AydanAra [End] Completed✔️

By hajiban

109K 2.8K 532

⚠️Segala bentuk plagiarisasi/komersialisasi karya cerita ini berhukum dosa, harap mengutamakan adab diatas se... More

Sah
masih awal
rindu Ziraa
belanja
Teman Zira
pemberian yang dibuang
pertemuan haidar
kemarahan Aydan
teman posesif
Kehujanan
peduli?
nasihat
Ulang tahun Ara
kecewa
Amanah
Fakta baru
kejujuran Aydan
kepahitan
Menyerah
Menyerah (2)
Pergi
Hukuman
Ara?
Ucul
Pertemuan
Meminta kesempatan
Hilangnya perasaan
Menginap dirumah Fahrul
Sekamar
Baikan
Membuka lembaran baru
hak Aydan
rencana pulang
kembali ke rumah
Mie Ayam ngga pake mie
Pregnant!!🖤
kekhawatiran Ara
End,
•Extra part
•INFO!!•

Kecemburuan Aydan

2.7K 71 2
By hajiban

Assalamualaikum
-

-

-

"Harga diriku jauh diatas cintaku, jadi secinta apapun diriku padamu tapi kau merendahkan harga diriku, maka saat itu juga kau bukan apa-apa bagiku."

~Husein Basyaiban.


🦋🦋🦋

"Nak, kamu ngga mau keluar? Dari semalam kamu belum makan loh." Ucap Bunda Ara mengetuk pintu kamar Ara, ia khawatir karena semenjak dari tadi malam Ara tidak makan apapun.

"Maaf, Ara belum lapar Bunda." Saut Ara dari dalam kamar, walaupun ia tidak keluar kamar sama sekali ia tidak meninggalkan ibadahnya pada Allah.

Bunda Ara khawatir, ia takut Ara sakit, "Yasudah kalau nanti lapar segera makan ya Nak, bunda takut kamu sakit."

"Iya makasii Bunda." Jawabnya lalu Bunda Ara kembali ke meja makan.

"Mana Ara Bun?" Tanya Regan yang sudah duduk bersama keluarga Fahrul, mereka menunggu Zarin memanggil Ara.

Zarin menggeleng, "Ara bilang masih kenyang katanya Yah, Bunda ngga mungkin maksa dia, tapi bunda khawatir karena Ara belum makan apa-apa takut dia sakit." Jawab Zarin kemudian ia hendak mengambil piring, ia menuangkan dulu pada piring suaminya lalu ia menuangkan satu lagi dipiring lainnya, Fahrul melihatnya, ia tau tadi malam suami Ara datang kembali, tidak heran jika Ara seperti ini.

"Bun, sini biar Fahrul aja yang ke kamar adek." Ucap Fahrul hendak mengambil piring Ara.

"Nggapapa Nak, Fahrul makan saja nanti lapar kalau masih mengantar ini."

"Nggapapa Dek, biarin aja dia Kakaknya, Fahrul mungkin mau makan sama dia." Ucap Abi Hamzah pada Zarin, ia melihat Zainab yang tersenyum ke arahnya.

"Iya Bun, Fahrul juga mau ngomong sama adek." Sautnya kemudian Zarin mengangguk dan memberikan piring tersebut pada Aydan.

Lalu Aydan berjalan ke kamar Ara, ia membawa dua piring sekaligus.

"Dek, Assalamualaikum!!" Salamnya didepan pintu.

"Waalaikumussalam, iya kenapa Kak?" Saut Ara.

"Ishh, buka dulu napa dek pintunya, masa biarin Kakanya didepan pintu gini." Ucapnya melihat pintu yang seperti kekunci.

Kemudian Ara membukanya, menampilkan wajahnya dengan mata yang sedikit sembab.

Fahrul langsung menyelonong masuk, lalu ia duduk di sofa dekat kasur Ara.

"Kak Fahrul main masuk aja, permisi dong sama penghuninya." Tutur Ara.

