Oh! BAD!

By oxysmile_

409K 22.6K 308

"Nih anak bikin masalah mulu, lama-lama gue rantai juga lo." "Rantainya di ranjang tapi." "Astagfirullah itu... More

Oh! BAD! -1
Oh! BAD! -3
Oh! BAD -4
Oh! BAD! -5
Oh! BAD! -6
Oh! BAD -7
Oh! BAD! -8
Oh! BAD! -9
Oh! BAD! -10
Oh! BAD! -11
Oh! BAD! -12
Oh! BAD -13
Oh! BAD -14
Oh! BAD! -15
Oh! BAD! -16
Oh! BAD! -17
Oh! BAD! -18
Oh! BAD! -19
Oh! BAD! -20
Oh! BAD -21
Oh! BAD! -22
Oh! BAD- 23
Oh! BAD -24
Oh! BAD -25
Oh! BAD! -26
Oh! BAD! -27
Oh! BAD! -28
Oh! BAD! -29
Oh! BAD! -30
Oh! BAD! -31
CRIMINAL
Young, Dumb, Stupid!
OPEN PO
OPEN PO 2
32. Special

Oh! BAD! -2

16K 993 10
By oxysmile_

Bel pulang berbunyi adalah sebuah anugerah bagi Arily. Ia bergegas menyimpan peralatan tulisnya lalu segera berlari keluar kelas meskipun guru di sana belum keluar sama sekali. Bagi Arily, kalau bel sudah berbunyi, waktu mengajar benar-benar telah habis dan guru tidak berhak menahan siswa untuk tidak keluar kelas.

Arily menepuk kepalanya ketika ia lupa menyampaikan pesan dari Bayu tadi kepada Nabhan. Ia kembali berbalik ke kelas dan menyembulkan kepalanya di balik pintu.

"Nabhan, Kak Bayu nyampein surat cinta sama Lo. Katanya Lo disuruh nyamperin dia bawa data anak yang ikut pawai." Setelahnya Arily segera pergi dari sana sebelum guru yang masih di sana meneriakinya.

Ia memelankan jalannya ketika sampai di gerbang sekolah. Ia ingat kalau Devan ingin berbicara dengannya, ia harus siapkan mental mendengar semua ceramahan kekasihnya itu nanti.

Arily menelan ludah gugup kala melihat Devan tengah menunggu di luar gerbang dengan motor hitamnya. Tampak sekali raut wajah Devan sangat tenang sembari memainkan ponselnya, almamater dongker kebanggaan anggota MPK itu masih terpasang apik pada tubuh tegapnya.

Arily berjalan cepat menghampiri Devan.

"Kak!"

Devan menoleh pada Arily yang berada di depan motornya, menyimpan ponsel lalu melepaskan almamaternya, memberikan benda Dongker itu pada Sang Kekasih.

"Lain kali pake rok panjang, Lo cewek baik-baik, jangan liatin aurat," ucap Devan yang dibalas Arily dengan senyuman paksa.

Devan membantu Arily naik ke motornya, lalu memberikan helm kepada gadis itu.

"Yaelah Kak ketimbang rok doang. Temen aku pada bilang aku cupu kalo pake rok panjang," balas Arily.

Devan berdecak. "Gak ada alasan ya, Lo lebih mentingin pendapat temen Lo dibanding aurat Lo itu?"

"Bilang aja Kakak gak mau aset Kakak diliat orang lain," goda Arily.

"Gue gak ada hak ya, sampai sekarang dosa Lo masih ditanggung sama Papa Lo. Paling gak pikirin Papa Lo," ucap Devan yang langsung membuat Arily terdiam.

Dirasa tidak ada percakapan lagi, Devan segera menjalankan motornya.

"Kita mau kemana Kak?"

"Kemana lagi? Ya rumah Lo lah. Mau pulang kemana lagi Lo emang?" balas Devan.

"Ck, katanya tadi Kakak mau bicara sama aku."

"Gak jadi, udah males gue."

