The Billionaire Prison

Por Penna1

180K 5.2K 152

[Wajib Follow Sebelum Membaca] The Billionaire Prison [Love is Difficult] Sungai Thames, London. 馃搶 "Bersihka... M谩s

Chap 1
Chap 2
Chap 3
Chap 4
Chap 5
Chap 6
Chap 7
Chap 8
Chap 9
Chap 10
Chap 11
Chap 12
Chap 13
Chap 14
Chap 15
Chap 16
Chap 17
Chap 18
Chap 19
Chap 20
Chap 21
Chap 23
Chap 24
Chap 25
Chap 26
Chap 27
Chap 28
Chap 29
Chap 30
Chap 31
Chap 32
Chap 33
Chap 34
Chap 35
Chap 36
Chap 37
Chap 38
Chap 39
Chap 40
Chap 41
Chap 42
Chap 43
Chap 44
Chap 45
Chap 46
Chap 47
Chap 48

Chap 22

3.2K 100 2
Por Penna1


Suara langkah kaki menggema di tempat yang sunyi. Jam satu dini hari, Armand baru berhasil menyelesaikan pekerjaannya. Kaki pria itu berjalan melewati beberapa pengawal yang masih berjaga menuju tempat untuk segera dirinya beristirahat.

Tangannya dengan singkat meraih gagang pintu namun berhenti sejenak, lelaki itu teringat kalau saat ini bukan hanya dia sang penghuni kamar, tapi ada satu orang lagi, istrinya.

Dengan sedikit hati-hati, tangannya kembali meraih gagang pintu dan membukannya pelan. Matanya langsung di suguhkan dengan keadaan kamar yang gelap gulita hanya ada cahaya rembulan yang masuk melalui dinding kaca yang tirainya terbuka.

Armand tahu kalau gadis itu memang punya kebiasaan tidur dengan lampu di matikan, tapi lelaki itu tidak tahu kalau Anna juga mempunyai kebiasaan semborno. Membiarkan tirai terbuka, membuat siapapun dengan bebas memandang. Memang dari sejauh mata memangdang Armand tidak menemukan ada rumah lain yang bisa melihat ke kamarnya, tapi apa dia itu tidak berpikir, bagaimana jika memang ada seseorang yang mengintai, mengawasi atau mencoba mencelakainya.

Matanya bergerak melihat ke arah ranjang tapi ternyata kosong, tidak ada wanita itu. Lalu dalam sekejab matanya memutar, menemukan gadis itu tengah terlelap di sofa panjang.

Kaki Armand melangkah pelan namun pasti. Berhenti tepat di sebelah wanita yang saat ini tidur memunggunginya. Sejenak menginspeksi singkat wanita yang separuh tubuhnya tertutup selimut. Armand tersenyum kecil menyadari pakaian yang di pakai Anna, tubuhnya berbalut kemeja kebesaran milikinya dan celana panjang.

Armand tahu kalau Anna pasti merasa takut tentang malam ini. Mengingat malam ini adalah malam pertama mereka. Tapi sedari awal pun Armand tidak pernah berniat untuk menyentuh Anna. Dia melakukan itu hanya untuk membuatnya takut.

Armand tentu punya tipe wanita yang ingin ia jadikan pasangan, tapi entah kenapa dia tak pernah benar-benar serius saat memikirkannya. Setiap ada wanita yang mencoba mendekatinya, Armand selalu menolak. Dia tidak pernah menemukan minat dalam dirinya untuk mencoba menjalin hubungan dengan wanita-wanita itu. Hingga akhirnya Armand benar-benar berhenti memikirkan itu semua.

Tapi takdir berkata lain, karena sekarang dirinya harus ikut terjebak dalam pusaran hubungan ini. Walaupun begitu, Armand sudah membuat batasan dalam dirinya kalau pernikahan ini hanya sebatas ikatan untuk membuat gadis itu aman. Tak akan ada cinta diantara mereka.

Armand juga berprinsip, dia tidak akan berhubungan atau menyentuh wanita yang tidak ia cintai. Menurut Armand, seluruh tubuh dan rasa sayangnya ini adalah sebuah kemewahan yang tidak setiap wanita bisa merasakannya. Wanita yang berhasil memikat hati dan pernah tidur dengannya adalah Xana, mantan pacarnya dulu. Satu-satunya wanita yang membuat Armand menjadi lelaki yang berbeda.

Terdengar desah panjang keluar dari bibir lelaki itu. Setelah melamun beberapa menit, akhirnya Armand kembali tersadar. Sejenak memandang sekali lagi ke arah Anna, baru kemudian berjalan menuju ranjang dan merebahkan dirinya di sana sebelum akhirnya ikut terlelap juga.


——-


"Anna..."

