AydanAra [End] Completed✔️

By hajiban

109K 2.8K 532

⚠️Segala bentuk plagiarisasi/komersialisasi karya cerita ini berhukum dosa, harap mengutamakan adab diatas se... More

Sah
masih awal
rindu Ziraa
belanja
Teman Zira
pertemuan haidar
kemarahan Aydan
teman posesif
Kehujanan
peduli?
nasihat
Ulang tahun Ara
kecewa
Amanah
Fakta baru
kejujuran Aydan
kepahitan
Menyerah
Menyerah (2)
Pergi
Hukuman
Ara?
Ucul
Pertemuan
Meminta kesempatan
Hilangnya perasaan
Kecemburuan Aydan
Menginap dirumah Fahrul
Sekamar
Baikan
Membuka lembaran baru
hak Aydan
rencana pulang
kembali ke rumah
Mie Ayam ngga pake mie
Pregnant!!🖤
kekhawatiran Ara
End,
•Extra part
•INFO!!•

pemberian yang dibuang

2.4K 74 55
By hajiban

Assalamualaikum
-
-
-
Cinta itu seperti Agama, tidak ada paksaan didalamnya.

🦋🦋🦋

Setelah berbincang dengan Mama dan Papa Aydan, Ara hendak mencari Aydan karena ia tidak melihatnya semenjak Ara berbicara dengan orang tuanya.

Saat matanya menangkap sosok Aydan,ia hendak memanggil, namun ia terhenti dengan arah tatapan Aydan yang sedang berbicara dengan Seyna, disitu Ara melihat betapa riangnya wajah Aydan dan tak lupa tawanya yang baru saja Ara lihat semenjak mereka menikah, entah apa yang sedang mereka bahas.

Ara mengurungkan niatnya untuk memanggil Aydan khawatir menganggu obrolan mereka berdua. Lalu Ara masuk lagi kedalam untuk mengambil beberapa cemilan untuk ia makan.

Setelah acara selesai, dan tamu pun sudah pulang, Ara dan Aydan hendak berpamitan pada orang tuanya.

"Mah, Aydan pulang dulu ya." Ucapnya hendak menyalimi keduanya.

"Loh, kamu mau pulang Dan? Udah malem ini, gak nginep aja?" Tanya Tyo.

"Ngga deh Pah, besok masih harus berangkat pagi." Tolaknya.

"Udah, bener kata Papa kamu nginep aja apa salahnya sih? Baju kamu kan masih banyak disini, berangkat dari sini aja besok." Sambung Nadin menahan anak dan menantunya untuk menginap.

Aydan menoleh ke arah Ara namun Ara hanya diam karena ia juga tidak tahu akan menjawab apa.

"Yaudah, malam ini kita nginep." Putus Aydan.

"Yeayyy, ayo Ra." Ajak Nadin pada Ara.

"Iya Mah."

"Mamah malam ini mau tidur sama Ara dulu yaa Pah, kangen soalnya, Dadaaahhh." Ucap Nadin mengejek diikuti Ara yang tersenyum.

"Lahh, Papa terus tidur sama siapa?" Tanyanya menunjukkan wajah cemberutnya.

"Tidur sendiri, wkakaka." Tutur Nadin tertawa menang.

Tyo hanya menghela napasnya, bisa-bisanya ia mempunyai istri seperti Nadin.

°°°

Tengah malam Ara terbangun, ia menoleh kearah Nadin yang sedang tertidur lelap, mungkin kecapean karena acara tadi. Ara merasa haus, kemudian ia beranjak dari kamar untuk ke dapur.

Ia melihat lampu dapur sudah gelap, mungkin Papa dan Aydan sudah tertidur, tidak ingin berlama-lama akhirnya ia mengambil gelas kemudian menuangkan air putih. Namun ia melihat samping rumah tampak terang dan seperti ada orang yang sedang membuang sesuatu, lalu Ara menghampiri orang tersebut.

Ternyata semakin dekat, ia merasa bahwa dia adalah Aydan, karena bisa dilihat dari punggungnya dan pakaian yang belum ia ganti.

"Kak, ngapain kok belum tidur?" Tanya Ara.

Aydan menoleh lalu melanjutkan sesuatu yang ia buang.

Ara yang tidak mendapat jawaban kemudian mengintip sesuatu yang Aydan buang.

Betapa terkejutnya Ara melihat kue yang sudah ia buat susah payah semenjak pagi namun Aydan buang ke tempat sampah.

