Alendra

By AngitaRismayanti

5.7K 339 17

Devano Alendra Demiand, Putra Sulung dari Jack Demiand. Alendra adalah orang yang terkenal dengan segala sifa... More

01 || Alendra
02 || Ke gesrekan Alendra
03 || Wow, cewek tuh
04 || Leviana
05 || Ke gaduhan makan malam
06 || Kebiasaan baru
07 || Masih marah, Na?
08 || Baru Pulang? Habis darimana?
09 || Rasa Penasaran
10 || Anak Bantara
11 || Zeta?
12 || Pacaran itu enak nggak?
13 || Pagi Yang Sial
14 || Jomlo? Sorry ya
15 || Lawan Kata
16 || Sudah Joshua duga
17 || HALU!!
18 || Aaa So Sweet
19 || Baku Hantam lah kita
20 || Tawuran Lagi ?
21 || Gue Join, Al
22 || Gue, Devano Alendra Demiand
23 || Gue bisa apa, Na?
24 || Ketemu kakak ipar
25 || Pasar Malam
26 || Makin halu aja lo
27 || Kemarahan Alendra
28 || Anyelir
29 || Pertengkaran
30 || Permintaan Maaf
31 || Empress Of Dirgoun
32 || Aksa!
33 || 300 ribu doang
34 || Grogi?
35 || Gombal Sayang
36 || Bercanda, Dev
37 || Gawat
38 || Good
39 || Pengungkapan Rasa
40 || I Love You, Na!
41 || Kenalin, Pacar aku
42 || Kucing Garang?
43 || Go Publik
44 || Ide Gila
45 || Big Baby
46 || Bipolar
47 || Mode Sultan
48 || Rasa Kecewa
49 || Happy Birthday Bos!
50 || Ide Lo boleh juga
51 || Adek Bayi?
52 || Serangan tak terduga
53 || Singa Dirgoun
54 || Penyerangan Balik
55 || Pengkhianat
56 || First Kiss
57 || Singapura
58 || Balik Indonesia
59 || Mencari Informasi
61 || Ke Kecewaan
62 || Penenang
63 || Wejangan Jack
64 || Cemburu kah?
65 || Sakit
66 || Mencoba untuk menerima
67 || Rasa takut akan kehilangan
68 || Mimpi Buruk

60 || Terbongkarnya Rahasia Pengkhianatan

57 2 0
By AngitaRismayanti

“Pas aku ketemu Jovian, dan aku tanya soal bocornya basecamp Dirgoun. Kamu mau jujur ke aku kan? Apa benar kamu yang bocorin nya?”

“Kamu ngomong apa sih?! Jelas bukan aku lah!”

“Stef, aku mohon. Kamu kenapa harus bocorin lokasi basecamp? Dia ngancam kamu kan?”

“Kamu tau sendiri kan? Jovian itu gimana? Aku emang di ancam dia. Kalau aku nggak ngasih tau lokasi basecamp kalian, dia bakalan sebar video kita. Aku nggak mau video kita tersebar gitu aja, jadi maaf aku lakuin ini.”

Dino mengepalkan kedua tangannya erat. Ternyata dugaannya selama ini benar, Jovian mengancam Steffany. Maka dari itu, Steffany yang membocorkan lokasi basecamp Dirgoun.

Jovian memanfaat situasi Dino dan juga Steffany. Semua ini berawal dari ponsel nya yang hilang waktu itu. Ternyata, Jovian lah yang menemukan ponselnya yang ternyata memang terjatuh disaat membeli makanan malam itu.

Di dalam ponselnya, banyak sekali rahasia yang hanya Dino dan Steffany ketahui. Dimana terdapat beberapa video dewasa mereka. Jovian yang berhasil membuka ponselnya Dino pun menjadikan itu alat untuk mengancam Dino dan juga Steffany.

Kini Dino sendiri sudah frustasi sendiri. Ia sangat merasa berdosa. Bukan hanya karena telah mengkhianati Alendra, tapi juga ia telah menghancurkan kepercayaan Dirgoun dan menjadikan Raka kambing hitamnya. Dino menjebak Raka dan menjadikan nya sebagai tameng untuk menutupi segala kebusukannya. Perihal rencana penyerangan balik yang akan di lakukan Alendra pun sebenarnya ia yang membocorkan, bukan Raka. Raka tidak tahu apa-apa, ia hanya digunakan sebagai kambing hitam.

