MATE FROM THE DARK [END ✔️]

بواسطة Mangokornet

84K 7.8K 658

[JANGAN LUPA FOLLOW, VOTE DAN KOMENT] ⚠️UNTUK DI BACA BUKAN DI TULIS ULANG ALIAS PLAGIAT. MIKIR ALUR SUSAH... المزيد

CAST
P R O L O G
CHAPT 1
CHAPT 2
CHAPT 3
CHAPT 4
CHAPT 5
CHAPT 6
CHAPT 7
CHAPT 8
CHAPT 9
CHAPT 10
CHAPT 11
CHAPT 12
CHAPT 13
CHAPT 14
CHAPT 16
CHAPT 17
CHAPT 18
CHAPT 19
CHAPT 20
CHAPT 21
CHAPT 22
CHAPT 23
CHAPT 24
CHAPT 25
CHAPT 26
CHAPT 27
CHAPT 28
CHAPT 29
CHAPT 30
CHAPT 31
CHAPT 32
CHAPT 33
CHAPT 34
CHAPT 35
CHAPT 36
CHAPT 37
CHAPT 38
CHAPT 39
CHAPT 40
CHAPT 41
CHAPT 42
CHAPT 43
E P I L O G U E
EXTRA CHAPT-GODDESS OF THE HUNT
EXTRA CHAPT-EVONSHIELD BROTHERS
EXTRA CHAPT-DEATH PRISON
EXTRA CHAPT-BABY DRAKE
EXTRA CHAPT-HUNGRY BISTRO
THE SILENT KILLERS

CHAPT 15

1K 111 6
بواسطة Mangokornet

MATE FROM THE DARK

SONG—SOHYANG HELLO

"Vale!"

Gadis pemilik nama Valerie Graciella Anderson itu menoleh. Matanya berbinar melihat Drake tengah berjalan menghampirinya. Vale berdiri lantas berlari, menubruk Drake hingga pria itu terhuyung kebelakang.

Vale membenamkan kepalanya di dada bidang sang dewa kegelapan.

"Astaga aku merindukan aroma ini." Gumam Vale.

"Aroma kematian maksudmu?" Drake menunduk sedikit

Seketika Vale mengurai pelukan, ia menatap Drake galak lalu membawa kedua tangannya untuk menangkup wajah pria itu.

"Coba kulihat. Apa ada yang hilang dari wajahmu, apa ada yang berkurang." Vale menolehkan kepala Drake ke kanan dan ke kiri membuat Drake membuang napas perlahan.

"Sudah! Tidak ada yang berkurang dariku." Drake menurunkan kedua tangan Valerie. "kau tahu awal musim semi masih membawa udara dingin sisa musim salju. Tidak seharusnya kau keluar dengan gaun setipis itu," pria itu mulai mengomel, melepas mantel hitamnya untuk ia sampirkan di bahu Valerie.

"Ayo duduk disana," pria itu menunjuk bangku yang tadinya di duduki oleh Valerie.

"Vale! Kau itu ceroboh. Bagaimana bisa kau menyuruh Gale memanggilku dengan darahnya?" Tanya Drake begitu mendaratkan bokongnya di bangku.

Vale menggeleng "aku juga tidak tahu, Drake. Tiba-tiba ingin sekali Gale yang memanggilmu." Gadis itu mengerucutkan bibirnya.

"Hampir saja aku membunuhnya tadi, huft." Desah Drake lirih

"Apa kau memaksa Gale untuk memberi izin bertemu denganku?"

"Tidak." Lagi-lagi Valerie menggeleng "dia langsung memberi izin ketika aku berkata ingin bertemu denganmu. Bahkan dia menuruti keinginanku yang cukup berbahaya," Vale tersenyum kaku

"Lalu apa yang harus kita bicarakan sekarang?" Drake menoleh sebentar.

Valerie menghela napas panjang "aku hanya ingin melihat wajahmu saja. Sekalipun kita tidak berbicara apapun aku tidak keberatan."

Drake memutar tubuhnya menghadap pada Valerie. Ia menatap penuh minat pada perut rata Valerie dibalik gaunnya. Pria itu lantas mengulum bibir, paham alasan di balik tingkah random gadisnya.

Sebelah tangannya menadah, langsung muncul sebuah botol kecil yang dihiasi ukiran di telapak tangannya. Drake menyodorkan genggaman tangannya pada Vale.

"Apa?" Alis Vale naik sebelah.

"Tanganmu,"

Vale menatap Drake penuh tanya, tapi meski begitu ia tetap mengulurkan tangannya pada pria itu. Drake tersenyum, memindah benda tadi ke telapak tangan Valerie.

