EMEIS || HYUCKREN

By Unreal_25

211K 22K 1.1K

24 tahun, masih menduduki bangku kuliah malah diminta melahirkan seorang anak? Sinting! Tidak diberi pilihan... More

Uno
Tres
Cuatro
Cinco
Seis
Siete
Ocho
Nueve
Diez
Once
Doce
Trece
Catorce
Quince
Dieciséis
Diecisiete
Dieciocho
Diecinueve
Veinte
Veintiuno
Veintidós
Veintitrés
Veinticuatro
Veinticinco
Veintiseis
Veintisiete
Veintiocho
Veintinueve
Treinta
Treinta y uno
Treinta y dos

Dos

8.9K 970 39
By Unreal_25

•••

Pria dengan balutan sutra mewah yg melilit tubuhnya menatap sang putera dengan tajam sambil bersidekap dada.

“Ayolah sayang...Usiamu sudah hampir kepala tiga, tidakkah ingin penerus?” Yg ditanya diam saja. Sudah biasa dengan bujuk rayu sang ibu. Eomma-nya ini memang selalu menyuruhnya cepat cepat menikah. Dirinya sampai hafal kalimat apa saja yg akan pria cantik itu sampaikan.

“Lee's company harus segera memiliki ahli waris. Pikirkanlah lagi. Eomma paham, dirimu bebas memilih bersama siapa saja. Tetapi dalam 2 tahun ini eomma tidak pernah mendengarmu berkencan dengan siapapun, hyuck.”

“Kau tahu kan nak, keluarga besar sudah mendesak dirimu untuk menikah. Eomma hanya tidak ingin kau merasa di manfaatkan karena hal itu.” Jelas panjang lebar nyonya Lee.

“Aku tidak ingin menikah.”

“Apa apaan katamu! Bagaimana bisa—”

“Aku tidak mau terikat dalam sebuah hubungan, eomma. Mengertilah..”

Ibu dua anak itu tiba tiba memukul meja dengan keras. Menyiratkan ketidaksukaannya pada kata yg diucapkan. “Kalau kau tidak ingin menikah, lalu dari mana lee's company mendapatkan penerus?! Berhenti menganggap ini lelucon, Lee!”

Pria tampan dengan rahang tajam balas menghadap eomma tak kalah serius, “Aku bisa menyewa ibu pengganti. Setelah melahirkan, dia akan ku suruh pergi jauh dari korea. Tidak memperbolehkannya melihat anakku.”

Itu adalah solusi yg tepat. Percayalah, ia sudah memikirkan cara ini berulang kali.

Keadaan sang ibu sudah bisa dipastikan melotot tak terima. Ia kehabisan akal. Bukankah menurutnya ini terlalu berlebihan? Kenapa juga harus mencari ibu pengganti disaat puteranya sendiri bisa mendapatkan keturunan dari istri sah?

“Hyuck, eomma mohon pikirkan—”

“Aku sudah memikirkannya, eomma. Setidaknya dirimu mendukungku untuk yg satu ini.” Sela pria berbalut kemeja kerja tersebut. Ia mendengus, eomma-nya begitu cerewet.

Maka pria cantik menghembuskan nafasnya kesal. “Terserah kau saja. Eomma sudah lelah mengingatkanmu ini dan itu. Kalau begitu aku pulang, jangan terlalu larut dalam pekerjaan yg tak akan ada habisnya. Kau tidak akan jatuh miskin hanya karena beristirahat sebentar.” Sindiran itu diangguki sang putera sopan.

“Ndee, eomma.”

Kemudian mengantarkan ibunya menuju lobby sampai supir keluarga datang.

Membalas lambaian tangan dari sang ibu, pria yg hampir genap memasuki usia kepala tiga itu kembali merubah raut wajahnya. Memasang tampang keras seolah ingin menelan orang lain. Dibuktikan lewat beberapa karyawan yg tidak sengaja berpapasan langsung menunduk takut.

Mengenakan jas hitam dengan kemeja terang didalam, terselip dasi yg terlihat rapi, tak lupa rambut yg dipotong undercut dengan kening terexspose memperlihatkan betapa tampannya pria satu ini. Sang pemilik perusahaan terbesar korea selatan. Lee's company.