“Din, aku takut. Aku nggak mau lagi harus jadi orang suruhan Jovian. Aku juga nggak mau bikin Alendra marah sama aku atau kamu.” Steffany menangis tergugu menutup wajahnya menggunakan telapak tangannya. Steffanny sungguh menyesali perbuatan nya, ia begitu berdosa karena hampir saja menghilangkan nyawa Aksa.

“Kita yang bikin Dirgoun di ambang kehancuran, Din.” Lirih Steffany memeluk lututnya menatap Dino dengan wajah sembab.

Dino bersimpuh, ia menarik Steffany ke dalam pelukannya.

Tangis Steffany semakin pecah, Dino jadi merasa sangat bersalah. Andaikan, ia berpacaran dengan Steffany tidak melibatkan nafsu bejatnya. Maka, ia tidak akan melakukan hubungan intim dengan Steffany. Dan bodohnya, mengapa selama melakukan itu Dino harus merekam nya di handphone. Jelas sekali, itu menjadi boomerang bagi ia dan juga Steffany.

“Aku salah, Stef. Nggak seharusnya aku ngajak kamu ngelakuin hubungan intim. Dan aku juga bodoh, nggak seharusnya aku merekam kegiatan itu. Pasti semua ini nggak akan terjadi.” Lirih Dino. “Maafin aku, Stef. Nggak seharusnya kamu terlibat, aku juga udah bikin masa depan kamu hancur. Aku minta maaf, Stef.”

Steffany mengangkat wajahnya, ia mengusap air matanya cepat. “Aku nggak apa-apa, Din. Dan aku pun udah nggak masalah kalau video kita tersebar, yang penting aku bisa bebas dari Jovian. Aku nggak mau bikin orang lain lagi kecewa sama kita.”

“Stef, tap_”

“Din, aku mohon. Aku nggak mau terus-terusan merasa bersalah.”

“Stef, ayolah. Kamu lupa kalau Jovian itu licik? Aku akan berusaha untuk ambil hp itu, apa kamu pernah mikir gimana reaksi keluarga kita setelah video itu tersebar? Bukan cuman kita yang malu, mereka juga.” Sela Dino putus asa.

“Kalau kita jujur, aku yakin pasti Om Jack akan bantuin kita. Aku nggak mau terus-terusan gini, aku nggak mau.” Raung Steffany memukul dada Dino brutal.

“Say_” suara Dino tercekat. Akibat kebodohannya, Steffany juga menjadi korban nya.

“Maaf.” Lirih Dino mendekap Steffany semakin erat.

Cekrek.

Suara jepretan kamera dibarengi dengan kilatan cahaya membuat Dino dan Steffany terkejut. Kedua orang itu langsung bangkit berdiri, mereka berdua langsung mematung ditempat Ketika mendapati Aksa dan Raka sedang berdiri diambang pintu kamar Dino.

Aksa tersenyum miring, sementara Raka memasang wajah menahan emosi. Raka bergerak ingin menerjang Dino, namun dengan sigap Aksa menahan Raka.

“Nggak perlu pake otot, cukup pakai otak lo,” ujar Aksa.

Raka mengibaskan jaketnya menatap Dino sengit. “Anjing lo! Se tega itu lo berkhianat? Anjing! Sialan lo berdua.” Maki Raka. “Lo juga Stef, mau-maunya lo jadi pemuas nafsu bejat si anjing ini!” hina Raka membuang ludahnya kasar seolah menganggap Steffany adalah cewek paling menjijikkan.

“Lo nggak perlu hina cewek gue!” teriak Dino tak terima.

“Menghina? Bukannya emang itu adalah fakta? Bahkan dia jauh dari kata terhina! Lagian gue bingung, kok bisa-bisanya kalian berbuat hal itu pake acara di video. Biar apa anjing? Biar apa?!” sinis Raka.

“Raka!” teriak Dino nyalang, dengan Langkah cepatnya ia menghampiri Raka. Mencengkeram kerah jaket Raka lalu membanting Raka ke lantai.

Dino memukuli Raka membabi buta. Ia begitu tidak terima jika Steffany direndahkan seperti itu.

“Berhenti sialan!” lerai Aksa nada bicaranya masih terdengar santai. “Berhenti! Berhenti anjing!” ujar Aksa lagi. Kali ini ia menarik Dino menjauh dari Raka.

