NEGASI ( SELESAI )

By utiniverse

160 75 0

Pernahkah kau memikirkan alasan di balik setiap pertemuan? Pernahkah kau merasa tidak senang dengan takdir ya... More

Prolog - Negasi
01 - Basis Dua
02 - Melankolis
03 - Variabel X
04 - Periode
06 - Variabel Y
07 - Bilangan Kompleks
08 - Variabel Z
09 - Lema
10 - Himpunan Kosong
11 - Hampiran
12 - Infinitesimal
13 - Implisit
14 - Kolinear
15 - Titik Stasioner
16 - Satu Interval
17 - Kalimat Terbuka
18 - Fungsi Turun
19 - Fungsi Iterasi
20 - Titik Balik
Epilog - Integral

05 - Kombinasi

5 3 0
By utiniverse

10110-11-10110

Pukul tujuh lebih tiga puluh menit, aku sampai di pekarangan sekolah. Bimbingan hari ini digelar berbarengan dengan Ujian Satuan Pendidikan atau USP kelas dua belas.

“Bimbingannya dimana?” tanyaku pada Adena saat ia sampai.

Kulihat Adena mengedikkan bahu. “Coba kamu tanyakan ke Pak Arka,” ujarnya.

Aku mengangguk, kukeluarkan gawai lantas kuketikkan nama Pak Arka di sana. Namun, belum sempat aku mengetikkan pesan, sebuah notifikasi muncul di bagian atas layar gawaiku. Rupanya sebuah pesan dikirimkan Pak Arka di grup perpesanan kami.

BIMB. KSN MATEMATIKA

Pak Arka Mat
Cari ruang di kelas XII aja. Yang dekat ruang guru.

Iya, Pak.

Pak Arka Mat
Saya cetak soal dulu.

Adena XIA4
Iya, Pak

Iya, Pak.

Aku menghela napas, kami—aku, Adena, Sandra, Luna dan Nada—beranjak ke ruang kelas XII MIPA 1. Ruangan temaram membuatku sedikit bergidik ngeri, hingga Nada menekan sakelar lampu dan memunculkan cahaya yang benderang. Kami memilih duduk melingkar di meja paling depan. Usai mengeluarkan binder yang menjadi teman setiaku, Pak Arka datang membawa beberapa lembar kertas. Ia membagikan kertas soal pada kami.

“Coba kalian kerjakan dulu. Nanti kalau ujiannya sudah jalan, kita bahas.” Pak Arka meninggalkan ruangan.

Kubaca soal dari Pak Arka. Dari dua puluh nomor, delapan belas di antaranya sudah tidak asing untukku. Kugoreskan mata bolpoin di atas kertas hingga secercah cahaya kembali menghiasi layar gawaiku.

Ralat soal nomor 14, harusnya 44^44.

Kubaca soal yang dimaksud Pak Arka usai kukirimkan pesan balasan. Tak berselang lama, Pak Arka datang. Ia mengambil tempat di sela meja dekat Sandra dan Luna. Memeriksa pekerjaan kami, ia meraih salah satu lembar soal.

“Coba kalian perhatikan soal nomor tujuh. Pada gambar persegi panjang ABCD, titik E pada sisi AB. Jika AB sama dengan sepuluh sentimeter, AD sama dengan lima sentimeter, maka luas daerah yang diarsir adalah berapa, udah ketemu jawabannya?”

“Sudah, Pak,” ujarku sedikit bersemangat.

Pak Arka kembali memeriksa jawaban kami tanpa mengambil lembar jawaban. “Kalau misalnya titik E kita geser sehingga lebih dekat dengan A atau B alias tidak membagi AB sama panjang, kira-kira berapa luasnya?”

Keheningan tercipta selama beberapa saat setelah Pak Arka melontarkan pertanyaan. Saat aku hendak menjawab, Pak Arka kembali bersuara. “Berapa, San?”

“Sama saja kan, Pak?” Bukan Sandra, aku yang bersuara. Entah mengapa kalimat itu terucap begitu saja dari mulutku.

Pak Arka melihatku sekilas. “Iya, sama saja. Walaupun digeser berapa pun, tingginya tetap sama sehingga otomatis luasnya juga sama.”

Aku tersenyum mendengar penjelasan Pak Arka.

“Nomor dua sudah ketemu?” Pak Arka kembali bertanya.

Aku mengecek lembar jawaban. Sudah ketemu, hanya saja aku ragu apakah jawabanku benar atau tidak. Meski demikian, kuberanikan diri untuk menjawab. “Jawabannya enam puluh tiga, Pak?” tanyaku dengan hati-hati bercampur ragu.

