⊹𝘽𝙖𝙘𝙠 𝙩𝙤 𝙁𝙞𝙜𝙝𝙩𝙞𝙣...

By kkyrayyn

10.4K 1.4K 70

─◌✰್ Demon Slayer AU ╰┈➤ ❝ [ 鬼滅の刃 ] ❞ Semuanya telah berakhir, sekarang kami telah berhasil menaklukkan 'sang... More

❝Prolog❞
Bab 1 : GF House
Bab 2 : Awal dari yang kedua
Bab 3 : Kecurigaan
Bab 4 : Kecurigaan #2
Bab 5 : Carol dan Krone
Bab 6 : Latihan m̶e̶l̶a̶r̶i̶k̶a̶n̶ ̶d̶i̶r̶i̶
Bab 7 : Kecurigaan #3
Bab 8 : Kebenaran yang terungkap
Bab 9 : "Bersekutu"
❝Perkenalan❞
Bab 10 : Jebakan yang kentara
Bab 11 : Hancurkan!
Bab 12 : Peninjauan
Bab 13 : Takkan membiarkanmu mati
Bab 14 : Ingatan masa lalu
Bab 15 : Sayōnara Norman
Bab 16 : Kekosongan
Bab 17 : Pembalasan Ray
Bab 18 : Eksekusi Rencana
Bab 19 : Kabur [S1 END]
Bab 20 : Hutan Sumpah
Bab 21 : Hal tak terduga
Bab 23 : Serangan mendadak
Bab 24 : Gadis dan Lelaki bertudung
Bab 25 : Lawan atau Kawan?
Bab 26 : Pemburu Iblis
【 Bab 27 】: Dua Dunia

Bab 22 : Area B06-32

187 35 0
By kkyrayyn


"Baiklah, ayo semua, kita memanjat!"

"YAA!"

"Ayo kita keluar dari sini!" Kata Emma terus memberi semangat pada anak-anak. Dia mulai memanjat pohon perlahan-lahan, diikuti anak-anak lainnya. Pada akhirnya hanya beberapa yang hampir sampai ke puncak, soalnya mereka punya rencana. Yang memanjat duluan adalah Emma, Ray, Kyojurou, Don, Thoma, Lannion, dan Dominic.
Mereka berniat akan membuka jalan keluar dari goa tersebut.

Lalu Emma melihat, akar-akar yang mengikat bangkai hewan tersebut mulai merenggang. Dia teringat salah satu dialog pada novel petualangan Ugo.

“Dindingnya menipis, kita harus kabur, Marvine”

"Semua, bantu aku!" Pekik Emma. Lalu dengan sigap Emma, Kyojurou, Don, Dominic, Thoma, dan Lannion melompat dari batang pohon yang mereka panjat ke akar-akar yang merenggang dan bergantung sampai akarnya putus. Hingga akhirnya jalan keluar permukaan terbuka.

KRAAKK

Di luar goa, ada laut Utara yang nyaris membeku.

Ular-ular pun tertidur karena kedinginan.

Sesuai dialog narator dari Novel, angin dingin yang masuk lewat lubang yang Emma dan kawan-kawan buka. Tapi mereka malah terjatuh lagi ke dasar goa.

"Waa, benar-benar terhenti!!" Ucap Lannion.

"UWAAAAA, disini dingin!!" Pekik Don sambil menggigil.

"Tapi, kita.." Kyojurou sempat terbengong. "KITA BERHASIL!!" Teriaknya kegirangan diikuti Emma dan kawan-kawan.

"Huft, akhirnya kita bisa keluar!" Ucap Mitsuri sedikit terengah-engah. Ia kemudian membantu anak-anak lain untuk keluar dari goa bawah tanah.

Setelah berhasil keluar, Emma memandang buku novel buatan William Minerva di tangannya. ‘Terimakasih, Tuan Minerva. batinnya sambil tersenyum.

Lagi-lagi, sama seperti Ray sebelumnya, dia merasa bahwa mereka semua sedari tadi diawasi oleh seseorang. Emma lalu berlari mengejar "Orang" tersebut namun tidak ada apa-apa dibalik sana.

Tak ada apa pun.. apa itu hanya perasaanku..?
Maka itu membuat Emma semakin waspada dan berusaha melindungi teman-temannya.

