Under the Same Umbrella

Oleh CNScarlett

2.7K 322 30

Sinopsisnya cuma bilang kisah putra mahkota yang jatuh cinta pada putri count, dan bla-bla-bla. Namun begitu... Lebih Banyak

prolog
🐞1🐞
🐞2🐞
🐞3🐞
🐞4🐞
🐞5🐞
πŸˆβ€β¬›6πŸˆβ€β¬›
πŸˆβ€β¬›7πŸˆβ€β¬›
πŸˆβ€β¬›8πŸˆβ€β¬›
πŸˆβ€β¬›9πŸˆβ€β¬›
🐞11🐞
🐞12🐞
🐞13🐞
🐞14🐞
πŸˆβ€β¬›15πŸˆβ€β¬›
πŸˆβ€β¬›16πŸˆβ€β¬›
The Twins

πŸˆβ€β¬›10πŸˆβ€β¬›

109 17 2
Oleh CNScarlett

Beruntung Adrien dan kedua ajudannya hari itu menemukan pengrajin pakaian baru yang tidak mendapat pesanan di Couffaine ducy dalam satu hari. Butik tersebut nyaris bangkrut karena telah ditinggalkan designernya pergi diculik seorang baron gemuk untuk dijadikan simpanan. Putra mahkota, dalam penyamaran, mendelik begitu mendengar alasan tersebut.

"Maaf, aku tidak tau ada hal memalukan di wilayahku.." bisik Luka.

"Wilayah Couffaine ducy dalam pengawasan pangeran pertama, aku tidak menyalahkanmu. Salahku sendiri ketika mendengar dari pangeran Felix soal rumor baron ini aku tidak mengeluarkan perintah menyelidikinya." Adrien menenangkan diri.

Pakaian kasual Luka terlihat pas di tubuh Adrien. Berbeda dengan pakaian bersulam emas putra mahkota, itu hanya kemeja biasa dengan vest dari kulit dengan kancing besi dan rantai perak. Sesuatu yang rock n roll.

Marinette menyamar juga dengan memakai baju Juleka. Warna hitam dan merah terlihat sempurna dengan rantai-rantai perak itu dan Marinette menyukainya karena pakaian ini memakai pengembang rok yang ringan dengan sedikit frill di dalam, mengingatkannya dengan modern ghotic lolita.

"Aku yakin istana menyediakan designer terbaik di dunia untuk membuatkan satu atau dua kostum debutante, kenapa yang mulia memilih repot-repot belanja sendiri?" Marinette tidak bisa membendung rasa penasarannya.

"Frill, pita, dan bunga-bunga kain itu hanya bagus di gaunmu my lady.."

Kebetulan seorang pria bangsawan yang agak tua daerah situ lewat dengan pakaian mencolok mata. Warna dasarnya kuning glitter dengan berbagai paduan frill, pita, renda, dan bunga mawar kain besar di seluruh bagian. Ya, terlalu mencolok.

"Aku bisa membayangkan betapa fabulous-nya pakaianmu tapi tidak bisa membayangkan kau berani pakai itu."

"Tentu saja aku akan terlihat hebat memakai apapun hanya jika saja mereka tidak menyuruhku memakai yang sejenis itu ke tempat pesta bersamamu." Adrien mengatakannya dengan suara pelan, "kau tau, aku hanya ingin terlihat keren sebagai tunangan lady Marinette dari Dupain ducy di hari itu."

Tak lupa mengedipkan sebelah matanya.

Wajah Marinette memerah.

Sikap genit putra mahkota akhir-akhir ini sering dia lihat di beberapa kesempatan. Saat tidak ada orang memperhatikan, di tempat sepi dengan hanya ada Marinette saja atau ditengah-tengah teman yang keduanya percayai. Dia mengingatkan gadis itu pada seorang kucing sakti yang biasa nongkrong di sembarang atap di Paris, terutama narsisnya itu.