Arily hanya menghela napasnya pasrah mendengar jawaban mengesalkan dari kekasihnya itu.

Lama berada di jalanan, motor Devan berhenti di sebuah rumah bercat putih yang tak lain adalah rumah Arily. Devan membantu Arily turun dan mengambil kembali almamaternya yang tadi menutupi paha sang kekasih.

"Kak, nanti malam jadi kan?"

Devan mengernyit lalu menghembuskan napasnya. "Maaf, kayaknya gabisa. Gue ada latihan band sampai malam."

Arily berdecak kesal mendengar pernyataan Devan itu. "Kak!"

"Lain kali aja, gue benar-benar sibuk menjelang tujuh belasan ini." Devan mengusap lengan Arily.

Arily menghela napas lirih. "Kak, kita udah sebulan gak jalan."

"Yang—"

"Au ah, aku kesal sama Kakak. Semenjak Kakak menjabat jadi Ketum MPK, kakak banyak berubah." Arily berjalan pergi memasuki rumahnya mengabaikan Devan yang memanggilnya.

"Yang, sayang!" Devan berdecak.

Menyalakan kembali motornya lalu berlalu pergi dari sana.

★★★

"Ta, lo ada cowok ganteng gak? Gue lagi galau nih."

Arily menghempaskan tubuhnya di atas ranjang sembari sebelah tangannya menempelkan ponselnya di telinga.

[Kenapa Ri? Gak biasanya. Lo putus sama Kak Devan? Kok bisa?]

Arily menghela napas. "Gak, gue gak putus. Cuma mau cari suasana baru aja."

[Ri, mending jangan deh. Kalo ketahuan Kak Devan gimana? Lo tau 'kan Kak Devan orangnya gimana?]

"Gak bakal ketahuan, dia bilang ada latihan band malam ini. Gue butuh perhatian seseorang sekarang."

[Ri, Kak Devan itu percaya banget lho sama Lo.]

"Hati gue sakit Ta! Lo tau gak!" teriaknya.

Arily menghela napas sedih, air matanya menggenang di pelupuk. "Lo tau gak sih kalo Kak Devan itu benar-benar berubah sekarang. Dia tuh kayak ... malu pacaran sama gue. Dia gak pernah belain gue pas temennya jelek-jelekin nama gue, seenggaknya kalo udah lelah bilang, gue gak suka cowok kayak gitu."

Terdengar helaan napas dari seberang. [Gue tau gimana sedihnya Lo. Tapi mungkin benar Kak Devan lagi sibuk banget akhir-akhir ini. Pas kasus Kak Aldi dulu bahkan dia dimarahin habis-habisan sama Kepsek.]

"Ta—"

[Gue percaya Ri, Kak Devan itu sayang banget sama Lo. Kalo gak, mungkin dia udah mutusin Lo dari dulu. Lo udah tiga tahun lebih lho sama dia, Lo pikirin baik-baik deh Ri. Lo gak bisa kekanak-kanakan kayak gini.]

"Lo tau gak Ta, gue kadang mikir, kenapa sih dia bisa mau sama gue. Apa yang dia liat dari gue?"

[Ri, gue bukan Kak Devan, gue gak tau jawaban dari pertanyaan Lo itu. Tapi kalo Lo tanya Kak Devan, dia pasti punya jawabannya.]

Arily menghela napas. "Gue mau ngetes dia masih cinta gak sama gue."

[Ri—]

"Cuma ini doang Ta, gak lebih. Gue mau tau apa dia masih cinta sama gue atau enggak."

Helaan napas lagi-lagi terdengar dari seberang. "Ngilang, hindarin dia, jangan ngasih kabar, cari kesibukan lain, mungkin Lo bisa deketin cowok, tapi jangan terlalu jauh."

Senyuman di wajah Arily mengembang, ia menghapus air matanya. "Thanks Mita, Lo benar-benar bestie gue."

Seseorang bernama Mita itu tertawa. "Udah sana, goblok tau gak nangis gara-gara cowok."

