ESCAPE

By ItsMeChacacul

2.2M 96.3K 10K

[COMPLETED & PRIVATE} [WATCH THE TRAILER] ❝Buy her, sleep with her, and take her virginity.❝ Barbara was kidn... More

[Regards Warning]
ESCAPE | Prolog
ESCAPE | 1
ESCAPE | 2
ESCAPE | 3
ESCAPE | 4
ESCAPE | 5
ESCAPE | 6
ESCAPE | 7
ESCAPE | 8
ESCAPE | 9
ESCAPE | 10
ESCAPE | 11
ESCAPE | 12
ESCAPE | 13
ESCAPE | 14
ESCAPE | 15
ESCAPE | 16
ESCAPE | 17
ESCAPE | 19
ECSAPE | 20
ESCAPE | 21
ESCAPE | 22
ESCAPE | 23
ESCAPE | 24
ESCAPE | 25
ESCAPE | 26
ESCAPE | 27
ESCAPE | 28
ESCAPE | 28 (repost)
ESCAPE | 29
ESCAPE | 30 (Harry's POV Part 1)
ESCAPE | 31 (Harry's POV part 2)
EPILOG OF ESCAPE
ESCAPE | Extra Chapter 1
ESCAPE | EXTRA CHAPTER 2
Big Thanks
Another Story

ESCAPE | 18

59.2K 2.5K 228
By ItsMeChacacul

Aku merasakan nyeri sekujur tubuh ku. Aku merasakan silau, lalu aku perlahan-lahan membuka mata ku dan merangsang cahaya yang masuk ke dalam mata ku, sampai mata ku terbuka sempurna. Memandang langit-langit kamar berwarna putih dengan corak aksitektur yang mewah, yang sebelum nya pernah aku lihat, apalagi aku merasa tidak asing tidur di kamar ini, dari aroma nya saja maskulin. Aku mulai menggerakkan tangan ku yang nyeri dan berusaha bangun.

Setelah benar-benar sudah menyenderkan punggung ku di kepala ranjang, aku bernafas lega. Kepala ku berdenyut pusing, teringat kembali kejadian yang membuat ku sampai seperti ini.

Mini dress ku sudah di ganti dengan kaus berwarna abu-abu kebesaran. Sialnya aku hanya memakai celana dalam tanpa bra, siapa yang menggantikan pakaian ku?!

Melihat ada bekas cakaran di tangan kiri ku membuat ku meringis sedikit. Badan ku rasanya berdenyut sakit setiap aku bergerak sedikit.

KLIK

Aku mendengar suara pintu terbuka, leher ku menengok sedikit ke sumber suara, tapi aku langsung mengeluarkan suara ringisan karena begitu sakit, akhirnya aku hanya bisa melirik melalui ekor mata.

Ternyata itu Harry. Dia keluar dari kamar mandi, sudah memakai pakaian santai lengkap dengan handuk yang di gosok-gosokkan di kepala nya. Dia berjalan ke tempat tidur-ke arah ku lebih tempat nya. Dia berdiri tepat di samping ku, lalu mengamati ku dari atas sampai bawah.

Dia duduk di tepi ranjang, dan aku bergerak sedikit menjauhi nya.

"Si-aw!" Aku meringis dan mengaduh saat mulai berbicara, rasanya sakit di sekitar mulut ku, padahal aku ingin bertanya sekaligus protes.

"Kau terlihat buruk. Untung nya kemarin malam aku datang, walaupun agak terlambat, pria bajingan itu sudah ku jebloskan ke dalam Rumah Sakit Jiwa, kau tau ternyata dia sedikit psycho dan terobsesi pada mu."

Aku menahan nafas saat satu persatu kata keluar dari mulut Harry. Jadi Ronald itu gila?! Kenapa selama ini aku tidak sadar saat dulu berpacaran pada nya. Saat aku masih berpacaran dengan Ronald, aku sering melihat tetesan darah di atas meja makan di rumah nya, dia bilang itu hanyalah darah ayam yang baru dia potong.

Aku baru saja membuka mulut tapi Harry langsung berbicara kembali.

"Sebaiknya kau jangan mencoba bicara dahulu. Bibir mu sedikit sobek gara-gara pria itu, aku yakin pasti kau merasakan sekujur tubuh mu nyeri."

Aku mengangguk pelan sebagai jawaban.

"Kau harus istirahat sampai kau benar-benar pulih, sekarang tidur kembali. Nanti aku akan memanggil pelayan untuk membantu mu mandi dan membawakan mu makanan."

Harry membantu ku untuk tidur kembali di ranjang dengan posisi yang benar. Dari jarak sedekat ini aku bisa mencium after shave nya. Harry menyelimuti ku sampai perut dan menepuk-nepuk nya. Dia menggenggam tangan ku, lalu mencium punggung tangan ku.

