CARAKHA (selesai)

By caramelcal20

1.4M 114K 4.8K

FOLOW SEBELUM MEMBACA! "Saya minta kamu jadi istri saya!" sebuah kalimat yang merubah kehidupan seorang gadi... More

PROLOG
1. perjodohan?
3. mengulangi hal yang sama
4. WHAT?! jadi istri?!
5. ketemu camer
6. lima polisi ganteng
7. calon istri or ex?
8. Queen in the police
9. Baper??
10. halu yang menjadi nyata
11. first night
12. drama pasutri baru
13. doraemon & panda
14. anak baru
15. Deep talk
16. janji
17. manja
18. buat caramel
19. perempuan beruntung
20. buna kesayangan.
21. dinner with husband
22. malam bahagia.
23. Bidadari saya.
24. cuddle
25. Karena kamu cuman satu
26. night ride
27. kesempurnaan cinta
28. city lights date
29. Basket
30. Hujan
31. Tuan putri tersayang
32. air mata berharga
33. a day with my love
34. Polisi cengeng
35. Kado terindah
36. night with family & friend
37. tambah bucin
38. jatuh cinta berkali-kali
39. don't forget to be happy
40. Cazra?
41. hati yang tulus
42. akhir untuk awal (end)
43. sempurna
baca ini yaaa!!!
44. Bumil nyusahin ( extra part )

2. kena tilang!

46.4K 3.4K 141
By caramelcal20

Happy reading</3

•••

"Ck, hilang lagi helm gue!" ucap Camelia kesal dengan menendang dinding yang menimbulkan nyeri pada kakinya.

"Aw anjir! sakit bego!" kesalnya dengan menatap dinding yang tadi dirinya tendang.

Gadis itu menatap jam di pergelangan tangannya, mulutnya menganga saat melihat jam akan menujukkan pukul sembilan pas yang artinya dia telah sangat telat. Dia pun memutuskan berangkat ke sekolah tanpa mengunakan helmnya.

Saat dirinya sedang terburu-buru, tiba-tiba motor polisi menghadangnya membuat Camelia mengerem mendadak. Camelia memejamkan matanya sejenak, saat membuka mata ia menatap polisi yang di hadapan motornya kesal.

"Minggir deh Pak! saya udah telat nih!" ucapnya kesal tanpa berniat turun dari motornya.

"Tau kesalahan kamu?" tanya Polisi tersebut.

Camelia menghela napas. "Tau, tau! gue bukan anak kecil. Bebasin saya dulu deh! saya udah telat nih!" ucapnya malas.

"Ucapin dulu, kesalahan kamu!"

Camelia pun menahan agar tidak mengumpati polisi tersebut, lalu ia tersenyum smirk karena memiliki ide cemerlang. "Oke. Tapi Bapak minggir dari depan motor saya!" ucap Camelia yang diturutin oleh Polisi tersebut, lalu Camelia langsung mengegas motornya. Polisi tadi hanya melongo menatap kepergian gadis tadi.

"Akhirnya, bego juga tuh polisi ya? kenapa dia bisa jadi polisi coba?" ucap Camelia saat telah jauh dari kawasan tadi.

•••

Di sisi lain. Polisi tadi mengaruk bagian belakang kepalanya, hingga suara seseorang yang sangat ia kenali, membuat jantungnya berdetak dua kali lebih cepat.

"Ca!" panggil seseorang dari belakang, Aca pun langsung ke belakang dan meneguk ludah, karena yang memanggilnya adalah Rakha.

"Lo bebasin orang?" tanya Rakha yang membuat Aca ketakutan.

"Gu-e t-a em." rasanya mulutnya kaku untuk mengeluarkan sepatah kata.

Rakha mengusap wajahnya kasar. "Ca, lain kali, langsung panggil yang lain aja, kalo lo ga ngerti. Atau lo mau gue berhentiin?" ucap Rakha yang telah lelah dengan Aca yang suka meloloskan orang.

Karena bukan hanya sekali Aca tertipu dengan masyarakat, berkali-kali Aca telah di tipu orang-orang yang seharusnya mempertanggung jawab kan kesalahan yang di perbuatnya.