"Yeuu, rumah kakak kalau lupa." Ujarnya.

"Iya juga, bener sii." Saut Ara

"Sini dek!" Panggil Fahrul menepuk tempat sebelahnya, kemudian Ara menghampiri Fahrul yang duduk di sofa tersebut ia turut duduk di sampingnya sambil memerhatikan yang Fahrul bawa.

"Kenapa ngga mau makan hm? Kasian bunda loh ini makanan kesukaan adek bunda yang buatin, tapi adeknya bilang kenyang, Kak Fahrul lihat loh bunda khawatir banget sama adek takut sakit katanya, bahkan barusan Bunda yang mau ngantar ini ke adek biar adek tetep bisa makan walaupun dikamar." Tegurnya dengan tutur kata yang lembut, ia tahu bahwa Ara sedang sedih saat ini tapi ia hanya ingin memberi pengertian pada Ara.

Ara menunduk, ia merasa bersalah pada Bundanya, harusnya ia keluar dulu untuk makan, tidak seharusnya ia menolak seperti itu.

"Iya Ara salah Kak, Ara minta maaf, Ara cuma mikirin perasaan Ara tanpa memperdulikan perasaan Bunda dan yang lain." Jawabnya.

"Ngga, Adek ngga salah kok, Kak Fahrul lagi ngga marah sama kamu, Kak Fahrul ngerti kok pasti yang lainnya juga ngerti, tapi nanti jangan gitu lagi ya." Saut Fahrul melihat Ara yang hendak mengeluarkan air matanya kembali, Ara mengangguk dan menarik kembali air matanya tidak jadi menangis.

"Udah jangan sedih lagi! Nih lihat tangan Kakak pegel megang piring dua." Ujar Fahrul.

Ara mendongak kemudian terkekeh, ia baru sadar piringnya masih ditangan Fahrul.

"Hehe, iya maaf ya!" Ucap Ara mengeluarkan cengengesnya mengambil satu piring tersebut, sudah dibilang jika ia mudah merubah ekspresinya.

"Iyaa nggapapa kok." Ucap Fahrul mengelus kepala Ara setelah piring tersebut diambil dari tangannya.

"Ayo makan dulu, Kakak tau kamu pasti laper!" Ajaknya.

"Emm, emang nggapapa kalau ngga makan dimeja makan bareng mereka?" Tanya Ara.

"Nggapapa, Kakak barengin makan disini kalau kamu memang belum mau keluar, sekarang aja tapi, nanti malam makan bersama mereka ya." Tutur Fahrul.

"Okeyy Kak!!" Saut Ara.

"Yaudah, baca bismillah dulu kalau gitu." Sambungnya kemudian mereka membaca do'a lalu memakan bersama sampai menghabiskan makannya.

°°°

Siangnya Ara mulai keluar dari kamarnya, kalau boleh jujur ia tidak tahan jika hanya didalam kamar, jadi ia memutuskan untuk keluar dari kamarnya.

"Eh anak Bunda yang cantik udah keluar." Celetuk Bunda Ara yang tak sengaja melewati kamar anaknya.

"Hehe iya Bun." Sautnya tersenyum, kemudian ia mengikuti arah bundanya yang berjalan.

"Bunda bunda, Ara mau bicara sama Bunda." Ucapnya tetap mengikuti bundanya dari belakang.

"Oh iya? Mau bicara apa nak?" Saut Bundanya menghentikan langkahnya.

"Ara mau minta maaf sama Bunda, Ara tadi menolak untuk makan dimeja makan bersama yang lain, padahal niat Bunda baik supaya Ara makan, karena bunda tahu Ara ngga makan apa-apa semalam." Ujarnya menunduk.

Bunda Ara tersenyum kemudian ia menjawab, "iya nggapapa nak, Bunda tahu niat Ara sebenarnya tidak seperti itu, Bunda tahu anak Bunda seperti apa." Ia mengelus pelan bahu anaknya.

