"Nat, lo ngehindarin gue?"
Nata menghela napas kemudian menatap Jihoon, "Enggak, kak." jawabnya.
"Gue ada salah sama lo, ya?" tanya Jihoon lagi.
Nata menggeleng.
"Lo ngehindar, Nat." Jihoon memegang pundak Nata.
"Lo udah kasih sinyal nya kak." sahut Nata dingin.
"Maksud lo?" alis Jihoon bertaut.
"Sinyal maju atau mundur." sahur Nata lagi.
"Gue makin gak ngerti deh sama jalan pembicaraan lo, jelasin Nat." pinta Jihoon.
"Kak, gue dekat sama lo enggak sebentar, gue kalo ada apa apa, lo nyaris jadi orang pertama yang gue cari, dari hal penting sampai hal yang enggak penting." ucap Nata serius.
Jihoon menyimak omongan cewek itu.
"Gue anggap lo lebih dari temen ataupun kakak, tapi nyatanya lo cuman anggap gue temen doang kan, kak? Jadi gue mau mundur aja."
"Mundur, maksud lo?"
Nata mendongak untuk menahan air matanya, kemudian dia meremas kuat kuat ujung bajunya untuk menetralkan perasaannya yang berkecamuh.
"Enggak papa, intinya lo cuman anggap gue temen, sedangkan gue mau berharap lebih diantara kita, tapi udahlah, gak usah dipikirin, kak, gue mau berenti suka sama lo."
"Nat?" Jihoon menatap Nata lamat lamat, benar benar tak menyangka tentang apa yang baru saja ia dengar.
"Gak papa." Nata menganggukkan kepalanya.
"Maaf udah suka sama lo, kak, harusnya gue bisa kontrol perasaan gue dan sadar kalo kita cuman temen." Nata memaksakan sebuah senyum.
Jihoon benar benar bungkam, tidak tahu harus bereaksi kayak apa.
"Gue duluan." pamit Nata, kemudian berlalu meninggalkan Jihoon yang masih mematung ditempatnya.
•••
20.15
Acara makan malam kecil kecilan di rumah Mama Ital dan papa Jong.
"Hyunsuk setuju sama perjodohannya?" tanya mama Tiff.
Hyunsuk tidak langsung menjawab, ia melirik kearah Nata, namun yang dilirik jiwanya nampak sedang berada ditempat lain.
"Setuju dong, ya kan Cuk?" papa Jong yang menyahut.
Alis Hyunsuk terangkat sambil melirik kearah papanya, kemudian ia menggeleng, "Belum tau." jawab Hyunsuk ragu.
"Kalo Nata gimana? Setuju, Nat?" giliran Nata yang ditanyai oleh mama Ital.
Tapi jiwa Nata benar benar tidak disini, telinganya seakan tuli dengan obrolan yang ada disekitar, dalam pikirannya hanya ada Jihoon, Jihoon, Jihoon beserta kejadian antara dia dan Jihoon beberapa jam yang lalu.
"Malu banget ngaku suka sama kak Jihoon." batin Nata.
"Nata?" usik mama Ital.
"Eh, iya? Kenapa?" seketika Nata tersadar.
"Kamu ngelamun, mikirin apa?" tanya mama Ital lembut.
Nata tersenyum tipis sambil menggeleng, "Enggak ada apa apa kok." jawabnya.
Nata menoleh kearah Hyunsuk karena ia merasa terperhatikan oleh cowok itu, dan benar saja, Hyunsuk sedang menatapnya terang terangan.
"Apa?" tanya Nata to the point.
"Enggak." Hyunsuk langsung kembali fokus dengan makanannya.
Nata menggidikkan bahu, kemudian ia juga kembali berfokus pada makanannya.
"Dilihat lihat Nata sama Hyunsuk cocok, ya?" celetuk papa Jong tiba tiba.
Bikin Nata hampir keselek garpu.
"Mampus, pasti mau bahas soal jodoh jodohan itu." batin Nata merasa tidak tenang.
"Iya, cocok banget deh kelihatannya." mama Ital menyetujui.
Mama Tiff juga mengiyakannya.
"Langsung nikah ajalah kalian." celetuk mama Ital.
"Ma, istighfar." ucap Hyunsuk langsung.
Mama Ital seketika menahan tawa, "Loh kenapa? Kan bagus, nikah itu penyempurna ibadah loh." ucap mama Ital dengan nada jahil.
Nata hanya diam, walau sebenarnya agak risih dengan obrolan dimeja makan ini.
•••
Sekarang Nata sedang berdua dengan Hyunsuk, disuruh oleh mama Ital dan juga mama Tiff.
Sebenarnya bingung mau kemana, apalagi udah malam begini, mana jalan kaki, jadi mereka cuman pergi ke taman mini yang ada di komplek perumahan ini.
Keduanya saling diam, enggak ada yang mau memulai obrolan.
Lima menit berlalu, keduanya benar benar sibuk dengan handphone masing masing.