"Begitu rupanya, akar ini lemah terhadap udara dingin.." Komentar Alicia sambil mengamati lubang goa akar pohon penghisap darah itu.
"Karenanya, mereka berhenti bergerak, ya?" Kata Yvette.

"Soalnya, disini dingin, ya." Ucap Mark menggigil dan langsung memakai syal miliknya. Anak-anak mengangguk setuju apa yang dikatakannya.

"Iya, lebih dingin ketimbang lokasi awal tempat kita jatuh tadi." Sambung Rossi dan juga memakai syalnya.

"Tak kusangka, suhu tempat ini pun bisa beda sejauh ini. Padahal hutannya masih sama.." kata Shinobu sambil membawa tumpukan syal lalu memakaikannya pada dirinya dan anak-anak lain.

"Iya. Apa mungkin karena cahaya matahari tidak masuk ke sini, ya?" Ucap Anna melihat ke atas langit. Semuanya gelap.

"Tapi meski begitu, ini tetap kelewat dingin!" Sahut Dominic.

"Aneh, aku bertanya-tanya ada apa yang terjadi di dunia ini? Sampai-sampai, hal semacam ini pun tak bisa kita pahami." Tutur Genya heran.

"Tapi masa', sih, jangan-jangan lubang tempat kita jatuh tadi adalah lubang teleportasi?? Dan kita malah merasa berjalan sebentar tapi sebenarnya telah jalan sepanjang puluhan atau bahkan ratusan kilometer? Maka dari itu rotasi bumi dengan matahari jadi berbeda??" Ucap Dominic sambil bergaya heboh di setiap kata-katanya.

"HAHAHAHA! NGAWUR, KAMU!" Semua anak-anak tergelak tawa mendengar kata-kata Dominic yang berhasil menghibur mereka sejenak. Don pun sampai menepuk punggung Dominic cukup keras sambil tertawa puas. Tapi reaksinya (Dominic) malah tertawa.

Tapi Kyojurou tiba-tiba terdiam, dia merasa dirinya aneh. Dia sebenarnya tak mengerti apa yang diucapkan Dominic. Lubang teleportasi? Rotasi bumi dengan matahari?? Lalu kenapa dia ikut tertawa sepuas itu jika tidak tahu?

Tubuhku yang sekarang, aneh.. ucapnya dalam hati sambil memandang tangan dan tubuhnya sendiri.

Dia tak merasakannya sendiri, Shinobu, Mitsuri, Obanai, Muichirou, Genya, maupun Gyomei juga heran dengan apa yang mereka lakukan tadi. Kenapa mereka tertawa? Ah, sudahlah. Meski begitu mereka masih tak menghiraukan.

"Hmmm.. kalau begitu, berarti selama di sekitar kita dingin tanpa tersinari cahaya matahari.. kita takkan lagi jatuh ke bawah tanah karena diserang akar bergerak itu, kan?" Ucap Gilda terus berpikir.

"Mungkin, saja." Sahut Emma.

"Ya, ampun. Syukurlah saat ini musim dingin! Jika tidak, mati kita!" Ucap Don tertawa lega.

"Tidak juga." Kata Nat tiba-tiba. "Konon, tempat goa bawah tanah tadi hanya terbuka di musim dingin saja, lho. Disini tertulis, bahwa Alva pinera ini goa legendaris yang hanya bisa dimasuki saat musim dingin." Sambungnya seraya menunjuk tulisan pada buku yang ia pegang. Lantas Don langsung dibuat bingung dengan pikiran bertanya-tanya sambil berkeringat.

"Hahaha^^ lebih bagus kalau sekarang bukan musim dingin, ya." Gilda tertawa seraya menepuk-nepuk pundak Don lembut.

"Tapi, berkat itu, aku bisa paham. Bahwa dunia luar begini misteriusnya. Serta bisa paham arti buku ini." Kata Emma menjelaskan.

"Jadi ini memang buku petunjuk, ya?" Tanya Don.

"Benar, kok. Buku ini mengajarkan kita berbagai petunjuk cara bertahan hidup di dunia luar yang tersembunyi dalam setiap kisahnya." Sahut Emma.

"Selain itu petunjuknya ada tentang bahayanya, cara mengatasinya, maupun kelemahan musuh?" Kata Muichirou.

"Iya! Lalu.."

"Emma! Ketemu! Ini yang ada di di buku!" Teriak Ray tiba-tiba memotong kata-kata Emma.