"Hehe iya, makasii Bunda." Ucapnya menampilkan giginya.

"Yasudah, Bunda mau ke Ummamu dulu ya di pesantren."

"Okeyy Bun, hati-hati!" Pesannya. Kemudian Bunda Ara mengangguk dan berpamit dengan mengucap salam yang disauti oleh Ara.

Merasa ndalem sepi karena semua keluarga sedang ada urusan di pesantren, Ara memutuskan untuk pergi ke asrama pesantren untuk menemui teman-temannya.

Ditaman ndalem Ara melangkahkan kakinya, lalu ia disapa oleh Fahrul yang sedang membersihkan taman, menjadi kebiasaannya membersihkan taman saat waktu luang.

"Dek, mau kemana?" Tanyanya.

Ara yang menutupi dahinya dengan telapak tangannya karena cahaya matahari kemudian menoleh, ia melihat kakaknya yang sedang membersihkan taman seorang diri, padahal cuaca saat ini sangat panas, lalu Ara menghampirinya.

"Ara tadi bosen di rumah sendirian, jadi Ara berniat mau ke asrama pesantren, tapi lihat kakak disini sendirian ga jadi kesana deh!" Ucapnya kasihan melihat kakaknya.

"Kak Fahrul kenapa bersihin taman ini sendirian, biasanya kan pak Soleh yang kerjain?" Tanyanya.

"Nggapapa dek, pak Soleh sedang ada urusan di pesantren dengan Abi. Lagian ini kebiasaan yang kakak senangi." Sautnya.

"Ya tapi jangan panas-panas gini juga kali Kak, nih lihat nih Kak Fahrul kepanasan sampai berkeringat!"  Ujarnya memegang dahi Fahrul dan mengusapnya, untung saja ia membawa tisu jadi ia usapkan pada wajah Fahrul.

Tanpa disadari ternyata Aydan yang baru datang ke pesantren tersebut menuju ndalem dan saat hendak melewati taman justru yang pertama kali ia lihat yaitu Ara sedang mengusapkan tisu pada laki-laki yang bahkan Aydan tidak tahu namanya siapa.

Hatinya perih melihat istrinya menyentuh laki-laki tersebut, Aydan berusaha menahan emosinya, tidak mungkin ia marah pada Ara ataupun laki-laki tersebut, justru dirinya sendiri yang harus mengalah kali ini karena memang semua adalah salahnya.

"Khem." Dehem Aydan mengalihkan pandangannya, ia bahkan tak sanggup melihat kejadian seperti ini bagaimana dengan Ara dahulu melihatnya dengan Seyna pasti sakitnya sama seperti yang ia rasakan, pikir Aydan sembari menutup keningnya menggunakan tangannya.

"Eh, dek ada suamimu itu loh." Terkejutnya melihat Aydan kemudian membisikkannya pada Ara dengan suara kecil.

"Assalamualaikum." Salamnya namun Aydan menatap Fahrul karena posisi Ara membelakanginya.

"Waalaikumussalam." Jawab keduanya, Fahrul berusaha sok cool mengambil tisu tersebut dari tangan Ara kemudian mengusapkan sendiri pada dahinya.

"Apa didalam ada Ayah Regan, saya ingin menemuinya." Ucap Aydan yang tak kalah sok cool, begitulah jika laki-laki.

"Tidak ada, Ayah sedang ke pesantren, kalau mau menunggu didalam saja." Jawab Fahrul.

Dalam hati Aydan merapal kesal bagaimana bisa laki-laki ini bahkan menyebut mertuanya juga dengan sebutan Ayah, apa secepat itu hubungan antara mereka.

"Saya tunggu saja kalau begitu." Jawab Aydan sebenarnya tidak rela jika Ara hanya berduaan dengan Fahrul.

"Em, kak! Ara ke asrama dulu aja kalau gitu ya?" Bisiknya meringis melihat Fahrul karena suasana begitu canggung.