Lee Donghyuck. Anak pertama dari pasangan dua keluarga yg begitu berpengaruh. Pemilik resmi sebuah perusahaan bergengsi seoul. Pria dengan sejuta karisma.

Wajah yg terkesan keras, alis tajam yg berbaris tegas, serta tahi lalat disekitar pipi dan leher yg berjajar di wajah tampan miliknya. Seorang pria dewasa keturunan asli korea dengan kekayaan membludak. Berusia 28 tahun berstatus lajang dengan prinsip hidup 'Tidak mau terikat'.


Donghyuck memimpin perusahaan sedari menyelesaikan sekolah menengah atas. Ia langsung digiring oleh sang ayah untuk menjalankan bisnis keluarga. Lee's company.

Bergerak dibidang ekspor impor keluar negeri. Lee's company menduduki puncak tertinggi dengan jumlah peminat paling banyak dari seluruh daratan asia. Banyak yg ingin menjalin jalur kerja sama, dan tentu banyak pula yg ingin menyaingi. Ingin mengeklaim bahwa perusahaan merekalah yg terbaik. Bukan sebuah perusahaan ecek ecek dengan directur seorang pria angkuh seperti donghyuck.

Sebetulnya pria berkulit eksotis ini tidaklah seperti kebanyakkan penilaian diluar sana. Sesosok pria sombong dengan kepercayaan diri setinggi langit. Itu hanya title yg orang luar lihat. Berbeda bila ia sudah bersama keluaga.

Donghyuck hanyalah seorang pekerja keras. Mati matian bercinta dengan puluhan kertas tak berguna hingga melupakan satu hal penting dalam pencapaian hidupnya.

Menikah.

Ia tidak pernah ingin menjamah hubungan seperti itu. Banyak yg harus di bahas, dari pada menjatuhkan hati pada seseorang.

Diusia yg hampir menginjak tiga puluh tahun inilah yg pada akhirnya menjadi buah pikirannya. Berkat didesak oleh sang ibu dengan embel embel meminta cucu membuat pria kelahiran juni mau tak mau membanting otak untuk mencari jalan pintas lain.

Memberi eomma-nya cucu, tanpa donghyuck harus terikat. Mengertikan?

Hanya ada satu cara. Yaitu, dengan menyewa ibu pengganti untuk bersuka rela memberinya anak tanpa harus menikah dan sebagainya. Tentu dengan bayaran yg tak main main.

Donghyuck memantapkan iris kelam pada gedung gedung kecil lewat dinding kaca ruangannya. Seulas senyum miring terpatri dibibir berbentuk hati tersebut.

“Huang renjun...”

“Akan ku pastikan kau yg akan melahirkan turunanku.”

.
.
.
.

Ditempat lain. Si manis huang renjun menyempatkan bangun pagi buta agar tidak terlambat. Ingatnya, hari ini kuis akan diadakan dikelasnya.

Memasukkan beberapa buku kuliah kedalam tas, renjun memakai arloji putih miliknya ditangan. Barulah namja itu berjalan keluar kamar untuk segera ke universitas.

Namun ketukan pintu mengalihkan perhatian renjun. Si manis melangkah menuju pintu dimana geburan tak sabaran tersebut berbunyi.

“Iya, sebentar.” Renjun menelan ludah begitu pintu kecil terbuka. Ternyata yg datang pemilik kontrakan tempat renjun tinggal.

“Bagaimana, njun? Sudah dapat uangnya?”

Namja mungil tertunduk lesu, “Mianhae, ahjumma. Saya masih belum mendapatkan pekerjaan. Saya janji, bila saya sudah bekerja saya akan membayar penuh.”

Bisa renjun dengar wanita paruh baya itu berdecak kesal. “Selalu saja seperti ini! Kalau tidak bisa membayar kenapa memilih tinggal di tempatku?! Aku juga perlu uang renjun! Sudah berapa kali kau menjanjikanku uang?! Dan jawaban yg aku terima hanya alasanmu terus menerus. Sudahlah aku muak denganmu! Lebih baik kemasi barang barangmu dan pergi dari tempatku.” Ucap wanita berbadan besar dengan lantang.

Renjun menyatukan kedua tangannya memohon diberikan waktu sedikit lagi. Kuliahnya belum selesai, kalau ia pergi dimana ia akan tinggal? Di apart sahabatnya? Oh tidak, renjun tidak mau merepotkan mereka.

