Susu Kental Bapak

By PBapak2

345K 6K 395

Adnan adalah seorang botita manjakani yang secara kurang ajar sampai berani jatuh hati pada pria dewasa bertu... More

Sempak Bekas Pakai
Bikin Dede
Rudal Satpam
Inceu Si Penggoda
Cairan Kenikmatan
Es Krim Coklat
Bapak - Anak
Kost-Kostan 69
Lubang Pembuangan Pejoy
Entotin Adnan Pak
Dirojok Bapak

Lengket Tapi Enak

24.2K 510 25
By PBapak2

Terhitung hari ini, kejadian di pos satpam ketika aku menyepong kontol om Sapto dan mengocok kontol bapak sudah terlewati beberapa bulan. Dalam kurun waktu itu, hubunganku dengan bapak makin lengket seperti permen karet. Kalau dulu kami seperti orang asing yang hidup satu atap walau berstatus bapak-anak, kali ini aku tidak segan untuk bermanja ke bapak.

Terlebih sejak ibuku hamil lagi, ibu seperti tidak mau dekat-dekat dengan bapak. Katanya bau dan janin dalam kandungan ibuku itu selalu menolak kehadiran bapak. Alhasil, mau tidak mau bapak jadi harus tidur di kamarku.

Bagiku itu adalah suatu hadiah paling membahagiakan yang ibu berikan padaku. Bukan janin dalam kandungannya, melainkan kesempatan yang ibu berikan supaya aku bisa tidur dengan suaminya yang jantan dan perkasa itu. Aku dan bapak sudah sekamar selama kurang lebih dua minggu, tapi sejauh ini aku tidak pernah berani berbuat aneh-aneh takut kalau dia marah dan malah tidak mau lagi menganggapku anak kalau sampai aku lancang padanya.

Rasanya ngenes sekali, setiap malam birahiku mendera tapi tak mampu kutuntaskan karena aku belum berani melakukannya kalau bapak sedang sadar. Alhasil kontolku ngaceng nganggur, huhuhu.

"Kamu belum tidur Nan?"

Aku membalikan badanku saat mendengar bapak bersuara di sampingku. Dia terlihat tengah menatapku, sesekali ekor matanya menatap ke arah jam dinding.

"Belum ngantuk pak."

"Tidur, besok kamu kuliah pagi kan?"

Aku mengangguk, aku juga sudah masuk kuliah. Kebetulan besok memang ada jam pagi mata kuliah Kalkulus I, kalau sampai telat dosen killer itu pasti tidak akan mengizinkan aku mengikuti kelasnya.

"Bapak sendiri kenapa belum tidur? Bukannya besok shift pagi?" kataku balas bertanya, entah kenapa aku merasa gelegat bapak sedikit aneh. Bapak terlihat seperti ingin mengatakan sesuatu tapi sungkan.

"Eum, bapak juga nggak bisa tidur Nan. Pusing."

Aku beranjak bangun. "Mau Adnan pijitin pelipisnya pak?"

"Nggak usah Nan, tapi bapak boleh meluk kamu?"

Aku mengernyit, tapi kemudian menjatuhkan tubuhku di sela ketiak bapak. Kebetulan dia hanya tidur menggunakan sarung dan telanjang dada, pemandangan ini sudah jadi santapanku beberapa waktu ini jadi sedikit banyak aku bisa mengontrol nafsuku untuk tidak berbuat aneh-aneh.

"Bapak aneh ih," kataku meraba dada bapak yang ditumbuhi bulu. Aku bisa mendengar bapak mendesis sesaat.

Tak lama bapak merengkuh tubuh kecilku menempel padanya. Ketiaknya dekat sekali dengan hidungku sampai aku bisa membaui bau tubuh alaminya, kutebak bapak belum mandi hari ini. Bagiku baunya tidak menjijikan sama sekali, malah bau jantannya begitu enak dihidungku dan membangkitkan sesuatu di sekitar selangkanganku.

Lama berpelukan aku masih belum mendengar suara bapak mendengkur. Akhirnya aku mendongkak, benar saja bapak tengah melamun.

"Tidur pak," kataku, lama-lama aku tidak bisa menahan dorongan nafsuku kalau setiap hari selengket ini dengan bapak.

"Bapak mau cerita boleh Nan?" ucap bapak sambil menghirup aroma melon di rambutku, bapak juga mengelus sayang punggungku dengan tangan berototnya.

"Cerita aja kali pak."

Bapak menghela napasnya. "Sejak hamil lagi ibu kamu nggak mau deket-deket bapak Nan."

Aku terdiam, secerah ide muncul di kepalaku. Kucing kalau lapar, dikasih ikan asin pasti lari mendekat kan?

"Ibu nggak melayani bapak selama itu?" kataku pura-pura kaget, jantungku rasanya deg-degan saat ini. Apa malam ini aku bisa merasakan keperkasaan bapak di boolku?

