i alítheia

By jjeeve

192K 20.9K 7.9K

Harry terlempar ke masalalu setelah di gunakan sebagai tameng untuk Dumbledore di menara Astronomi, Draco yan... More

BEGIN
Hogwarts
James, Severus, dan Lily.
Side story'
secuil ingatan Sev
Anxiety
Permintaan maaf
julfest
Valentine's Day
pregnant
Ekdíkisi
Pamitan
glykós
Genniménos
the storm
EPISTROFI
stin archikí routína
Daily Routine
plisiázo
affaan tuhh
oikeíos
argía?
Xūwèi

voítheia

7.7K 951 519
By jjeeve

Hai.. Maaf nge-ghosting....
langsung aja ya

Happy reading guys!!!

Severus memasuki ruang rekreasi Slytherin dengan menunduk. Wajahnya masih merah karena mengingat kejadian di Hutan terlarang tadi.

"Hei Sev, ada apa dengan wajahmu? Kau sakit?" Tanya seseorang.

"um.. aku tak apa Black, apa kau melihat Helios dan Ethan?" Tanya Severus balik mencoba mengalihkan topik.

"Sudah berapa kali kukatakan untuk memanggilku Regulus saja Sev! Dan apa-apaan itu, kau memanggil Dryas dan Rouvin dengan nama depan mereka sedang padaku tidak?" Kesal Regulus. Bibirnya mengerucut lucu.

"Sudahlah Reg, kau tahu Snape kurang nyaman jika kau terlalu memaksa begitu." Tegur pemuda di samping Regulus yang sedari tadi diam.

"Tapi Al-" bantah Regulus.

"Nanti Snape pasti akan terbiasa Reggie, dan Dryas juga Rouvin ada di kamar mereka jika kau masih ingin tahu Snape." Jelas pemuda itu sembari tersenyum tipis.

Pemuda di samping Regulus adalah Alardo Geino Greengrass. Putra bungsu keluarga Greengrass. Dengan rambut pirang dan mata biru yang menawan, Severus yakin pemuda itu populer di kalangan siswa, tapi ia cukup tertutup walau agak ramah. Teman nya saja hanya Regulus sejak Severus bisa mengingat pemuda itu. Aneh tapi Severus tidak peduli, itu juga bukan urusan nya.

Severus mengangguk singkat pada bungsu Black dan Sulung Greengrass sebelum menuju ke kamar Helios dan Ethan.

"Mum! Kau dari mana? Kau tiba-tiba hilang saat kita kembali dari Great Hall!" Tanya Helios khawatir begitu Severus masuk ke kamar.

Severus menatap Helios lembut walau tertutup wajah datarnya. Entah kenapa ia selalu merasa memiliki ikatan dengan remaja bermanik emerald itu. Ia merasa akan melakukan apapun untuk membuat Helios tersenyum, bahkan walau nyawa taruhannya. Perasaan yang berbeda dengan yang ia miliki kepada James, mereka berdua memiliki tempat yang sama penting di hatinya.

Severus tak tahu kenapa ia begitu menyayangi Helios seperti remaja itu adalah anaknya sendiri terlebih kini remaja itu memanggilnya Mum -hanya saat mereka bertiga- membuat nya semakin menyayangi remaja manik emerald itu.

"Aku tadi mencari angin Lios." Jawab Severus tanpa mengatakan yang sebenarnya.

"Kan kau bisa mengajak kami! Kau tak suka menghabiskan waktumu bersama ku lagi? Kau akan mengacuhkanku?!"

Severus mengerutkan kening nya mendengar pemikiran yang Helios buat sendiri. Wajah remaja itu memucat dengan kekhawatiran yang terlalu kentara untuk seseorang seperti Severus.

"Aku tak akan meninggalkanmu Lios, aku tadi sedang mengikuti kalian dan tiba-tiba James-- maksudku, Potter menarikku pergi." Suara Severus memelan di akhir dengan wajah memerah yang tak mampu ia sembunyikan walau sudah menunduk sekalipun.