Ara mencoba menghentikan "kenapa dibuang?" Tanya Ara.

"Ini terlalu manis! Tidak sehat untuk orang tua saya!" Balasnya.

"Iya maaf, Tapi Ara buatnya dari tadi pagi." Senyumnya menahan tangan Aydan yang tetap membuangnya.

"Ck! Orang cuma kue aja." Ejeknya yang membuat hati Ara hancur bagai tertusuk duri.

"Ara tau ini cuma kue, tapi Ara buat dan ngasih ini ke Papa penuh cinta, kalau ini kemanisan karena gak baik untuk kesehatan orang tua Kak Aydan kembalikan aja ke Ara, jangan dibuang." Lirih Ara tak terasa air matanya mulai menetes.

"Sini kembalikan, mubazir kalau dibuang, sini." Lanjut Ara menghapus air matanya kemudian menengadahkan kedua tangannya agar kue tersebut dikembalikan ke Ara.

Aydan menatap Ara hanya dengan tatapan datar, kemudian ia menyerahkan setengah kue itu lalu meninggalkan Ara ditempat itu juga.

"Kak Aydan jahat banget sih, inikan aku buatnya susah payah, kenapa harus dibuang sih." Batin Ara menatap kuenya yang tersisa setengah.

"Aku makan aja deh, sayang kalau dibuang." Monolognya menuju dapur dan duduk di meja makan.

"Enak banget kok, cuma salah aja kalau dikasih ke papa, bener sih kata Kak Aydan, takut gak baik buat kesehatan papah." Lanjut Ara menghabiskan sisa kue tersebut.

Namun sepanjang malam Ara hanya memikirkan hal tersebut, ia tidak bisa tidur, apa benar kue tersebut sampai membuat kesehatan mertuanya terganggu,
"Kok dibuang sih, tega banget" Tangis Ara dengan pikiran yang terus berputar sampai pada waktu ia melaksanakan sholat subuhnya.

°°°

Paginya Aydan sudah terburu untuk pergi ke kantor, tentu saja ia tidak memikirkan Ara sekalipun kejadian tadi malam. Tanpa berdosa ia meninggalkan Ara menyuruhnya untuk pulang sendiri dan berpamitan pada Tyo dan Nadin.

"Ara kenapa kamu tinggalin disini? Memangnya dia ngga mau ikut kamu?" Tanya Tyo.

"Aydan ga punya waktu Pah, bentar lagi udah telat, lagian jarak rumah ke kantor itu beda Arah, Aydan gak bisa, Aydan pergi dulu, Assalamualaikum." Alasan Aydan kemudian berpamitan pada Papanya.

"Dan.. Waalaikumussalam." Geleng Tyo terhadap sikap Aydan kalo ini.

"Maafin anak mama ya Nak." Ucap Nadin mengelus pundak Ara merasa kasihan.

"Iya Ma, gapapa, udah." Jawab Ara tersenyum.

Akhirnya setelah Ara sarapan pagi di rumah mertuanya, ia pulang ke rumah Aydan menaiki taxi.

"Aku tau hatimu itu sulit digenggam Kak Aydan, tapi biarkan aku bertahan semampuku." (Didalam taxi Ara membatin)

Sesampainya dirumah ia segera membersihkan ruangan yang agak berantakan, maklum karena bibi sedang pulang kampung.

Ara menyiapkan berbagai makanan di meja makan untuk Aydan karena sebentar lagi pasti ia pulang.

Tak disangka ternyata Aydan pulang larut malam, entah apa penyebabnya.

"Assalamualaikum." Ketuknya lalu membuka rumah yang ternyata tidak terkunci.

Mata Aydan langsung mendapati Ara yang lagi-lagi tidur disofa ruang tamu.

"Bangun." Ucapnya menepuk tangan Ara.

Ara yang merasa ditepuk kemudian membuka matanya terkejut, ternyata Aydan yang membangunkannya.

"Sudah pulang Kak?" Ara bangun dan menyalimi tangan Aydan.

"Hm."

Tidak ada obrolan, Ara duduk dihadapan Aydan membantunya membuka kaos kaki.

"Mau makan ngga?" Tawarnya.

Aydan hanya menggeleng kemudian beranjak dari sofa lalu pergi ke kamarnya.

Namun ia terhenti untuk membicarakan sesuatu dengan Ara

"Besok-besok pintunya dikunci." Celetuknya tanpa membalikkan badannya.

