aydan yang tiba-tiba muncul di ruang tamu, ia menduduki dirinya disofa sebelah Fahrul.

"Belum, hujannya masih deras, mungkin mereka akan lambat untuk pulang." Jawab Fahrul yang kemudian diangguki Aydan.

"Kamu sebenarnya ingin apa datang kesini? Apa yang ingin kamu bicarakan sama Ayah?" Tanya Fahrul to the point.

Fahrul sengaja tidak bertanya sedari awal karena ia memang belum penasaran, entah kenapa sekarang ia justru ingin menanyakan hal tersebut pada Aydan.

Aydan menunduk, kedatangan ia kembali ke rumah tersebut tak lain hanya ingin mendapat kesempatan lagi dengan Ara melalui Ayah Regan, karena ia yakin Ayahnya sebenarnya mau membantunya.

"Saya sebenarnya mau membawa Ara kembali, tapi saya ingin bicara dulu sama Ayah." Jawabnya.

Fahrul tersenyum smirk,
"Bukannya kamu ngga mau sama Ara? Bukannya ngga cinta ya?" Selidiknya.

"Itu dulu, sekarang saya sangat mencintainya, mangkanya saya berusaha mendapatkannya kembali." Jawab Aydan tanpa keraguan.

"Ah, ngga percaya saya sama kamu." Fahrul mengetes keteguhan Aydan.

"Tolong, kasi saya kesempatan buat membuktikannya sama Ara, saya janji ngga akan mengecewakannya lagi." Tutur Aydan bersungguh-sungguh pada Fahrul.

Fahrul mengangguk-anggukkan kepalanya kecil,
"Saya kasih kamu kesempatan, tapi jangan kamu sia-siakan, saya akan bantu kamu ya walaupun tidak seberapa." Ucapnya.

Aydan tersenyum lega, ternyata Kakak Ara mau memberinya kesempatan, harapannya semakin besar untuk Ara kali ini.

°°°

"Assalamualaikum Ning, Makan dulu ning, mbak ndalem sudah masak, makanannya sudah matang." Ketuk abdi ndalem pada kamar Ara, mereka tahu saat ini hanya ada Gus Fahrul dan Ara saja di ndalem.

Ara yang selesai sholat isya kemudian membuka mukenahnya dan memasang hijab instannya untuk membuka pintu kamar tersebut.

"Waalaikumussalam, iya mbak makasii ya." Ucapnya berterimakasih, kalau saja ia tahu pasti ia akan ikut memasak bersama mereka.

"Sama-sama Ning, mari." Pamitnya kemudian diangguki Ara.

Ara yang ragu namun ia melanjutkan jalannya ke meja makan, ia belum makan sedari pesantren tadi.

Melihat suasana sepi, kemudian ia tersenyum dan mulai menduduki kursi dimeja makan, menuangkan nasi kepiring dan menyiapkan satu piring lagi disebrangnya, biasanya saat orang tua mereka tidak ada, Fahrul selalu menyuruh Ara makan dulu karena ia yang akan turun langsung ke pesantren, jadi Ara hanya menyiapkan piring Kakaknya saja.

"Bismillahirrahmanirrahim.." ucapnya dalam hati kemudian ia mulai menikmati makannya.

"Iya memang banyak disini, sekitar 500 santriwannya kalau ngga salah, silahkan duduk!" Pembicaraan tersebut berasal dari Fahrul, ternyata ia sedang berbicara dengan Aydan.

Aydan melihat Ara di meja makan tersebut kemudian mengangguk, dan hendak duduk juga.

Ara yang panik kemudian terbatuk karena tersedak nasi yang masih ada dimulutnya,

"Uhukk..uhukk..uhukk!!" Ia terbatuk sambil menepuk dadanya sendiri.

Aydan yang terkejut kemudian lekas menuangkan segelas air untuk Ara, lalu ia memberinya pada Ara.

Ara menerima dengan cepat dan segera meminumnya, nafasnya masih sedikit tersengal-sengal.