"Sayang..."

Suara samar dari seseorang seolah menariknya dari alam tidur. Gadis itu mengerjap beberapa kali sebelum kemudian membuka kedua matanya.

"Ya Tuhan." Suara Anna memekak memenuhi kamar. Setelah mendengar suaranya itu, tangannya reflek membekap mulutnya sendiri, Anna sama terkejutnya.

Otaknya masih belum bisa mencerna, melihat Diana ada di hadapannya membuat Anna terkejut bukan main. Tapi bukan hanya Anna, melainkan Diana pun ikut terkejut karena teriakannya yang keras itu.

"Maafkan aku tante, aku terkejut."

"Kenapa masih memanggil tante, panggil aku mom." Ujar Diana tak terima.

Anna meringis kecil, dia masih belum terbiasa dengan itu. "Baik mom." Lalu mendapati Diana yang tersenyum.

Anna mengamati sekelilingnya, sebenarnya bukan eksistensi Diana yang tiba-tiba ada di hadapannya saat dirinya membuka mata, tapi juga karena harapannya.

Anna masih berharap kalau ini hanya mimpi, tapi nyatanya, dia tetap terbangun di dalam kamar ini, di kamar yang masih sangat asing baginya, hanya berbeda tempat. Tunggu... apa yang terjadi? Kenapa dirinya ada di ranjang, bukannya semalam dia tidur di sofa?

Anna panik seketika, tangannya meraba seluruh tubuhnya yang syukurnya masih terbungkus dengan baik. Pakaiannya sama dengan yang semalam.

"Kenapa?" Diana melihat Anna yang meraba-raba tubuhnya pun ikut bingung, tapi kemudian muncul senyuman misterius. Dia bertanya tapi bermaksud menggoda. "Apa tadi malam berhasil?"

Anna sedikit terkejut dengan pertanyaan frontal itu. Apa semua ibu seperti ini? Tak ingin menjawab, Anna pun hanya diam tapi dapat di rasakan pipinya memanas. Walaupun semalam tidak ada aktivias lain selain rebahan, tapi dirinya terlalu malu jika harus membahas hal tersebut dengan Diana. Lagi pula apa yang mau di jawab, tak mungkin dia bilang kaau dirinya tak mau di sentuh dengan anaknya.

"Membangunkan istriku hingga membuat wajahnya memerah seperti itu adalah tindakan buruk mom."

Suara bariton terdengar. Anna dan Diana sama-sama melirik sumber suara berasal, menemukan Armand yang keluar dari ruangan walk in closet, dengan pakaian yang lengkap.

"Aku sengaja tidak membangunkannya, karena dia bilang dia sangat lelah. Tapi kau sudah merusak kantuknya itu."

"Maaf kan mom, mom tidak tahu." Diana langsung menyentuh tangan Anna dan mengelusnya pelan membuat Anna mau tak mau pun menggeleng, "Kau pasti mengantuk, tidurlah lagi."

"Tidak apa-apa mom." ucap Anna tak enak.

"Kau pasti sangat kelelahan sayang."

Kepala Anna menoleh, tatapannya sinis, dia sudah sangat kesal mendengar Armand yang semakin memperpanjang obrolan ini. Perkataannya  sebenarnya cukup masuk akal, tapi Anna tahu bukan itu makna yang coba Armand tekankan.

Armand berjalan sambil tersenyum menatap Anna. Senyuman aneh yang membuat Anna mendadak geli.

"Dia kurang tidur semalam."

Anna menoleh sinis, "Ku rasa aku tidur nyenyak semalam, hingga aku tidak merasa kau memindahkan ku dari sofa ke ranjang." Perkataan Anna bernada sindiran, dan Armand paham itu.

"Kenapa kau tidur di sofa Anna." Diana langsung menanyakan itu. Matanya menatap Anna.

Belum juga Anna menjawab, Armand lebih dulu bersuara, "Aku yang mengajaknya bermain di sana, hingga ketiduran."

"Apa yang kau katakan?" Sambar Anna langsung. Dan kekesalannya semakin memuncak melihat bahu Armand yang naik, tidak peduli dengan protesnya itu.

Dalam hati Anna ingin rasanya mencabik-cabik mulut lelaki itu. Kenapa dia mudah sekali mengarang cerita aneh yang membuatnya jijik. Anna melirik ke arah Diana, wanita paruh baya itu langsung tersenyum kecil penuh arti. Dan Anna tahu, rencana Armand berhasil.

"Seharusnya mom tidak masuk ke sini. Mom akan keluar sekarang memberi kalian waktu untuk bersama."

Diana pun bangkit. Berjalan menuju pintu sebelum akhirnya menghilang dari sana.

Setelah kepergian Diana, Anna pun langsung menoleh ke arah Armand.

