Sweet Holiday

Da Soklincair

239K 44K 35.3K

[SUDAH TERBIT] _______________________ "Gue mau balik. Gue mau balik," "AAAAAAA BOTAK!" "BANG JAY TURU WOI!"... Altro

VOC ; Visual Of Cast
໑▸ 1
໑▸ 2
໑▸ 3
໑▸ 4
໑▸ 5
໑▸ 6
໑▸ 7
໑▸ 8
໑▸ 9
໑▸ 10
໑▸ 11
໑▸ 12
໑▸ 13
໑▸ 14
໑▸ 15
໑▸ 16
໑▸ 18
໑▸ 19
໑▸ 20
໑▸ 21
໑▸ 22
໑▸ 23
໑▸ 24 [Flashback]
໑▸ 25
໑▸ 26
໑▸ 27
໑▸ 28
໑▸ 29
໑▸ 30
໑▸ 31
໑▸ 32
໑▸ 33
໑▸ 34
໑▸ 35
໑▸ 36
໑▸ 37
໑▸ Bonchap
Ingfo Kembali
Ingfo Gan
Ingfo ; Vote Cover
Ingfo ; Pre Order
Ingfo; Pre Order 2

໑▸ 17

4.5K 980 695
Da Soklincair

"Shi, cepetan. Angela gue kasian ini geter-geter mulu," kesal Jaehyuk yang sudah siap di motornya, tetapi Mashiho nampak lama.

"Tau tuh. Kasian Shi, geter-geter mulu mau reot itu." sahut Heeseung meledek Jaehyuk.

"Ndasmu reot, motor lo kali noh dah akik-akik. Motor gue mah masih bohay yeah." balas Jaehyuk tidak mau kalah.

"Eh, sorry boss. Akik-akik gini juga masih topcer. Lo ajak si Alberto menaiki gunung, lewati lembah juga bisa nih." Heeseung tampak menempuk-nepuk Alberto merasa bangga.

"HAHAHA, MIMPI! Yang ada gue turun gotong-gotong stang nya doang."

"Woah, menghina lo anjir! Alberto masih kuat yeah."

"Idih, ban udah goal-geol mau lepas juga." tunjuk Jaehyuk pada ban supra Heeseung yang sudah sangat botak.

"Dih, keren lo ngomong gitu? Urusin noh batok geber motor lo. Motor apaan tuh geber-geber gitu,"

"Ngaca anjir ngaca! Motor lo noh geter-geter dah kayak kursi pijet!"

"Eh jangan salah. Geter-geter gini bisa buat jelajahi bumi dan seisinya yeah!"

"MIMPI AJA TEROS! Kata gue juga yang ada ntar tinggal ban nya ngegelinding."

"Pala bapak kau, meremehkan sekali anjir."

"Dah gue bilang, supra nih terbaik." ujar Heeseung terus menyombongkan supra brokotoknya.

"Supra nih, motor sejuta kenangan. Bukan sejuta perbulan." dan akhirnya, Heeseung selalu mengeluarkan kata-kata andalan nya ini yang membuat Jaehyuk tidak bisa membalas lagi.

"Ra supra, ra so sweet." Heeseung tampak menaik turun kan alisnya menggoda Jaehyuk yang sepertinya kepalang kesal.

"Mio juga yah! Angela si bohay dan asoy!" seru Jaehyuk tidak ingin kalah. Tetapi Heeseung malah terlihat memeletkan lidah nya membuat Jaehyuk semakin kesal.

"By one lah, Dik!" tantang Jaehyuk menunjuk Heeseung.

"Boleh! Siapin jalan, kita lihat seberapa jago Alberto gue ini melawan Angel semok lo." terima Heeseung yang tentu nya tidak takut.

Saat Jaehyuk dan Heeseung saling bertatapan seperti ada sebuah laser yang keluar dari mata mereka sebelum akhirnya ringisan keluar dari mulut mereka.

"SAKIT GOBLOK!" seru mereka berdua kompak saat Mashiho mengheadshoot kepala mereka dengan sendal.