Tawa kecil terdengar membuat Severus mendongak tuk mendapati Helios tertawa sedang Ethan tersenyum geli.

"Kau harus melihat wajahmu saat ini Mum, sangat merah hahahaha..." Ucap Helios di selingi tawa.

"wajahku tak merah!" Bantah Severus sembari melotot.

"Tunggu, apa yang ada di leher mu Mum? Apa kau di gigit serangga? Memangnya di Hogwarts ada serangga? Kenapa merah merah?" Celetuk Helios heran.

"I-ini di gigit serangga saat tadi aku ke hutan terlarang." Jawab Severus dengan wajah merah padam.

"Aku tak tahu sebesar apa serangga yang menggigit leher mu sampai bisa Semerah dan sebesar itu Sev." Seringai Ethan terlihat begitu menyebalkan di mata Severus. Membuat nya berhasrat menjadikan pemuda pirang itu kelinci percobaan ramuan nya.

Severus mendelik. "Kutafsirkan kau juga ingin tapi kau tak berani." Sinis nya walau Ethan tak terpengaruh sedikit pun. Sebaliknya, pemuda ber-iris ice-blue itu menyeringai tipis.

"Huhh akan menyebalkan memiliki ayah mertua seperti James Potter, tapi tak apa." Keluh Ethan santai.

Seketika keheningan melanda. Tak lama rona merah menghiasi wajah Severus dan Helios hingga ke telinga.

"A-apa maksudmu Eth? Kau ingin menikahi anak Mummy Sev? Kau sudah tua hei, jangan menyukai bayi yang lahir saja belum!" Ucap Helios tergagap. Telinga nya merah padam. Pemuda itu bahkan tak melihat Ethan saat berkata.

"Ma-maksud mu aku akan punya anak? Hei Eth!aku laki-laki kau tahu?! Dan a-aku belum tentu menikahi nya." Severus panik. Ini memalukan demi Merlin.

"Ohoo.. jadi kau tak mau menikah dengan Potter? Berarti kau membolehkan nya menikah dengan Muggleborn itu? Evans?" Tanya Ethan licik.

Kedua remaja di depan dan samping Ethan terbelalak dengan wajah pucat.

"TIDAK!! TAK BOLEH!" Ucap kedua nya bersamaan. Mendelik pada Ethan, Helios menarik Severus duduk di ranjang remaja itu menjauhi si Pirang.

Ethan menyeringai mendengar penolakan kedua nya. Sangat mudah di tebak, pikir nya. Ethan menatap Helios yang sedang berbincang dengan Severus. Entah membicarakan apa, Ethan tak terlalu peduli. Yang ia pikirkan sekarang adalah hubungan nya dengan remaja itu yang tak berkembang.

Jujur saja, pemikiran Helios kembali memusuhi nya begitu mereka kembali ke masa mereka benar benar membuat Ethan takut. Ia tak mau itu terjadi. Jika perlu, Ethan ingin menyembunyikan Helios di tempat yang hanya ada mereka berdua. Tapi Severus di masa mereka juga berhak bahagia, dan tentu saja cara nya dengan menyadarkan ayah baptis nya itu tentang Helios atau Harry yang adalah anak kandung nya. Ethan rasa nya benar benar frustasi hanya dengan memikirkan hal tersebut. Tak ingin terlalu pusing, Ethan memutuskan menghampiri dua orang tersayang nya dan ikut dalam pembicaraan.

Helios dan Severus asik berbincang menghiraukan Ethan yang duduk di kursi menghadap mereka. Percakapan itu di dominasi oleh Helios, Severus lebih banyak diam mendengarkan remaja bermanik emerald itu bercerita.

"Kau tahu Mum, aku punya Professor di sekolah lama ku, ia sangat suka mencari kesalahan ku. Mengurangi poin asrama ku bahkan dengan kesalahan yang seharusnya tak usah di permasalahkan. Dia bahkan berpendapat jika aku seperti ayahku yang suka mencari masalah." Adu Helios sembari tiduran di pangkuan Severus.

