UTARA: ES DAN BUNGA TERATAI [...

By Sihhaaa04

1.7M 308K 126K

CERITA MASIH LENGKAP ✅ VERSI NOVEL LEBIH AAARRRGG ✅ ___________________________________ Ini tentang Utara Rez... More

PROLOG
BAB 1. PERMULAAN
BAB 2. DIA LAGI
BAB 4. PERNYATAAN MENGEJUTKAN
BAB 5. MENUNGGU
BAB 6. JAWABAN
BAB 7. PACARNYA KOMANDAN
BAB 8. TEKAD
BAB 9. BAKPAO ISI KACANG IJO
BAB 10. ULAH SYAIRA
BAB 11. ADA APA?
BAB 12. KEJADIAN MASA LALU
BAB 13. PERINGATAN KEMATIAN
BAB 14. BERITA
BAB 15. RUMAH SAKIT
BAB 16. GARIS BATAS
BAB 17. PERGI
BAB 18. UNDANGAN
BAB 19. SESAK
BAB 20. KEBENARAN
BAB 21. RAHASIA BUNGA TERATAI [I]
BAB 22. RAHASIA BUNGA TERATAI [II]
BAB 23. KEPEDULIAN
UTARA VIBES
BAB 24. MENTAL YANG HAMPIR HANCUR
BAB 25. SEMESTA YANG TAK BERHENTI UNTUK BERCANDA
BAB 26. DIA YANG PANTAS TAU
BAB 27. TENTANG DIA YANG MEMILIKI TEMPAT DI HATI UTARA
BAB 28. YANG DI TAKUTKAN
BAB 29. BERANTAKAN
BAB 30. TITIK TEMU
BAB 31. BUNGA YANG TIDAK DIBIARKAN UNTUK LAYU
BAB 32. HARI BAIK
BAB 33. SUNSET DAN SYAIRA
BAB 34. DETIK-DETIK
SEPUTAR NOVEL DAN PO UTA
BAB 35. FAKTA SI TERSANGKA UTAMA
BAB 36. MEMBUANG 'SAMPAH' (END)
RIP 🥀
TERIMA KASIH BANYAK 🖤

BAB 3. TERTARIK?

60.2K 10.8K 5.4K
By Sihhaaa04

19 MARET 2022

ANNYEONG!!!

CISS DULU ✌️

AKHIRNYA BII MUNCUL LAGI KE PERMUKAAN 🦋

CEK JAM BERAPA SAAT KAMU BACA INI!!

GIMANA HARI-HARI KAMU? SURAM?

PUNYA AYANG?

KALAU GAK ADA, TENANG! ADA AYANG UTA NIH

JANGAN LUPA BERI VOTE DAN COMMENT YA TEMAN-TEMAN 😠👊

TEMBUS 4K COMMENT AKU UP BESOK!

-HAPPY READING-

Utara tidak menuntut apa-apa selain minta di obati.

“Mungkin dia merasa bersalah karena kemarin malem dia gak sengaja nabrak aku,” gumam Syaira berbicara pada dirinya sendiri.

Ya benar, malam itu yang bertemu dengan Utara adalah Syaira.

“Bisa jadi. Gue juga heran, dia bahkan tadi gak nunjukin emosinya ke lo,” saut Gisa yang mendengar ucapan Syaira.

“Mungkin karena aku cewek kali ya, jadi  dia gak marah-marah banget?”

“Itu juga bisa jadi.” Gisa mengangguk-angguk.

“Atau jangan-jangan dia suka sama aku ya, Sa?”

“Kalau itu 100% mustahil,” jawab Gisa menoleh pada Syaira.

“Mending lo bangun deh, Ra. Utara Interaksi sama lo aja gak pernah.” Gisa menarik pipi Syaira gemas bukan main.

Syaira tertawa. Benar juga.

“Tapi Ra.. Kok lo bisa ketemu Utara malam itu?” tanya Gisa masih penasaran akan cerita Syaira.

“Aku kan udah bilang, itu gak sengaja.” Syaira menyandarkan punggungnya pada tembok sambil membuka permen karetnya.

Keduanya memang tengah ada di depan kelas mereka sendiri. XII IPA 1, dan kelasnya sedang jam kosong sekarang.