Bapak menggeleng. "Awal-awal sih masih mau, cuma pas masuk minggu ke delapan ibumu sama sekali nggak mau deket-deket sama bapak. Sedih bapak Nan, di rumah sendiri udah kayak orang asing."

"Maafin Adnan ya pak, ini salah Adnan. Kalau aja Adnan waktu itu nggak minta adik, pasti ibu masih lengket sama bapak."

Bapak mengelus kepalaku dengan sayang. "Bukan salah kamu, mungkin memang bawaan hamil ibumu ya begitu. Cuma bapak aneh aja, padahal dulu pas hamil kamu, ibumu sampai nggak mau ditinggal bapak sedetik aja, beda sama yang sekarang."

Aku tertawa kecil, ternyata aku sudah binal sejak dalam janin. "Hahaha, mungkin yang sekarang nurun ke bapak mukanya."

"Jangan lah Nan, kasian."

Aku mengernyit. "Kenapa kasian pak? Kan bapak ganteng, banyak yang suka pula. Jangan merendah untuk meroket pak, nanti betulan nggak ada yang suka tau rasa."

"Tau dari mana kamu bapak banyak yang suka? Sok tau."

Tau lah pak, kan Adnan salah satunya.

Aku mulai membawa alur pembicaraan ke arah yang sedikit intim. "Jadi selama ini bapak ngapain?"

"Apanya?"

Aku memberi kode dengan jariku. "Ini pak."

Bapak manyun sebal, aku tau dia bercanda. "Ya bapak kocok sendiri Nan."

"Yakin nggak sama yang lain?"

Bapak menggeleng. "Nggak berani bapak Nan, bapak lebih baik nahan dari pada harus kehilangan ibu kamu cuma gara-gara nafsu semata."

Aku memberengut. "Emang enak pak ngocok sendiri?"

"Nggak seenak main sama ibu kamu," jawab bapak sekenanya, dia terlihat mau memejamkan matanya. Namun, aku tidak bodoh saat perutku merasakan sesuatu mengeras. Kontol bapak ngaceng!

Karena kadung nafsu akhirnya aku bertanya dengan frontal. "Enak mana ngocok senditi atau dikocokin Adnan pak?"

Bapak hanya diam, tubuhnya mematung tapi matanya menatapku intens. Kediaman bapak membuat aku tau jawabannya. Pelan, tanganku terulur mendekati gundukan kontol bapak yang tertutupi sarung. Aku tidak peduli kalau dia marah, toh sudah diluputi nafsu juga. Namun, ternyata bapak hanya diam seakan memberiku lampu hijau untuk memanjakan kontolnya.

Ketika tanganku meraba gundukan kontol bapak yang sekarang sudah seperti tenda, aku menyadari ternyata bapak tidak memakai apapun selain sarung. "Bapak nggak pake kolor?"

Bapak menggeleng pelan, dia memejankan matanya dan mengigit kecil bibir bawahnya yang padat saat tanganku menggelitik area kontolnya yang tertutupi sarung. Seksi sekali...

"Pak, karena permintaan Adnan untuk punya adik lagi bapak jadi nggak bisa minta jatah sama ibu. Jadi, biarin Adnan kocokin kontol bapak sebagai bentuk tanggung jawab Adnan ke bapak ya pak? Anggap aja tangan Adnan ini tangannya ibu waktu muda, mirip kan?"

Kocoknya pake mulut tapi pak, enak lhoo...

Bapak mendesah, dia mengangguk kecil.  Menanggapi itu, aku langsung berpindah posisi berada di atas bapak yang terlentang. Sarung bapak kusingkap hingga terpampanglah sebuah benda pusaka yang amat begitu tebal, panjang dan dihiasi urat-urat, kontol bapak yang berotot. Warnanya yang agak coklat dipadukan dengan kepalanya yang seperti jamur dan berwarna sedikit keungu-unguan membuat libidoku naik sampai ke ubun-ubun.

Lubang kencing bapak nampak mengguyurkan banyak sekali precum, aku sangat tergoda untuk mencicipi cairan itu. Melihat bapak yang menutupi matanya dengan satu tangannya sendiri, membuat sebelah keteknya terlihat dan membuat bapak begitu sangat seksi.

"Pak, bapak nikmatin aja ya? Apapun yang Adnan lakuin bapak tutup mata aja."

Bapak mengangguk, dia mengambil bantal dan menutupi matanya sendiri. Bapak seperti tidak mau melihat anaknya memanjakan kontol perkasa miliknya.

Tenang pak, nikmatin. Adnan akan puasin kontol tempat Adnan dulu berada, ini rumah Adnan sebelum lahir pak.

Melihat itu, aku langsung tancap gas. Tak perlu basa-basi dengan mengocok. Mulutku sudah siap merasakan enaknya daging tebal pemuas segala lubang ini.

Pelan lidaku kujulurkan untuk menyentuh area lubang kencing bapak yang dipenuhi precum.

