SHAGA (SELESAI)

By destharan

5M 663K 228K

JUDUl AWAL HAZEL. *** Shaga Putra Mahatama, menyesal karena menyetujui perjodohan nya dengan gadis asing, ena... More

SHAGA || PROLOG
SHAGA || ONE
SHAGA || TWO
SHAGA || THREE
SHAGA || FOUR
SHAGA || FIVE
SHAGA || SIX
SHAGA || SEVEN
SHAGA || EIGHT
SHAGA || NINE
SHAGA || TEN
SHAGA || ELEVEN
SHAGA || TWELVE
SHAGA || THIRTEEN
SHAGA || FOURTEEN
SHAGA || FIFTEEN
SHAGA || SIXTEEN
SHAGA || SEVENTEEN
SHAGA || EIGHTEEN
SHAGA || NINETEEN
SHAGA || TWENTY
SHAGA || TWENTY ONE
SHAGA || TWENTY TWO
SHAGA || TWENTY THREE
SHAGA || TWENTY FOUR
SHAGA || TWENTY FIVE
SHAGA || TWENTY SIX
SHAGA || TWENTY SEVEN
SHAGA || TWENTY EIGHT
SHAGA || TWENTY NINE
SHAGA || THIRTY
SHAGA || THIRTY ONE
SHAGA || THIRTY TWO
SHAGA || THIRTY THREE
SHAGA || THIRTY FOUR
SHAGA || THIRTY FIVE
SHAGA || THIRTY SIX
SHAGA || THIRTY SEVEN
SHAGA || THIRTY EIGHT
SHAGA || THIRTY NINE
SHAGA|| FORTY
SHAGA || QnA
SHAGA | QnA
SHAGA || FORTY ONE
SHAGA || FORTY THREE
SHAGA || FORTY FOUR
SHAGA || FORTY FIVE
SHAGA || FOURTY SIX
SHAGA || FORTY SEVEN
SHAGA || FORTY EIGHT
SHAGA || FORTY NINE
SHAGA || FIFTY
SHAGA || FIFTY ONE
SHAGA || FIFTY TWO
SHAGA || FIFTY THREE
SHAGA || FIFTY FOUR
SHAGA || FIFTY FIVE
SHAGA || FIFTY FIVE (2)
SHAGA EKSTRA CHAPTER
SHAGA EKSTRA CHAPTER 01
TERBIT + VOTE COVER

SHAGA || FORTY TWO

67.8K 10.4K 2.1K
By destharan

Halo

Makasih buat 6.25K komentarnya 🥰

Happy Reading...

Vote, komen, share 🐋

***

Hazel, Ranti, Riko, serta Dokter Alma dan Dokter Farah, kini berdiri di sisi ranjang milik Hazel. Mereka diam menatap Shaga yang masih menutup mata dengan tarikan napas lembut yang teratur.

Sudah hampir satu jam lamanya Shaga tidak sadarkan diri, tadi begitu pingsan, Hazel segera menelepon Dokter Alma sebagai kesehatan pribadi Shaga dan juga Dokter Farah sebagai kesehatan psikis nya. Tak lupa juga Hazel mengabari Ranti, hingga tidak lama kemudian mereka berempat datang ke kediamannya.

"Dia pasti baik-baik aja," hibur Ranti pada Hazel. Meskipun gadis itu hanya diam dengan tampang datar andalannya, seolah tidak khawatir. Tapi, siapa pun tahu, gadis itulah yang paling peduli terhadap Shaga. Terlihat dari genggaman tangan Hazel yang sedari awal tidak pernah lepas pada tangan Shaga.

Hazel diam saja tidak menanggapi. Dia belum bisa tenang jika Shaga belum di periksa dalam keadaan sadar. Hasil pemeriksaan Dokter Alma, katanya Shaga kelelahan. Imun tubuh nya lemah selain itu Shaga mengalami darah rendah. Ini di sebabkan karena Shaga yang terlalu stres dan kelelahan. Sedangkan Dokter Farah belum bisa mengecek kondisi Shaga karena cowok itu harus sadar terlebih dahulu.

"Dokter bisa tunggu di luar, saya panggil kalau Shaga udah sadar," titah Hazel. Bukan bermaksud mengusir, hanya saja dia kasihan melihat dua Dokter itu berdiri sedari tadi.

"Kita di ruang keluarga saja, sekalian ada yang ingin kami tanyakan," usul Riko. Mereka berempat kemudian keluar dari kamar meninggalkan Hazel sendirian.

"Dokter Farah, apa mungkin trauma Shaga akan terulang lagi?" Ranti bertanya cemas ketika akhirnya mereka sampai di ruang keluarga dan duduk berseberangan.

