The J8

By BelladonnaTossici9

26.8K 3.2K 429

Leander, mantan tentara Kopassus, menaruh dendam kepada Joy. Wanita itu mengubah hidupnya, menyebabkan senior... More

🎄 HAPPY HOLIDAY 🎅
1. KLIEN SEKARAT
2. SEPERTI PERNAH MENDENGAR NAMA INI
3. WANITA YANG DICARI
4a. TIDAK MENGENAI SASARAN
4b. SERKA IMAM HERBOWO
5a. KAWAN LAMA
5b. PENYERANGAN SERKA IMAM
6a. DITINGGALKAN
6b. KABAR DUKACITA
7a. PEMAKAMAN
7b. KETERANGAN DARI KAWAN LAMA
8a. REKAMAN CCTV RUMAH SAKIT
8b. PEMBALASAN
9a. PERINGATAN JUAN
9b. HARUSKAH DIA DIPECAT?
10. SIASAT ANGELA
11a. PERTARUNGAN MASSAL
11b. BRIAN
12b. JOY TAHU
13a. PENGAWAL BARU
13b. KENAPA DIA KAKU SEKALI?
14a. PERSIAPAN MENGAWAL
14b. PENGAWAL BARU
15. KEBAB KESUKAAN
16. SARAN YANG SAMA
17. PERHATIAN YANG BERBEDA
18a. SARAN JOSEPHIRA
18b. SARAN JOSEPHIRA
19a. MEETING YANG PANJANG
19b. MENGGANTIKAN ADAM
20a. PENYADAP
20b. MENYADAP TARGET
21. MALAM YANG MENGESANKAN
22a. COBAAN BERAT
22b. MEMATA-MATAI
23. LAYANAN LEANDER
24a. DOSA ITU ENAK
24b. MENCOBA BERSIKAP BIASA
25a. WEJANGAN FELIX DAN TELEPON LILIANA
25b. LILIANA
26a. FETISH SAMUEL
26b. SWINGER CLUB
27a. KEJUTAN PANAS
27b. MENYELAMATKAN LILIANA
28a. SALING BERCERITA
28b. SERANGAN
29a. MENINGGALKAN RUTINITAS
29b. PENGORBANAN JOY
30a. KRITIS
30b. KRITIS
Survey
31a. ANCAMAN JUAN
31b. ANCAMAN JUAN
PENGUMUMAN

12a. PARA PENCARI PERHATIAN

290 52 5
By BelladonnaTossici9

"Selamat pagi, Pak Adam," sapa Letkol Banyuaji santun. Kenapa Adam tidak menjawab? Apa jangan-jangan dia ngembek karena pengawal sewaannya gagal melindunginya?

"Selamat pagi, Pak," ulangnya.

[Ini sudah hampir siang, Pak Banyuaji.]

Wah, Letkol Banyuaji tidak menduga kliennya ini akan meibutkan hal remeh. Namun, dia ingat tengah berbicara dengan Adam Tamabrata berserta segala keajaibannya. Meskipun arlojinya masih menunujukkan pukul sepuluh, Letkol Banyuaji mengalah.

"Selamat pagi menjelang siang, Pak Adam."

[Nah, seperti itu.]

Letkol Banyuaji cuma bisa menggeleng-gelengkan kepala maklum. Usia Adam tidak muda lagi, tetapi kelakuannya terkadang mirip remaja labil yang masih mencari jati diri.

"Bagaimana kondisinya, Pak?" tanya Letkol Banyuaji basa basi. Etika bisnis yang sebenarnya bertentangan dengan nurani pria itu. Dia lebih suka blak-blakan, straight to the point.

[Jauh lebih baik, saya langsung ke kantor setelah menyelesaikan administrasi rumah sakit.]

Mendengar lawan bicaranya penuh semangat, Letkol Banyuaji langsung ke inti pembicaraan.

"Begini, Pak. Kami sudah menemukan pengawal baru yang cocok untuk menggantikan J8 yang meninggal."

[Oh, ya?]

"Iya, Pak Adam. Makanya saya menghubungi untuk memastikan kesediaannya."

[Asal usulnya? Saya tidak ingin terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.]