Aca mengangguk takut. "Ya-ya maaf ya, gue-" ucapan Aca terpotong karena Rakha langsung menepuk pundaknya.

"Gak papa. Gue maklum, lain kali lo kabarin yang lain, kalo ada yang ngelanggar. Jangan lo yang hadapin." ucap Rakha memaklumi Aca, karena Aca memang gampang di bodokin saat menilang orang.

"Di mana-mana polisi bodokin yang kena tilang, ini yang kena tilang bodokin polisi." sahut Raksa yang baru saja tiba. Tatapan tajamnya membuat Aca terciut.

"Udah sana balik ke kantor aja, urusin yang lain. gue sama Raksa aja yang jaga." ucap Rakha yang tidak tega dengan Aca yang takut akan tatapan Raksa.

Aca mengangguk dan meninggalkan Raksa dan Rakha.

"Kenapa Aca ngga di kasih pelajaran sedikit dulu? kalo gini kita yang salah sebagai polisi, dia suka kecolongan!" ucap Raksa sinis.

Rakha menghela napas. "Lo tau kan? Aca itu orangnya penakut kalo kita udah marah-marah, dan dia ga bisa dibentak, dia juga ga mau pisah dari kita, kalo dia di suruh belajar lagi, kasian, Sa. Kita kan bisa sama-sama ajarin dia." ucap Rakha.

"Terserah." ucap Raksa malas dan langsung meninggalkan Rakha, Rakha pun hanya bisa menghela napas, memang Raksa dan Aca selalu tidak bisa akur, namun Rakha tau, Raksa sebenernya sayang sama Aca, namun Raksa terlalu keras dengan Aca.

•••

Seorang gadis setelah memakirkan motornya di warung yang tak jauh dari sekolahnya, dia melihat sekitar agar memastikan keadaannya aman. Sekiranya dirinya aman gadis itu langsung memanjat pagar sekolahnya.

Camelia mengendap-ngendap terlebih dahulu ke kamar mandi untuk memakai roknya yang hanya dia bawa di dalam tas. Setelah memakai roknya, ia pun langsung mengendap-ngendap masuk ke kelasnya, untungnya tidak ada guru.

"Huh, cape banget gue!" ucapnya saat telah duduk di kursi yang berada di samping Nastar.

"Dari mana lo? udah kelas dua belas juga, masih suka telat! ketahuan mampus lo!" ucap Nastar yang sedang membaca komik.

"Tadi tuh ya, gue kena tilang, untung bisa kabur si, karena helm gue hilang lagi gila! terus tadi gue kesiangan, lo tau lah, semalaman gue marathon wattpad, dan sad ending, Sialan! jadi karena gue kesiangan, gue nerobos lampu merah. Terus gue di berhentiin sama polisi, ganteng cuyy, masih muda. tapi bego anjir! bisa-bisanya dia nurut aja pas gue suruh, dan akhirnya gue bisa kabur!" cerita Camelia dengan tangan yang bergerak kesana kesini.

Camelia yang tidak dapat sahutan dari Nastar, pun menoleh, dan menatap Nastar kesal, karena masih sibuk pada komiknya. "Woi! gue cape-cape cerita, kagak di dengerin, dasar wibu jelek!" ucap Camelia kesal.

"WIBU, WIBU, WIBU!" teriak Camelia dengan memukul-mukul meja, membuat anak kelasnya menutup telinga. Makanan sehari-hari mereka mendengar teriakan cempreng Camelia.

"Diam lo!" ucap Laras sinis.

Camelia menoleh pada Laras. "Apa lo?" tanya Camelia tak kalah sinis.

"Gila!" ucap Laras sinis dan pokus pada ponselnya kembali.

"Lo yang gila!" balas Camelia.

"Bapak lo gila!" balas Laras.

"Bapak gue di tanah!" balas Camelia membuat satu kelas terdiam.

"Dark banget anjir" ucap Nastar yang mendengar keributan Laras dan Camelia.

"Anak yatim!" ucap Laras tertawa remeh.