"Ng.. Apa ini?" Tanya Nat. "Tanaman?"

"Air." Jawab Ray. Sontak anak-anak terkejut tak percaya.
"Muncul di kisah Ugo, 'kan? Anemon laut yang menyimpan air segar."

"Anemon laut??" Beo Don.
"Masa' sih??" Pekik Obanai tak percaya.

"Lihat saja." Ucap Ray dan langsung mengeluarkan pisau kecil serta toples kosong. Ia merobek tanaman Anemon laut itu dan tiba-tiba keluarlah air dari tanaman tersebut. Air yang mengucur ditampung dengan toples.

"Wahh! Benar-benar keluar air!" Pekik anak-anak merasa kagum.

"Ini tanaman biasa. Anemon laut hanya perumpamaannya. Tapi, jika memang sesuai dengan di buku, air ini pun bisa kita minum. Tanpa perlu sedikit-sedikit pergi ke sungai." Jelas Ray.

"WAAHHH! HOREE!!" Teriak anak-anak bergembira.

"Masalah terbesar kita itu, saat ada di lingkungan yang belum kita kenal adalah soal air.. soalnya kita tidak tahu mana yang bisa dimakan dan mana yang mengandung racun.." kata Shinobu menaruh tangan di dagunya.

"Ya. Makanya kita harus bersyukur bisa dapat informasi soal itu."

Gilda berjalan dan melihat lingkungan sekitar, "Kalau dipikir-pikir, hutan dan serangga itu juga disebut dalam buku itu, kan?" Ucapnya. "Jangan-jangan.."

"Ini buku panduan bertahan hidup di dunia luar?" Lanjut Emma. "Mungkin saja." Sahut Ray. "Kau ingat arti kode Morse ini?"

"Janji." Jawab Emma.

"Buku ini adalah janji yang menghubungkan kita dengan tuan Minerva.." kata Gilda.
"Tuan Minerva melindungi kita, ya?" Kata Don.

"Wah! Aku tersanjung! Kita punya rekan yang bisa diandalkan!" Ucap Mitsuri sambil memegang kedua pipinya dengan merona. Gilda tertawa kecil melihat Mitsuri.

"Dunia luar penuh dengan mara bahaya, tapi kita tidak sendirian. Kita punya keluarga, kita juga punya sekutu." Ucap Emma setelah itu menutup bukunya. "Mari kita berjuang bersama untuk menemui tuan Minerva! Lalu mengumpulkan banyak sekutu, serta menyelamatkan Phil dan yang lainnya!"

"YAA!"

.
.
.
.
.

˚ ༘ ໊ 💌✨ ⋆·˚ ༘ *

"Shinobu? Ada apa?"

Gadis berambut hitam bergradasi ungu itu menoleh ke arah anak laki-laki berambut pirang kemerahan di ujungnya. Dia tersadar bahwa sedari tadi ia melamun.

"Ah, Kyojurou.. aku hanya kepikiran.."

"Kepikiran soal apa?" Tanya Mitsuri yang berada di samping Shinobu.

"Hmmm.. coba panggil yang lain juga, Genya, Muichirou, Obanai, dan Gyomei.." jawabnya lagi.

"Kenapa? Apa ada sesuatu?"

"... Aku jadi kepikiran, apa sebaiknya kita beritahu identitas kita yang sebenarnya?"

"Eh?"

"Apa maksudmu??" Tanya Genya penasaran.

"Begini, apa kita sebaiknya memberitahu mereka, bahwa kita adalah pemburu iblis, kita adalah reinkarnasi dari seseorang yang pernah menjadi pemburu iblis di masa lalu.."

"Ah, kita akan memberitahu siapa diri kita sebenarnya?" Kata Mitsuri sambil mengibas rambutnya.

"Iya, kita beritahu segalanya tentang mereka, ini salah kita. Kita yang masih lemah malah membiarkan iblis-iblis masih berkeliaran di dunia. Hingga jadi seperti ini.." lanjutnya lagi.

"Tapi, apa mereka bakal percaya?" Kata Obanai tiba-tiba. Ia merasa mustahil akan hal itu. "Justru Ray akan mencurigai kita, lho." Sambungnya.