Fahrul terkekeh dalam hatinya, kemudian ia mengangguk dengan ekspresi secool mungkin.

"Saya tinggal dulu, Kak Aydan tunggu didalam saja, Assalamualaikum." Buru-buru Ara berbalik badan  meninggalkan mereka berdua, tapi ia masih sempat-sempatnya menyuruh Aydan dan mempersilahkannya masuk menunggu Ayahnya.

Aydan mengangguk tetap melihat punggung Ara yang mulai menjauh, lalu ia menghela nafasnya pelan. Ia mengedarkan pandangannya pada Fahrul, yang ditatap malah pura-pura kembali membersihkan taman.

"Masuk aja si, soalnya saya mau bersihin tempat ini." Celetuk Fahrul meskipun tak menatap Aydan balik.

"Ohh hanya tukang kebun ternyata." Aydan tak menjawab apa-apa tapi ia melihat sekilas wajah Fahrul, kenapa lumayan tampan fikirnya, kemudian ia mengedikkan bahunya lalu pergi untuk masuk kedalam rumah tersebut.

Terik matahari tambah menyengat, Fahrul telah menyelesaikan pekerjaannya, jadi ia masuk ke dalam rumah tersebut.

"Assalamualaikum!" Selonong Fahrul kedalam rumahnya yang terdapat Aydan di ruang tamu tersebut.

"Waalaikumussalam." Saut Aydan kemudian ia mengerutkan dahinya menatap Fahrul, mau ngapain tukang kebun masuk kedalam rumah ini, padahal didalam rumah ini hanya keluarga ndalem saja yang boleh masuk tanpa permisi. Bahkan ia saja sungkan hendak masuk ke rumah tersebut.

"Kenapa lihatin saya seperti itu?" Tanya Fahrul langsung.

"Tidak, memangnya kenapa?" Saut Aydan.
Lalu Fahrul menurunkan sudut bibirnya kebawah acuh lalu ia masuk untuk membersihkan dirinya, lagipula Aydan pasti masih menunggu Ayahnya, tidak mungkin ia mengajaknya ngobrol dalam keadaan tidak bersih.

Mulut Aydan menganga, bagaimana bisa laki-laki ini justru masuk kedalam rumah tersebut padahal ia tahu didalam tidak ada siapa-siapa.

Ia tidak ambil pusing, hanya saja ia terus memperhatikan sekitar karena Fahrul tak kunjung keluar.

"Sudah lihat-lihatnya?" Ujar Fahrul keluar dari dalam, ia sudah mengganti pakaiannya serapih mungkin dengan menggunakan sarung terlihat sangat tampan.

"Sebenarnya kamu menganggap saya siapa?"  Tanya Fahrul.

"Tukang kebun, benar kan?" Tebaknya merasa yakin.

"Hanya saja sedikit tampan, makanya kamu bisa disini bahkan bisa mendekati istri saya." Sambungnya.

Batin Fahrul melongo tak percaya bagaimana mungkin ia dianggap hanya tukang kebun oleh suami adiknya.

"Saya bukan tukang kebun seperti yang kamu bilang, Saya juga mendekati istri kamu karena memang saya ada hubungan dengannya." Ujarnya tersenyum evil, Fahrul memang jahil.

Bagaimana bisa Ara secepat itu melupakan Aydan pikirnya, karena walaupun sepupu Ara juga bukan satu mahrom dengannya, situasi ini yang menyulitkan fikiran Aydan.

"Jauhin istri saya, dia masih sah menjadi milik saya, kamu tidak berhak mendekatinya!" Tegas Aydan tak mau jika laki-laki ini mengambil Ara darinya.

Saat itu juga Fahrul tertawa keras dalam hatinya, sudah lama tidak menjahili orang.
Ia bukan tipe orang yang gampang tersinggung, justru ia senang bercanda.