"Berisik tau kagak sih?"

"Kagak capek apa lo berdua bersaing motor jadul, hah?" omel Mashiho dengan kedua tangan di pinggang.

"Asal lo berdua tau yeah. Modelan motor lo berdua mah, inceran Satpol PP sama truck derek."

"Jleb, kit hati gue Shi. Motor gue masih gagah perkasa gini juga," ujar Heeseung sebari mengusap-ngusap motor supra kesayangan nya.

"Iyah bener. Ngomong nya di jaga dong, nanti Angela gue tersinggung." Jaehyuk menutup kedua kaca spion motor mio nya seakan-akan menutup kuping nya.

"Gapapa, sayang. Sebobrok apapun kamu, sereot apapun kamu. Mas Jae akan selalu mempertahan kan mu." ujar Jaehyuk sebari mengusap air mata dramatisnya.

"Gila," gumam Mashiho geleng-geleng kepala.

"Yaudah, ayo bal —

Bruk

Mereka bertiga menegang di tempat, Jaehyuk dan Heeseung yang sejak tadi ribut seketika diam tidak bergeming.

Dan Mashiho tampak membulatkan matanya terkejut saat cipratan darah seseorang mengenai wajahnya. "D-doyoung?"

Jantung nya berdebar dengan kencang, kaki Mashiho rasanya lemas dan bergetar. Dia meluruhkan dirinya ke tanah merasa tidak kuat untuk menompang dirinya sendiri.

Jaehyuk segera mematikan motornya dan turun. Dia mencoba mendekati untuk memastikan jika itu teman mereka. Dengan langkah pasti, Jaehyuk menatap wajah yang sudah di lumuri oleh darah itu.

"Shi, Hee." Jaehyuk menatap tidak percaya seseorang yang menjatuhkan dirinya itu.

"Doyoung?" tanya Heeseung menduga itu Doyoung dan Jaehyuk tampak mengangguk pelan.

"Huh ... huh ... untung gue masih idup." perhatian mereka bertiga teralihkan pada Jihoon yang tampak menumpukan tangan nya di lutut sebari menarik nafas dalam-dalam.

Jihoon yang merasa di tatap membalas tatapan mereka hingga perhatian nya teralihkan pada seseorang yang terkapar dengan darah menggenangi tubuhnya.

Jihoon menegakan tubuh nya dan memandang tubuh itu. "Siapa?" lirihnya.

"Doyoung," jawab Jaehyuk sedangkan Heeseung tampak menatap nanar Doyoung yang terkapar itu.

"Gak mungkin, gimana bisa? Beberapa menit yang lalu dia baik-baik aja." kekeh Jihoon kaku dan sedikit tidak menyangka.

"Kita juga ngga tau, Bang. Kita juga kaget,"

Mereka berempat diam membisu dan saling memandangi satu sama lain.

▪︎
▪︎
▪︎

"Hadeuh, anying. Titadi urang teh hayang balik ti imah sakit eta," keluh Yedam yang akhirnya pulang bersama Sunghoon. [Hadeuh, anying. Dari tadi gue pengen balik dari rumah sakit itu,]

"Sarua puguh mah, ngeri jasa sumpah hawana. Sieun jasa jiga aya nu ngamatin," timpal Sunghoon menyetujui, karena dia memang tidak nyaman disana. [Sama emang heh, serem banget hawanya. Takut banget kayak ada yang ngamatin."

"Puguh mah heeh — HEH, HEH, HEH! ETA SI JAYMET NANAONAN GEGELUNTUNGAN JIGA MONYET!" heboh Yedam saat dia sedang iseng melirik ke atap hotel dan melihat Jay yang tampak bertahan di pembatas atap. [Puguh mah iyah — HEH, HEH, HEH! ITU SI JAYMET NGAPAIN GELANTUNGAN KAYAK MONYET.]