“Dari mana, Al?” Pak Arka berbalik bertanya.

“Nggak tau Pak, saya ngasal,” ujarku jujur disertai senyum kikuk. Pak Arka melihatku selama beberapa saat lantas menjelaskan metode pengerjaan soal.

“Diketahui x dan y adalah bilangan asli. Jika FPB dari x dan y adalah tujuh dan x per y sama dengan nol koma delapan, maka nilai x tambah y adalah. Di sini kita mendapati bahwa x per y sama dengan nol koma delapan, atau dapat ditulis x dibagi y sama dengan delapan per sepuluh. Kita sederhanakan delapan per sepuluh menjadi empat per lima. Dikarenakan FPB x dan y adalah tujuh, untuk mencari nilai x dan y kita kalikan empat dan lima dengan tujuh. Dengan demikian kita mendapati nilai x adalah dua puluh delapan dan y adalah tiga puluh lima, sehingga kita peroleh nilai x dan y adalah enam puluh tiga.”

Aku terkesiap melihat penjelasan Pak Arka. Metode pengerjaan Pak Arka tidak jauh berbeda denganku. Hanya saja seperti biasa, Pak Arka selalu punya cara sederhana untuk menyelesaikan setiap persoalan yang ada.

Aku kembali membaca soal nomor empat belas sementara teman-temanku mencatat. Setelah berulang kali mencoba, aku masih tak kunjung mendapat jawaban dari soal yang tertera. Padahal ini satu-satunya soal yang belum kupecahkan.

“Mengerjakan nomor berapa, Al?” Pak Arka bertanya saat ia berdiri tepat di depan meja yang kutempati. Ia tampak mengamati goresan tinta di secarik kertas binder bergaris.

“Nomor empat belas, Pak.” Aku berujar dengan jujur.

Pak Arka mengambil secarik kertas kosong, lalu menggoreskan mata bolpoin di sana. Setelah menemukan kesalahan dari pengerjaanku, aku mulai memperbaikinya.

“Pak Arka!”

Saat aku tengah hanyut dalam pikiran, suara itu membuatku terperangah. Salah satu guru Matematika favoritku—Bu Natasha yang sedang lewat—menyapa Pak Arka. Bu Natasha dan Pak Arka adalah teman baik. Saat masih menginjak kelas sepuluh dan belum mengenal siapa Pak Arka, Bu Natashalah yang membuatku mengenal ia melalui unggahan cerita di aplikasi percakapan. Kulihat Pak Arka tersenyum sebagai jawaban sapaan Bu Natasha.

Sementara teman-temanku kembali menyalin metode pengerjaan Pak Arka, kuberanikan diri untuk bertanya mengenai tanggal seleksi KSN tingkat kota.

“Pak, kira-kira untuk seleksi KSN-K digelar kapan?” tanyaku dengan hati-hati.

Pak Arka menatapku. “Kemungkinan awal April seperti tahun kemarin.”

Aku terkejut mendengar jawaban Pak Arka. “Tapi, Pak. Kemarin saya menemukan jadwal seleksi tahun kemarin justru digelar awal Juni. Sebentar.” Aku mengotak-atik gawaiku hingga kutemukan situs web yang sempat kubaca, lantas kuberikan pada Pak Arka.

Pak Arka tampak membaca jadwal seleksi dengan saksama selama beberapa saat. Setelahnya, ia mengembalikan gawaiku. “Belum dapat jadwal seleksi tahun ini, Al?” Pak Arka kembali bertanya.

Aku menggeleng. “Belum, Pak.”
Pak Arka tak lagi memberi respon apapun.

“Oh iya. Untuk materi kombinatorika seperti apa, Pak?” Aku kembali bertanya. Pak Arka menatapku.

“Kombinatorika memuat permutasi, kombinasi, peluang, dan sebagainya. Dulu materi ini dipelajari di kelas sebelas semester dua. Tapi nggak tahu kenapa materi itu dihilangkan dari kurikulum sejak beberapa tahun terakhir. Dulu, karena sudah dapat di sekolah ketika bimbingan tinggal latihan soal saja. Tapi berhubung kalian belum dapat, pertemuan berikutnya Insya Allah saya jelaskan. Atau habis ini saya kasih link video YouTube biar kalian bisa belajar di rumah.” Pak Arka memberi penjelasan.

“Kalau modulo itu bagaimana, Pak?” Aku kembali bertanya.

Pak Arka menatapku. “Modulo digunakan untuk mencari sisa hasil bagi. Biasanya dipakai untuk bilangan dengan pangkat yang besar. Itu termasuk materi teori bilangan,” ujarnya.