"Oughhhh..." erang bapak saat lidaku menggelitik lubang kontolnya. Rasa precum bapak jutaan kali lebih enak dari milik om Sapto. Bapak sepertinya tau kalau lidahku sedang bermain memutari kepala kontolnya, tapi dia tidak sedikitpun terlihat mau menolak. Mungkin sudah kepalang sange.

"Enak kan pak?"

Aku lanjut menjilat batang kontol bapak yang dihiasi urat-urat hijau yang begitu menggoda. Setiap kali lidahku menggelitiki area itu, bapak menggelinjang seperti cacing kepanasan.

"Hoaughhhhh...."

Puas dengan area ini kontol jumbo bapak, aku berpindah menyedot dua bola kembar berisi pejuh kental milik bapak.

"Hashh... Jangan Nan, ngilu."

Aku berhenti, aku tidak mau memaksakan kalau bapak tidak suka. Bisa-bisa kesempatanku hilang seketika nantinya.

Mataku menatap berapi-api ke arah kontol bapak. Bibirku kubentuk huruf o supaya bisa melahap daging tebal itu. Pelan, kontol bapak masuk ke dalam mulutku dibarengi dengan suara keenakan bapak yang terdengar seksi.

"Arghhhhh...."

Aku berusaha sedalam mungkin memasukan kontol bapak ke mulutku. Tapi aku gagal, mulutku hanya muat sampai leher kontol bapak. Kontolnya terlalu tebal, sedangkan diameter mulutku kalah jauh dari tebal kontol bapak. Bisa-bisa mulutku robek kalau dipaksakan.

"Rghh, khonthol bpahkkh gdee..." kataku sambil memaju mundurkan kepalaku walau hanya bisa melahap kontol bapak dari kepala sampai leher kontonya.

Mungkin karena sudah lama tidak merasakan jepitan mulut dan lubang kenikmatan. Baru limat menit aku menyepong kontol bapak, dia sudah mau sampai. Hal ini terlihat dari bagaimana kontol bapak kembang kempis.

"Ahhhhhhhh...."

Crot... Crot... Crot...

Aku menyempitkan bibirku saat menerima cairan hangat dari kontol bapak. Bapak menembakkan pejuhnya belasan kali di mulutku. Pejuhnya sampai meleber karena mulutku tak mampu menampung semua itu.

Saat pejuh bapak terasa amat nikmat mengisi mulutku. Mataku memutih karena ternyata aku juga crot tanpa melakukan apapun. Pejuh bapak sudah cukup menjadi alasan aku untuk bisa crot.

Lelehan pejuh nikmat itu kutelan habis, kontol bapak yang tadi tegang mulai melemas dan meneteskan lelehan pejuh yang meleber tadi. Melihat itu tentu aku tidak tinggal diam, kujilati sampai habis dam kembali kulahap kontol bapak supaya bersih dari pejuhnya. Tak lupa aku mengempotkan bibirku membuat si empunya kontol menggeram linu.

Puas, aku kemudiam mencium selangkangan bapak. Rasanya masih belum cukup, aku ingin dientot oleh kontol bapak yang hanya bisa kuhisap sampai leher kontolnya ini. Aku yakin pantatku bisa memuaskan benda pusaka bapakku sampai pangkalnya.

Namun, ketika asik menciumi bulu selangkangan bapak yang berbau jantan khas seorang pria. Daguku dibuat mendongkak dengan kasar, aku melihat tatapan kekecewaan dari sorot mata bapak.

"Nan, kamu homo?"

***

Konflik, siapa suka konflik? Aku double up karena lagi mood banget! Ceritaku ini baru banget tapi udah bisa masuk rank 1 di beberapa kategori bahkan ngalahin cerita favorit aku dengan tema yang sama yaitu bapak-anak. Huhuhu, makasih ya guys.

Nextnya aku up kalau vote sudah memenuhi kriteriaku ya, jangan lupa follow dan komen terus biar aku semangat ❤

P.s Banyak yg nanya apa akunku yg asli, aku no komen ya guys karena di akun sana aku alim dan tulisanku juga rerata tentang spiritual romance jadi mohon pengertiannya hehehhe.








Continue Reading

You'll Also Like

717K 17.5K 54
"Real lifeမှာ စကေးကြမ်းလွန်းတဲ့ စနိုက်ကြော်ဆိုတာမရှိဘူး ပျော်ဝင်သွားတဲ့ယောကျာ်းဆိုတာပဲရှိတယ်" "ခေါင်းလေးပဲညိတ်ပေး Bae မင်းငြီးငွေ့ရလောက်အောင်အထိ ငါချ...
156K 2.4K 28
Rajveer is not in love with Prachi and wants to take revenge from her . He knows she is a virgin and is very peculiar that nobody touches her. Prachi...
702K 27.2K 75
Lilly found an egg on a hiking trip. Nothing abnormal on that, right? Except the egg was four times bigger than supposedly the biggest egg in the wor...
3.2M 204K 90
What will happen when an innocent girl gets trapped in the clutches of a devil mafia? This is the story of Rishabh and Anokhi. Anokhi's life is as...