"HEH, NYA GEH! WOI JAYMET, ARI SIA TEH NANAONAN ANYING! ELING WOI ELING!" Sunghoon nampak ikut heboh juga dan merasa panik melihat teman nya. [HEH, IYAH GEH! WOI JAYMET, LO TEH NGAPAIN ANYING! SADAR WOI SADAR.]

Jay yang mendengar kehebohan itu melirik ke bawah. "HUWAAA, YEDAM, SUNGHOON. BANTUIN GUE GOBLOK! JANGAN HEBOH NYA AJA SU!"

"JANGAN PADA MELONGO AJA ANJIM! TANGAN GUE DAH PEGEL BANGET INI, PUCEK!"

Yedam dan Sunghoon seketika heboh ingin menolong Jay. Karena kepanikan dan kehebohan nya itu, mereka malah saling tabrakan dan terjatuh.

"Geugeuraan anying! Rek naon maneh nabrak-nabrak urang? Bogoh, hah?" sewot Sunghoon pada Yedam. [Cepetan anying! Ngapain lo nabrak-nabrak gue? Suka, hah?]

"Dih, najis amit-amit jabang bayi anjir. Misalkan gue jeruk makan beruk juga, gue bakal milih-milih yeah. Bukan modelan kayak lo," balas Yedam nyinyir.

"WOAH, PARAH! KIT HEART AING TEH KIT HEART."

"WOAH, GEUS MULAI OANG AING NYA MANEH."

"GELUT TAH DIA?"

"AYO —

"WOI GOBLOK! INI TEMEN LO PADA MASIH GELANTUNGAN KAYAK MONYET! TOLONGIN CEPET ANYING!" potong Jay merasa kesal sendiri. Jika saja dia tidak ada di posisi sekarang ini, mungkin dia sudah menyelepet mereka berdua dengan swallow.

Yedam dan Sunghoon segera berlari ke dalam hotel dan menaiki lift menuju atap. Tapi saat di dalam, mereka tidak sengaja bertemu dengan para bocil yang menghalangi.

"Panik amat, Bang. Abis di kejar pinjol kah?" ledek Jungwon dan tertawa bersama kedua teman nya.

"Pala lo kotak pinjol. Abang lo noh gelantungan di atap hotel!" balas Sunghoon sedikit ngegas.

"Hah?" bingung Jungwon tidak mengerti. Sedangkan Yedam dan Sunghoon segera berlari ke arah lift.

"Hei yo, whats up guys?" dan ternyata di dalam lift terdapat Jake yang berniat untuk ikut berkumpul bersama yang lain.

Tetapi dia malah di buat bingung dengan wajah panik kedua teman nya. "What's wrong with you guys?"

"Was wes wos, was wes wos. Dah ngikut aja ayo." Yedam kembali menarik masuk Jake ke dalam lift untuk ikut membantu mereka menarik Jay.

Jungwon yang tidak mengerti maksud Yedam dan Sunghoon tadi segera berlari ke luar hotel dan menatap ke arah atap.

Kedua bola matanya membulat terkejut melihat sang kakak dalam bahaya. "BANG JAY!"

Dengan cepat, Jungwon kembali masuk ke dalam hotel dan berlari menggunakan tangga untuk cepat menolong Jay.

Haruto, Jeongwoo, Riki dan Junghwan yang melihat kepanikan Jungwon itu hanya dapat mengikutinya saja.

"Won, woi!" bingung Jeongwoo tetapi dia tetap mengikuti langkah teman nya yang menaiki tangga dengan begitu cepat.

Jungwon tidak mendengarkan, dengan tergesa-gesa dia menaiki setiap tangga dan meninggalkan teman-teman nya.

Disisi lain, Jay sudah sangat lelah. Tangan nya sudah pegal, dia sudah tidak kuat bertahan menopang dirinya sendiri.

"Gue ngga mau mati, gue ngga mau mati." gumam Jay mencoba menarik dirinya ke atas, tetapi sangat sulit.

"Gue ngga boleh mati, Jungwon. Gue masih punya tanggung jawab jagain Jungwon."

