27 MEI 2022
YEOROBUNN ANNYEONG 🤸
BII DATENG LAGIIII NIH🕊️🕊️
APA KABAR HARI INI?
KAMU MASIH STAY KAN?
JAM BERAPA KAMU BACA CERITA INI?
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YA.
LET'S GO!!
-HAPPY READING-
Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Tapi mata Utara masih fokus pada laptop di depannya. Jari jemarinya juga terus menari di atas keyboard mencari dan menyelesaikan sesuatu di dalam sana.
Jujur sudah lama sekali dia tidak serius mengasah otaknya tentang pekerjaan yang menyangkut perusahaan. Oleh karena itu dia butuh bantuan seseorang yang mungkin mengerti dengan pekerjaannya kali ini.
Triing
Mendengar ponselnya berbunyi Utara spontan menatap layar ponselnya.
Althario is calling 📞
Tanpa basa-basi cowok itu langsung menerima panggilan dari sahabat dekatnya itu.
"Hm?" Sahabatnya itu bergumam dengan malas.
Sudah dapat di pastikan Utara berhasil mengganggunya malam ini. Althar adalah orang yang cukup sibuk di usianya saat ini karena membantu orang tuanya mengurus perusahaan. Tapi tentu saja cowok dari SMA Exsa Dirgantara itu benar-benar bisa diandalkan oleh Utara.
Utara segera memasang earphone bluetooth di telinganya kemudian langsung berbicara serius dengan Althar.
"Bantu gue," kata Utara langsung ke inti.
***
Pukul 00:15 WIB.
Utara merenggangkan tubuhnya masih di depan laptopnya. Cowok itu menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi sambil menatap hasil pekerjaannya yang baru saja rampung.
Gue benci ini. Batin cowok itu.
Mata Utara memindai kamarnya yang sudah dia tempati selama 5 tahun terakhir ini.
Semenjak dia tinggal di rumah kakeknya, dia sudah tidak berurusan lagi dengan urusan perusahaan. Utara hanya tertarik dengan mimpinya sendiri. Mimpi yang sedari kecil dia inginkan untuk jadi kenyataan.
Kemudian cowok itu menatap dua bendera besar di kamarnya. Bendera merah putih lambang negara Republik Indonesia.
Dan satu bendera yang sangat gagah berlogo khusus dari salah satu pasukan super elit dari TNI Angkatan Laut.
Detasemen Jalamangkara.
Ya!
Seorang Utara Rezvan Altezza ingin menjadi abdi Negara.
Dia ingin mengikuti jejak sang kakek.
Tapi pertanyaannya. Dalam kondisinya saat ini apakah dia masih bisa menggapai itu semua? Utara pun tidak tahu. Saat ini, rasanya banyak sekali beban yang harus dia tanggung sendirian tanpa tahu dia harus berbagi dengan siapa.
Cowok itu sejenak memejamkan matanya.
Hingga tak lama kemudian dering ponselnya kembali terdengar. Cowok itu langsung menghubungkan panggilannya tanpa melihat siapa nama si pemanggil.
"Hm." Utara bergumam sambil masih terpejam.
"Hallo."
Mendegar itu Utara spontan membuka matanya.
Syaira?
"Uta maaf, apa aku ganggu?"
Ya ini benar suara Syaira. Utara langsung menegakkan tubuhnya untuk menjawab seruan dari Syaira.
"Gak, kenapa?" tanya Utara.
"Aku kira kamu udah tidur. Maaf ya telepon jam segini. Soalnya aku chat kamu, gak kamu bales."
Dahi Utara mengernyit. Cowok itu langsung membuka ponselnya untuk memastikan perkataan Syaira. Tapi benar saja. Ternyata Syaira sudah mengiriminya pesan sedari tadi tanpa dia sadari saking sibuknya.
"Uta kamu masih di sana?"
"Hm." Utara berdehem.
"Karena aku takut bikin kesalahan besok pas di sekolah makanya aku mau mastiin dulu ke kamu," kata Syaira di seberang sana.
Utara hanya diam mendengarkan.
"Menurut kamu, siapa aja yang boleh tahu kita pacaran?"
"Siapapun," jawab Utara langsung.
"Termasuk teman-teman kamu?"
"Ya."
"Bilang pacarannya pura-pura atau gimana?"
"Jangan."
"Ke Gisa sahabat aku juga gak boleh jujur?"
"Hm."
"Kalau ke Ruby?"
Utara mengerutkan dahinya mendengar ucapan Syaira. Cowok itu langsung menutup laptopnya dan beranjak dari meja belajarnya untuk berpindah ke kasurnya. Tak lama cowok itu langsung bertanya. "Who's that?"
"My cat." Syaira menjawab.
Utara terdiam. Lalu menyugarkan rambutnya sambil menghela napasnya lelah.
"Terserah lo."
Terdengar Syaira langsung terkekeh pelan.
"Oke itu aja yang mau aku tanyain. Bye-"
"Tunggu!" Utara memotong.