Dokter Farah tersenyum. "Jawabannya hanya bisa kita temukan setelah Shaga sadar, Bu. Tapi kita berdoa yang terbaik saja, semoga Shaga tidak mengalami trauma itu lagi," ucap wanita paruh baya itu. "Sudah saya sampaikan bukan tahun lalu, jika Shaga kembali trauma untuk ke sekian kali, maka kemungkinan nya sangat kecil bagi Shaga untuk bisa mengingat masa kecilnya. Selain itu memori ingatan Shaga akan semakin rusak, mungkin untuk ke depannya Shaga akan sulit mengingat bahkan untuk hal kecil saja."

Ranti menunduk dengan tangan saling genggam, hatinya di liputi cemas dan ketakutan. Takut Shaga trauma kembali dan melupakan Hazel. Setelah itu, Shaga pasti akan menanyakan keberadaan Natasya, dan apa yang harus Ranti katakan nanti? Bagaimana kondisi Shaga ke depannya jika di beritahu bahwa Natasya mati?

Di sisi lain, Ranti pun merasa iba, Hazel pasti terluka lagi. Gadis itu akan sedih karena Shaga tidak akan mengingatnya lagi. "Padahal Shaga udah mulai bisa ingat sama Hazel. Walaupun hal-hal kecil senggaknya itu perubahan besar bagi kami."

Riko merangkul Ranti dan mengusap bahu wanita itu, memberikan ketenangan pada istrinya walau dia sendiri merasa cemas dan takut. Keempat orang itu hanya bisa diam-diam berdoa dalam hati semoga Shaga bisa baik-baik saja kali ini.

Sementara di dalam, Hazel masih duduk di sisi ranjang tanpa melepas genggaman tangannya pada Shaga. Gadis itu hanya diam, melamun tanpa berkedip entah memikirkan apa sampai pergerakan dari tangan yang dia genggam membuat Hazel sedikit tersentak. "Ga..." panggilnya lirih.

Hazel segera berdiri lantas membungkuk di depan Shaga, dia menunggu mata Shaga yang tengah berdekut agar terbuka sempurna. Seketika sengatan nyeri langsung Hazel rasakan ketika mata hitam pudar itu terbuka dan menatapnya asing.

Lutut Hazel rasanya lemas, dan dadanya sesak. Hazel yakin, Shaga sudah melupakannya lagi. Cara cowok itu menatapnya asing sudah Hazel kenali, dan hal itu terjadi setiap kali trauma Shaga kembali.

"Kamu, siapa?" tanya Shaga tidak suka. "Ini..., saya di mana?"

Hazel coba menarik sudut bibirnya kalau terasa kaku. "Saya..., perawat di sini," ucapnya mencoba tenang walau Hazel sendiri yakin suaranya bergetar. "S-sebentar, saya panggilkan dulu Dokter."

Dengan sisa tenaganya yang tidak seberapa, Hazel membalik badan dan saat itu juga air mata nya turun tanpa bisa di cegah. Dadanya terasa penuh, sesak, dan sakit karena menahan isak tangis yang harusnya bisa dia keluarkan.

Hazel akui, dia selalu lemah pada saat kondisi seperti ini. Kembali di lupakan Shaga, ternyata masih bisa menyakiti hatinya dengan begitu parah. Padahal harusnya, Hazel harus bisa membiasakan diri karena kejadian seperti ini tidak terjadi sekali dua kali.

Berusaha tanpa mengeluarkan suara, Hazel menarik napas panjang dan mengembuskannya pelan. Di rasa dadanya sudah sedikit longgar, Hazel putuskan mengambil langkah.

Namun, baru satu langkah Hazel ambil, gadis itu harus di buat terkejut ketika sebelah tangannya di tarik dari belakang, Hazel hilang keseimbangan, hingga berakhir dia yang terjerembap di atas tubuh Shaga dengan wajah jatuh tepat di dada cowok itu sehingga bisa Hazel rasakan detak jantung Shaga.

"Mau ke mana suster cantik?" bisik Shaga dengan kekehan geli. "Masa pasien seganteng ini di tinggal sendiri, sih"

Hazel segera mendongakkan wajah, mata coklat terangnya yang masih berlapis air saling tatap dengan mata Shaga yang menatapnya hangat. "Kamu...."

Shaga mengangguk, dia usap pipi Hazel yang basah. "Iya aku sayang, siapa lagi?" tanya nya.

"Kamu..., nggak lupa sama aku?" tanya Hazel masih belum bisa mengerti kondisi saat ini.

"Mana mungkin aku lupa sama tunangan yang judes, galak, tukang nyinyir," cibir Shaga bergurau.

Hazel mengernyit. "Tapi..., tadi kamu..., nanya siapa aku itu?"

Shaga mendengkus. "Itu aku bercanda, dan kamu malah jawab saya suster! Apaan coba," decaknya tidak suka.