Memang, manusia di dunia mereka saat ini terbagi menjadi dua kubu, yang satu berpihak kepada iblis karena satu hal paling penting yang mengharuskan mereka melakukannya. Yang satu lagi yang memberontak. Seperti Emma dan kawan-kawan saat ini.

Tentang pemburu iblis, itu tidak pernah terpikirkan oleh Emma, Ray maupun Norman.

"... Aku percaya mereka, kok.."

Anak-anak Kisatsutai menoleh pada Kyojurou, mereka sedikit terkejut dengan kata-katanya.

"Kita sudah percaya pada mereka, kan? Kita percaya dunia ini masih berbahaya. Kita percaya saudara-saudari kita tak kembali lagi setelah pergi ke dunia luar.. aku percaya semua itu! Emma tak berbohong!" Ucapnya sambil mengepalkan tangan, kepalanya ditundukkan ke bawah.

"Maka aku yakin, mereka akan percaya pada kita.. kita hanya butuh waktu yang tepat untuk memberitahunya." lanjutnya seketika menatap serius teman-temannya.

Anak-anak itu sempat terdiam, berpikir sejenak, kemudian mereka mengangguk sambil tersenyum.

"Hoi! Kalian ngapain? Ayo, kita lanjut jalan!" Pekik Don memanggil Kyojurou dan teman-teman.

"Ah! Baiklah! Tungguu!!" Sahutnya Lalu segera berlari diikuti teman-temannya.

˚ ༘ ໊ 💌✨ ⋆·˚ ༘ *


"Emma, benar jalannya ke arah sini?" Tanya Don setengah berteriak. "Iya!" Jawab Emma melambaikan tangan.

"..tapi kita sedikit keluar jalur saat berada di bawah tanah.."
Emma lalu mengeluarkan lagi pena pemberian Sister Krone, yang mendapatkannya dari salah satu rekan William Minerva yang bernama Smee.

Emma menarik bagian atas dan bawah pena hingga mentok lalu keluarlah suatu cahaya. Cahaya itu menghasilkan hologram. Bertuliskan B01-14. Lalu dibawah teks tergambar burung hantu Minerva dikelilingi garis yang putus-putus.

"Aku mengerti." Kata Ray yang melihat hologram tersebut. "Itu menunjukkan lokasi kita saat ini, ya?"

"B06-32 dan B01-14 menunjukkan lokasi.. singkatnya koordinat."

"Duh, Ray, jangan buat kita mengerjakan soal matematika di tengah-tengah situasi seperti ini dong.." celetuk Genya yang merasa pusing.

"Ya, itu beda arti, Genya, bukan begitu.." kata Muichirou tiba-tiba.

"Bukan. Angka di kiri ini menunjukkan jarak ke Utara/Selatan, sementara angka di kanan menunjukkan jarak ke Timur/Barat." Jawab Ray menjelaskan.
Kyojurou, Shinobu, Mitsuri, Obanai, Gyomei penasaran dan ikut menyimak.

"Tunggu.. pertama-tama, kita berangkat dari timur laut saat meninggalkan panti.. lalu, karena sekarang kita menuju ke Selatan..
Begini, ya.. Area B06-32.. ke Selatan.. Tepatnya berarti saat ini kita sedang menuju ke arah selatan yang condong ke timur.."

"....."

"Tepat.."

"SERAMM!! BAGAIMANA BISA LANGSUNG MENEBAK DALAM WAKTU SESINGKAT ITU!? SERAM!!" Teriak Emma seperti merasa jijik.

"Aku sama sekali tidak mengerti.." gumam Kyojurou yang bisa didengar Shinobu dan Gyomei disampingnya. Mata mereka masing-masing berkedut.

"Anak-anak itu hebat, tidak seperti kita.." Gumam Obanai. Mitsuri juga merasa takut dengan Ray dan memeluk lengan Obanai dengan erat.

"Ya, wajar aku paham. Soalnya petunjuknya ada sebanyak ini." Balas Ray sambil berkacak pinggang.

"Dengan santainya kau ngomong seperti itu.." gumam Genya diam-diam.

"Oh, iya, saat pertamakali kita melihatnya di panti, hanya tertera angka 00-00 tanpa Alfabet, 'kan, Emma?" Kata Kyojurou tiba-tiba.

"Ah, iya benar." Sahut Emma.