"Ya? kenapa?"
"Gerak gerik kita mungkin bakal di awasin," kata Utara memberitahu.
"Sumpah! Sampe segitunya?" Syaira terkejut.
"Hm. Jadi gue harap lo hati-hati mulai sekarang. Kalau ada apa-apa langsung bilang ke gue," ujar Utara.
Syaira tak menyaut untuk beberapa waktu membuat Utara perlu memastikan sambungan teleponnya masih terhubung atau tidak.
"Hm." Utara berdehem untuk memanggil
"Aaa iya siap!" saut cewek itu dengan cepat.
Setelah itu tidak ada percakapan penting lagi di antara keduanya. Syaira juga langsung berpamitan untuk segera tidur.
Hal serupa juga dilakukan oleh Utara yang langsung mematikan data selulernya setelah panggilannya terputus.
Tangan cowok itu kini bergerak menarik laci nakas di samping tempat tidurnya.
Dia mengambil sebuah botol berisi beberapa pil berwarna putih di dalamnya. Lalu tak lama kemudian Utara meneguk pil tersebut hingga tandas sebelum akhirnya memilih berbaring untuk mengistirahatkan tubuhnya.
Lo tetap aja payah, Ta.
***
Senin, 14 Januari. Kantin SMA Nobel.
"Jenis kelamin perempuan. Tinggi sekitar 163 cm. Bola mata berwarna coklat. Rambut hitam panjang. Kulit putih dan senyum semanis garam."
"Gula!" koreksi Gian pada Ivan.
Ivan terkekeh sambil terus memantau ponselnya.
"Target masih belum terlihat." Jonny melapor setelah mendengar ciri-ciri targetnya dari Ivan.
"Fokus." Tambah Gian.
Cowok dengan topi terbalik di kepalanya itu tengah menatap lekat-lekat pintu masuk kantin menggunakan teropong yang dia curi dari adiknya Jonny kemarin.
"TARGET DATANG TARGET DATANG!!" Ivan berteriak dengan heboh. Cowok itu baru saja mendapat pesan dari informan terpercayanya. Gisa.
"STAND BY!" seru Jonny mengubah posisinya menjadi berdiri tegak.
Gian semakin memelototkan matanya kelewat fokus. Hingga..
1
2
3
Brak!
"NENG SYAIRAAAA!!!" Teriak Jonny dan Gian berbarengan.
Utara yang sedari tadi sibuk bermain game dengan Ravin langsung menoleh.
Tadinya dia ingin mengabaikan kegilaan teman-temannya. Tapi setelah melihat Jonny langsung berlari ke arah Syaira. Dirinya jadi refleks langsung ikut memusatkan perhatiannya pada cewek itu.
Utara menatap Syaira. Cewek itu terlihat bingung karena Jonny langsung menariknya ke meja yang sedang dia tempati sekarang.
"Naahh!! Intrograsi siap dimulai." Jonny terus tertawa sambil mendudukan Syaira di depan Utara.
Cewek itu di apit oleh Gian dan Jonny. Sementara Utara duduk di tengah-tengah Ravin dan Ivan berhadapan dengan Syaira.
"I-ini kenapa ya?" tanya Syaira menggaruk tengkuknya menatap cowok-cowok di sekelilingnya dengan bingung.
"Bukan apa-apa. Kita cuma mau kenal lebih deket, Ra," ujar Ivan sambil tertawa.
Jonny menyodorkan botol aquanya yang dia jadikan sebagai microphone pada Syaira.
"Nama lengkapnya cantik?" tanya Jonny.
Syaira mengerjap beberapa kali.
"Gak usah dijawab." Utara merespon terlebih dahulu. Cowok itu sama sekali tidak mengalihkan perhatiannya pada Syaira sedari tadi.
"Yeehhh sia mah, Ta!" [Yeehhh lo mah, Ta!] Eluh Gian.
"Cicing heula naha, Ta. Sia teu nyaho apa aing geus penasaran ti kamari." [Diem dulu napa, Ta. Lo gak tahu apa kalau gue udah penasaran dari kemaren] Gian menambahkan.
"Kalian buat dia gak nyaman." Utara memberikan tatapan peringatannya pada teman-temannya.
"Lo gak nyaman, Ra?" tanya Ivan memastikan.
"Tenang aja Ra. Gue udah pesenin menu kesukaan lo yang gue tahu dari Gisa kok. Jadi lo gak perlu ngantri dan ribet cari tempat duduk lagi. Okey." Ivan memberitahu.
Syaira lagi-lagi mengerjap. Lalu mengangguk saja.
Utara menghela napasnya. "Pindah. Sini," kata Utara meminta Syaira pindah ke sebelahnya.
"Gue udah punya firasat dia emang lagi cemburu Gi," bisik Jonny pada Gian.
"Gue denger," ujar Utara menatap Jonny membuat teman-temannya tertawa.
Tak lama Syaira sudah bertukar posisi dengan Ravin.