"Mungkin kau memang suka mencari masalah?" Tanya Severus yang lebih terdengar seperti pernyataan. Tangan nya sibuk mengelus rambut Helios.

Ethan terkekeh pelan. "Benar, kau lah yang selalu cari masalah dan bermain main dengan nyawamu Lios." Ejek si pirang.

"Bukan aku yang mencari masalah, tapi masalah itu yang mendatangi ku! Dan itu selalu membuat Professor kesayangan mu menghukum ku Eth!" Kesal Helios.

"Jika kau lupa Lios, dengan senang hati ku ingatkan. Dia yang mencoba menghilangkan mantera saat sapu mu di manterai oleh Professor surbanan itu, saat kau pingsan setelah bermain main dengan nyawamu di ruang tempat batu bertuah itu berada, ia yang menjagamu sepanjang malam. Well! kau dan teman mu mungkin tak tahu yang ini, tapi aku tahu. Di tahun kedua saat kau di kejar kejar Bludger gila dia juga berusaha menghentikan bola itu. Kau mungkin tak sadar atau bahkan dia tak menyadari nya, tapi aku tahu kalau tangan nya bergetar saat melihat mu dari kejauhan begitu terhantam ke tanah. Oh dan aku tak akan melupakan bagaimana takut nya dia saat kau terpilih di kejuaraan Triwizard di tahun ke empat kita, wajah nya mungkin datar tapi aku tahu mata nya memancarkan ketakutan akan kau yang terluka-" penjelasan panjang Ethan terpotong Severus.

"Turnamen Triwizard? Bukan kan itu untuk anak berumur tujuh belas keatas? Tahun keempat itu, kalian masih empat belas tahun demi Merlin." Protes Severus.

"Tanyakan itu pada remaja di depan ku Sev! Seperti nya sudah menjadi hobi nya untuk bermain main dengan kematian dan membuat khawatir banyak orang." Ucap Ethan datar, sebisa mungkin menutupi nada cemas nya. Ethan selalu saja cemas jika mengingat setiap kelakuan Helios yang sukses membuat nya bermain main dengan kematian setiap tahun nya.

"Jika saja aku bisa mengulang waktu, aku tak mau melakukan itu semua." Kesal Helios.

"Tapi Eth, kau serius tentang ia yang khawatir pada ku?" Tanya Helios setelah cukup lama terdiam.

"Otak nya mungkin tak mengingat mu Lios, tapi reaksi tubuh nya mengingat mu dengan baik. Aku pastikan itu." Jawab Ethan.

"Aku jadi semakin menyayangi mu Mum!" Helios bergumam dengan wajah menghadap perut Severus, pemuda itu memeluk Severus dari posisi nya.

Severus menggeleng heran. Tak yakin apa hubungan Professor yang melindungi Helios dengan diri nya. Tapi jika Severus berada di posisi Professor itu, ia berharap melakukan hal yang sama kalau perlu Helios tak perlu melakukan semua hal berbahaya itu.

"Sudah waktu nya makan malam, ayo." Ethan berdiri dari duduk nya diikuti Severus sedang Helios mengerang kesal.

Ia masih ingin bermanja dengan Severus!!

"Jangan membantah Lios, kau mau Severus semakin kecil?" Sinis Ethan membuat Severus mendelik ke pemuda pirang itu.

"Aku tak kecil!" Kesal Severus.

Ethan hanya mengangguk malas. Percuma di lawan Severus itu keras kepala, sama seperti helios dan James Potter. Sungguh keluarga yang kompak. Dengus nya dalam hati.

_________________________________________


Helios bingung. Sejak ia melihat bercak merah di leher Severus tempo hari, Severus selalu pulang dengan bercak merah baru tiap kali menghilang. Walau Severus sudah memakai glamor, entah kenapa tetap terlihat oleh Helios. Setelah seminggu bosan menanyakan hal yang sama mengenai bercak merah itu, Helios memutuskan berhenti bertanya pada Severus. Ia memilih bertanya pada Ethan yang malah di balas seringai menyebalkan yang sayang nya tampan.