"Lagian kamu tanyanya begitu, aku kira kamu benaran lupa?"

Shaga sentil hidung Hazel menahan gemas. "Kalau aku benaran lupa sama kamu, harusnya pas aku tanya 'siapa kamu?' kamu jawabnya 'Aku istri kamu, Shaga' gitu lho, bukan malah jadi suster!" omel cowok itu.

"Nanti kamu marah kalau aku jawab gitu."

"Mana mungkin aku marah punya istri secantik ini," decak Shaga. Kemudian hening, Shaga dan Hazel saling tatap untuk beberapa saat sebelum kemudian Shaga berucap lagi. "Maaf bikin kamu nangis, kamu pasti khawatir banget sama aku 'kan? Nggak heran, sih, kamu pasti bakal sedih banget kalau aku benaran hilang ingatan."

Hazel mendecih. "Aku nangis saking bahagianya kamu hilang ingatan! Biar bisa putus tunangan dari cowok pr— aaaww! Shaga!" Hazel merengut saat bibirnya di sentil. Sungguhan sakit, dan sepertinya cowok itu tidak bercanda.

"Jadi gitu, kamu senang kalau aku hilang ingatan hah?"

"Iya, dong."

Shaga memutar bola mata. "Dengar! Kalaupun aku hilang ingatan, satu-satunya orang yang bakal aku ingat itu kamu!"

Hazel mendecih, mengejek. "Let see," ujarnya percaya diri, karena sebenarnya, apa yang Shaga katakan jauh dari kenyataan.

"Dah lah kamu nyebelin." Shaga mencebik tapi Hazel tidak peduli, alih-alih membujuk Shaga, Hazel malah berdiri mencoba beranjak namun gagal karena Shaga segera mendekapnya erat. "Kamu mau ke mana suster judes?! Rawat dulu pasiennya ini sampai sembuh!"

Tidak Hazel pedulikan ucapan Shaga itu, dia terus berusaha keluar dari pelukan Shaga. "Ga lepas!"

"Sun dulu!"

"Nggak!"

"Ya udah, aku yang cium!" Shaga sedikit mengangkat badan, menggerakkan kepalanya secara acak, ke kiri dan kanan hanya agar bisa mendapatkan pipi Hazel tapi susah karena gadis itu tidak mau diam. Sedikit lagi, Shaga bisa mencuri satu kecupan namun suara pintu yang di buka membuat keduanya kaget dan langsung menoleh ke belakang.

"Hehehe..., maaf kirain mama kalian lagi berantem soalnya berisik." Ranti menyengir lebar sambil berusaha untuk memundurkan badan keluar namun badannya malah terdorong ke dalam karena Riko menyerobot masuk.

"Shaga! Kamu udah bang—"

Melihat kedatangan Ranti dan Riko, Hazel segera beranjak dari Shaga. Dia turun terburu-buru dan syukurlah Shaga tidak mempersulitnya.

Shaga mendelik kesal pada Ranti dan Riko, sementara Hazel pamit keluar lalu berjalan menunduk sambil memegangi pipi nya yang terasa hangat.

"Yang! Yang! Aku jangan di tinggal, dong!" teriak Shaga namun Hazel abaikan. "Ck, kalian sih ah."

"Kok, kita, sih! Kamu lah, main cium-cium anak orang!" decak Riko. "Nikahin dulu baru ciumin!"

Shaga mendengkus saja dan membaringkan badan lagi dengan benar karena Dokter Farah masuk akan memeriksanya.

Selama pemeriksaan, Ranti dan Riko tidak harus berbuat apa. Entah harus bersyukur karena Shaga tidak kembali trauma atau justru khawatir karena Shaga cengar-cengir sendiri bahkan saat Dokter Farah selesai memeriksa.

"Pa, kayaknya anak kita selamat dari trauma malah jadi gila," gumam Ranti prihatin. 

***

To be continued... 

Published : Feb 08, 2022.

See you on next chapter 🦋

Continue Reading

You'll Also Like

1.4M 102K 44
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
EX [TERBIT] By Dira

Teen Fiction

16.8M 1.3M 100
SUPAYA NGGAK BINGUNG, BACA SESUAI URUTAN! 1. CRAZY POSSESSIVE (TERBIT) - SELF PUBLISH, PESAN DI GUA AJA - 2. EX (TERBIT) - ADA DI GRAMEDIA - 3. HIS G...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.5M 28.6K 12
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
4.6K 1.2K 43
Highrank 1 in #brotherzone 26/04/20 FOLLOW SEBELUM MEMBACA. KARNA SEBAGIAN CHAPTER TELAH DI PRIVATE. JANGAN SIMPULKAN CERITA INI HANYA DARI 1 CHAPTER...