KING BULLYING [END]

Od IsriNasifah

699K 48K 1.4K

[01] Virgo Fernando Sombong, kasar, dan julukannya di sekolah adalah King Bullying karena Virgo sangat suka m... VĂ­ce

PROLOG
1. Buly
2. Ibu Tiri
3. Hari Buruk
4. Gara-gara Jam
5. Rumah Virgo
6. Tawuran
7. Upacara
8. Hujan
9. Rumah Sakit
10. Jalan-jalan
11. Berangkat Bareng
12. Pingsan
13. Pesta
14. Mama-nya Virgo
15. Virgo Ulang Tahun
16. Ucapan Terimakasih
17. Bekal
18. Bingung
19. Di usir
20. Tinggal bersama
21. Perasaan Virgo
22. Balapan
23. Teror
24. Mereka siapa?
25. Khawatir
26. Diculik
27. Curiga
28. Pelaku?
29. Koma
30. Ternyata
31. Menyerah
32. Kecewa
33. Bersama [Ending]
[Extra Chapter]
[Extra chapter 02]
[PENTING]
squel?

[Extra chapter 03]

11.3K 533 25
Od IsriNasifah

Yang belum follow, silahkan follow dulu.

   Kirana membereskan mainan milik Vicko, ibu dua anak itu segera bersiap untuk menjemput anak sulungnya. Sekarang anak sulungnya itu sudah kelas dua sekolah dasar.

Kirana menggendong bayi berusia lima bulan itu lalu masuk ke-dalam taksi online yang baru saja sampai didepan gerbang rumahnya. Hari ini lumayan panas, Kirana membenarkan topi yang Vicko pakai.

"Mama!"

"Assalamu'alaikum Vino."

"Eh iya lupa, waalaikum sama mama."

"Ayo langsung ke-taksi, panas banget kasihan adek."

Bocah delapan tahun itu mengangguk lalu berjalan mendahului mamanya masuk kedalam taksi. "Bekalnya habis?"

Vino mengangguk semangat. "Habis!"

"Pintarnya, kita kerumah om Varel yuk."

"Mau lihat dedek Ais ya ma?"

"Iya, abang penasaran kan sama dedek nya."

"Banget, dirumah om Varel ada papa kan ma?"

"Iya sayang."

Lima belas menit kemudian, Kirana beserta dua anaknya sampai dirumah Varel. Rumahnya hampir sama besarnya dengan rumah milik Virgo.

"Loh kok nggak bilang kalo mau kesini, kan aku bisa jemput."

"Ngerepotin kamu, mas."

Vino sangat senang melihat anak dari omnya. Akhirnya ia punya adik lagi.

"Vicko tidur?" Tanya Virgo, Kirana mengangguk.

"Tidurin dikamar depan aja, pintunya jangan ditutup biar bisa dipantau," ucap Varel sambil melihat bayi yang tertidur digendongan Kirana.

Saat ini hanya ada Kirana dan Alya saja beserta bayinya, Ais.

"Ternyata melahirkan itu sakit banget ya."

"Tapi bahagia banget, Ais terlahir sehat dan sempurna," lanjut Alya.

Jadi begini ceritanya bagaimana bisa Alya menjadi istri dari Varel. Empat tahun lalu, saat pacar Varel membatalkan pernikahan mereka, Varel sangat terpukul. Laki-laki itu tidak ingin bertemu banyak orang apalagi seorang wanita. Ibunya Varel sangat sedih mengetahui kondisi anaknya, jadi beliau memutuskan untuk menjodohkan Varel dengan anak sahabatnya yang ternyata adalah Alya.

Varel menolak, ia trauma tapi Alya yang memang masih mencintai Varel terus berusaha meyakinkan Varel sampai akhirnya mereka menikah tahun depannya. Tiga tahun menikah barulah mereka dikaruniai seorang anak perempuan yang sangat cantik bernama Khaelina Haaisya Fernando.

Kirana tersenyum senang.

"Alya, nanti Ais sama Vicko sekolahnya bareng dong kan mereka cuma beda lima bulan."

"Wah iya juga ya, duh jadi tenang karena ada nanti Ais ada yang jagain."