“Malam itu aku abis dari apotek beli obatnya nenek,” kata Syaira mulai bercerita. “Pas aku lagi jalan pulang. Eh gak sengaja ketemu dia."

"Kayanya Utara lagi di kejar sama orang deh, Sa.” Syaira menambahkan lagi.

“Siapa?”

Syaira mengedikkan bahunya. “Gak tahu.”

“Abis itu apa lagi?” tanya Gisa. “Abis nabrak lo, dia ngapain?”

Dia nyuri setengah bakpao aku.

Syaira menggeleng. Kalau Syaira menjawab seperti itu, Syaira yakin Gisa akan terus bertanya lagi dan lagi. Jadi cewek itu memilih mengakhiri pembicaraannya saja.

"Gak ngapa-ngapain. Dia juga langsung pergi gitu aja,” jawab Syaira tak sepenuhnya berbohong.

"Dia gak minta maaf setelah jatohin barang-barang lo?” tanya Gisa.

Syaira menggeleng.

“PANTESAN!” Pekik Gisa gregetan.

“Bener kata lo, si batu itu mungkin sedikit merasa bersalah. Makanya dia gak ngamuk hari ini,” kata Gisa menggebu-gebu memberikan kesimpulan mutlak.

Syaira mengangguk setuju.

“Tapi Ra," ujar Gisa lagi.

“Apa lagi!” pungkas Syaira sedikit gemas.

Gisa menoleh ke kanan dan ke kiri.

"Perasaan gue ko gak enak ya,” kata Gisa. “Bulu kuduk gue ampe merinding nih, Ra. Kaya ada yang merhatiin kita, gitu," tambah cewek dengan bando putih itu menjelaskan.

Alis Syaira berkerut. “Masa, sih?” tanya Syaira.

Cewek yang masih sibuk menguyah permen karet itu akhirnya memilih ikut mengedarkan pandangannya menatap sekitar.

Hingga tepat pada arah jam 12. Mata Syaira tak sengaja bertubrukan dengan sepasang mata tajam yang ternyata memang tengah memperhatikannya dari kejauhan.

Deg!

“Utara,” gumam Syaira.

***

Keesokan harinya...

“Abis ini harus langsung ke apotek buat beli obat nenek lagi, terus pulang deh,” kata Syaira tersenyum semeringah pada dirinya sendiri.

Cewek itu baru saja melangkahkan kakinya keluar dari toko setelah jam kerjanya selesai.

Sudah hampir 2 tahun ini Syaira bekerja sampingan sebagai kasir di sebuah toko roti. Jam kerjanya di mulai sejak pulang sekolah dan berakhir jam 21:00 WIB.

Tapi berbeda jika hari libur, waktu bekerjanya akan lebih lama karena di mulai dari jam 8 pagi.

Baru saja Syaira hendak menyebrangi jalan. Sebuah motor berwarna merah tiba-tiba berhenti di depannya. Dahi Syaira berkerut. Menatap heran orang itu.

Siapa?

Di saat sang pengendara melepas helm dan menurunkan kain penutup wajahnya. Di sanalah mata Syaira lagi-lagi melotot tak percaya.

Kok dia bisa ada di sini?!

“Kamu masih mau minta pertanggungjawaban aku lagi, ya?” tanya Syaira pada orang itu.

Bukannya menjawab. Cowok yang masih duduk di atas motornya itu tiba-tiba menarik sebuah pulpen yang ada di saku Syaira lalu menarik tangan kanan cewek itu.

Menulis deretan angka yang Syaira yakini adalah nomor ponsel

“Hubungin gue.”

Di samping dirinya yang terkejut, Syaira langsung menggaruk kepalanya karena terlalu bingung. “A-apa.. Apa maksudnya?”

Utara mengangkat wajahnya, menatap Syaira.

Glek!

Syaira lagi-lagi meneguk ludahnya karena tatapan itu.

“Gue bilang, hubungin gue,” kata Utara datar mengulangi kata-katanya.

Syaira mengerjap beberapa kali. “Iya, tapi kenapa?” tanya Syaira. “Apa alesannya?”

“Gue paling gak suka di tanya alesannya.”

Ketika Syaira hendak membuka suaranya lagi, Utara sudah lebih dulu melajukan motornya lagi meninggalkan Syaira seorang.

Lagi-lagi seperti itu. Datang dan menghilang seenaknya.