“Steffany nggak sehina yang lo pikir anjing!” tunjuk Dino pada Raka.

Raka menyeka darah yang mengalir dari pelipisnya. Bibirnya menyunggingkan senyuman miring, tak mau kalah dari Dino ia pun membalas serangan Dino.

Aksa kualahan menghentikan Raka. Ia bahkan sampai terkena pukulan Dino, mereka sudah cukup emosi dan sulit untuk dihentikan. Dalam sekali Gerakan, Aksa menendang Raka dan Dino hingga keduanya terjungkal kelantai. Satu pukulan Aksa berikan masing-masing mengenai pipi keduanya.

Napas Aksa tersengal-sengal. Ia meringis sembari menekan sudut bibirnya yang sedikit robek akibat terkena pukulan Raka. “Gila lo berdua! Gue tinggal hampir sebulan aja kalian udah sekacau gini! Kalian tuh gede! Selesaikan baik-baik masalahnya!” desis Aksa.

“Mereka yang bikin semua nya hancur!’ ujar Raka sembari menunjuk ke arah Dino dan juga Steffany. Raka menggeleng kepalanya lirih. “Kenapa, Din? Kenapa, Stef?” lirih Raka parau. Raka masih tak percaya jika sahabat dekatnya sendiri yang sudah membuat nya menjadi kambing hitam di permasalahn yang Dino dan Steffany buat sendiri.

“Lo lupa? Kita udah barengan dari kecil, Din. Tapi kenapa? Kenapa lo se tega ini sama gue. Bahkan bukan cuman gue. Tapi, Alendra, Aksa, dan juga anak Dirgoun.” Raka menunduk dalam. Ia tidak bisa lagi melanjutkan kata-katanya.

Setetes air mata jatuh, namun dengan cepat Raka menghapusnya. Ia memalingkan wajah ke samping tidak sudi menatap Dino.

“Rak, maaf. Maaf, karena gue udah bocorin lokasi basecamp dan malah mengkambing hitam kan lo. Gue minta maaf, Rak. Gue juga terpaksa.” Sesal Steffany.

Raka memandang Steffany sengit. “Apa? Maaf? Apa kata maaf lo bakalan bisa bikin Alendra nggak benci gue? Apa kata maaf lo bisa bikin semua anak Dirgoun percaya lagi sama gue?” tanya Raka bertubi-tubi.

“Rak.., Raka. Gue beneran minta maaf, gue menyesal. Gue juga nggak tau harus gimana. Jovian selalu ngancam gue, maka dari itu gue terpaksa lakuin itu. Gue juga nggak kalau video itu tersebar, Rak. Gue nggak mau, gue nggak siap buat nanggung segala kemungkinan nya.” Isak Steffany.

“Kenapa kalian nggak jujur? Dan lo, Din. Lo cuman bilang hp lo ilang tanpa kasih tau betapa pentingnya isi hp lo sendiri!” ujar Aksa.

“Gue juga nggak tau kalau ternyata hp itu bakalan ada di tangan Jovian. Dan gue juga terlalu malu untuk jujur soal ini.”

Aksa menghela napas lemah. “Gue nggak mau tau, kalian berdua harus jujur sama Alendra dan juga anak-anak Dirgoun bahwa pengkhianat itu adalah kalian.”

“Aksa, gue nggak bisa.” Lirih Dino.

“Lo bilang nggak bisa?! Kenapa hah?!” sentak Raka memberang.

“Gue nggak punya keberanian untuk jujur sama Alendra dan juga anak-anak Dirgoun. Gue nggak mau mereka benci gue.”

Raka tertawa mengejek. “Hahaha, ena-ena di videoin aja bisa dan lo berani. Lah giliran buat jujur sama Alendra dan anak Dirgoun aja lo nggak berani?!”

“RAKANJING! Berhenti bahas video itu anjing!” gertak Dino.

“Malu?” sinis Raka.

“Rak_”

“Jangan sampai gue bunuh kalian berdua ya!” peringat Aksa tak main-main.

“Din, benar kata mereka. Kita berdua harus jujur. Semakin cepat semakin baik buat ke depannya,” ujar Steffany mengusap bahu Dino dari belakang.