"Begitu rupanya, kalau begitu, sekarang kita ada tepat di timur panti. Karena tadi B01-14, berarti kita malah sedikit kembali lagi ke Utara ketimbang posisi tadi, ya?" Kata Ray. "Lalu? Gimana Emma bisa tahu kalau ini menunjukkan lokasi? Lagipula, kenapa kau bilang kita harus pergi ke B06-32? Kenapa bisa tahu tuan Minerva ada di sana?"

"..."

"Nih, Norman bilang, aku akan paham setelah melihat pulpennya. Dan kalau aku tidak paham cukup kasih lihat pada Ray." Jawab Emma lalu menyilangkan tangannya di dada.

"Singkatnya, Emma tidak paham, ya?" Kata Ray sambil tersenyum menyeringai. "Aku cuma sudah paham sampai setengahnya." Sahut Emma.

"Kalian bagaimana?" Tanya Ray berbalik menghadap Kyojurou dan teman-teman. "Yah, sama seperti Emma." Jawab mereka sedikit memalingkan muka sambil berkeringat.

Lalu Ray menyadari, garis putus-putus membentuk lingkaran pada hologram adalah kode Morse. Ray menerjemahkannya. “Touch Me”. Begitu tulisannya.

Ray menaruh telapak tangannya ke hologram ke gambar burung hantu tadi. Tiba-tiba saja tampilannya berubah. Menjadi logo burung hantu di paling atasnya, dibawahnya terdapat angka 13-18-02. Dibawahnya terdapat semacam kolom dan dibawahnya lagi ada tertera angka 0123456789.

"Aku juga sudah membukanya sampai tahap itu." Kata Emma.

"Yah, Emma sepertinya, lemah dalam hal begini, sih." Kata Ray. Kemudian dia menyadari sesuatu.

"Ah, begitu. Ternyata begitu." Kata Ray tiba-tiba. Emma, Kyojurou dan teman-teman tersentak kaget. "Kau memang bisa paham, ya!?"

"Hei, coba pinjam buku yang satu lagi. Buku mitologi dengan label tanpa kode Morse." Pinta Ray.
"Ah, kalau buku yang itu ada padaku." Kata Muichirou membuka tasnya.

"Itu buku kode untuk pulpen ini!"

"Buku kode?" Beo Emma dan Mitsuri. "Benar. Tuh, disini ada label tanpa kode Morse yang sama dengan buku ini, kan? Singkatnya, kita jadikan buku ini sebagai kunci memecahkan kodenya. Kita akan lanjut ke tahap berikutnya jika memasukkan jawabannya."

"13-18-02 adalah kodenya.. kalau begitu.. berarti halaman 13, baris ke-18, kata ke-2!" Pekik Kyojurou.

Sementara Ray membuka-buka halaman buku, dia menemukan katanya. "Human (Manusia)".

WUNGG

Seketika layarnya berubah lagi. Menjadi sebuah tulisan dalam bahasa Inggris dengan tanda tangan di ujung bawah kiri.

"Jika butuh bantuan, berkunjunglah ke sini. Aku ada di B06-32. William Minerva." Kata Emma membacakan.

"Ini pesan dari tuan Minerva!" Pekik Emma tersenyum lebar. "Aku yakin Norman pasti juga melihat ini!" Kata Shinobu berbinar-binar.

"Lalu, kode dan jawaban berikutnya.. dia memberikan informasi dengan membaginya jadi beberapa tahapan seperti ini.." Sama seperti sebelumnya, ketika Ray hendak memasukkan jawabannya, dia menutup pulpennya kembali.

Karena menyadari adanya sesuatu yang mendekat yang berbahaya, anak-anak tertua langsung melindungi yang anak yang lebih muda. Emma, Ray, Kyojurou, Shinobu, Mitsuri, Obanai, Gyomei, Muichirou dan Genya langsung waspada.

"Matikan lentera yang menyala!" Serentak anak-anak langsung mematikan lentera di tangan mereka atas perintah Ray.

Sedangkan anak-anak yang lebih muda sudah gemetar ketakutan.
"M-mustahil, 'kan.... Ada musuh lagii??!"

.
.
.
.
.
.
.
TBC...

20/02/2022

Continue Reading

You'll Also Like

397K 4.2K 85
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
44.3K 4.2K 42
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...
479K 36.5K 59
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.
120K 8.5K 54
cerita fiksi jangan dibawa kedunia nyata yaaa,jangan lupa vote