“Saya mohon, park ahjumma. Beri saya kesempatan seminggu lagi. Saya benar benar janji padamu. Saya masih belum punya rumah ganti.”

“Seminggu? Enak sekali meminta waktu seminggu! Kalaupun aku baik, aku akan beri waktu 2 hari untukmu. Kalau tidak mau silahkan saja pergi dari sini.” Wanita itupun pergi meninggalkan renjun yg diam termenung.

Meremat bajunya kuat, renjun menghembuskan nafas keudara.

“Dimana aku bisa mendapatkan 500 ribu won dalam semalam?”
.
.
.
.

Renjun berjalan lesu. Pikirannya sekarang benar benar buntu. Ingin bercerita pada sahabat sahabatnya, namun itu sama saja ingin bunuh diri.

Sehabis pulang kuliah, pemuda itu tidak langsung pulang. Dirinya mencoba melamar kembali di setiap toko, perusahaan. Tetapi mereka kompak mengatakan lowongan sudah penuh. Aneh bukan?

Padahal jenis pekerjaan apa saja renjun tidak masalah. Kalau bukan karena tabungannya yg juga sudah menipis, ia tidak akan rela berpanas panasan mencari pekerjaan. Renjun tidak ingin meminta uang pada paman dan bibi dikampung, sudah cukup menyusahkan kedua orang itu. Ia seorang pria, dirinyalah yg harusnya memberi uang bukan meminta.

Tidak putus pemikiran, renjun mengambil ponselnya dan menulis di pencarian 'Pekerjaan dengan bayaran mahal dalam semalam?' Begitulah yg ia tulis.

Mendapat hasil, renjun sontak langsung membulatkan matanya dengan mulut menganga.

“Yaish, jelas saja aku menolak menjadi jalang!” Pekiknya saat hasil pencarian keluar.

Si manis termenung. Otaknya benar benar menunjukkan limit sudah berada di batasnya. Tidak bisa dipaksa berpikir lagi.

Dalam waktu 2 hari, renjun harus memiliki uang 500 ribu won untuk membayar sewa kontrakan. Atau ia akan didepak keluar.

Renjun mengetuk kepalanya. “Katanya kau pintar, ayolah bekerja sama denganku sekali ini saja.”

Ting!

Dering ponsel berbunyi, renjun segera mengechecknya.

Unknown (82+) **********

| Penawaranku masih berlaku
| Jika kau berubah pikiran aku akan senang hati

| Berapapun nominal yg kau minta, akan boss ku berikan
| 10 juta won sebagai uang muka, cukup?
| Sisanya 40 juta won lagi bisa kau dapatkan :)

Renjun meremas ponselnya. Dari mana pria aneh itu mengetahui nomor pribadinya?

“Sial! Aku tidak akan pernah mau melakukan itu.” Berani beraninya Pria kurang ajar tersebut mengiriminya pesan.

Deringan kedua berbunyi, bedanya Ini berupa panggilan. Renjun segera mengangkat tanpa tahu lebih dulu siapa yg menelfon.

“Yakhh, berhenti menerorku terus! Kau mau mengancamku?! Huh?! Aku ingatkan satu kali lagi, aku tidak mau melakukannya! Tidakkah kau mengerti bahasa manusia?!” Nafas renjun sudah tidak beraturan. Ia benar benar marah sekarang.

Hei, siapa yg mengajarimu mengumpati orang yg menelfon, eoh? Mengancam? Maksudmu apa renjun? Ini aku, Mark jung.Kata orang diseberang sana. Tentu saja dia terkejut kala renjun membentaknya tiba tiba.

Sementara renjun dibuat kelabakkan. Apa yg baru saja ia ucapkan?! Ya tuhan.

“Ma-maafkan aku, Mr. Jung. Aku tidak sempat membaca siapa yg menelfon. Sekali lagi tolong maafkan aku.” Renjun berkeringat dingin. Jantungnya berdetak gila gilaan. Salahkan saja pria sinting beserta perusahaan terkutuknya itu yg telah membuat renjun memaki dosennya sendiri. Entah bagaimana nasib dirinya setelah ini.

Ya, aku maafkan. Lain kali kamu harus teliti dan lebih sopan. Untung ini aku, coba saja bila tadi yg menelfonmu adalah orang penting. Kamu mau memberikan kesan buruk pada mereka?