"Kok bisa sih dek, nggapapa?" Tanya Fahrul juga terkejut. Ara hanya mengangguk.

"Kamu kaget ada Kakak sama Aydan?" Sambung Fahrul.

Ara menggeleng kemudian ia segera melanjutkan makannya.

Fahrul mengernyitkan dahinya melihat tingkah Ara, apa seperti ini jika adiknya sedang salting.

"Duduk lagi Dan, nggapapa." Ujar Fahrul menyuruh Aydan untuk duduk.

"Nggapapa gimana Kak Fahrul nih ihh, orang Ara nggamau sama Dia malah disuru duduk." Rengeknya dalam hati sambil mengunyah makannya.

Tidak ada pembicaraan apapapun dari Ara, Fahrul dan Aydan hanya mengobrol berdua.

Setelah selesai Ara segera bangkit dan pamit membawa piring kotornya.

"Saya duluan, permisi Assalamualaikum." Singkatnya.

"Waalaikumussalam." Jawab keduanya hanya menatap kepergian Ara.

"Sepertinya Ara risih kalau saya disini." Celetuk Aydan pada Fahrul.

Fahrul merasa heran dengan ucapan Aydan, "Kamu gimana, katanya mau usaha!"

"Ya tapi-"

"Nggapapa, Ara memang gitu tapi dia ngga akan lama ngambek sama orang, percaya sama saya." Ucapnya meyakini Aydan.

Aydan pun mengangguk dan berusaha yakin dengan ucapan Fahrul.

Setelah mereka selesai makan, Fahrul pergi menemui Ara, namun ia hanya sendiri tidak bersama Aydan, bisa-bisa tidak mau Ara bertemu dengannya.

"Dek!" Panggilnya menuju dapur membawa beberap piring kotor.

Ara yang sedang melamun di dapur kemudian menoleh,

"Apa?" Jawabnya lelah.

"Umma Bunda Abi sama Ayah mungkin dateng nanti malem banget." Lanjutnya.

"Terus?" Saut Ara.

"Kayanya Aydan Kakak suruh nginep disini aja, di kamar Kakak." Ujarnya.

"Tauu deh, terserah Kakak aja, Adek pusing." Putusnya tak tau ingin menjawab apalagi pada kakaknya ini. Ia pergi lagi meninggalkan Fahrul yang sedang tertawa cekikikan.

Puas sekali Fahrul menjahili adiknya hari ini, tidak papa sekali-kali mumpung orang tuanya tidak ada, lagian itu suami adiknya sendiri pikirnya.











bersambung...



Terimakasih yang sudah berkunjung ke cerita ini, jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya 🖤🖤

Gimana? Maaf ya kalau ngga seru
Emang bukan penulis asalnya, Maklumin ya gaiss🙏🏻🙏🏻
Saran dan kritik dipersilahkan..

Itu aja untuk part ini, nantikan part selanjutnya yaa, babayyy~~























Seguir leyendo

También te gustarán

4.4M 245K 188
Now available in paperback on Amazon! Though the last chapter is read that doesn't mean the story is over. One shots for A Secret Service including...
1M 91.4K 39
𝙏𝙪𝙣𝙚 𝙠𝙮𝙖 𝙠𝙖𝙧 𝙙𝙖𝙡𝙖 , 𝙈𝙖𝙧 𝙜𝙖𝙮𝙞 𝙢𝙖𝙞 𝙢𝙞𝙩 𝙜𝙖𝙮𝙞 𝙢𝙖𝙞 𝙃𝙤 𝙜𝙖𝙮𝙞 𝙢𝙖𝙞...... ♡ 𝙏𝙀𝙍𝙄 𝘿𝙀𝙀𝙒𝘼𝙉𝙄 ♡ Shashwat Rajva...
749K 2.7K 67
lesbian oneshots !! includes smut and fluff, chapters near the beginning are AWFUL. enjoy!
47.1K 3.1K 26
|ongoing| Ivana grew up alone. She was alone since the day she was born and she was sure she would also die alone. Without anyone by her side she str...