Beberapa saat lamanya keduanya diam. Belum hilang dalam ingatan Letkol Banyuaji ketika Adam menceritakan perihal Aiman, asisten mantan istrinya. Karena tergoda harta, si asisten membelot, bahkan nyaris membuat mantan istrinya celaka.

"Jangan khawatir, Pak Adam. Saya bisa menjamin kesetiaan J8 ini. Dia mantan anggota Kopassus yang menembak preman karena menusuk rekannya."

[Ah iya, saya pernah baca beritanya. Mantan anggota Kopassus yang legendaris itu bergabung dengan JAWS Guard? Sesuatu sekali ya. Nggak salah saya pilih JAWS Guard.]

Untuk sementara, Letkol Banyuaji dapat bernapas lega.

[Saya lama nggak ketemu Joy. Apa kabarnya?]

Benar-benar tidak punya malu. Sekarang seisi JAWS Guard tahu Adam mendekati Joy.

"Mbak Joy baik."

Adam di seberang panggilan terdengar mendengkus lalu menyapa seseorang di sana kemudian kembali pada percakapan di telepon.

[Baiklah, kebetulah J3 sudah datang. Begitu urusan saya selesai di sini, saya mampir ke kantor JAWS Guard sebelum ke kantor.]

Ucapan panjang Adam Tamabrata mengakhiri pembicaraan bersamaan dengan ketukan di pintu. Letkol Banyuaji kembali melirik jam tangan, meraih map folder hitam. Sealing wax keemasan tertoreh logo JAWS Guard dan kode VIP 163. Pria itu berdiri ketika mendengar handle pintu ditarik lantas menyambut Leander di ambang bilah persegi berbahan kayu mahogani.

"Silakan duduk, J8. Kamu cocok dengan jas itu."

"Siap! Terima kasih, Let."

"Tidak usah sungkan." Pria itu terkekeh saat mengenyakkan bokong. Disusul Leander di seberang meja. Satu alisnya naik ketika Letkol Banyuaji meletakkan map hitam di hadapannya. Dia sudah pernah membacanya, apakah Letkol Banyuaji lupa?

"Dokumen ini berisi data klien kita dengan kode VIP 163. Silakan dipelajari dulu." Letkol Banyuaji menyilangkan kaki, menumpangkan di atas paha. Leander sempat melirik IWC Pilot Top Gun melingkar di pergelangan tangan kanan ketika pria itu mengetukkan jari pada pinggiran sofa.

Jam mahal! Seorang petinggi negeri yang juga adalah purnawirawan TNI menyebutkan jika jam yang dia miliki adalah buatan Cina. Asli atau palsu seperti pengakuan jenderal yang memiliki seri sama itu, hanya Letkol Banyuaji dan Tuhan saja yang tahu.

"Ini asli."

Kulit wajah Leander yang kecokelatan berubah merah padam karena ketahuan memindai atasan sendiri. Letkol Banyuaji mengekeh kemudian menunjukkan benda tersebut. Leander paham, dengan gaji selangit, sangat wajar jika Letkol Banyuaji mampu membeli jam tangan tersebut.

"Kamu tahu kenapa saya menggunakan jam di tangan kanan?"

"Siap! Tidak tahu, Let," jawab Leander.

Letkol Banyuaji mengetahui rahasia jika di lingkungan militer, dikenal istilah 'pemakai jam tangan kanan' dan 'pemakai jam tangan kiri'. Menurut kabar, orang yang memakai jam tangan di sebelah kanan adalah kode bagi mereka yang berpihak pada Jenderal yang pernah menjabat sebagai Kepala Staf TNI AD dan sempat menjadi lambang militer anti-presiden banyak periode. Jenderal tersebut sepakat dengan pandangan umum bahwa sang presiden sudah terlalu lama di kursi kekuasaannya.

"Sudahlah, tidak usah dibahas. Toh, semua jajaran prajurit TNI Angkatan Darat dari komandan yang berpangkat paling tinggi sampai prajurit dengan pangkat paling rendah harus memakai jam tangan di tangan kanan sebagai simbol satu komando." Letkol Banyuaji berucap bijak lantas menunjuk map hitam yang masih dipegang Leander. "Kita kembali ke klien kita, VIP 163. Apakah sudah ada gambaran dari dokumen itu?"

"Siap! Sudah, Let."