"Arggh!" Jay berteriak sekeras mungkin dan mencoba menarik dirinya ke atas. Namun nihil, Jay tidak bisa. Sebelah tangan nya malah terlepas dan sekarang dia hanya bertahan dengan satu tangan nya.

"Kayaknya fix mati sih ini," ujar Jay merasa pasrah dengan dirinya.

"Mah, Pah. Maafin Jay ngga bisa jagain Jungwon sampai pulang,"

Jay memejamkan matanya dan menghela nafas panjang. Tangan nya sudah sangat pegal dan sakit untuk terus bergelantungan.

"See you world,"

Jay sudah pasrah, dia melepaskan sebelah tangan nya yang masih berpegangan itu hingga seseorang menahan tangan nya.

"JANGAN PASRAH GOBLOK!"

"LO MATI, GUE UMPATIN SEMUA ORANG!" pekik Jungwon dengan dahi yang penuh akan keringat karena kelelahan berlari.

"Won ..." Jay tidak menyangka jika adiknya itu akan datang.

"Jangan ninggalin gue! Lo masih harus jagain gue!" ujarnya dengan air mata yang tanpa sadar berjatuhan.

Jungwon berusaha menarik sang kakak ke atas. "Bertahan! Gue bakal narik lo."

Jungwon berusaha sekuat mungkin menarik Jay, tetapi dia lumayan kesulitan. Hingga akhirnya teman-teman dari sang kakak yaitu Yedam, Sunghoon dan Jake datang.

"ADUH, JAY! ELING HEH ELING!" pekik heboh Sunghoon sebari berusaha menarik Jay bersama Jungwon dan yang lain. [ADUH, JAY! SADAR HEH SADAR.]

"OH MY GOD, JAY! YOU CRAZY!" Jake juga ikut memekik merasa tidak percaya dengan apa yang di lakukan Jay.

Mereka menarik bersamaan dalam aba-aba Yedam yang menghitung. Dan akhirnya suasana tegang tadi tergantikan dengan perasaan lega dan haru.

"Goblok! Tolol! Gila lo, Bang!" umpat Jungwon tidak ada habisnya yang sekarang sedang memeluk Jay erat.

"Lo bego atau gimana sih? Otak lo dimana anjing! Maksud lo tadi apa, hah?"

Jay tidak mengatakan apapun, dia masih terkejut dengan kejadian tadi. Di tambah sekarang ada Jake yang menatapnya khawatir.

"Jawab gue, goblok! Lo bisu atau gimana sih?"

Jay tetap diam, dia tidak menjawab apapun. Rasanya kuping nya berdengung, dia tidak bisa fokus dengan suara-suara di sekitarnya di tambah keterkejutan nya melihat Jake.

"EH, ANYING PINGSAN!" seru Yedam menunjuk Jay yang tiba-tiba saja pingsan.

Dia antara ketiga orang yang di khawatirin kemarin. Salah satu jadi korban nya dan ia adalah Doyoung. Aduh ... gmana yach. 🙂🙏

Kemarin juga author nanya gimana kelanjutan nya menurut kalian, pada bilang turu, umbi-umbian dll. Berarti itu pilihan kalian loh. Ingat, author selalu memantau. ☺✨

Satu persatu, dan menurut author ini konflik udah telat bgt karena dah chapter 17. Mungkin aja next tumbal kagak bakal cicil2an, auto double kill atau triple kill. CANDA ILAH CANDA. Muewhehe. 👁👄👁

Have a Nice Day. 🦋💙

Continua a leggere

Ti piacerà anche

14.8K 2.8K 13
Sebuah kejadian yang seharusnya menjadi suatu hal yang menyenangkan, tapi kesenangan tersebut berubah menjadi rencana untuk bertahan hidup namun satu...
A Y A H Da j

Storie brevi

376K 33.4K 40
[ END ] Mamah aku ingin bertemu ayah.
556K 156K 33
❝ Wilayah perbatasan? Wilayah yang memiliki keduanya? Memangnya ada? ❞
377K 104K 24
❝ Pembunuhan yang sebenarnya telah dimulai. ❞