Nastar yang mendengar pun tersulut emosi dan langsung bangkit dari duduknya ingin menghampiri Laras namun lengannya di tahan oleh Camelia, dan memberi isyarat agar Nastar tetap di tempat.

"Masih mending yatim, dari pada punya bapak yang tukang selingkuh!" ucap Camelia memeletkan lidah ke Laras, yang membuat Laras mengempalkan tangan, sedangkan Nastar telah tertawa terbahak-bahak.

Laras bangkit dari duduknya dan menghampiri Camelia, dan menjambak rambut Camelia kasar. Namun Camelia hanya santai yang lain pun telah mengerubungi mereka berdua, Nastar juga hanya melihat, karena ia tau, Camelia bisa mengatasinya. Camelia menendang perut Laras, membuat Laras terjatoh, dan terbatuk-batuk.

"Cari lawan yang seimbang! cuman anak yatim ni, tapi apasih yang gue ga bisa?! sampah masyarakat kek lo, itu gampang gue atasin!" ucap Camelia dengan sombongnya. yang lain pun menepuk tangan riuh, setelah itu dia menunduk pada Laras yang terjatuh di lantai.

Camelia mengelus kepala Laras pelan, namun setelahnya di jambak rambut perempuan tersebut dengan kuat. "Dulu sahabat, sekarang jadi bangsat!" nyanyi Camelia, dan setelah itu ia kembali berdiri dan mengambil tasnya lalu mengeluarkan yang biasa dirinya bawa-

"CAMELIAAAA BANGSATT!!"

"Makan tuh kecoa!" ucap Camelia saat keluar dari kelas yang di balas oleh gelak tawa milik Nastar, entah kenapa hobby perempuan satu ini membawa kecoa ke sekolah kalo ngga buat ngerjain Nastar yaa buat orang yang suka ganggu hidupnya.

♡!

"Gimana sama nasib lo?" tanya Tabin dengan sedikit mengejek.

"Udahlah, pasrah aja di jodohin sama mantan!" ucap Ivan tertawa membuat yang lain ikut tertawa, kecuali Raksa.

"Gak!"

"Lama-lama juga nanti cinta lagi. Terima aja udah, dari pada lo sama orang baru, terus ga cocok gimana?" ucap Kafir yang membuat Rakha menghela napas.

"Pasrah gue sama siapa aja. Cocok ga cocok urusan belakangan, biar lo pada nyuruh seribu kali buat gue sama Alisa, gue juga ngga bakal mau. Ingat, apapun bisa di maafkan, kecuali perselingkuhan." ucapnya dengan penekanan.

"Emang semua cewe sama aja!" ucap Aca mendengus, yang membuat atensi para sahabatnya ke dirinya.

"Tau apa lo soal cewe?" tanya Raksa yang akhirnya membuka suara, yang dari tadi hanya menyimak.

"Tau semuanya lah! kalian pikir, gue anak kecil, ga tau cewe!" ucap Aca kesal. Pasalnya sahabatnya selalu menganggap dirinya seperti anak kecil, ya walaupun memang kenyataan.

Rasa teman-teman Aca, Aca lelaki yang umurnya nambah namun tetap saja jiwanya masih berada di anak-anak, dari perilaku, kebiasaan dan lain-lainnya, membuat mereka terbiasa menganggap Aca masih seperti anak kecil, walaupun jika di bayangkan sangat lah menggelikan seorang polisi dengan jiwa kanak-kanak.

"Ya emang lo masih bocil!" sahut Kafir yang membuat Aca mendengus.

"Stop deh anggap gue bocil!" ucap Aca kesal.

"Gimana lo ga di anggap bocil? lo aja ngga bisa tidur tanpa susu coklat." ucap Tabin meledek.

Aca menatap teman-temannya yang sedang tertawa kesal. "Itu udah kebiasaan, tapi gue udah gede. Gue polisi, jangan rusak image gue dong!" ucap Aca yang membuat teman-temannya tambah tertawa.

"Alah muntung lo!" ucap Ivan menoyor kepala Aca.

"Jaga image, jaga image. Orang kena tilang aja lo lolosin. Boxer juga gambar doraemon." ledek Kafir mengundang gelak tawa para sahabatnya.