"Kau melakukan sesuatu padaku semalam?"

Armand mendengkus kecil. "Seolah aku begitu mendambakan mu." Ujarnya menyindir.

"Aku bertanya, apa kau melakukan sesuatu padaku Armand."

Mendengar suara Anna yang di rasa tak sopan, Armand pun berbalik menatap tajam ke arah wanita itu. "Apa kau merasakan sakit  pada tubuhmu?"

Anna diam, sebenarnya tidak ada, semua pakaiannya dan tubuhnya baik-baik saja. Namun ia juga tidak bisa langsung percaya, bagaimana jika lelaki itu menyentuh beberapa bagian tubuhnya.

"Atau kau sebenarnya tidak benar-benar polos?"

"Aku tidak perlu menjawab."

"Kau meminta jawabanku tadi."

"Dan aku masih belum mendapatkan jawabanku."sambar Anna langsung.

Armand menoleh, membawa tatapan menghunus kearahnya, "Aku sudah mencobanya."

Anna mengatupkan bibirnya. Menahan kekesalan yang sudah ada di ubun-ubun. Kata-kata yang keluar dari lelaki itu mampu membuatnya terdiam.

"Aku menyentuh tubuh mu, dan ku rasa kau menikmatinya."

"Pembohong."

"Begitulah wanita." Ucapan Armand terhenti, membuat Anna melirik sinis tak mengerti maksud lelaki itu.

"Kau bertanya lalu ku jawab, tapi kau tidak percaya akan jawaban ku karena itu di luar dari keinginan mu. Kalau kau sudah tahu akan jawabannya, lalu kenapa bertanya? Itu hanya akan membuatmu sakit. Cukup diam, tak perlu melakukan apapun, jangan bertanya, jangan mencari tahu___atau kau akan lebih sakit."

"Dan kau asal rasa sakit itu."

"Jangan lebih dulu menyerah, ini baru awal Anna."

Anna tertunduk. Kenapa saat berdebat dengan lelaki itu dirinya selalu kalah. Tidak ada yang bisa membantunya, sekarang dirinya akan benar-benar terus seperti ini.

"Bersiaplah, kita akan terbang ke Bali untuk peluncuran hotel di sana."

Anna tetap terdiam, duduk di ranjangnya, tanpa menoleh atau menjawab. Sebenarnya dirinya cukup terkejut mendengar ucapan Armand. Ini akan jadi perjalanan pertama dalam hidupnya keluar dari kota ini.

"Aku tidak akan bergerak, sebelum kau menjawabku."

"Itu tidak akan bisa membuatku menurutimu."

"Ya sudah kau pergi saja ke peluncuran hotel itu tanpaku."

"Aku serius."

"Aku juga."

Rahang Armand mengeras seketika. Menatap Anna tajam tanpa bergerak sedikitpun. Anna pun sama sebalnya. Dia hanya memberikan tatapan menantang, tanpa mau mengalihkan pandangannya.

"Aku tidak menyentuhmu, kau puas? Sekarang bersiap, atau aku akan benar-benar menghukum mu"

Usai mengatakan itu, lelaki itu menghilang dari sana dan membawa kelegaan luar biasa untuk Anna.

————

"Bails... anak dari Diana ternyata menikah dengan gadis itu."

"Ara?"

"Ya, gadis yang kau cari."

"Dia masih menyimpannya?"

"Aku masih belum menyelidikinya."

"Bisa kau dekati dia?"

"Tenang saja. Ini sama saja membunuh dua burung dengan satu batu. Ini akan jadi permainan yang menyenangkan."

...




















Tbc
Jangan lupa vote dan komen yaaa

Seguir leyendo

Tambi茅n te gustar谩n

25.5K 2.6K 6
{OCEAN SERIES 4} Stefano de Luciano O膰ean, pria berkuasa yang memiliki segalanya. Darah seorang O膰ean yang mengalir dalam tubuhnya, membuatnya tumbuh...
KENZOLIA Por Alpanjii

Misterio / Suspenso

86.4K 4.7K 13
Iexglez diketuai oleh Kenzo, anggota inti menyamar menjadi siswa di SMA Rajawali untuk suatu misi. Ditengah misi itu ada Lilia, gadis yang Kenzo suka...
57.2K 4.4K 31
Start : 29/01/22 Finish : 04/12/22 ** Sekuel dari KILL THEM | GOT HER! ** Sebelum baca cerita ini, aku saranin kalian buat baca "Kill Them | Got...
61.6K 3.5K 44
MISFORTUNE, "Pembalasan dendam seorang laki-laki bernama Alex membawa Clara menemui sebuah kemalangan hingga kemalangan tersebut terus berlanjut" 馃搶S...