"Bagaimana mungki saya bisa menjauhinya, sedangkan saya sangat menyayanginya." Ujarnya mampu memancing emosi Aydan, ia sengaja melihat sejauh mana Aydan bisa menahannya.

Tangan Aydan mengepal, bahkan ia sudah ancang-ancang membogem wajah Fahrul.

Fahrul yang melihatnya kemudian terkekeh, dan menepuk pundak Aydan.

"Sudah sudah, saya akan mengatakan yang sebenarnya karena saya sudah melihat kecemburuan di mata kamu." Ucapnya terkekeh.

Aydan merasa bingung apa maksudnya, ia meredam emosinya mendengar penuturan Fahrul.

"Nama saya Fahrul, Saya memang sepupu Ara, bukan mau sombong ya tapi saya anak dari pemilik pesantren ini, Abi saya Kakak dari Bunda Ara, alasan kenapa saya bisa bersentuhan dengannya karena saya saudara sepersusuannya, jadi saya satu mahrom dengan Ara, lagipula kamu tahu sendiri Ara tidak akan menyentuh laki-laki selain mahromnya." Jelasnya yang membuat Aydan terdiam.

Aydan bahkan tidak pernah tahu Ara mempunyai saudara sepersusuan, yang ia tahu Ara adalah anak tunggal.

"Saya tapi ngga lihat kamu di pernikahan Ara dengan saya." Telisiknya khawatir Fahrul berbicara mengada-ngada.

"Ck! Ngga percayaan banget nih, saya bersama keluarga saya ngga bisa datang waktu itu karena ada urusan yang tidak bisa ditinggalkan." Jawabnya.

Aydan kemudian manggut-manggut, ia percaya kali ini.

"Maaf kalau gitu, saya ngga tahu." Ucap Aydan tidak enak karena menuduh yang tidak-tidak.

"Iya saya maafin, untung suami adek saya." Sautnya lalu ia duduk bersama Aydan lalu membicarakan sesuatu sambil menunggu Ayahnya datang.

bersambung...

Terimakasih yang sudah berkunjung ke cerita ini, jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya 🖤🖤

Gimana ceritanya seru nggak?

Fahrul emang ngeselin yaak🤭 tengil orangnya✌🏻

Menurut kalian Ara harus gimana? Apa harus kembali dengan suaminya? Atau ngga?

Bantu jawab di kolom komentar yaa!🙏🏻

Semoga puasa saya dan kalian lancar selama bulan Ramadhan, aamiin🤲🏻

Oke mungkin itu aja untuk part ini, see you di part selanjutnya, babayy~~









Continue Reading

You'll Also Like

4.1M 88.2K 62
•[COMPLETED]• Book-1 of Costello series. Valentina is a free spirited bubbly girl who can sometimes be very annoyingly kind and sometimes just.. anno...
109K 3.4K 32
[ONGOING 🔞] #8 insanity :- Wed, May 15, 2024. #2 yanderefanfic :- Sat, May 18, 2024. After y/n became an orphan, she had to do everything by herself...
215K 10.3K 57
ငယ်ငယ်ကတည်းက ရင့်ကျက်ပြီး အတန်းခေါင်းဆောင်အမြဲလုပ်ရတဲ့ ကောင်လေး ကျော်နေမင်း ခြူခြာလွန်းလို့ ကျော်နေမင်းက ပိုးဟပ်ဖြူလို့ နာမည်ပေးခံရတဲ့ ကောင်မလေး နေခြ...
96K 3.6K 38
ᴅɪᴠᴇʀɢᴇɴᴛ; ᴛᴇɴᴅɪɴɢ ᴛᴏ ʙᴇ ᴅɪꜰꜰᴇʀᴇɴᴛ ᴏʀ ᴅᴇᴠᴇʟᴏᴘ ɪɴ ᴅɪꜰꜰᴇʀᴇɴᴛ ᴅɪʀᴇᴄᴛɪᴏɴꜱ.