"Lanjut-lanjut!" intruksi Ivan dengan puas.
Jonny masih tertawa lalu melanjutkan aksinya. "Jadi, nama lengkap lo siapa, Ra?"
Syaira menatap Jonny. "Kasyaira Zinnia."
"BEUUHHHH!!!"
"NAMANYA INDAH BANGET COOY!" respon Jonny dan kawan-kawannya langsung heboh.
"Udah berapa lama kenal sama komandan?" lanjut Ivan bertanya menunjuk Utara.
Syaira tampak berpikir sejenak. "Mmmm-lumayan lama."
"BEUUHHHHH!!"
"TERNYATA UDAH LAMA EUUYY!" Teman-teman Utara semakin menjadi-jadi.
"Pada sinting," komentar Ravin yang langsung di timpuk oleh Gian memakai sendok.
Jonny semakin menunjukkan ketertarikannya pada Syaira. "Utara baik kan, Ra? Gak dingin ke lo? Gak jahat? Gak kasar?"
Syaira mengangguk tanpa ragu. "Dia baik kok."
"BEUUHHHH!!" Gian dan Jonny kini memukul-mukul meja dengan antusias.
"AA UTA BAGEUR CEUNAH YA GAES YA!" [AA UTA BAIK KATANYA YA GAES YA] seru Gian
Syaira kembali menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Sementara Utara masih tetap memperhatikan Syaira yang duduk di sampingnya.
Jonny kembali mewawancarai Syaira.
"Gimana rasanya lo jadi pacar pertama dari seorang Utara Rezvan Altezza?" tanya Jonny.
"Secara, kalau kalian pacaran pasti saling sayang kan, eaakk!"
"EAAKK!" Gian berseru geli.
"Kok gue merinding ya?" Ivan bergedik sambil terkekeh.
Syaira langsung menoleh pada Utara.
"Seneng kok," kata Syaira mencoba terlihat sesantai mungkin.
Utara langsung mengalihkan perhatiannya ke depan. Memilih tak ingin berkomentar apapun.
Acting Lo bagus, Ra. Batin cowok itu.
"Kalau lo, Ta?" tanya Ivan kini beralih pada Utara.
"Gimana rasanya punya cewek secantik Syaira?" Tambah Ivan menaik-turunkan kedua alisnya menggoda.
Utara berdecak. Gagal sudah dia ingin menutup mulutnya rapat-rapat hingga acara introgasi unfaedah ini selesai.
Cowok itu menatap sekitarnya untuk memikirkan jawaban apa atas pertanyaan dari Ivan. Tapi tak lama kemudian mata Utara malah tak sengaja bertubrukan dengan seseorang yang duduk di bangku kantin paling pojok.
Gue tahu lo pasti selalu ngawasin gue.
Orang itu menyeringai ke arah Utara.
Fine! Jika memang ini permainan yang orang itu harapkan. Maka Utara akan menunjukkan keseriusannya juga di depan orang itu.
"Ta, woy!" seru Jonny menyadarkan Utara.
"Ivan nanya tuh, gimana rasanya punya cewek secantik Syaira?" tanya Jonny ikut-ikutan menggoda.
Utara kini beralih menatap Syaira setelah melayangkan tatapan dinginnya ke orang di pojokan kantin tadi.
Lihat ini berengsek.
"Gak bisa gue ungkapin. Intinya gue mau dia selalu ada di sisi gue," ujar Utara tampak serius pada Syaira.
"Beneran?" kini Syaira yang bertanya pada Utara.
Utara langsung mengepalkan tangannya di bawah meja. Entah kenapa dia jadi semakin marah.
No. Actually I want to let you go right now.
-BERSAMBUNG-
YEOROBUUNNNNN❤️❤️❤️
GIMANA PART INI? 🤸🤸
UDAH MAKIN MAKIN PENASARAN BELUUMMM???
1 EMOJI UNTUK UTARA
1 EMOJI UNTUK SYAIRA
1 EMOJI UNTUK JONNY
1 EMOJI UNTUK GIAN
1 EMOJI UNTUK RAVIN
1 EMOJI UNTUK IVANDER
1 EMOJI UNTUK GISA
1 EMOJI UNTUK DIRI KAMU SENDIRI
SPAM SEMANGAT DI SINI YAAAA!!!
SPAM LOVE ❤️❤️❤️ DI SINI !!!
SPAM NEXT DI SINI !!! ⚠️
JANGAN LUPA FOLLOW INSTAGRAM
@Sihaasyaherman
@Utararezvanaltezza
@Officialryonix
TIKTOK @Sihaasyaherman
KARYAKARSA @Sihaasyaherman
JANGAN LUPA IKUT PROMOSIIN CERITA UTARA YA HIHIHI 🤸
SAMPAI JUMPA DI BAB SELANJUTNYA🕊️
SEHAT SELALU YA SEMUANYA 🙌
TINGGALKAN JEJAK TERAKHIR DI SINI🔸
👍