"Semoga aja nanti Vicko menjaga Ais seperti adiknya sendiri ya."

"Lah, Vicko nya mana?"

"Dikamar depan."

•••••

"MAMI! SEPEDA AIS MASUK GOT!"

"HUAA MAMI, PAPI! KAK VICKO NAKAL!"

Bocah perempuan itu menjerit-jerit karena sepeda miliknya yang masuk kedalam got depan rumah. Kedua orang tua balita itu keluar dan disusul orang tua bocah laki-laki dan juga kakaknya.

Vicko, bocah laki-laki itu terlihat santai dan tidak merasa bersalah.

"Apasih gitu aja nangis, tinggal diangkat itu sepedanya."

"Vicko kok gitu sih sama dedek Ais?"

"Aku nggak sengaja ma," mata bocah itu mulai berkaca-kaca. Ia takut sang mama akan marah.

"Minta maaf sama dedeknya sekarang!" Ucap Virgo dengan tegas.

Vicko langsung mendekati bocah perempuan yang masih sesegukkan disamping papinya.

"Maafin Vicko ya Ais, tadi Vicko beneran nggak sengaja. Sepeda Vicko remnya blong jadi ya, nabrak sepeda nya Ais sampai masuk got."

"Ayo dimaafin."

Ais menggeleng pelan, bocah itu bahkan enggan menoleh kearah Vicko. Karena Ais tidak mau memaafkannya, Vicko langsung berlari menuju mini market untuk membeli permen dan coklat. Sebagai permintaan maafnya, Vicko rela menghabiskan uang pemberian kakeknya.

"Aku punya permen dan coklat, aku sebenarnya mau kasih ke Ais tapi Ais nggak mau maafin aku, apa permen sama coklatnya aku buang aja ya?"

Mendengar itu bocah perempuan yang tadinya duduk dipangkuan sang papi langsung meloncat turun dan menghampiri Vicko. Ais tersenyum hingga gigi ompongnya terlihat.

"Ais maafin kak Vicko deh, tapi permen sama coklatnya buat Ais ya?"

Vicko tersenyum lalu berlari untuk menyerahkan permen dan coklat itu padaunclenya alias papinya Ais.

"Kok coklat sama permen nya dikasih ke papi sih!"

"Sengaja, biar kamu nggak makan. Coba ngaca, kamu itu ompong kalo makan permen sama coklat nanti ompongnya makin banyak."

Varel tersenyum, dia mengusap lembut rambut Vicko. Dia tau kalau Vicko itu sosok kakak laki-laki yang sangat penyayang tapi ada sedikit gengsi untuk menunjukkannya berbeda lagi dengan kakaknya, si Vino.

Vino akan melakukan apa saja untuk kedua adiknya itu. Bahkan sering kali Vino kena omel papanya karena ia selalu membela adiknya padahal disitu adiknya lah yang salah. Vino sangat dewasa dan jenius. Diumurnya yang masih lima belas tahun, Vino sudah duduk dibangku SMA kelas sebelas. Vino aksel saat SD.

Hari sudah malam, waktunya Virgo beserta keluarganya pulang kerumah. Setelah berpamitan, Virgo melajukan mobilnya dengan kecepatan rata-rata. Memang setiap Minggu atau hari libur keluarga Virgo berkunjung kerumah Varel begitupula sebaliknya.

"Kamu dibelikan sepeda sama om Varel sejak kapan dek?"

"Minggu lalu."

"Beli coklat sama permen pakai uang dari siapa?"

"Kakek."

"Jangan kelamaan main game, nanti mata kamu sakit."

Vicko menaruh ponsel pemberian kakeknya itu didalam tas. Menatap sebal papanya yang sedang menyetir itu.

"Baru juga lima menit."

"Kamu kira papa nggak tau, papa ngawasin kamu dek. Papa tau kamu sering diam-diam masuk ke-ruang kerja papa buat ambil hape."

"Mamaaa," rengek Vicko.

"Adek nggak boleh gitu lagi ya, nggak baik."

"Iya mama. Pa beliin adek skateboard baru dong."

"Emang yang kemarin kenapa skateboardnya?"

"Patah lagi pa, dipatahin temenku, mau minta ganti rugi tapi aku nggak tega marena dia bukan anak orang kaya."