"Apa ini, Drake?"

"Oleskan saja di perutmu setiap malam ketika hendak tidur."

Vale membolak-balik botol itu dengan mata yang menyipit. Ia lantas mendekatkan botol kecil tadi ke hidungnya, menghirup dalam-dalam aromanya. Vale tersenyum sumringah, hanya itu respon yang bisa Vale berikan begitu mencium aroma cairan didalam botol. Vale tidak bisa mendeskripsikan bagaimana aromanya karena memang sepertinya tidak ada kata yang tepat untuk menggambarkan.

"Kau mendapatkan ini dari mana, Drake?" Gadis itu menoleh pada pria disampingnya. Pria dengan turtleneck warna hitam membalut tubuhnya. Vale jadi salah fokus dan baru menyadari bahwa Drake memiliki proporsi tubuh yang bagus. Lihat bagaimana lebarnya bahu pria itu, astaga. Kenapa Vale tidak menyadarinya selama ini.

Outfitnya begini tiap hari gak pernah ganti 😌

"My mother." Sebut Drake

"Your mother?" Kaget Vale

Drake mengangguk sambil melipat kedua tangannya didepan dada "ya ibuku memberi itu karena beliau pikir kita akan segara menikah begitu usiamu dua puluh tahun. Tapi ternyata tidak,"

Ucapan Drake menikam dada Valerie kuat-kuat. Menenggelamkannya pada kubangan rasa bersalah, pada Drake juga pada ibu pria itu.  Sebenarnya ia juga sama sekali belum pernah bertemu ibu dari sang dewa kegelapan. Ia tidak tahu bagaimana wujud ibu Drake.

Kala itu Lucia hanya bercerita bahwa Drake lahir dari orangtua yang memiliki power sama kuatnya. Ibu Drake adalah putri kesayangan Dewa Arthur sebelum Lucia. Bahkan diceritanya, Lucia mengatakan jika ibu Drake lebih kuat dari Agorn sang dewa perang.

Vale memejamkan matanya sebentar. Berpikir kira-kira dewi apa ibu pria disampingnya ini.

"Aku tidak tahu persis sebenarnya cairan itu untuk apa. Hanya saja ibuku berkata untuk dioleskan di perut ketika hendak tidur," Drake melanjutkan. Ia berbohong, tentu saja Drake tahu cairan itu berguna untuk apa. Kalau tidak kenapa ia memberikannya pada Valerie sekarang.

"Ah begitu. Baiklah sampaikan salamku pada ibumu ketika kau bertemu,"

Drake mengangguk "hmm."

******

Drake mengantar Vale hingga sampai didepan rumah dan ternyata Gale menunggunya diteras.

"Sudah ngobrolnya?" Gale bertanya begitu Valerie menempelinya.

Gadis itu mengangguk didadanya "hmm sudah. Terimakasih ya,"

Gale tersenyum "iya sama-sama. Sekarang kau masuk."

Vale mengangguk, melerai pelukan kemudian berlalu dari sana tanpa menoleh lagi pada Drake yang berdiri di ambang pintu pagar.

Drake tersenyum tipis melihat Valerie yang amat bahagia dengan Gale. Dan Gale yang memperlakukan Vale sedemikian baik juga lembut.

"Terimakasih sudah mengantar Valerie." Ucap Gale memperhatikan Drake lamat.

Drake mengangguk "terimakasih juga sudah memperlakukannya seperti ratu. Baiklah aku pergi," Drake berbalik badan

"Dra—" Gale menjulurkan tangannya untuk mencegah tapi terlambat, pria itu sudah pergi bagai asap bahkan Gale belum sempat berkedip.

Mata Gale menatap kearah tempat Drake berdiri tadi. Tiba-tiba jantungnya berdetak kencang. Terkadang ia berpikir apa Drake pernah merasakan sakit hati, apa Drake pernah merasakan cemburu?

Drake melihat Vale memeluknya didepan mata itu cukup menyakitkan bagi Gale. Laki-laki itu menghela napas pelan. Ia berkacak pinggang, mendongakkan kepalanya menatap langit malam Voresham yang cantik.

"Kenapa aku jadi merasa bersalah kepadanya," gumam Gale, kemerlip cahaya bintang yang indah sama sekali tidak menarik perhatiannya.