Paling parah saat dua Minggu yang lalu Severus pulang dengan sedikit pincang. Saat ia tanya Severus jatuh di mana, Severus hanya diam dengan wajah memerah. Helios akhirnya benar benar menyerah menanyakan hal tersebut.

Hari ini Ethan dan Helios berencana ke Diagon Alley, mereka akan ber-disapparate dari Hogsmeade. Severus tak bisa ikut karena sedang tak enak badan. Pemuda bersurai hitam lembut itu sudah seminggu merasa lemas dan memilih beristirahat di kamar. Severus hanya keluar saat kelas.

"Kau ingin ke mana sekarang?" Tanya Ethan begitu mereka selesai membeli kebutuhan sekolah mereka juga titipan Severus.

"Aku mau es krim, boleh?" Tanya Helios balik.

Ethan mengangguk. Mereka berdua lalu menuju toko yang menjual berbagai macam es krim. Manik Emerald berbinar melihat deretan es krim di hadapannya. Inginnya membeli semua rasa yang ada.

"Hanya satu tak lebih." Ucap Ethan saat Helios ingin membuka mulutnya.

"Tapi Eth-" Protesan Helios terhenti saat melihat tatapan tajam dari manik ice-blue di hadapannya.

Mendengus kesal Helios mengangguk pelan. "Baik, aku pesan satu es krim rasa coklat sir." Ucapnya tak rela.

Ethan terkekeh pelan tanpa ada yang menyadari. Ia tak mau melarang sebenarnya, hanya saja Helios baru saja menghabiskan sekotak coklat tadi. Jika ia biarkan, Remaja manis itu akan sakit nantinya.

Mereka duduk di Kursi panjang di dekat Toko es krim tadi. Ethan diam memandangi Helios yang sedari tadi sibuk menjilati es krimnya.

"Kau mau?" tawar Helios. Sedikit risih dengan tatapan Ethan yang seperti ingin memakannya hidup-hidup.

Ethan menggeleng. "Habis kan es krim mu Lios, setelah ini kita pulang." Ucap Ethan serak. Tenggorokannya entah mengapa terasa kering. Sebenarnya ia tahu kenapa, Bibir Helios yang tampak berkilat karena es krim dan cara remaja itu menjilat es krimnya benar benar menguji pertahanan diri Ethan.

Mengedikkan bahu, Helios lanjut menjilati es krimnya mencoba menghiraukan tatapan Ethan. Entah kenapa ia berfirasat jika mengucapkan sepatah kata lagi di depan pemuda itu maka akan terjadi sesuatu yang mungkin di sesalinya.

Helios mendesah puas ketika es krim di tangannya habis.

"Makan dengan benar lain kali, Es krim mu di mana mana." Ucap Ethan lirih. jari pemuda itu mengusap es krim di sekitar bibir Helios lalu menjilat jarinya tanpa sadar.

Melihat perlakuan Ethan, Helios menundukkan wajahnya yang perlahan memerah. Sedang Ethan baru saja menyadari perlakuannya memalingkan wajah. Telinganya memerah padam. Keheningan menyelimuti kedua remaja Slytherin itu selama beberapa menit. Keduanya sama-sama terdiam canggung. Bingung ingin merespons seperti apa.

Helios memandang ke jalanan yang tampak sibuk. Mencoba menghiraukan kecanggungan yang entah kenapa membuatnya nyaman. Pandangannya terpaku ke wanita yang sepertinya diikuti seorang pria yang tampak mencurigakan. Hatinya menyuruhnya mengikuti dua orang itu. Perasaannya menjadi begitu khawatir. Tanpa pikir panjang, Helios menarik tangan Ethan tanpa menjawab pertanyaan si Pirang.