Virgo menggelengkan kepalanya. Tingkah si bungsu dengan si sulung sangatlah berbeda.

"Pakai punya abang aja dek."

"Nggak ah, nanti abang nggak punya skateboard terus nanti aku nggak bisa main sama abang lagi."

"Kan bisa gantian."

"Ih abang nggak peka, aku kan pinginnya skateboard baru."

Kalau sudah gini, Kirana lah yang bertindak. Anak bungsunya ini memang sangat keras kepala seperti papanya. Persis.

"Adek pakai punya abang dulu ya untuk sementara, nanti kita beli yang baru. Tapi ingat jangan dirusak skateboardnya karena itu punya abang. Adek harus bisa jaga barang milik orang lain."

"Iya mamaku sayang."

Malam harinya dikediaman Virgo Family. Suara ribut-ribut mulai terdengar dari mulut si bungsu. Sang papa mengeraskan volume televisi karena malas mendengarkan ucapan Vicko yang sangat tidak masuk akal. Mamanya sedang menyiapkan makan malam, sedangkan Vino masih belajar dikamarnya.

"Mending kamu belajar deh dek, besok sekolah."

"Nanti ah habis makan malam."

Kirana sudah selesai dengan acara masaknya, wanita itu menghampiri suami dan anak bungsunya.

"Adek, tolong panggilin abang Vino, suruh turun makan malam nya sudah siap."

"Oke mama."

Vicko berlari menaiki tangga menuju kamar abangnya.

"Kenapa lagi sih mas?"

Virgo mendekat lalu mengecup bibir Kirana, kemudian mengecup keningnya.

"Adek minta ke Jepang, katanya pingin ketemu Naruto."

Kirana terkekeh, Vicko memang selalu saja membuat papanya pusing dengan permintaan-permintaan anehnya. "Sabar ya mas."

"Sabar banget dong, sayang nanti buat adik untuk Vicko dan Vino yuk."

"NO!" teriak Vicko. Saat sampai ditangga paling bawah, dia mendengar kata yang sangat sensitive untuknya.

"ADEK NGGAK MAU PUNYA ADIK."

Vino tertawa mendengarnya. Virgo mendengus sebal, selalu saja begini.

"Kenapa sih nggak mau punya adik, kan enak kalo punya adik rumah kita jadi tambah ramai."

"Kalo adek punya adik nanti adek nggak jadi adek lagi dong."

Sesudah makan malam, Vicko langsung naik kelantai atas sepetinya masih ngambek. "Abang langsung tidur ya, belajarnya bisa nanti lagi."

"Iya ma."

Virgo menggandeng tangan Kirana lalu diciumnya dua kali. Saat membuka pintu kamar, wajahnya langsung berubah. Diranjang sana ada si bungsu yang sedang bersandar diheadboard.

"Adek nggak kekamar?" Tanya Kirana.

Vicko menggeleng.

"Malam ini dan seterusnya, adek tidur sama mama. Papa tidur sama abang."

"Gak bisa gini dong-"

"Udah mas, kamu turutin aja maunya adek, nanti jadinya ribut lagi. Udah malam ini, waktunya istirahat bukan berdebat."

"Oke-oke, aku tidur sama Vino. Awas ya kamu adek!"

"Papa berani sama aku? Lawan mama dulu," bocah itu mengejek papanya. Ia tau kalau papanya tidak akan menolak jika itu permintaan dari sang mama.

"Salah apa aku ya Tuhan sampai punya anak macam Vicko ini!" Teriak Virgo frustasi.

Pemalang, 25 Februari 2022

°•••°

Masih bocah aja udah nyebelin apa lagi udah gedenya.

Pokračovat ve čtení

Mohlo by se ti lĂ­bit

3.6M 288K 48
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
3M 252K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...
4M 237K 60
[USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menikah di umur yang terbilang masih sangat muda tidak pernah terfikirkan oleh seorang gadis bernama Nanzia anata...
5.3M 624K 56
"Garvin, udah mau belum jadi temen Rubby?" "Lo tanya itu terus, nggak bosen?" "Nggak! Rubby nggak bakal berhenti tanya sampai Garvin mau jadi temen R...