Meski membaca sekilas, Leander dapat menyimpulkan jika Adam Tamabrata memiliki musuh yang menginginkan kematiannya. Dunia bisnis memang sekejam itu, berbagai cara dilakukan untuk menjatuhkan para kompetitor. Menghilangkan nyawa termasuk di dalamnya.

"Hari ini beliau akan datang berkunjung."

Leander mengerang dalam hati, dia jelas paham maksud dari ucapan Letkol Banyuaji. Jika klien perusahaan seperti JAWS Guard berkunjung, tentu ingin melihat seberapa tangguh calon pengawalnya. Padahal kemeja Leander belum kering betul karena aksi penyambutan yang menguras peluh. Sebentar lagi dia akan dipertemukan lagi dengan pertarungan. Satu lawan satu atau satu lawan banyak? Entahlah.

"Sebentar, J8." Letkol Banyuaji merogoh saku di balik jas. Lampu layar ponsel pintar di genggaman pria itu berkelip-kelip beberapa kali.

Leander melirik Victorinox di pergelangan tangan. Sudah jam makan siang. Maka seperti itulah seorang prajurit, sudah terlatih untuk tidak mengisi lambung jika ada perintah mendadak dari atasan.

"Iya, Mbak Joy. Banyuaji di sini."

Leander menajamkan telinga ketika Letkol Banyuaji menyebut nama wanitu itu. Apakah pembalasan Joy barusan belum cukup? Dia merasa wanita itu seperti sedang merencanakan sesuatu yang buruk untuknya.

"Baik, Mbak. Saya akan minta J8 bersiap-siap." Letkol Banyuaji mengangguk, terlihat paham dengan instruksi singkat dari Joy di ujung panggilan sebelum akhirnya memutus pembicaraan.

"J8, klien VIP 163 sudah datang," ucap Letkol Banyuaji saat meletakkan perangkat jemala di atas meja. "Beliau ada di parkiran sekarang, bersiap-siaplah."

"Baik! Siap, Let!"

Letkol Banyuaji memang bukan lagi seorang pria dengan jabatan Komandan Batalyon Infanteri Raider 456/Kijang Emas Kostrad, tetapi usia tidak menghilangkan wibawa dari pria paruh baya itu. Meski hanya dua kalimat, Leander merasakan aura mengintimidasi. Tanpa banyak bicara, Leander bangkit dari kursi dan berbalik ke arah pintu. Namun, langkah penuh percaya diri itu dihentikan oleh ucapan Letkol Banyuaji, pria itu tersenyum ramah.

"Ah, ya, J8 ... jangan sampai kalah melawan Andika."

🔫🔫🔫

Joy tersenyum hangat menyambut Adam Tamabrata di lobi meski dalam hati mengeluarkan sumpah serapah. Duda itu selalu tampak kegirangan bagaikan bocah hiperaktif kelebihan hormon.

Brian yang berada beberapa langkah di belakang Joy paham atasannya tidak menyukai senyum lebar duda genit itu. Pada saat mobil Angela di parkiran rumah sakit bergoyang karena 'bermain bersama' Adam, Brian memergoki. Sekarang, Adam malah tersenyum lebar seakan hanya Joy lah pujaan hatinya.

Joy kembali ingat ucapan Liliana, sahabatnya tentang pria seperti Adam Tamabrata tergila-gila pada petualangan dan risiko. Jelas-jelas ada Angela yang mau memuaskan libidonya, kenapa juga malah mengejar perawan tua macam Joy?

Tapi, sekarang Joy mengerti jalan pikiran Adam. Dia tertarik pada Angela, meski wanita itu sama sekali tidak menantang, karena Angela memiliki sex appeal yang bisa membuat pria mana pun bertekuk lutut.

"Halo, Joy. Kamu apa kabar?" Sebuah kecupan singkat tanpa permisi, mendarat di pipi Joy saat menyambut uluran tangannya.

Joy berjengit kaget. Brian bingung harus bersikap bagaimana. Apakah bosnya akan menyuruhnya menghajar Adam? Semoga saja tidak, karena Adam seharusnya Brian Lindungi. Joy hanya mengusap bekas kecupan kurang ajar adam, sementara Brian diam-diam melepaskan napas. Untung saja tidak ada tamparan melayang di pipi Adam.

