MOHON BIJAK DALAM MEMBACA CERITA 🚫
DALAM PART INI MENGANDUNG KONTEN DEWASA YANG DILARANG KERAS UNTUK USIA DI BAWAH 18 TAHUN 🔞
Silahkan Di skip Bagi Anak Yang Belum Cukup Umur!!!!
MOHON PENGERTIANNYA ⚠️
.
.
.
.
Setelah adegan ciumannya yang berakhir masuk kamar mandi, Khanza langsung membersihkan tubuhnya dari nafsu yang menggebu. Saat dirinya keluar, Khanza tidak mendapati Nasyah dalam kamar. Setelah memakai baju dan celana pendek selutut, Khanza keluar kamar mencari keberadaan Nasyah
Bi Siti menghampiri Khanza yang terlihat celingak-celinguk "Tuan mencari Nasyah?"
"Hm"
"Nasyah ada di kolam tuan"
Khanza langsung menuju kolam renang, disana terlihat Nasyah yang duduk di tepi kolam dan mencelupkan kaki nya ke dalam kolam sambil bercanda bersama pelayan yang menemaninya. Senyum yang tercetak di bibir Nasyah membuat Khanza sedikit lebih baik, karena sejauh ini Nasyah tidak pernah merasa kesepian
Melihat Khanza yang mendekat ke arah mereka, pelayan tersebut langsung pamit untuk ke dapur dengan alasan banyak kerja. Karena mereka tidak mau menjadi nyamuk saat melihat keromantisan majikan mereka
"Lagi ngapain disini?" Tanya Khanza yang baru datang dan mendudukkan dirinya di kursi ayunan
"Lagi nyangkul" jawab Nasyah asal
Khanza menaikkan sebelah alisnya "maksudnya"
"Ihh nggak liat apa lagi main air"geramnya
"Saya kan cuma nanya" ujar Khanza dengan santai
Nasyah kembali menatap Khanza dengan kesal "liat situasi dong"
"Hm" singkat Khanza
Khanza memilih sibuk dengan handphone nya di banding berbicara dengan Nasyah yang lagi emosional. Khanza tau jika itu hormon ibu hamil jadi dirinya lebih baik tidak berbicara pada Nasyah, karena takut nanti salah ngomong bisa-bisa langsung di sarkas oleh Nasyah
"pak" panggil Nasyah
Khanza sama sekali tidak menggubris membuat Nasyah kembali menggeram "dengar nggak sih?"
"pak" panggil nya sekali lagi
"Hm" Jawab Khanza
"budek banget"
Khanza melirik tajam ke arah Nasyah "kamu ngatain saya budek?"
"hehe maaf" cengirnya
"Anterin aku" lanjutnya dengan lembut
"kemana?"
"Cek kandungan"
"udah mau sore" ujar Khanza membuat Nasyah cemberut
Khanza menghela nafas "yaudah ayo" Ucapnya berdiri dari duduknya dan melangkah masuk namun berhenti karena melihat Nasyah yang sama sekali tidak bergerak
"kenapa lagi" tanya nya
Nasyah menoleh dan merentangkan tangannya meminta untuk di gendong
Khanza dengan cepat menuruti kemauan nya sebelum mendapat sesuatu dari Nasyah. Khanza menggendong Nasyah ala bridal style, saat masuk kedalam rumah banyak pelayan yang senyum-senyum sendiri melihat keromantisan majikan nya
"Astaga so sweet banget sih" ujar Ika
"Ihh pengen juga kayak gitu" ucap wanita di sebelah Ika
Ika menoleh menatap wanita disampingnya "Makanya jangan jomblo" kekehnya dan berlari pergi
"awas kamu Ika" teriak nya yang membuat Ika makin lari terbirit
Khanza menurunkan Nasyah di atas kasur lalu berjalan ke arah lemari mengganti pakaian santai nya dengan pakaian sopan. Khanza memakai baju hitam lengan pendek dan celana jeans putih
Nasyah merona saat melihat perut Sixpack Khanza namun mengalihkan pandangan karena Khanza melihat ke arahnya. Khanza tersenyum tipis lalu mendekat kepada Nasyah dan mengangkat bajunya hingga tertampang jelas perut kotak-kotak di hadapannya
"mau liat kan?" Goda Khanza menaikkan turunkan alisnya
Nasyah merasakan pipinya yang memanas, saat membuka matanya perut sixpack Khanza sangat menggiurkan di hadapannya
Nasyah hendak menyentuh namun dengan cepat Khanza menurunkan baju nya hingga perutnya tertutup membuat Nasyah menatap nya kesal
"cepat ganti baju, saya tunggu kamu di luar" kata Khanza meraih kunci mobil dan keluar kamar sambil tersenyum puas mengerjai Nasyah
Setelah mengganti pakaian nya, Nasyah keluar menemui Khanza yang sudah menunggunya
"Ayo" cuek Nasyah dan langsung masuk kedalam mobil
Khanza tersenyum tipis lalu masuk dalam mobil menyusul Nasyah, dan mengeluarkan mobilnya dari pekarangan rumah lalu melaju menuju Rumah Sakit ternama.