Dia bangkit dari pinggir ranjang dan melemparkan handuk yang dia pakai ke atas sofa. Dia berjalan menuju pintu kamar.

"Har-ry." Panggil ku pelan dan terbata, berkata sedemikian pelan itu saja aku merasakan bibir ku yang sobek berdenyut.

Harry berbalik dia menatap ku bingung.

"Jika kau ingin bertanya siapa yang menggantikan pakaian mu, tenang saja bukan aku. Pelayan ku yang menggantikan nya." Aku belum bertanya saja, tapi dia sudah tau jika aku ingin bertanya mengenai itu.

Kemudian Harry pergi begitu saja meninggalkan ku di kamar nya yang luas ini sendirian. Bagaimana Harry bisa tahu malam kemarin aku di bawa kesana, dan dia menyelamatkan ku, padahal kami berdua tidak ada hubungan apa-apa sama sekali. Meskipun dia selalu mengatakan bahwa aku milik nya, tapi aku sama sekali bukan barang yang harus di miliki, terlebih lagi aku juga sering memaki nya di dalam hati atau pun dia mengetahui nya sendiri.

Aku mulai memejamkan mata ku kembali dan mengosongkan pikiran ku agar cepat terlelap ke dalam mimpi. Tidur sekali lagi akan membuat badan ku mendingan.

***

Aku keluar dari kamar mandi dengan langkah tertatih. Aku baru saja selesai mandi, berendam dengan air hangat di jaccuzi. Ternyata berendam selama setengah jam, membuat badan ku lebih relaks, otot-otot ku lemas dan rasa nyeri badan ku sudah hilang sedikit demi sedikit. Aku menolak pelayan yang ingin membantu ku mandi, bagaimana pun aku bukan orang yang lumpuh sampai-sampai mandi saja harus di bantu.

Aku membuka bathrobe ku dan memakai kaus kedodoran berwarna abu-abu dan legging hitam, dia benar-benar ingin aku hanya di penthouse nya. Melihat seluruh tubuh ku di depan cermin full body, terlihat sangat memprihatinkan. Bibir ku yang sobek sudah sediki membaik, bekas cakarang di lengan ku masih terlihat dan wajah ku terlihat sangat pucat seperti mayat hidup.

Jam dinding sudah menunjukkan pukul 11.45. Terlalu siang untuk bangun.

Melihat ada makanan yang sudah di siapkan di baki, perut ku sama sekali tak berminat untuk memakan nya. Aku memilih keluar dari kamar Harry dan berjalan sepanjang lorong ke arah tangga untuk turun.

Sayup-sayup aku mendengar suara perdebatan di bawah. Aku semakin mempercepat langkah ku dan terburu-buru turun ke lantai dasar. Saat sampai di ruang tengah, aku melihat Harry yang duduk tenang di sofa dan ada Luke beserta Ashton dan Calum.

"Nah itu dia orang yang kita tunggu dari tadi." Ucap Luke saat melihat ku berada di ambang ruangan.

Ashton dan Calum bangkit dari duduk nya dan melangkah cepat menghampiri ku. Aku membulatkan mata ku sempurna saat mereka berdua mulai memegang kedua tangan ku secara paksa, lalu menyeret ku ke hadapan Luke.

"Luke apa-apaan ini! Calum, Aston lepaskan aku!" Pekik ku meronta berusaha melepaskan cekalan kedua tangan ku. Aku menatap garang pada Harry kenapa dia sama sekali tidak membantu ku.

Tadi dia memperlakukan ku baik, tapi sekarang? Kenapa dia hanya diam.

"Baiklah, ternyata keputusan mu sangat membingungkan dan urusan ku dengan mu sekarang sudah selesai karena aku sudah bertemu dengan Barbara. Kami pamit dulu kalau begitu." Ujar Luke sambil memberikan seringai penuh maksud pada ku.

"Luke apa yang kau rencanakan sekarang?! Lepaskan aku! Aku tidak ingin bersama kalian! Harry tolong aku!" Pekik ku dengan wajah memelas di tunujukkan untuk Harry. Badan ku mulai terasa nyeri lagi dan lemas.

"Luke lepaskan dia!" Tegas Harry membuat Luke berhenti melangkah di ikuti dengan Ashton dan Calum. Aku bernafas lega karena Harry mulai bertindak. "Aku akan membayar Barbara, untuk menjadi milik ku, dan seterusnya kau tidak ada hak." Harry berbicara dengan datar menatap tajam Luke.

Harry ingin membayar ku?! Tapi aku bukan barang!