“Ndee, Mr jung. Sekali lagi aku mohon maaf...”

It's ok, tak masalah. Tujuanku menghubungimu hari ini yaitu ingin menyampaikan bahwa tunggakan uang semestermu sudah menumpuk Renjun. Harusnya kamu mulai mencicil, kalau sudah sebanyak ini bagaimana caramu membayarnya sekaligus?...bukannya apa apa, aku hanya kasihan terhadapmu. Apalagi uang semester bisa dikatakan tak murah.

Renjun menepuk keningnya. Bisa bisanya ia melupakan hal sepenting ini.

Mmm...Tapi aku belum memiliki uang, Mr. Jung. Bisakah aku meminta keringanan sekali ini saja? Aku benar benar belum mendapatkan pekerjaan.” Jelas renjun mengiba. Siapa sangka dengan jujur mungkin bisa menyelamatkannya.

Sebentar, aku hubungi pihak bersangkutan dahulu. Panggilan berakhir. Renjun meletakkan ponselnya di dada.

“Oh tuhan. Aku benar benar seperti berhutang pada rentenir. Dikejar kejar oleh waktu...” Desahan putus asa keluar dari bibir renjun. Pusing memikirkan masalah yg tidak berhenti mendatanginya.

Tak lama kemudian ponselnya kembali bergetar. Si manis segera mengangkatnya.

“Bagaimana, Mr?”

Begini, njun. Maaf sekali pihak kampus hanya memberi keringanan waktu seminggu untuk segera melakukan pembayaran. Hanya itu yg bisa aku lakukan. Maafkan aku, tidak dapat membantu terlalu banyak.” Lagi lagi renjun menghembuskan nafasnya pasrah.

“Tidak apa apa. Aku mengerti, terima kasih karena sudah mau membantuku.”

Tak masalah. Mungkin hanya ini yg bisa aku sampaikan. Yasudah, aku tutup ya.” Setelahnya panggilan mereka benar benar berakhir.

Renjun mengusap wajahnya gusar. Bagaimana tidak, tawaran menggiurkan dari pria cabul tempo lalu masih melayang layang dikepalanya. Mendesak otak dan kerja batin renjun.

“Apa aku akan menjilat ludahku sendiri?!”

Si manis memutar mutar tubuhnya kesana kemari. Kepalanya berdenyut memikirkan semua masalah yg menimpa dirinya.

“Tuhan, apa aku benar benar akan melakukan ini? Apa aku akan siap menjadi seorang ibu? Aarggh...kenapa kesialan ini harus terjadi padaku sih!”

Untungnya renjun sadar dimana ia berada. Berakhir hanya dapat bergumam pelan.

Renjun benar benar tidak rela dengan semua yg akan segera ia alami. Mengandung? Melahirkan? Dan satu lagi, berhubungan intim dengan pria yg tidak dikenalnya sama sekali. What the ffu—!

Renjun mendesah keras. Keputus asaan seperti menghantuinya agar benar benar menyerah pada keadaan. Jemari lentik terangkat menyugar poni yg lepek kebelakang. Membiarkan kening indah yg beraliran keringat miliknya terpampang sinar matahari.

Biarlah besok renjun akan memikirkan kembali perihal kontrak yg sempat ditolaknya itu. Yg terpenting saat ini, dirinya harus segera pulang kerumah terlebih dahulu. Sekarang otak pintarnya butuh istirahat setelah dipaksa berpikir melewati batas seharian penuh.

•••

Continue Reading

You'll Also Like

79K 5.6K 25
"MOMMY?!!" "HEH! COWOK TULEN GINI DIPANGGIL MOMMY! ENAK AJA!" "MOMMY!" "OM!! INI ANAKNYA TOLONG DIBAWA BALIK 1YAA! MERESAHKAN BANGET!" Lapak BxB ⚠️ M...
185K 15.5K 26
Ernest Lancer adalah seorang pemuda kuliah yang bertransmigrasi ke tubuh seorang remaja laki-laki bernama Sylvester Dimitri yang diabaikan oleh kelua...
81.3K 7.8K 21
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG
51.1K 3.6K 52
"Jika ada yang harus berkorban dalam cinta ini, maka itu cintaku yang bertepuk sebelah tangan" - Dziya Idzes "Sekat-sekat ruang yang tertutup layakn...