"Drake," bisik Gale "aku minta maaf jika keputusanku mungkin menyakitimu. Aku hanya tidak bisa menyerah begitu saja,"

"Kau tidak perlu khawatir karena selamanya Valerie adalah milikmu,"

"Aku hanya bisa memilikinya didunia ini. Sedangkan kau bisa bersama dengannya selamanya. Entah di dunia manusia ataupun dunia dewa,"

"Jadi—" nafas Gale mulai memberat, matanya berkaca-kaca.

"Biarkan aku meraih bahagiaku walau hanya sedikit. Biarkan aku melukis kanvas polosku bersama gadismu, biarkan aku—" suara Gale bergetar, air mata tidak mampu ia tahan lagi. Menetes perlahan menuruni pipinya.

"Biarkan aku menjadi kisah nyata yang bisa ia baca nanti. Biarkan aku memiliki histori indah sebelum nanti kau membawaku ke alam baka berkumpul dengan keluargaku."

"Dan yang terakhir biarkan aku menjadi utuh untuk Valerie. Aku hanya ingin menjadi akhir dari kisahnya yang mungkin menemui pahit ditengah jalan nanti."

"Tapi aku tidak akan pernah melarangnya ketika dia ingin bertemu denganmu. Sebagai soulmate Vale tentu sesekali merasakan rindu kepadamu. Aku yakin kalian memiliki ikatan batin yang kuat,"

"Ah sial aku menangis." Gale menyeka matanya yang berair.

"Baiklah Drake kuyakin kau tidak benar-benar pergi. Pasti kau sekarang melihatku, mendengar celotehan ku dan mungkin saja mentertawakanku. Aku masuk!" Pamit Gale entah pada siapa.

Manusia biasa akan menganggap Gale gila karena berbicara sendiri malam-malam, namun pada nyatanya Drake masih berdiri di ambang pintu pagar. Memperhatikan, mendengar seluruh ucapan Gale yang sepertinya benar-benar dari hati paling dalam.

Drake menelan salivanya kasar, ia menatap datar kastil megah dihadapannya itu. Ketika Gale merasa bersalah, Drake justru merasa seperti orang paling jahat se jagat raya karena bisa membuat Gale berpikir demikian.

"Raregroove," gumam Drake "sepertinya namamu memiliki arti yang sangat dalam."

"Rare, langka. Kau bahkan bisa merasakan aku tidak benar-benar pergi."

******

"GALE!! GAAALLLEEE!!!" Valerie berlarian dari kamar mandi menuju kamar Gale sambil menangis terisak.

"GALE!" Pekik Vale frustasi karena Gale tak kunjung membuka pintu.

"Ya, wait aku sedang memakai baju." Gale menyahut dari dalam kamar.

Tak lama kemudian pintu kamar terbuka, mata Gale membola lebar melihat gaun mandi Valerie yang dipenuhi bercak darah. Dan apa yang dibawa gadis itu?

"Apa ini, Vale? Apa?" Gale ikut panik

Vale menggeleng "aku juga tidak tahu, dia keluar dari tubuhku ketika aku buang air kecil tadi. Apa ini Gale? Aku takut," tangan Valerie bergetar hebat.

Tenggorokan Gale seketika terasa sangat kering bahkan sakit ketika ia berusaha menelan saliva.

"Okey sebentar. Berhenti menangis," Gale membawa gadis itu ke dalam pelukannya membelai rambut panjang Valerie. Namun gadis itu tidak bisa membalas pelukan Gale karena kedua tangannya masih memegangi benda tadi.

"Gale. Ini apa? Aku takut, takut." Vale terisak hingga bahunya bergetar.

"Aku juga tidak tahu, sayang. Baiklah kau tenang, aku akan memanggil ibu sepertinya beliau ada di kastil bibi Leah," Gale hendak mengurai pelukan tapi urung karena wanita yang ia bicarakan muncul dari balik pintu ruang tengah.

"Gale! Valerie! What's going on? Kenapa gaun mandi mu berdarah?" Tanya Lyla terkejut

Valerie melerai pelukan lalu menunjukkan benda di tangannya tadi pada Lyla, seketika Lyla berteriak histeris.

"Astaga!" Pekik wanita paruh baya itu. Ia memandangi Valerie sebentar sebelum melangkah mendekat.

"Bagaimana bisa?" Lyla bertanya lirih, suaranya bergetar.

Vale mendongak, menatap Lyla dengan wajahnya yang basah. "Aku tidak tahu, ibu. Dia keluar sendiri ketika aku buang air kecil tadi."

"Itu apa, Bu?" Gale bertanya

Lyla menggeser netranya pada sang putra "ini embrio bayi, Gale."