Dari perjalanan hingga sampai ke rumah sakit, Nasyah sama sekali tak menghiraukan Khanza yang di sampingnya. Nasyah lebih memilih diam dengan penuh kekesalan
Mereka berdua masuk ke ruangan dokter kandungan yang ternyata adik kandung Elis, dan mereka berdua duduk dihadapan nya
"Astaga udah lama yah nggak ketemu sayang" ucap wanita dengan rambut panjang terurai itu kepada Khanza sambil mengelus rambut Khanza hingga sedikit berantakan
"Ck! Apaan sih" decak Khanza merapikan kembali rambutnya
"Btw ini siapa?" tanya nya
"My wife" jawab Khanza
Wanita tersebut membulatkan matanya "What?? Wife?" pekik nya
"iya"
"Astaga Khanza sejak kapan kamu nikah? Dan sekarang udah bunting aja" Ucap nya masih dengan keterjutannya
"hadehh lambat update" jawab Khanza yang mendapat jitakan jitu dari Tante nya
"Aduhh! Sakit tan" Ucapnya mengaduh mengelus jidat nya yang menjadi sasaran
"makanya jangan gitu sama orang tua"
"lagian mama udah mau punya cucu, sedangkan Tante masih gini-gini aja?" ejek nya yang mendapat tatapan tajam dari Tante nya
"kenalin saya Ella, panggil saja Tante Ella" Ucap pada Nasyah
Nasyah menerima uluran tangan Ella "Saya Nasyah tante" Ucapnya dengan anggukan dari Ella
"Mari ikut saya" Ucapnya yang diikuti Nasyah
"Kamu tunggu disini" kata Ella pada Khanza
"Hm" singkat Khanza
Nasyah berbaring di atas brankar lalu Ella mengoleskan sesuatu di perut Nasyah, kemudian mengambil alat dan mengarahkan pada perut Nasyah
"Coba lihat" ujar Ella
Nasyah melihat pada layar di sampingnya dan matanya mulai berkaca-kaca
"sepertinya jenis kelamin nya perempuan" ucap Ella dengan senyum manisnya
"KHANZA SINI CEPAT" panggil Ella dengan berteriak padahal jarak mereka juga dekat hanya tertutupi Horden menjadi penghalang mereka
Khanza yang di panggil Tante nya langsung berdiri dan masuk "Ada apa" tanya nya seperti biasa dengan nada dinginnya
"Coba lihat" tunjuk Ella pada layar monitor
Khanza mengerutkan keningnya "itu apa?" tanya nya polos
"Itu anak mu loh Khanza" jawab Ella sedikit kesal
Khanza mendekat ke arah layar monitor dan mengelus nya dengan mata memerah yang siap mengeluarkan air mata. Dirinya berbalik dan menatap Nasyah, dirinya mendekat lalu mencium kening Nasyah dengan lembut. Entah dorongan dari mana Khanza melakukan itu namun jauh dari lubuk hati nya, Khanza bahagia melihat bayi dalam kandungan Nasyah ingin rasanya secepatnya menggendong nya
Ella yang melihat itu hanya tersenyum simpul, baru kali ini melihat keponakan nya tersenyum bahagia, karena setaunya Khanza itu sangat malas berurusan dengan cewek namun kali ini Khanza sudah membawa wanita hamil di hadapannya dan senyuman yang terbit di bibir Khanza adalah suatu kebahagiaan besar dalam hidup Ella
