3 tahun kemudian
"Buna !!!!" Teriakan lantang itu berhasil membuat seluruh pengunjung kafe roti menoleh dan gemas dengan anak kecil berumur 3 tahun yang berlari sambil membawa lukisan abstrak nya
"Ray... Buna sudah bilang jangan lari-lari" ucap seorang pria yang melihat anak nya
Dia yang bernama Rayhan Galandra hanya cengengesan
"Lihat !! Aku menggambar mu" ucap Ray menunjukkan hasil gambar nya pada Jay
"Apa tema menggambar mu hari ini ?" Tanya Jay setelah melihat gambar anaknya
"Aku tak tau... Miss Raya menyuruh ku menggambar siapa orang yang paling ku sayang, karena aku hanya punya Buna jadi aku menggambar mu" Jay tersenyum lembut, ia mengelus rambut putra nya sayang
"Sekarang ganti pakaian mu dan waktunya makan siang" Ray mengangguk, ia langsung kembali berlari menuju ke belakang, ruangan pribadi Jay
"Thanks Lena... Kau sudah menjaga anak ku dengan baik" ucap Jay pada pengasuh Ray
"Telinga ku muak mendengar mu terus mengucapkan kata terimakasih Jay" Jay terkekeh, ia berjalan ke salah satu meja yang kosong begitupun dengan Lena
"Bagaimana anak ku di sekolahnya... Apa dia baik-baik saja ?"
"Ray adalah anak yang pintar.. dia cepat beradaptasi dengan orang baru, bahkan di hari pertamanya masuk saja ia sudah mendapatkan teman baru" Jay mengangguk mengerti
"Tadi... Anak-anak di sekolah nya bercerita tentang orang tua mereka" ucapan Lena berhasil membuat Jay menoleh dan sedikit khawatir
"Lalu... Bagaimana dengan Ray ? Apa dia baik-baik saja ?"
"Ray baik-baik saja... Kau tau dia bahkan mengatakan tak masalah punya 1 orang tua, ia sudah mendapatkan kasih sayang yang melimpah dari mu" Jay menghela nafasnya lega
"Berbicara tentang orang tua aku sedikit sensitif karena Ray hanya memiliki aku" ucap Jay pelan
Lena bangkit dari duduknya dan mengelus bahu Jay lembut
"Ray bahagia memiliki mu jadi kau tak perlu khawatir... Dia akan baik-baik saja selagi kau masih ada"
"Aku akan melihat apa yang di lakukan anak mu" Jay mengangguk, lalu setelah nya Lena pergi menyusul Ray di belakang
Sementara Jay memperhatikan kafe roti nya, ia sudah begitu nyaman hidup seperti ini, tinggal bersama Ray dan melihat bagaimana perkembangan anak nya ia sudah cukup bahagia
Toko roti ini adalah miliknya, tentu saja Jack yang membatu dirinya untuk bisa seperti ini, ia hampir saja menyerah dulu namun Jack mengatakan jika ia tak ingin hidup setidaknya lahirkan anak yang di kandungnya itu terlebih dulu
3 tahun berlalu begitu cepat, rasanya baru kemarin ia lulus sekolah dan bekerja paruh waktu tapi sekarang....
Masa depan memang tak ada yang tau...
Jay kembali ke posisinya sebagai kasir, ia memiliki 3 orang karyawan yang sudah bekerja dengannya cukup lama
Saat tengah sibuk di kasir ia mendengar keributan di luar kafe roti nya membuat ia terpaksa keluar karena merasa terganggu
Terlihat seorang anak yang berumur 4 atau 5 tahun tengah berdebat dengan seorang pria yang mungkin ayah nya ?
"Maaf..." Keduanya menoleh
"Ada yang bisa ku bantu ?" Tanya Jay ramah
"Maaf menganggu mu dan yang lainnya" ucap si bapak nya
"Aku mau kue nya ! Apa kau tak bisa memberikan nya pada ku !" Ucap anak itu membuat Jay menunduk
"Tuan... Daddy tuan tak bisa memakan makanan manis, anda akan di marahi olehnya jika pulang membawa makanan manis"
"Aku bisa memakan nya disini !"