"Eh?" tiba tiba Nata bersuara, membuat Hyunsuk menoleh kearahnya.
Tangan Nata terulur kehadapan Hyunsuk, mengajak cowok itu untuk berjabat tangan.
Namun Hyunsuk hanya menatapnya dengan alis bertaut, bingung, sebenarnya apa maksud Nata ini.
"Kerja sama." kata Nata.
"Buat?" Hyunsuk semakin bingung.
"Buat batalin perjodohan kita lah, mau kan? Lo pasti mau dong, ya kan?" Nata menaik turunkan alisnya sambil menatap Hyunsuk.
"Gimana caranya coba?" Hyunsuk seakan sudah pasrah.
"Ya caranya itu nanti kita pikirin bareng bareng, kita harus kerjasama dulu, ini." Nata menatap kearah tangannya, mengisyaratkan Hyunsuk untuk menjabatnya.
"Oke deal, daripada gue berakhir nikah sama lo." Hyunsuk menjabat tangan Nata.
"Gue mah juga ogah nikah sama lo." seru Nata.
Hyunsuk hanya memasang wajah jelek untuk mengejek Nata.
"Lo ada ide gak?" tanya Hyunsuk.
"Bingung juga sih gue, buntu nih." sahut Nata sembari menggoyang goyangkan kakinya.
"Lo sendiri ada ide gak?" tanya Nata balik.
Hyunsuk diam sambil mengetuk dagunya sembari berpikir.
Dua menit berlalu.
"Lo lama banget deh Suk mikirnya, punya otak gak sih." kesal Nata.
"Ya punya! Lo kali yang gak punya." Hyunsuk menyahuti.
Nata mendengus, "Pulang aja gak sih, banyak nyamuk anjir." Nata menggaruk garuk siku nya yang gatal.
"Eh gue ada ide nih." seru Hyunsuk tiba tiba.
"Apa apa?" tanya Nata bersemangat.
"Gimana kalo lo hamil?" jawab Hyunsuk.
"Maksud lo?!" mata Nata membelalak.
"Jadi gini, ceritanya lo hamil diluar nikah gitu, cowoknya siapa kek ntar, jadi otomatis bokap nyokap gue bakal batalin perjodohan nya, beres deh." jawab Hyunsuk enteng.
"Wah anjing." Nata menatap cowok itu dengan rasa jengkel setengah mati.
"Lah? Bener kan gue? Dengan begitu pasti orang tua gue batalin perjodohan nya, terus nyokap lo juga kalo tau lo hamil diluar nikah, pasti malu juga kan kalo misalnya ngotot mau jodohin gue sama lo?" jelas Hyunsuk panjang lebar.
"Otak lo kemana sih, heran gue." Nata menatap Hyunsuk dengan wajah merah padam menahan marah.
"Apa sih? Kan lo yang mau perjodohan nya dibatalin, nah itu caranya." sahut Hyunsuk.
"Sekarang dibalik deh, misalnya elo yang ngehamilin anak orang, mau gak?!"
"Gue kan cowok baik baik, mana mungkin kayak gitu." sahut Hyunsuk sok cool.
"Lo pikir gue cewek gak baik?! Sampai sampai hamil diluar nikah?!" nada bicara Nata meninggi.
"Kan ceritanya doang, Nat."
"Gue gampar ya ginjal lo." Nata melirik Hyunsuk sinis.
"Ngeri ah, lo ngincar organ dalam gue mulu." Hyunsuk memeluk dirinya sendiri, seakan melindungi diri dari Nata.
"Coba mikir yang bener anjir, ya masa gue disuruh pura pura hamil diluar nikah, terus ntar ketahuan kalo bohongan, gimana njir?"
"Yaudah hamil beneran." sahut Hyunsuk enteng.
Nata berdiri, "Lo kalo mau berantem sama gue, bilang!" seru nya.
Hyunsuk tergelak, "Hahahaha, santai mba santai, kalem kalem." katanya menenangkan.
Nata mengatur napasnya, kemudian duduk lagi dengan wajah tertekuk habis habisan.
"Mikir yang bener Choi Hyunsuk." kata Nata dingin.
"Lo aja enggak mikir." sahut Hyunsuk kembali memancing emosi Nata.
"Gue mikir ya! Tapi emang belum nemu ide yang pas, jadi gue belum ngomong, enggak kayak lo!" Nata masih kesal.
"Iya iya iya, santai, gak usah nge gas, diliatin orang, lo gak malu?"
"Emang ada orang?" Nata mengedarkan pandangannya ke sekitar, tempat itu benar benar sepi, "Sepi, anjir." katanya.
"Yaudah, diliatin setan, gak malu?" Hyunsuk mengganti kalimatnya.
"Lo butuh rumah sakit jiwa gak sih?" Nata menatap Hyunsuk prihatin.
Cowok itu tergelak, "Anjir hahaha, sembarangan mulut lo."
•
•
•
To Be Continued
Hallo....
Sorry baru update lagi
Kemaren sibuk maraton T-Map haha.