CHAPT 36

1.1K 116 16
                                    


MATE FROM THE DARK

SONG—FAOUZIA & JOHN LEGEND MINEFIELDS







Sudah hampir satu bulan ini Valerie selalu menangis setiap malam. Dia lebih menyendiri dan tidak mau bertemu dengan siapapun kecuali Lucia. Dia juga tidak mau tidur sendiri, harus dengan Lucia.

Penampilannya jauh lebih kucel ketimbang empat tahu lalu pas seharian di makamnya Gale. Setiap saat, obrolan menyesakkan dengan Drake bulan lalu terus menyambar-nyambar di otaknya seperti petir di tengah badai.

Terlebih kalimat lelaki itu yang mengatakan bisa menerimanya dengan baik andai kata dia memeluknya bukan malah mencecarnya dengan pernyataan bodoh. Benar, seharusnya hari itu hubungannya dengan Drake membaik, dia bisa memeluk lelaki itu, menenggelamkan kepalanya di dada Drake, bisa berciuman, berpelukan sepanjang malam, dan tentu saja make a love.

Seharusnya Vale bisa melepaskan rindunya yang amat dalam pada Drake, dia tak bisa membayangkan akan seperti apa malamnya dengan lelaki itu misalnya dia berhenti memikirkan kematian Gale. 

Sekarang, Vale tengah berdiri di depan pembakaran. Di tangannya ada setumpuk pakaian dan sebuah buku yang akan dia lempar ke dalam kobaran api.

Menatap api itu seketika Vale teringat dengan Drake, lalu tiba-tiba air matanya menetes begitu saja.

"Drake. My God!" Rintih Vale.

Dia paham bahwasanya rintihannya tak mungkin mau di dengar oleh Drake. Penyesalannya juga tak berarti lagi.

"Apa... Apa yang harus aku lakukan? Kesalahanku terlalu fatal," kata Vale

"Apa kau masih mau memaafkanku? Katakan, Drake! Aku harus bagaimana agar mendapat maafmu," matanya terus menatap kobaran api itu membayangkan Drake ada di hadapannya.

Gadis itu lantas mengangkat tangan kirinya, memperhatikan lilitan benang berwarna putih transparan di jari manisnya.

"Drake! Kenapa setiap hari bentuk lilitannya berbeda?" Suara Valerie bergetar, pun dengan tangannya. Ia kemudian kembali mengangkat pandangannya, matanya membola lebar saat melihat figur Drake ada di depannya.

Dadanya naik turun cepat, "Drake!" Bisik Vale

Lelaki itu tersenyum, menatapnya amat teduh seperti dulu. Valerie menangis tak karuan.

"Drake!"

Valerie melihat Drake merentangkan tangannya, tanpa pikir panjang dan membuang kesempatan kedua, Vale menjatuhkan barang bawaannya dan berlari ke arah lelaki itu.

"Valerie! Bodoh, apa yang kau lakukan??"

Tubuhnya ditahan dari belakang oleh Jaeden yang tiba tepat waktu sebelum Valerie melempar dirinya ke dalam kobaran api yang cukup besar itu.

"Drake! Drake kau pergi lagi?" Valerie menjerit histeris, tangannya berayun-ayun ke arah api. Di sana hanya ada api, api yang akan dia gunakan untuk membakar barang pemberian Gale.

Drake tak ada di sana, itu hanya bayangan Valerie karena dia amat merasa bersalah, dia terlalu rindu pada sosoknya.

"Tadi Drake di situ, Jaed!" Kata Vale mengadu seperti anak kecil.

Jaeden menghela napas, dia menatap kobaran api itu dengan sorot mata yang sulit dibaca. Ia lalu mengedarkan pandangannya, kalau memang Drake sempat datang dia akan merasakan bekasnya. Tapi, Jaeden sama sekali tak mencium aroma darah dewa di sini selain darah Valerie.

MATE FROM THE DARK [END ✔️]Where stories live. Discover now