"Tapi aku ingin dua kali lipat dari harga yang ku tawarkan di awal pertemuan." Balas Luke. Dia sama sekali tidak ingin rugi.

Harry diam saja tidak menjawab perkataan Luke.

"Seperti nya jawaban mu tidak. Calum, Ashton tarik dia lagi. Ada seseorang yang ingin membayar Barbara dengan harga fantastis."

"TUNGGU!" Harry berteriak tiba-tiba. Aku sampai kaget beberapa saat karena teriakan nya begitu menakutkan.

Harry berjalan cepat ke arah ku dan langsung menarik ku. Otomatis aku langsung bertabrakkan dengan tubuh Harry dan terlepas dari Ashton dan Calum.

"Baiklah, nanti assisten ku yang akan mengirimkan cek pada mu."

Luke menatap ku, dia tersenyum penuh kemenangan karena sebentar lagi dia akan mendapatkan uang dengan nominal yang besar. Aku menggertakan gigi ku sehingga membuat ku sedikit peringis karena kedua pipi ku masih terasa nyeri. Tubuh ku menegang saat Harry merengkuh ku ke dalam pelukan nya.

"Senang berbisnis dengan mu, sepupu." Kata Luke. Lalu dia berjalan pergi di ikuti dengan Ashton dan Calum.

Aku mulai benafas lega saat mereka bertiga benar-benar sudah pergi dan wajah mereka tidak terlihat oleh ku. Akhirnya aku benar-benar bisa terlepas dari Luke, meskipun dengan bantuan Harry, yang penting aku benar-benar tidak ada urusan lagi dengan Luke, apalagi sampai bekerja di Pub nya, tidak akan lagi!

Aku melepaskan pelukan Harry dan menatap nya.

"Terima kasih Harry." Kata ku pelan.

"Sama-sama Barbara, akhirnya aku bisa memiliki mu penuh." Harry tersenyum menggoda pada ku. Aku merasakan wajah ku panas.

"Tetap tidak bisa! Aku akan mengembalikan uang yang telah kau keluarkan untuk membeli ku." Balas ku ketus menatap sinis Harry. Aku mendorong badan nya menjauh dari ku.

Kepala ku mendadak pusing memikirkan berapa jumlah uang yang Harry keluarkan untuk membeli ku dan bagaimana cara ku mengembalikan uang yang sudah pasti berjuta-juta dollar. Setelah ini aku harus memberitahu Savy dan ke apartemen untuk mengambil barang-barang ku, aku tidak mungkin tinggal di apartemen itu lagi.

Saat sedang asik-asik nya berfikir, tiba-tiba aku terangkat yang ternyata Harry menggendong ku bridal. Dia selalu saja seenak nya.

***

"Kau seharusnya masih di kamar untuk istirahat dan memakan makanan mu!" Kata Harry saat Dia menduduki ku di atas ranjang kamar nya. Dia terlihat tidak suka saat melihat makanan di baki masih penuh belum aku sentuh sedikit pun. Sangat tidak berselera untuk makan, mulut ku saja terasa pahit.

Harry mengambil baki yang ada di atas meja dan langsung menaruh nya di atas ku. Baki yang terisi dengan berbagai jenis makanan. Makanan pembuka, utama dan penutup, lengkap sekali. Aku melihat ada segelas susu putih langsung membuat ku ingin muntah.

"Susu nya tidak harus ku minum kan?" Tanya ku ragu-ragu pada Harry. Dia yang tadi nya sedang makan buah di sofa langsung melirik ku. Aku tidak suka dengan susu putih, bau nya menyengat dan membuat ku mual.

"Kau harus menghabiskan makanan di baki itu, semuanya." Perintah nya tanpa ingin di bantah.

"Benarkah harus?" Cicit ku sambil menggelung rambut ku ke atas.

"Ya." Balas nya datar dan kembali memakan buah nya. Aku pun mengangguk. Menggigit kecil bibir ku ragu-ragu untuk memakan makanan sebanyak ini.

Aku mulai memasukkan sup ke dalam mulut ku satu persatu sampai satu mangkuk habis. Kemudian mulai memakan roti kismis ku. Selama makan aku mendapat tatapan Harry. Dia menatap ku sambil melipat kedua tangan nya di depan dada, sekali-kali melirik ponsel nya, lalu menatap ku kembali.

"Jangan menatap ku seperti itu!" Kata ku tiba-tiba mengeluarkan isi hati ku. Gemas sekali melihat Harry yang sudah aku peringatkan, bukan nya berhenti untuk menatap ku, dia malah melemparkan senyum menggoda nya.

"Okay, easy girl." Kata Harry sambil menangkat kedua tangan nya ke atas.