Sebenarnya dia kenapa si?

***

"Akhirnya balik juga,” kata Ivan ketika melihat kehadiran Utara.

"Thanks." Utara melemparkan kunci motor milik Ivan yang langsung ditangkap dengan sigap oleh cowok itu.

"Yoi."

Utara kini berjalan ke arah Bang Juan yang sedang memperbaiki motor miliknya. Bang Juan adalah pemilik bengkel ini. Bengkel yang menjadi tempatnya menghabiskan waktu bersama teman-temannya.

“Belum selesai?” tanya Utara.

“Dikit lagi,” jawab Bang Juan. “Lagian ini kenapa si, Ta. Ampe lecet-lecet begini nih motor.”

“Jatoh," saut Utara dengan singkat.

“Iya kenapa bisa jatoh?” tanya Bang Juan menatap Utara heran.

“Ya jatoh aja.”

Bang Juan berdecak mendengar jawaban Utara. “Terserah sia weh Ta ah,” kata Bang Juan membuat Ivan tertawa.

Malam ini hanya ada Bang Juan, dirinya dan Ivan saja di tempat ini.

“Thaa Bakso nih twa, inhi gwa beli 3 bhungkhus di baphaknywa si Gian.” Ivan kini menguyah baksonya hingga mulutnya penuh, dan menawarkannya pada Utara.

Karena Ivan sengaja membelikannya, akhirnya Utara beranjak dari tempatnya lalu duduk di depan cowok itu untuk melahap bakso Pak Sholeh. Bakso buatan ayahnya Gian. Jadi bisa dibilang Gian itu anak juragan bakso pengkolan.

“Bhakso Phak sholehh emhang gwak pernahh gwagwal.”

Utara menatap Ivan. “Kalau makan gak usah sambil ngomong," kata Utara mengingatkan.

Ivan tertawa. Cowok itu lalu membuka mulutnya untuk menyerut kuah bakso, namun..

"URAAA!"

Uhuk!

"Bangs*t Jonny!" Umpat Ivan keras.

"Kalau muncul ngomong dulu anjir!" Ivan menggetok kepala Jonny karena cowok itu muncul dengan tiba-tiba dan menepuk bahunya untuk mengagetkannya.

"Maaf sahabat. Saya sengaja membuat anda mati dengan cepat," Jawab Jonny.

Kini Ivan menendang kaki Jonny. "Goblok! Ngapain lagi lo ke sini, hah?"

Jonny tampang berpikir sesaat, dia juga lupa tadi mau ngapain.

"Aaaa!!" pekik Jonny seperti ada lampu pijar di atas kepalanya.

Cowok itu menatap kotak bekal yang ada di tangannya lalu menaruhnya di atas meja.

"Nasi goreng ceplok telor mata anjing untuk Utara," kata Jonny.

"Anjing kaga bertelor!" tungkas Ivan. "Balik lagi ke SD lo!" Tambahnya.

Jonny tertawa. "Udah pokoknya ini buat lo Ta dari nyokap gu---" kata-kata Jonny menggantung ketika melihat bakso di depan Utara.

"Kok lo udah makan bakso si Ta!"

"Dari dia," kata Utara lempeng sambil menunjuk Ivan.

"Terus nasi goreng buatan nyokap gue, ottoke??" tanya Jonny melas.

"Tenang aja, ada gue!" serobot Ivan. "Perut gue elastis, masih muat banyak."

Jonny melemas, cowok itu dengan terpaksa memberikannya untuk Ivan. Padahal nasi goreng ini sudah disiapkan oleh mamanya dengan hati yang berbunga-bunga untuk Utara seorang.

Sahabatnya ini berhasil memincut hati mamanya karena wajah Utara yang tampan dan sangat cool. Dasar emak-emak gaol.

"Bilangin ke nyokap lo jangan selalu ngasih makanan," kata Utara pada Jonny.

Jonny mendesah. "Gue juga udah bilang gitu. Tapi dia selalu jawab gini..

'Kamu ini Jonny Jonny ~~~ kasihan Utara Jon! Gak ada yang ngurus. Kalau dia kelaparan dan kekurangan gizi gimana! Mama mau deh, jadiin dia anak angkat mama. Jadi papa tiri kamu juga boleh'

gitu anying!" kata Jonny memperagakan cara bicara mamanya yang selalu terngiang-ngiang di otaknya.