“Dulu saya pernah diajari guru di sekolah dasar mengenai cara mencari sisa pembagian. Tapi guru saya menggunakan satuan bilangan jika dipangkatkan satu, dua, tiga, dan seterusnya sampai ketemu satuan yang sama. Setelah satuannya sama, kita membagi pangkat bilangan yang besar dengan banyak pangkat bilangan yang satuannya tidak sama. Hasil akhirnya didapat melalui sisa pembagiannya.” Aku menjeda perkataan.

“Semisal kita mencari satuan dua pangkat 2019, kita dapatkan satuan dua pangkat satu sama dengan dua, dua pangkat dua sama dengan empat, dua pangkat tiga sama dengan delapan, dua pangkat empat satuannya enam, dua pangkat lima satuannya dua. Karena ketika dipangkatkan lima satuannya sudah kembali seperti semula, 2019 dibagi empat sisa tiga, sehingga hasil akhirnya delapan yang diperoleh dari dua pangkat tiga. Kalau misalnya nggak bersisa, diambil yang paling bawah urutannya sebelum satuannya sama,” pungkasku.

Pak Arka mengangguk. “Bisa juga seperti itu, tapi cara yang digunakan kurang umum. Lebih baik pakai modulo saja. Untuk materinya nanti saya carikan,” ujarnya. Aku mengangguk paham.

Pak Arka melirik arloji di tangannya sekilas. “Sebentar lagi ujian sesi dua dimulai. Saya harus kembali, kita akhiri bimbingan hari ini sampai di sini.”

“Ada berapa sesi, Pak?” Nada bertanya.

Sembari merapikan beberapa lembar kertas di tangannya, Pak Arka bersuara. “Dua sesi, ini sesi terakhir.”

“Wah, pulang jam berapa Pak kalau dua sesi?” Nada kembali bertanya.

“Kurang lebih setengah dua. Tapi ini masih mending, kemarin jam tiga sore saya masih di sekolah,” ujar Pak Arka membuatku terenyuh. Ia telah memikul banyak tanggung jawab yang besar.
“Pak Arka hebat, jangan lupa sarapan Pak.” Nada kembali bersuara.

Kulihat Pak Arka tersenyum. “Terima kasih. Walau gimana pun keadaannya, setiap pagi selalu saya usahakan untuk sarapan. Awali hari dengan sarapan bukan harapan,” ujarnya.

Aku terdiam sebentar. “Tapi harapan juga penting 'kan, Pak?” Entah mengapa kalimat itu meluncur bebas dari mulutku.

Pak Arka menghentikan aktivitasnya. “Iya, tapi sebelum membangun harapan harus sarapan dulu. Biar bertenaga. Walaupun sibuk, saya selalu sempatkan waktu untuk berolahraga. Biar daya tahan tubuhnya bagus,” ujar Pak Arka.

“Aku juga olahraga sih, futsal.” Adena bersuara.

“Aku juga, voli.” Nada menyahuti.
Sandra dan Luna pun mengangguk sebagai jawaban.

“Sepertinya cuma aku yang nggak pernah olahraga,” ujarku disertai senyum kikuk. Memang sih, dari sekian banyaknya kegiatan aku paling benci yang namanya olahraga, terutama renang. Kalau disuruh memilih renang atau mengerjakan seratus soal Matematika, aku akan memilih pilihan kedua.

Pak Arka menggeleng disertai senyuman. “Kalau begitu saya ke lab dulu. Hati-hati di jalan, wassalamualaikum.”

Setelah kepergian Pak Arka, aku bersama empat temanku meninggalkan ruangan bimbingan. Hari ini adalah hari yang cukup membuatku bahagia.

Continue Reading

You'll Also Like

3.2M 159K 25
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...
1.6M 117K 47
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
267K 34.5K 83
⠀⠀ 𖠳 ꜝꜝ 𖢨 ៸ ANOTHER GINGER WEASLEY ꜝꜝ 𓂸 𝘣𝘰𝘰𝘬 𝘰𝘯𝘦 𝘰𝘧 𝘵𝘩𝘦 𝘤𝘢𝘮𝘢𝘳𝘢𝘥𝘦𝘳𝘪𝘦 𝘢𝘯𝘥 𝘵𝘩𝘦 𝘤𝘶𝘳𝘴𝘦𝘥 𝘤𝘩𝘪𝘭𝘥 ❛ kami memilik...
3K 981 41
Tentang Erina, yang merasa dirinya seperti kentang. Lalu ditantang menjadi bintang, oleh cowok berhidung mancung, yang pantang berutang. · · • • • ࿙✩...