"Hei Lios! ada apa? Kau butuh sesuatu? Jangan diam saja." Tanya Ethan cemas. Ia melihat arah pandang Helios yang memperhatikan seorang pria yang mengikuti wanita yang tampak familiar di mata nya.

Helios tetap diam. Matanya menatap awas pria mencurigakan itu. Matanya terbelalak saat pria itu mengeluarkan tongkatnya.

"Stupe-"

"Expeliarmus." Ucap Helios sebelum Pria itu menyelesaikan senjata nya.

"Petrificus Totalus." Ucap Ethan saat Pria itu hendak menyerang Wanita di depannya secara langsung.

"Anda baik-baik saja Nyonya?" Tanya Helios begitu menghampiri Wanita itu. Wajah Wanita itu tampak pucat meski tetap datar saat menyadari apa yang baru saja terjadi. sedang Ethan mengikat Pria tadi dan mengirim pesan pada Auror untuk datang.

"Aku tak apa, terima kasih! Aku agak kurang waspada akhir akhir ini." Sesal Wanita itu setelah menguasai diri. Helios mengira Wanita itu pasti seorang Pureblood yang lumayan berpengaruh melihat dari reaksinya menanggapi apa yang terjadi.

Ethan menghampiri mereka berdua setelah selesai dengan urusannya mengirim Pria itu pergi dengan Auror.

"Lebih berhati-hatilah Nyonya! tak setiap hari ada orang yang akan menolong anda." Pesan Ethan datar.

"Anda tak perlu khawatir, Aku bisa menjaga diri." Balas Wanita itu.

Ethan mendongak begitu mendengar suara yang tampak familiar itu. Dan apa yang di dapati nya membuat manik ice-blue itu sukses melebar walau hanya sepersekian detik. Dengan lihai Ethan menjaga raut wajahnya tetap datar walau jantungnya berdetak kencang.

Satu satunya Wanita di situ tersenyum tipis. "sebagai ucapan terima kasihku, Aku mengundang kalian datang ke Manor kami. Suamiku pasti ingin berkenalan dengan orang yang sudah menyelamatkan hidupku kali ini. Kuharap kalian bersedia." Ucap Wanita itu lembut.

"Tentu saja Nyonya, Kami menunggu undangan resmi dari anda. Aku Helios Rouvin dan dia Ethan Dryas, kami berdua Siswa di Hogwarts." Balas Helios saat tak melihat balasan Ethan. Ia mengernyit bingung namun memutuskan untuk menanyakan itu nanti. Sedikit tak nyaman melihat tatapan rumit Ethan juga ada sejenis tatapan rindu di mata Si Pirang untuk Wanita tersebut.

Wanita itu kembali tersenyum. "Itu membuat semua semakin mudah. Aku akan mengirim surat untuk kalian berdua ke Hogwarts. Aku permisi kalau begitu." Setelah berkata begitu, Wanita itu berlalu pergi.

"Ayo kembali Eth! Aku merindukan Sev." Ajak Helios lirih. Menyadarkan Ethan yang sedari tadi diam.

Ethan mengangguk tanpa kata. Mereka lalu ber-Apparate ke Hogsmeade lalu kembali ke Hogwarts dengan keheningan yang terasa tak nyaman bagi Helios.

Helios tak tahu menolong Wanita itu adalah keputusan yang tepat atau tidak. Sekembalinya mereka dari Diagon Alley beberapa hari yang lalu, Ethan lebih pendiam dari biasanya. Jika biasanya Ethan akan menjahilinya dengan komentar komentar menyebalkannya, kini Ethan hanya diam seperti memikirkan sesuatu. Helios ingin bertanya namun takut dengan jawaban Ethan yang tak sesuai harapannya. Tapi memangnya apa yang ia harapkan? Ethan menjelaskan siapa Wanita itu? Memangnya Helios punya hak apa? Ia bukan siapa-siapa yang bisa menuntut penjelasan pada pemuda besurai pirang platina itu. Memangnya hubungan apa yang ia harapkan?