"Gimana lo mau dapat cewe, Ca?" tanya Rakha dengan terkekeh.

"Bisa Aca dapat cewe!" ucap Aca dengan memeletkan lidah.

"Kan, kan. bilangnya udah dewasa, mau jaga image. Kan sudah di biasakan ngomong gue-lo aja kalo mau jaga image." ucap Tabin, memang Aca dari dulu kalo berbicara tidak menggunakan gue-lo, dia selalu menyebutkan nama.

"Hedeh, umur dua puluh satu tahun, berasa lima tahun." ucap Rakha geleng-geleng kepala.

•••

Kembali lagi pada kedua gadis ini, Camelia dan Nastar mereka sedang berada di kantin. Karena sekolahnya sedang mengadakan rapat. yang membuat semua kelas tidak ada yang belajar.

Mereka menikmati makanannya dengan tenang, Camelia yang tiba-tiba terfikir akan satu hal, yang membuat dirinya mengeluarkan suara untuk memecahkan keheningan di antara dirinya dan sahabatnya.

"Nas, lo ada niat pengen nikah muda?" tanya Camelia tiba-tiba, membuat Nastar tersedak makanannya.

Camelia pun terburu-buru memberikan minuman, Nastar pun menerimanya dan menyeruput minuman tersebut, dan memandang temannya itu aneh. "Kenapa lo? tiba-tiba nanya gitu." ucap Nastar aneh.

"Kepo aja," jawab Camelia dengan menyendokkan nasi ke dalam mulutnya.

"Pengen sih, cuman siapa yang mau lamar gue? lagian juga kalo calon suaminya, bukan orang kaya, gue yang pusing sendiri. Mau nikah muda, tapi kalo calonnya yang mampu buat wujudkan semua yang gue mau." jelas Nastar membuat Camelia mangut-mangut.

"Lo mau Ca?" tanya Nastar balik.

"Mau gue mah! malah itu impian gue, gue cape anjir kerja nyari duit. Pengen gitu di rumah aja, tapi duit ngalir. Bentar juga lulus, tapi siapa coba yang mau nikahin gue?" ucap Camelia, menyurahkan apa yang dia rasakan.

"Iya si, Ca. gue juga cape liat lo, pulang sekolah bukan istirahat malah kerja. Tapi lo mandiri sih, dari pada gue beban keluarga." ucap Nastar.

"Tapi enak si lo masih punya keluarga gitu, masih ada teman gitu nah, ngerti ga sih?" ucap Camelia yang di balas anggukkan oleh Nastar.

"Tapi ga semua keluarga bahagia, Ca. Bahkan ada orang yang malah ga pengen punya orang tua, maybe sangking parahnya orang tuanya." ucap Nastar.

"Iya, si. Tapi gue pengen aja, ngerasa di treat queen Ayah, Bunda, kakak, gitu." ucapnya sendu. Nastar yang merasa suasana malah semakin sedih pun, berfikir agar bisa membuat suasana menjadi seperti biasanya yang ceria.

"Tenang woi! lo ada dunia fiksi, lo bisa ngerasain semuanya disitu!" ucap Nastar mencoba agar Camelia tidak larut dalam kesedihannya.

"Kapan dunia gue seindah dunia fiksi?"

•••

Jangan lupa vote yaaa, thank youuuuu!

Continue Reading

You'll Also Like

683K 22.6K 47
Jangan pernah berpikir bahwa yang cuek padamu tidak akan pernah peduli dengan apapun yang terjadi. Dirinya peduli, walau sebatas lirikan ekor mata. A...
157K 13.1K 67
"Lupa lepas cincinnya, Fan." "Kenapa harus dilepas?" "Lo nggak baik-baik aja kalau cincinnya masih dipake. Iya, kan?" "Nggak usah terlalu pikirin gue...
1.1M 109K 58
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
21.1K 3.2K 53
Rosa Felicia, gadis baik hati yang berjuang melawan penyakit gagal jantungnya dan pada akhirnya sembuh. Satu-satunya orang yang membuatnya semangat u...