"Gue aja! Bilangin ke tante Lala, gue mau jadi anak angkatnya! jadi bapak Lo juga gue mau!" kata Ivan menepuk-nepuk dadanya.

Jonny berdecak. "Gak ah, lo makannya maruk. Bangkrut nyokap gue," balas Jonny.

Utara hanya diam mendengarkan pembicaraan teman-temannya yang kadang memang tidak berfaedah sama sekali. Cowok itu kemudian meneguk minumannya hingga tandas sebelum akhirnya Ivan kembali berbicara padanya.

"Ngomong-ngomong lo balik ke rumah kan Ta? Jangan tidur di bengkel terus, banyak nyamuk tahu. Kena demam berdarah tahu rasa lo," kata Ivan memperingati.

"Tidur di rumah gue juga gak masalah, mama gue pasti seneng," ucap Jonny sambil menghisap vape-nya.

"Bohong jangan! Bisa-bisa si Utara diterkam tante lala," ucap Ivan ngeri.

"Gue balik abis ini," kata Utara menanggapi.

Jonny dan Ivan langsung mengangguk mengerti. Di antara Utara, Jonny, Ivan, Ravin, dan Gian. Hanya Utaralah yang memiliki kehidupan lain di antara mereka.

Jadi wajar kalau bahkan Tante Lala saja jadi sedikit memperhatikannya.

Di saat Utara hendak melanjutkan makannya. Tiba-tiba..

Triingg!!

Suara dering ponsel terdengar membuat perhatian Utara langsung teralihkan.

Cowok itu merogoh ponselnya di saku celana, lalu melihat layar ponselnya yang menampilkan nama si pemanggil.

Black is calling..

Melihat itu Utara langsung menoleh pada Ivan dan Jonny. Keduanya masih terlihat asik mengobrol dan tidak sedang memperhatikannya.

Tak ingin basa-basi. Cowok itu bangkit dari tempat duduknya, dan berjalan sedikit menjauh dari bengkel untuk menerima panggilan.

"Hallo."

"Tuan."

-BERSAMBUNG-

HEEEMMMMMM 🤤

BII BAKALAN MUNCUL SETIAP MALAM MINGGU YAW. UPDATE BISA LEBIH CEPAT KALAU KESIBUKAN BII SEDIKIT LONGGAR 👌

GIMANA BAB INI?✅

ADA YANG PENASARAN DENGAN UTA YANG SEBENARNYA?? 🤐

SATU EMOJI UNTUK UTA?

SATU EMOJI UNTUK KASYAIRA?

SATU EMOJI UNTUK IVANDER?

SATU EMOJI UNTUK AYANG JONNY?

SATU EMOJI BII 😎

PERJALANAN KITA MASIH SANGAT PANJANG, SEMOGA KAMU KUAT MENTAL YA.

BII MAU LIHAT ANTUSIAS KALIAN DENGAN SPAM LOVE DI SINI!❤️❤️❤️❤️❤️❤️

SPAM NEXT CEPAT!!!! 🔽🔽

SPAM 🙌🙌🙌🙌🙌🙌🙌🙌🙌🙌

JANGAN LUPA UNTUK IKUT PROMOSIIN CERITA UTA YA BESTIE

JANGAN LUPA FOLLOW INSTAGRAM DI BAWAH INI UNTUK MENDAPATKAN INFO TERUPDATE

@Sihaasyaherman
@Utararzvn

TIKTOK @Sihaasyaherman

WATTPAD @Sihhaaa04

TWITTER @Sihaasyaherman

SEMOGA KALIAN SELALU SEHAT YA🤍🤍

SAMPAI JUMPA DI BAB SELANJUTNYA👋

TINGGALKAN JEJAK TERAKHIR DI SINI! 😠

Continue Reading

You'll Also Like

6.5M 277K 59
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
308K 22.9K 34
Namanya Camelia Anjani. Seorang mahasiswi fakultas psikologi yang sedang giat-giatnya menyelesaikan tugas akhir dalam masa perkuliahan. Siapa sangka...
412K 44.8K 21
( On Going + Revisi ) ________________ Louise Wang -- Bocah manja nan polos berusia 13 tahun. Si bungsu pecinta susu strawberry, dan akan mengaum lay...
405K 14.5K 30
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...