Tapi tetap saja Harry sama sekali tidak berhenti untuk menatap ku. Makanan di baki sudah habis, hanya tinggal susu putih dan beberapa buah strawberry. Aku enggan meminum susu putih nya dan lebih memilih memakan buah strawberry. Melihat gelas nya saja sudah membuat ku merinding dan memikirkan nya pusing, bagaimana jika aku muntah saat meminum itu.

Harry mendekat ke arah ku lalu duduk di pinggir ranjang.

"Kau tidak ingin meminum susu nya?" Tanya nya dengan menggunakan sedikit nada tinggi.

Aku menggeleng, "Aku bisa muntah jika minum itu." Jawab ku pelan sambil memasukkan strawberry ke dalam mulut ku. Rasa manis dan asam nya sangat terasa di mulut ku membuat kepala ku tidak sepusing tadi.

"Baiklah, aku tidak akan memaksamu." Harry menghela nafas nya lalu mengangkat baki dan menaruh nya di atas meja. Dia kembali di pinggir ranjang-lebih tepat nya dia naik ke atas ranjang dan tidur di sebelah ku.

Aku merasa gugup sekarang karena Harry telah berbaring di sebelah ku sambil menatap langit-langit kamar. Aku mulai beringsut ke ranjang dan berbaring memunggungi Harry. Kejadian kemarin malam berputar di kepala ku, saat Ronald memaksaku untuk melakukan hubungan intim dan melukai ku. Dia mencium ku paksa dengan gemas. Dia juga menjambak rambut ku berkali-kali membuat kepala ku berkedut pusing.

Nafas ku tidak beraturan karena menahan sesak di dada dan kesedihan atas kejadian kemarin malam. Rasanya kejadian itu tidak mau hilang dan langsung saja muncul di pikiran ku.

Aku merasakan pelukan dari belakang. Harry menarik tubuh nya agar makin dekat dengan ku. Aku merasakan kecupan basah di celah leher ku, Harry sedang mengecup leher ku berkali-kali, dia juga menggigit-gigit kecil leher ku dan menghirup aroma ku.

Harry menyingkirkan rambut ku ke belakang dan bangun sedikit untuk mencium pipi kiri ku.

"Aku akan selalu ada untuk mu mulai saat ini." Kata nya pelan dan makin memeluk ku dengan erat. Tangan nya pun jahil masuk ke dalam kaus ku, lalu menglus-ngelus permukaan perut ku.

Aku diam tidak membalas perkataan nya.

Tangan Harry semakin nakal merambat naik ke atas dada ku dan aku mulai merasakan benda yang mengganjang di bokong ku, membuat ku bergerak gelisah karena Harry mulai bergairah. Aku pun juga tak tahan.

"Sekarang kau milik ku, jangan berfikir kau akan mengembalikan uang yang sudah aku keluarkan."

Tangan Harry mulai menurunkan bra ku ke bawah perlahan-lahan. Dia melakukan nya karena aku diam tidak merespon perkataan nya.

"Kau tau, aku horny sekarang. Karena kau sudah menjadi milik ku, aku ingin bercinta dengan mu." Harry mendesah di telinga ku membuat bulu kuduk ku meremang.

Aku tersentak kaget saat tangan Harry sudah meremas sebelah dada ku.

"SINGKIRKAN TANGAN MU DARI TUBUH KU, HARRY MESUM!"

*

*

*

Maaf update nya gak tepat waktu. Karena udah aktif bimbel dan LIA lagi, so I haven't time to type and update my stories.

Makasih untuk apresiasi Vomments nya di chapter lalu, I'm so happy with my beloved active readers<3

Yang masih silent readers tunjukkan batang hidung kalian ya!

Maaf jika ada kesalahan kata dan typo! You can critic me!

300+ votes for next chapter?

Warm hug, chaca{}

Continue Reading

You'll Also Like

1.2M 34K 40
Cerita Lengkap ✅W A R N I N G 21++! MENGANDUNG UNSUR KESADISAN DI DALAMNYA. Sam mencoba menyatakan cintanya kepada Kyle, seorang wanita berparas cant...
16K 1.5K 70
FOLLOW DULU SEBELUM BACA!! JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA!! ••• Semua orang mengira dengan keberuntungan dan bakat yang luar biasa mampu membua...
5.4K 185 3
Ayahnya menolak mentah-mentah permintaannya. Laurent Zee Baldwin atau yang sering disapa Zee itu meminta mengambil alih semua bisnis sang Ayah, Baldw...
17.1K 1.2K 39
⚠ CAUTION ⚠ [ Terdapat kata kasar, Mengandung unsur 18+ 🔞 ] Dia buruk, Aku buruk, Masing-masing dari kami memiliki kehidupan gelap tersendiri Namun...