★★★

"Oi, kenapa wajah Lo kek lagi nahan berak gitu?"

"Kalah taruhan sama Zaki paling."

"Kenapa deh Van? Uang Lo habis diporotin Zaki?"

Devan berdecak, ia menatap ketiga orang yang mengganggu acara sendirinya itu. Ia berdiri lalu mengambil gitarnya.

"El belum datang? Emang gak bisa diandelin tuh anak. Robert, ambil posisi vokal."

Ketiga orang itu berdecak. "Biasa, ngalihin pembicaraan mulu Lo kek Puan Maharini."

"Goblok Anva, gak liat Lo tukang bakso di luar itu." Pemuda di sebelahnya memukul kepala pemuda yang dipanggil Anva itu.

"So bakso." Pemuda yang lain memperagakan.

Devan hanya menggeleng melihat kelakuan rekan satu band-nya itu. Ia berjalan ke arah Robert yang tengah menulis sesuatu di sebuah kertas, sepertinya lagu.

"Tuan Devanand Narendra mau bakso gak?"

"Mister Robert Smith juga mau bakso gak?"

"Gak, lanjut aja Lo bertiga. Gak napsu gue," jawab Devan yang dibalas kekehan oleh Robert.

"Yaelah Si Devan sok-sokan gak napsu, presiden wanita pertama dan satu-satunya Indonesia aja makan bakso," ucap Anva.

"Malahan kabarnya pengen nyari mantu yang kaya Tukang Bakso lagi." Ketiganya tertawa mendengar guyonan mereka sendiri.

"Gila Lo pada," ucap Robert.

"Lagi ngehibur bapak Devan, Rob. Kasihan mukanya galau amat dari awal datang," ucap pemuda dengan tahi lalat memenuhi wajahnya. Sebut saja namanya Fayyadh.

Robert menggelengkan kepalanya. "Becandaan Lo udah di level pro ya, mainnya politik."

"Oh ya Van, El bilang hari ini dia jalan sama ceweknya, dan El juga bilang kalo dia kayaknya mau berhenti dari band deh. Besok dia bakalan ngomong sama Lo dan ngajuin pengunduran dirinya," ucap Robert yang membuat Devan, Anva, Fayyadh dan satu pemuda lagi bernama Kalan itu terdiam seketika.

Devan menghela napas. "Gue sih gak masalah dia ngundurin diri, toh gue juga udah tau dia gak niat masuk Klub Musik, cuma nyari kesibukan dikala senggang doang. Tapi posisi vokalis otomatis kosong, gue akan sangat berterimakasih kalo Lo mau ngisi kekosongan."

Robert tersenyum lalu mengangguk. "Kayaknya penonton bakalan kecewa karena mereka gak bisa liat wajah Gabriel yang tampan di panggung nanti."

"Wajah bule Lo juga kece kok Robert," ucap Kalan yang membuat Robert terkekeh.

★★★

R

evisi, 4 Februari 2023.
With,
1. Smile Please by Fourth, Gemini, Satang, Ford, Winny, Captain, Prom, Mark.
2. Himawari No Yakusoku by Masaki
3. Got that Boom by Secret Number

Continue Reading

You'll Also Like

ATLAS (End) By Nada

Teen Fiction

9.1M 633K 73
☠️WARNING : TYPO BERTEBARAN Menceritakan kehidupan Atlas Guallin Dexter, seorang anak tunggal yang terjerumus ke dalam penyalahgunaan narkoba dan ti...
764K 38.9K 33
"Disini kalian harus menjauhi tiga pria jika tidak mau terkena masalah disini,"ucap Vera. "Siapa?" tanya Sinta. "Yang pertama, ia bernama Bintang Ori...
18.7K 880 39
[SAYA UP SESUAI MOOD]⚠️❗❗🌚 [HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA, HARGAI PENULISNYA]⚠️❗❗ [BANYAK PART YANG DIPRIVATE] 💢⚠️ "murahan lo murahan"ucap pria ter...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

4.9M 284K 33
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...