Ella menyuruh Khanza untuk membantu Nasyah bangun dan menuntun nya kembali ke tempat duduk
"bayi dalam kandungan kamu sangat sehat, kamu sangat pandai dalam menjaga kandungan kamu. Dari pemeriksaan tadi, tidak ada satupun kendala pada bayi kalian" jelas Ella
Nasyah melirik Khanza sambil tersenyum lembut, lalu mengelus perutnya
"oh iya?! Sebaiknya kamu sering-sering untuk menjenguk nya" ucap nya pada Khanza
Khanza tersedak air liur nya sendiri dan menoleh menatap Nasyah yang tengah menahan tawanya lalu menghadap ke arah Ella yang menatap nya serius "Emang harus? Apa nggak membahayakan pada bayi nya??" Tanya Khanza dengan datar
"usia kandungan Nasyah kan sudah memasuki 7 bulan jadi nggak apa-apa dong. Itu bagus untuk proses persalinan nya nanti" jawab Ella dengan lembut
"tapi jangan keseringan karena ibu hamil tidak boleh kelelahan. Paham kamu?" Lanjutnya pada Khanza dengan menekan akhir kalimat nya
Khanza hanya mengangguk mengiyakan ucapan Ella dengan pikiran yang entah melayang kemana
****
Di perjalanan pulang mereka berdua diam dengan seribu pertanyaan di pikiran masing-masing.
Nasyah yang masih trauma dengan hubungan intim membuat nya takut pada Khanza. Namun di sisi lain, dirinya tidak bisa menolak karena itu sudah tugas nya sebagai seorang istri apalagi itu tugas yang mulia seorang istri menurut ajaran dalam Islam
Sedangkan Khanza, pria itu tetap fokus menyetir namun pikiran nya masih kalut dengan omongan Ella tadi. Khanza tidak ingin memaksa namun sampai kapan dirinya bisa bertahan dan kapan agar dirinya meminta hak itu. Namun dengan cepat mengusir pikiran seperti itu, memikirkan nya saja sudah membuat nya frustasi
"Pak" panggil Nasyah
Khanza menoleh sejenak dan fokus kembali ke depan "Ada apa" Jawab nya
"pengen makan es krim"
"hm" singkat Khanza
Khanza memutar mobilnya ke arah pantai membuat kening Nasyah mengkerut "Kita ngapain kesana" tanya Nasyah
Khanza tidak menjawab membuat Nasyah berdecak kesal. Khanza memarkirkan mobilnya di parkiran khusus lalu turun dan membukakan pintu untuk Nasyah
Nasyah tersipu memegang tangan Khanza dan turun dengan hati-hati. Nasyah melihat keindahan restoran di tepi pantai apalagi matahari yang mulai terbenam membuat suasana semakin romantis
Nasyah duduk di salah satu kursi sedangkan Khanza sedang memesan makanan serta es krim untuk mereka berdua.
Tak lama, Khanza datang bersama kedua pelayan di belakangnya yang membawa pesanan nya
"selamat menikmati" ucap pelayan tersebut dan pergi
"suka?" Tanya Khanza yang di angguki Nasyah
"Makan setelah ini pulang" ucap Khanza
"Tapi_"
"Sudah pukul 17.41" potong Khanza
"baiklah"
.....