Ara tersadar sebelum duduk disofa tersebut ia membuka pintu dan lupa menguncinya kembali. Duhh Ara lupa ngga kunci pintunya, pasti Kak Aydan takut rumahnya kemalingan.

°°°

Ara melihat Aydan belum tertidur,ia sibuk bermain hp, lalu Ara menghampirinya dan hendak tidur disampingnya,

"Ara minta maaf ya Kak, Ara lupa kunci pintunya, besok-besok ngga lagi deh, Kak Aydan khawatir rumahnya kemalingan?" Ujar Ara.

Aydan menoleh ke Ara merasa tidak penting menjawab pertanyaannya.

"Saya khawatir orang yang didalamnya, gimana sih." Batinnya masih menatap Ara datar.

Karena tidak ingin Ara kepedean lalu Aydan hanya menjawabnya dengan deheman.

"Sebenernya Ara bukan mau omongin ini aja sih sebelum tidur, tapi Ara mau bilang sama Kak Aydan." Lanjutnya lagi.

"Bilang apa?"

Ara membenarkan posisi duduknya dengan menghadap Aydan.

"Kak Aydan kemarin kan ketemu Kak Seyna,eeem..." Ucapnya masih menimang perkataannya.

"Gak usah bertele-tele, langsung aja, saya ngantuk." Potong Aydan.

"Kalau bisa, Ara minta Kak Aydan jangan tepuk atau sentuh perempuan lagi ya." Ucapnya pelan.

"Kenapa memangnya? Apa hak kamu ngelarang saya?" Tanya Aydan.

"Perempuan dan Laki-laki yang bukan mahrom tidak boleh bersentuhan sekalipun hanya tangan, Ara berhak karena Kak Aydan suami Ara."

"Gak usah menggurui saya, Seyna dan saya itu sudah kenal jauh sebelum kamu kenal saya, jangan ngelunjak!" Sarkas Aydan.

"Ara gak berniat menggurui Kak Aydan, Ara cuma ngingetin aja, lagian apa hubungan lama atau tidaknya kenal Kak Aydan? Yang menjadi istri Kak Aydan saat ini adalah Ara." Jelasnya.

"Meskipun kamu istri saya bukan berarti kamu bisa ngatur-ngatur kaya gini, paham!" Ujarnya lalu membaringkan dirinya membelakangi Ara.

Ara terdiam cukup lama, lalu ia mengintip mata Aydan apa sudah tertidur atau belum.

Merasa tidak ada pergerakan dari suaminya lalu Ara beranjak ke hadapan Aydan, ia duduk menyetarakan tingginya dengan Aydan yang terbaring itu.

Ragu namun Ara memberanikan tangannya menggenggam tangan Aydan dan berkata pelan nan lembut "Maafin Ara ya, sebenarnya Ara hanya nggak rela tangan ini menyentuh wanita manapun selain Ara."

Aydan tersentuh dengan perkataan Ara.
Ya benar, Aydan belum tertidur, ia hanya memejamkan matanya dari tadi.
"Maafkan hati saya yang tidak bisa menerimamu." Batinnya.

Merasa ngantuk akhirnya Ara berdiri lalu menuju tempat tidurnya disamping Aydan, ia menarik selimut lalu mengusap punggung Aydan dengan tangannya.

Perlu diketahui bahwa setiap malam Ara selalu mengusap punggung Aydan, karena itu Aydan bisa terlelap. Namun Ara tidak pernah tahu bahwa sebelum ia mengusap punggung itu Aydan tidak pernah tertidur, tanpa sadar Aydan sendirilah yang mulai nyaman dengan perlakuan Ara  yang seperti ini.




bersambung...

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 62.6K 40
Millie Ripley has only ever known one player next door. Luke Dawson. But with only a couple months left before he graduates and a blackmailer on th...
239K 7K 51
we young & turnt ho.
Riptide By V

Teen Fiction

332K 8.4K 118
In which Delphi Reynolds, daughter of Ryan Reynolds, decides to start acting again. ACHEIVEMENTS: #2- Walker (1000+ stories) #1- Scobell (53 stories)...
17.1M 656K 64
Bitmiş nefesi, biraz kırılgan sesi, Mavilikleri buz tutmuş, Elleri nasırlı, Gözleri gözlerime kenetli; "İyi ki girdin hayatıma." Diyor. Ellerim eller...