“Stef, ak_”

“Tenang, Din. Aku nggak apa-apa kok, aku juga udah siap nanggung segala resiko kalau video itu beneran tersebar. Yang terpenting, sekarang kita jujur ke Alendra dan juga anak Dirgoun lainnya. Aku nggak mau terus-terusan merasa bersalah gini.”

“Oke, kita lewatin semua ini sama-sama ya.” Dino menggenggam tangan Steffany penuh keyakinan.
Steffany mengangguk lirih. “Kamu jangan ninggalin aku ya.”

“Aku nggak akan ninggalin kamu, ini semua kesalahan kita berdua. Jadi kita tanggung Bersama-sama ya.” Dino mengusap air mata Steffany. “Ayo, kita jujur tentang semua ini. Rak, maafin gue dan juga Steffany ya. Karena kita, lo jadi di keluarin dari Dirgoun.”

Aksa tersenyum tipis, ia menatap ponsel yang berada ditangannya kemudian melemparkan ponsel tersebut tepat di dekat Dino.

“Hp ini?” mata Dino membulat tak percaya. Ponselnya kini sudah Kembali lagi pada nya.

“Hp lo kan?”

“Kok bis_”

“Leviana. Dia yang selama ini berusaha untuk dapatin tuh hp lo, jadi lo juga harus berterimakasih ke dia.” Sela Aksa. “Sekarang, giliran lo untuk jujur ke Alendra dan juga anak Dirgoun. Alendra itu pemaaf kok, ya meski butuh waktu aja buat Kembali normal.”

Dino mengangguk penuh keyakinan. “Gue udah siap untuk jujur, thanks.”

“Berterimakasih ke Leviana. Karena dia juga yang selama ini lebih banyak bantu cari bukti dan dapatin hp lo,” ujar Aksa.

“Iya, nanti gue berterimakasih sama dia. Gue juga benar-benar minta maaf.” Sesal Dino.

“Jadiin ini pelajaran buat lo ke depannya ya.”

“Iya gue paham.”

“Sekarang, lo sama Raka harus baikan. Nggak mau tau!”

“Ogah.” Tolak Raka.

Dino mengulurkan tangannya. “Rak, gue minta maaf. Maafin gue ya,” ujar Dino menundukkan kepalanya dengan posisi miring memperhatikan wajah Raka dari samping.

Raka menggaruk tengkuknya canggung. Ia menepis tangan Dino lalu bangkit dari duduknya.
“Rak!” panggil Aksa dengan nada menegur.

“Og_”

“Nggak usah kayak anak kecil. Semua orang pasti pernah melakukan kesalahan, termasuk lo. Kalian itu harus saling memaafkan.” Sela Aksa cepat seketika membuat Raka langsung bungkam.

“Maafin ya, Ra.” Ulang Dino.

Raka menghela napas pelan. Dengan gerakan terpaksa Raka menerima uluran tangan Dino.

“Lo mau maafin gue kan?” tanya Dino.

“Y.”

“Harus ikhlas, Rak.”
“Terpak_ dahlah ikhlas!” Raka menarik paksa tangannya kemudian berlalu pergi dari kamar Dino.

“Lo tau dia gimana kan? Nanti juga kalau amarah nya udah reda, dia bisa balik kayak semula kok.”

Dino mengangguk. “Gue paham. Gue minta tolong, lo bisa minta seluruh anak Dirgoun kumpul di basecamp? Gue mau jujur hari ini juga.”

Aksa tersenyum tipis. “Gue bantu lo sebisa gue oke.”

Baik Dino dan juga Steffany, mereka berdua harus siap menanggung segala resiko atas perbuatan mereka berdua.

Continue Reading

You'll Also Like

3.4M 211K 45
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens. "Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gu...
2.6M 235K 63
⚠️ Ini cerita BL Askar Riendra. Seorang pemuda workaholic, yang mati karena terlalu lelah bekerja. Bukannya ke alam baka, dia malah terbangun ditubuh...
341K 9.9K 41
Alskara Sky Elgailel. Orang-orang tahunya lelaki itu sama sekali tak berminat berurusan dengan makhluk berjenis kelamin perempuan. Nyatanya, bahkan...
128K 14.1K 18
Bukan BL Arkanna dan Arkansa itu kembar. Tapi mereka sudah terpisah semenjak masih bayi. Dulu, orangtua mereka menyerahkan Arkanna kepada saudara yan...