Jay merasa bingung dengan keduanya, lalu ia kembali berucap
"Kau bisa memakan nya disini jika memang orang tua mu tak mau ada makanan manis di rumah"
"Biarkan aku masuk... Aku akan makan dengan cepat dan segera pulang" ucap anak itu memohon
"Baiklah..." Terlihat senyum bahagia di wajah anak yang Jay tak tau siapa namanya
"Maafkan aku sekali lagi" ucap pria tadi
"Tak masalah" mereka pun masuk dan duduk di tempat yang kosong
______________
"Dimana dia ?" Tanya seorang pria yang berusia 30 an tanpa menoleh karena ia sibuk dengan kertas-kertas yang ada di hadapan nya
"Salah satu anak buah ku sedang menemani anak mu memakan cake" ucap Bara, asisten nya
Pria itu mendongak setelah mendengar kata-kata makan cake ?
"Kau bilang apa ? Makan cake ?"
"Iya tuan... Anak buah ku menelfon jika tuan muda tak mau pulang sebelum memakan cake nya, ia terus merengek dan menangis membuat pemilik kafe itu sendiri yang turun menangani nya"
Arga memijat pelipisnya pelan, kenapa anaknya itu begitu sulit di ajari
Ya...
Dialah Arga Satria Megantara !
CEO muda dari moon light company, salah satu perusahaan terbesar yang bekerja di bidang perhiasan dan permata
Satu-satunya perusahaan yang menghasilkan miliaran setiap tahunnya
"Antarkan aku padanya" ucap Arga yang sudah bersiap-siap untuk pergi
"Baik tuan"
Sementara itu di kafe bakery cake...
"Buna !!!" Jay menoleh dan tersenyum lembut saat anaknya sudah selesai berganti pakaian
Namun...
Kenapa saat melihat Rayhan ia selalu teringat akan dia...
Jay menggelengkan kepalanya pelan, ia sudah pergi sejauh ini... Pergi dari bayang-bayang masa lalu nya
Ia sudah memulai hidup barunya disini, bukan urusan nya lagi untuk mengingat masa lalu
"Kau sudah mandi ?" Tanya Jay yang berjongkok di hadapan Ray, Ray mengangguk antusias
"Lena memandikan ku karena katanya Buna akan mengajak ku membeli mainan baru.. benarkah Buna ?" Jay terkekeh pelan
"Apa aku mengatakan nya seperti itu ?"
"Eum.. Lena sedniri yang memberitahu ku jika Buna akan membelikan ku mainan baru.."
"Buna aku mau robot baru !"
Jay tertawa pelan, ia memeluk Ray lembut dan menggendong nya, anaknya ini baru berusia genap 3 tahun namun kepintaran nya seperti anak berusia 6 tahun, di usianya segini Ray sudah mengetahui apapun
Ray tumbuh dengan cepat dan mengetahui segalanya yang mau ia ketahui, Ray juga sudah lancar berbicara dan berceloteh ria
Ray juga kadang bisa mengerti akan posisi Jay yang kadang sulit, Jay beruntun sudah melahirkan anaknya ini dan tak jadi mengugurkan nya
"Buna.... Apakah kita jadi pergi ?" Tanya Ray yang memeluk leher Jay erat
"Tentu saja... Biarkan aku bersiap-siap sebentar baru kita pergi"
"Tentu !!"
Jay menurunkan anaknya dan menoleh ke salah satu karyawan nya
"Al... Bisa tolong gantikan aku hari ini ?" Ucap Jay pada salah satu karyawan nya, dia yang bernama Al menoleh
"Tentu bos... Pergilah bersenang-senang dengan tuan muda kecil" ucap Al menggoda Ray
Tak butuh waktu lama Jay selesai ia keluar dengan menggendong Ray, kali ini Lena tak ikut karena ia ingin menghabiskan waktu sore bersama buah hatinya
Keluarnya Jay dari bakery cake bertepatan dengan sebuah mobil mewah yang datang
Seorang pria turun dari mobil nya
"Tuan ? Apa ada sesuatu ?" Arga menoleh ke arah Bara dan menggeleng pelan..
Apa ia salah lihat...
Dirinya seperti melihat seorang pria yang ada di masa lalu nya...
Apa yang tadi hanya ilusi nya saja ?
Arga menggeleng pelan ia masuk ke dalam kafe untuk menjemput anak sulung nya
Tak jauh beda dengan Arga, ternyata Jay juga menghentikan langkahnya dan berbalik, ia merasakan kehadiran seseorang di sisinya
Namun saat ia berbalik tak ada siapapun, hanya ada mobil mewah yang terparkir didepan toko nya
Arga_ batin Jay pelan...
"Buna ? Ada apa ?"
"Tidak ada... Buna pikir seseorang memanggil kita" ucapnya dan kembali melanjutkan perjalanan mereka
Mungkin hanya perasaan nya...