Setelah makan mereka berdua langsung pulang dan membersihkan diri masing-masing
"Kamu udah mandi?" tanya Khanza yang baru saja keluar kamar mandi dan mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil
Namun yang diajak bicara nya sudah tertidur pulas dengan suara dengkuran halus nya. Khanza mendekat ke arah kasur dan mengelus kepala yang tidak tertutup hijab lalu turun ke perutnya dan mendarat kan kecupan disana
Nasyah sedikit terusik, membuka matanya dan menatap manik mata yang juga tengah menatapnya. Nasyah mengelus rahang yang di tumbuhi bulu halus dengan lembut membuat Khanza menutupi matanya merasakan sentuhan lembut Nasyah
Nasyah membuang handuk kecil di leher Khanza dan mengalungkan tangannya di leher Khanza lalu menariknya mendekat
Khanza dengan spontan menopang tangan nya sebagai tumpuan agar tidak terlalu menindih Nasyah karena takut bayi nya bisa terhimpit
Nasyah kembali mengelus pipi Khanza dengan lembut, Khanza mendekatkan wajahnya dan bibirnya bisa merasakan bibir ranum Nasyah. Khanza melumatnya dengan lembut hingga menuntut meminta lebih. Khanza turun ke leher jenjang Nasyah dan memberi tanda disana, dapat Nasyah lihat bahwa Khanza sudah tersulut kabut gairah
Tangan Khanza tak tinggal diam, mencari sesuatu di belakang Nasyah. Saat menemukan nya, Khanza membuka lalu membuang kesegala arah. Kini payudara Nasyah hanya tertutup baju tipis
"Boleh?" tanya Khanza meminta izin pada Nasyah yang langsung diangguki olehnya
Dengan satu tarikan, baju tipis Nasyah dirobek dan di buang ke sembarang arah. Hingga terlihat jelas di mata Khanza dua gunung kembar yang membuat gairah nya memuncak. Khanza menghisap payudara yang sebelah dan sebelah nya lagi tangannya meremas dan sesekali memilin putingnya
Antara nikmat dan geli menjadi satu, Nasyah hanya bisa menahan sesuatu yang ingin keluar dari mulutnya namun dirinya malu jika hal itu terjadi
"Mendesahlah" Ujar Khanza dengan suara seraknya
Khanza masih bermain-main pada dua gunung kembar Nasyah, menghisap nya dengan kuat layaknya seorang bayi yang tengah menyusui pada ibunya
"Ahhh" desahan lolos dari mulut Nasyah saat Khanza memilin putingnya
Puas bermain dengan payudara, Khanza menciumi perut Nasyah lalu menatap benda di bawah pusar yang masih tertutup celana. Tanpa pikir panjang, Khanza meluruhkan celana Nasyah dan tersisa celana dalam yang menutupi nya
Dengan gerakan lambat Khanza menurunkan sedangkan Nasyah menutup matanya karena malu. Kini Nasyah bertelanjang tanpa sehelai benang pun, pipinya nya merona melihat Khanza yang menatapnya seakan ingin memangsa nya
Khanza membuka paha Nasyah sedikit lebar hingga tertampang secara jelas di mata Khanza. Wajah Khanza mendekat dan meniup bulu-bulu halus membuat Nasyah mengerang
Khanza turun dari ranjang dan melucuti seluruh pakaiannya, Nasyah menganga melihat milik Khanza yang membuat nya sedikit takut
Khanza kembali menindih Nasyah dan melumat bibir nya lembut, Khanza menatap Nasyah sesaat meminta persetujuan dengan gugup Nasyah mengangguk
"Bolehkan? Lagipula dirimu sudah sangat basah" ucap Khanza dengan suara tertahan menahan nafsu
"i_iya" jawab Nasyah dengan malu
Nasyah dapat merasakan milik Khanza yang bergesek pada miliknya, Nasyah mengatup bibir nya rapat saat dirinya ingin mendesah
"Mendesah" ucap Khanza menyeringai
"ahh pak ma_masukin cephaat" desah nya dengan sedikit geram karena Khanza semakin menggesek nya dengan pelan namun sesekali menekan kacang kecil
"Apa? Saya tidak dengar" goda Khanza
"Mhasukiin ahh pak" ucap nya memejamkan matanya
Khanza semakin menggesek dengan brutal "Jangan panggil saya bapak"
"Ahh~Khanza"
"Berdosa kamu panggil suami dengan sebutan nama" kata Khanza sedang smirk melihat Nasyah yang gelisah di bawahnya
Nasyah istighfar dalam hatikarena saat ini dirinya sudah tahan lagi namun Khanza tetap menggoda nya "Shhh ma_masukin Sayang"
"Good baby" ucap Khanza mengecup bibir Nasyah
Dengan sekali hentakan, milik Khanza berhasil memasuki inti Nasyah
"AHHHH" pekik Nasyah
Hanya mereka berdua yang tau adegan selanjutnya
Hayo yang baca harus baca Istighfar 😂
Cerita Author pas nulis part ini:
Pas tulis part ini kan sambil dengerin musik hip-hop di Resso, ehh pas masuk adegannya tiba-tiba musiknya terganti jadi Sholawat. Mimin Langsung istighfar 😂😂
Sampai ketemu di part selanjutnya 🙏🏻