Lamunan Helios terputus dengan kedatangan burung hantu elang berwarna coklat keemasan. terlihat menawan dengan kearoganan yang menguar dari mata burung tersebut. Ia baru sadar saat ini berada di Great Hall. Di sampingnya Severus tampak sesekali meliriknya dan Ethan yang duduk di depan mereka dengan kening berkerut.

Helios kembali menatap Burung hantu di hadapannya. Hewan itu menyodorkan kakinya yang terikat dengan tiga lembar surat.

"untuk ku?" Tanya Helios lembut yang di balas uhu pelan.

Ia mengambil surat di kaki burung hantu tersebut lalu memberi potongan roti kering untuk hewan itu. Helios melihat kop surat itu yang di tujukan pada tiga orang berbeda.

"Sev! Eth! surat untuk kalian." Helios memberikan surat yang di maksud lalu membuka surat milik nya sendiri.

_________________________________________


Dear Mr. Rouvin

di Hogwarts

Aku mengucapkan terima kasih pada mu karena telah melindungi istri dan anakku tempo hari. Sebagai ucapan terima kasih kami, kami mengundang mu ke Manor kami saat Natal minggu depan. Kuharap kau tak menolak karena bagaimanapun kau telah menyelamatkan pewaris keluarga ku.

Tertanda

Lucius Malfoy
Malfoy Manor

_________________________________________


Wajah Helios memucat begitu selesai membaca surat tersebut.

"Ja-jadi.. yang kita tolong itu...?" Helios tak sanggup menyelesaikan kalimatnya. ia masih mencerna apa yang terjadi. menghubungkan informasi yang di dapatnya juga reaksi Ethan.

Ethan mengangguk muram membenarkan pemikiran Helios. "ya itu dia." Ucap si pirang mengkonfirmasi.

Helios tak tahu harus bersikap bagaimana semua kejadian ini terlalu banyak, yang ia tau ada sedikit rasa lega yang entah untuk apa.

"Kita pergi?" Tanya Helios.

Ethan lagi lagi mengangguk. "Kita harus pergi atau kita akan membuat keluarga Malfoy berbalik memusuhi kita karena mengabaikan undangannya. Terlebih kepala keluarga Malfoy sendiri yang mengirim surat tersebut." Jelas Ethan datar.

Mendesah pasrah, Helios mengikuti jejak Ethan membalas surat dari Lucius mengiyakan tawaran Pria itu.


TBC.

Hai ada yang kangen Jee? Maaf banget ya cerita ini slow update pakai banget Jee gak berniat begitu kok, cuma Jee baru selesai uas beberapa hari yang lalu dan baru aja pulang kerumah karena aku ngerantau ke luar pulau...

Maaf kalau kurang panjang dan kurang memuaskan!!!!!!!

i'm so sorry

Jee akan berusaha biar update nya agak cepat dan teratur.

oh ya om Lucius kirim surat tuh... berarti ketebak kan Wanita cantik yang bikin Ethan diem itu siapa?

Sampai jumpa di chapter depan guys!!!!!

pay pay

Continue Reading

You'll Also Like

464K 30.6K 25
Bagaimana jika kamu sedang tidur dengan nyaman, tiba tiba terbangun menjadi kembaran tidak identik antagonis?? Ngerinya adalah para tokoh malah tero...
2.1M 88.1K 49
kecelakaan saat balapan yang ternyata sudah di rencana kan sejak awal oleh seseorang, membuat jiwa Elnara terlempar ke dalam tubuh Kinara yang ternya...
678K 40.8K 63
(WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!) Ini tentang Amareia Yvette yang kembali ke masa lalu hanya untuk diberi tahu tentang kejanggalan terkait perceraianny...
70.3K 635 5
Jatuh cinta dengan keponakan sendiri? Darren William jatuh cinta dengan Aura Wilson yang sebagai keponakan saat pertama kali bertemu. Aura Wilson ju...