"A—apa?" Dunia Gale terasa runtuh detik itu juga.

"Embrio?" Seketika Vale kehilangan keseimbangannya, kakinya benar-benar lemas tidak mampu menahan berat tubuhnya. Beruntung Gale sigap menangkap tubuh Vale.

"Baiklah bawa Vale ke kamar dulu ibu akan memanggil Dokter Rowena." Lyla membantu Gale membuka pintu kamar juga membaringkan Vale di ranjang.

"Jangan lama-lama, bu." Gale berpesan ketika Lyla keluar kamar. Wanita itu mengangguk lantas pergi dari sana.

"Sayang, sini biar aku yang bawa." Gale mengambil alih embrio tadi dari tangan Vale.

Laki-laki itu memperhatikannya dengan lamat. Astaga, calon anaknya keluar bahkan jauh sebelum waktunya. Bentuknya juga masih belum sempurna, bahkan lebih terlihat seperti gumpalan darah, pantas saja jika Vale ketakutan.

Gale mendongak, menghalau air matanya agar tidak sampai jatuh. Valerie tidak boleh melihatnya menangis.

"Gale!" Panggil Valerie, suaranya amat lemah.

Buru-buru Gale menyeka air matanya "ya, kenapa? Ada yang sakit?"

Vale menggeleng, matanya menatap langit-langit kamar. "kenapa dia keluar, Gale? Apa dia tidak suka berada didalam perutku?"

Ucapkan Valerie bak belati tajam yang menikam dan mengoyak dada Gale kuat-kuat. Gale memindah embrio tadi kesebelah tangannya, sedangkan sebelah tangannya yang lain membelai rambut istrinya.

"Tidak, bukan seperti itu. Mungkin dia terlalu senang menjadi anak kita hingga tidak sabar untuk bertemu denganmu,"

Valerie menoleh "apa kau akan meninggalkanku karena aku ceroboh tidak bisa menjaganya?"

"Kau bicara apa? Bukankah aku sudah mengatakan bahwa aku menikahimu karena ingin hidup denganmu. Memiliki anak bagiku hanya hadiah yang diberikan Tuhan andai kata kita memang pantas menjadi orang tua. Kalaupun tidak, aku akan tetap disampingmu, tetap menjadi suamimu. Dan kita tetap bersama, hanya maut yang boleh memisahkan kita. Bukankah kita bersumpah untuk itu, Valerie Graciella?"

"Kita mengucapkan sumpah di hadapan Tuhan, pendeta, keluarga besarmu, orangtuaku dan seribu undangan saat itu. Kau sudah lupa?" Gale berkata amat lembut, menenangkan agar Valerie tidak berpikir macam-macam.

Kalau dirasa Gale juga sama kagetnya, sama terpukulnya. Tapi tentu saja Gale tidak bisa menunjukkannya di depan Valerie.

Tokkk... Tokkk... Tokkk

"Masuk!"

Pintu kamar terbuka menampakkan Lyla, Dokter Rowena juga Charles. Wajah mereka semua tegang dan panik.

"Selamat pagi Nyonya Raregroove." Dokter Rowena menyapa lembut namun Valerie tidak membalasnya.

Gale beranjak dari sana, memberi ruang pada Dokter Rowena untuk memeriksa keadaan Valerie.

"Vale! Ayo jangan seperti itu. Biar Dokter Rowena memeriksa tubuhmu," ujar Gale, Valerie menoleh sekilas lalu membenarkan posisi tidurnya.

Dokter Rowena tersenyum, tangannya mulai bergerak memeriksa tensi darah, denyut nadi hingga detak jantung.

"Tuan Gale boleh saya lihat embrionya?"

"Ah iya dokter," Gale mengulurkan embrio yang sejak tadi berada di tangannya.

Dokter Rowena menghela napas "ini embrio berusia empat minggu." Ucap Rowena sambil mengedarkan pandangannya, pada Gale, Valerie, Lyla juga Charles.

"Apa anda tidak sadar jika istri anda sedang hamil?" Tanya Rowena pada Gale

Gale menggeleng "tidak. Karena memang tidak ada tanda-tanda seperti layaknya orang hamil." Jawab Gale

Dokter Rowena mengangguk "memang tidak semua ibu hamil mengalami morning sickness atau mood swing. Alangkah baiknya kedepannya lebih hati-hati,"

"Ada aktivitas berat yang dilakukan Nyonya Raregroove sebelumnya?" Rowena memandang Gale dalam setelah membungkus embrio tadi dengan selembar kain putih.

Pertanyaan itu justru membawa kilas balik di otak Valerie.