Uluran tangan Adam beralih pada pria tegap di samping Joy. "Selamat siang, Pak Banyuaji."

"Silakan, lewat sini." Suara Joy terdengar seperti geraman tertahan, berbeda dengan Letkol Banyuaji yang tersenyum tipis.

Ketiganya sampai di sebuah ruangan, dinding tebalnya dihubungkan dengan kaca besar yang membatasi dengan sebuah ruangan lain di sebelah. Ketiganya mengamati dengan serius.

Di sebelah, seorang pria kurus berteriak saat menerjang, Adam mengenalinya dengan nama Andika, pelatih para pengawal. Dollyo Chagi ditangkap dengan kedua tangan pria berbadan lebar, berusaha memuntir. Andika tidak tinggal diam, pitingan pria tegap itu digunakan sebagai tumpuan untuk meloncat, memutar kemudian melayangkan tendangan, kali ini sasaran pria itu adalah leher dan kepala si pria tegap, apakah itu calon pengawalnya? Adam tidak yakin pria itu mampu mengalahkan Andika.

"Mereka tidak melihat kita?" Adam menunduk lantas berbisik tepat di samping telinga Joy.

"Bukan hanya tidak melihat, mereka juga tidak mampu mendengar teriakan kita." Joy menghela napas, menahan diri untuk tidak mendengkus sebal. "Pak Adam tidak perlu berbisik."

"Seperti ruangan investigasi, ya?" tanya Adam mencoba berkelakar. Tidak ada respons, dia menoleh ke samping kirinya kemudian kembali mengalihkan pandangan pada dinding kaca sembari berdeham. "Latar belakangnya bagaimana, Pak Banyuaji?"

"Maaf, Pak Adam. Latar belakang para pengawal adalah privasi. Namun, saya pastikan J8 dapat dipercaya."

"Ya ampun, Pak Banyuaji. Buat apa dirahasiakan? Toh semua kanal berita memuat cerita Leander. Zaman sekarang semua serba canggih, mau dirahasiakan serapat apa pun, kita bisa dengan mudah mendapatkan informasi siapa saja."

Letkol Banyuaji tidak terpengaruh. Adam melengos kesal ketika mendapati Letkol Banyuaji tersenyum kalem. Dia sudah tahu jika dalam perjanjian kontrak, latar belakang para pengawal JAWS Guard bersifat confidential. Klien menerima jasa tanpa perlu mengetahui ranah pribadi pengawal yang disiapkan.

"Wah!" Adam sontak bertepuk tangan ketika mendapati Andika di ruang latih terjungkal, dia lantas menoleh pada Joy, ingin tahu reaksinya. Adam berdecih karena Joy tetap fokus pada dinding kaca di depan mereka.

Andika mulai kepayahan, napas pria itu tersengal saat tinju si pria tegap menghantam telak tepat di dagu. Adam meringis seperti ikut merasakan kesakitan yang dialami sang sabeum yang kembali terseret beberapa langkah. Belum sempat kuda-kuda Andika memijak sempurna, si pria tegap sudah melompat, melayangkan tendangan samping. Sebuah jurus mematikan jiu jutsu menghantam pipi dan rahang. Andika terjungkal, terpelanting ke kanvas. Tanpa sadar, Adam ternganga.

"Wow!"

🔫🔫🔫

Continue Reading

You'll Also Like

224K 8.1K 69
Suatu hari seorang gadis yang sedang tidur pada malam hari, ia bertemu dengan sosok yang ia rindukan muncul dalam mimpi nya. Yaitu ayah nya beliau me...
160K 10.3K 58
Cerita ini hasil dari pemikiran saya sendiri, PLAGIAT DILARANG ❌ MENDEKAT. Typo di mana-mana! **** Gadis SMA yang menjadi korban bully di sekolahnya...
45K 3.1K 42
Siapapun yang menyakiti orang terdekatku akan merasakan dekatnya kematian. -freya Ini Hanya Fiksi Jangan Dibawah Kedunia Nyata JADWAL UP (SEBISANYA D...
8.1K 687 22
TENTANG SEORANG MATA MATA YANG TERCIDUK DENGAN TARGETNYA SENDIRI APAKAH SANG MAFIA AKAN MENEMBAK SANG MATA MATA ATAU ADA OPSI LAINNYA??? WARNINGS🚨 ...