Flashback malam hari

"Vale!"

Valerie menoleh mendengar suara ayah mertuanya memangil. "ya, ayah."

Charles mengulurkan cangkir kecil berisi cairan yang sama seperti Vale minum kemarin. "Gale ada dimana?"

"Itu masih di luar berbicara dengan Drake."

"Ah begitu." Charles mengangguk "habiskan sekarang ya biar langsung ayah bawa kebelakang cangkirnya." Kata Charles

Valerie mengangguk, segera meminum minuman itu tanpa rasa curiga sedikitpun pada Charles. Minuman itu rasanya seperti teh Rosella, bahkan warnanya juga mirip. Tapi di after tastenya Valerie merasakan herbal yang tidak familiar di lidahnya. Entah tidak familiar atau Vale yang memang jarang meminum herbal.

"Sudah habis, terimakasih ayah." Vale tersenyum lebar pada Charles.

Charles membalas senyuman Vale, menerima cangkir kosong itu. "Sekarang kau istirahat. Biar herbalnya bekerja. Besok pagi-pagi kau ajak Gale berbuat," pesan pria paruh baya itu sebelum meninggalkan Valerie.

"Baik, ayah." Valerie mengangguk, ia lantas berbalik menuju kamar Gale.

******

"Apa itu, Vale?" Gale bertanya ketika melihat Vale tengah mengoleskan sesuatu di perutnya.

"Aku tidak tahu. Drake memberiku, dia bilang ini pemberian ibunya untukku." Jawab Vale

"Oh ya?" Gale meraih botol kecil tadi dari samping Valerie. Mendekatkannya ke hidung, ia hirup dalam-dalam aromanya.

"Wangi," komentar Gale. "wangi yang tidak bisa dideskripsikan."

Flashback off.

"Kemarin aku mengajaknya ke bukit heavrn untuk melihat makam ibuku, naik kuda," Gale berujar lirih sambil tersenyum kaku.

Dokter Rowena tersenyum penuh arti "sepertinya karena aktivitas itu Nyonya Raregroove bisa keguguran. Selain karena kandungannya yang masih lemah, embrionya juga tidak terlalu kuat. Jadi sebaiknya setelah ini Nyonya Raregroove tidak melakukan aktivitas yang berat selama beberapa bulan. Hindari berkuda yang paling utama," pesan Dokter Rowena.

Gale mengangguk "baik dokter."

Dokter Rowena lantas mengeluarkan sebotol kapsul dari tas kerjanya. "diminum sebanyak dua kali sehari setelah makan pagi dan malam untuk membantu memulihkan keadaan Nyonya Raregroove. Tuan Gale tolong diawasi ya istrinya," dokter perempuan itu beranjak dari kursi samping ranjang.

"Baik, dokter. Saya akan mengingatnya dengan baik." Gale menerima calon bayinya yang sudah di bungkus baik oleh Dokter Rowena.

"Saya permisi," pamitnya

Lyla dan Charles mengantar Dokter Rowena hingga keluar kastil. Sedangkan Gale kembali duduk disamping Valerie, menggenggam tangan gadis itu seolah menyalurkan kekuatannya.

*****

Haiii gengskuu apa kabar klean?

Hufttt berattt, aku sedih banget nulis ini. Kalian gimana?

Jangan lupa vote dan komen ya 🔪🔪🔪🔪

See you next chapt

واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

Untold Story Of Character بواسطة touchlya

الخيال (فانتازيا)

605K 44.7K 45
Amber Cessia harus mendekam dipenjara selama tiga hari karena orang tuanya sudah lelah menjemputnya darisana. Namun keesokan harinya, bukan lagi petu...
Family Possessive بواسطة Handay32

الخيال (فانتازيا)

242K 20.7K 20
Follow dulu sebelum baca 😖 Hanya mengisahkan seorang gadis kecil berumur 10 tahun yang begitu mengharapkan kasih sayang seorang Ayah. Satu satunya k...
Princess Aletta [ END ] بواسطة UpiKoreng

الخيال (فانتازيا)

125K 7.8K 42
Aletta Cleodora Rannes, seorang putri Duke yang sangat di rendahkan di kediamannya. ia sering di jadikan bahan omongan oleh para pelayan di kediaman...
Oh I Got You [End] بواسطة mystraw

الخيال (فانتازيا)

2.3M 136K 49
•Airis Ferdinand. Aktris cantik dengan puluhan mantan pacar, baru saja mendapatkan penghargaan Aktris terbaik di acara Awards international. Belum se...