"Ngomong-ngomong yang mulia, Couffaine ducy punya banyak butik terkenal tapi kenapa anda menanyakan yang paling tidak laku di daerah sini?"

Luka yang menjadi pemandu wisata memimpin keduanya berkeliling sejak berpisah dengan Alya dan Nino di pusat pengembangan riset. Juleka dan beberapa knight bersama mereka. Adrien menjentikkan jarinya dramatis. Good question. Dia seperti mengatakan itu tanpa suara.

"Pertama, kita harus membantu rakyat bertahan hidup. Butik lama yang sudah kebanyakkan pesanan tidak akan mengerti bagaimana memikirkan uang darimana untuk makan besok dan modal untuk mempertahankan usaha tetap berjalan, karena uang mereka sudah banyak. Kedua, tentu saja agar pesanan kita diutamakan dan didahulukan karena bisa jadi kita adalah harapan mereka agar bisnis tetap berjalan.."

Adrien menjelaskan dengan gaya presentasi kelas ekonomi. "Ketiga, mereka tidak akan mengkawatirkan poin pertama setelah musim sosialisasi bangsawan dimulai."

Marinette yang langsung mengerti maksud dari tindakan dan perkataan Adrien langsung bersidekap dengan muka serius. "Oh, itu masuk akal!"

"Begitulah dame Luka, mengelola negara bukan hanya soal pertahanan dan perang. Kalau kau memberi makan orang miskin dengan membagikan roti itu akan membuat mereka kenyang setengah hari tapi jika kau memberi mereka pekerjaan dengan penghasilan stabil, kau akan membuat mereka kenyang dan bertahan hidup lebih lama.." putra mahkota Adrien menambah lebih banyak penjelasan.

Dame Luka berhasil menangkap semua perkataan Adrien ke dalam otaknya. Akhirnya dia mengerti kenapa putra mahkota tidak bisa diam di dalam istana membantu raja menyelesaikan dokumen-dokumen setinggi beberapa meter perhari. Awalnya dia kira itu untuk bersenang-senang saja tapi sekarang Luka paham alasan de Liberte Athanasius menjadi kerajaan makmur.

***

Lila Rossi memandangi pantulan dirinya sendiri di cermin. Beberapa tempat di istana ratu memiliki cermin bundar besar di dinding dengan hiasan bunga segar yang selalu diganti. Ruang lobi bawah sebelum pintu masuk, jalan menuju ruang lukisan, ujung lorong dekat kamar ratu, setiap kamar di dalam istana, serta ruang tiara tempat dimana gadis itu berada saat ini.

Tidak ada yang tau bagaimana putri count itu menyelinap masuk ke sana, juga bagaimana bisa tidak ada yang sadar. Masalahnya tempat itu terlarang bagi para maid. Dan sekarang lady Lila sedang mencoba tiara berhiaskan kristal merah delima seolah-olah dialah ratu de Liberte Athanasius.

"Lihatlah wajah cantik dan elegant itu, aku memang pantas sekali memakai tiara.." komentarnya.

Lila menggulung rambutnya menjadi sanggul dengan hairpin kupu-kupu ungu dari meja rias ratu Amillie. Kupu-kupu adalah lambang dari keluarga Athanase Agreste, pemegang tahta raja de Liberte Athanasius, sejak jaman kerajaan berdiri. Hanya ratu, istri dari para pewaris tahta, dan istri para pangeran yang bisa memakai benda itu.

"Aku memang sempurna sebagai pemeran utama*"

Mata hijau gelap itu mengkilat. Lila meletakkan kembali tiara merah barusan dan mencoba yang warna putih. Semuanya terbuat dari permata yang dirangkai dengan perak. Sudut bibir itu terangkat.

Gadis itu menyimpan kembali tiara yang dia pakai ke tempatnya semula dengan posisi sempurna sebelum berjalan keluar. Dia kembali ke ruang rias dan melepas hairpin. Mengembalikan kunciran mirip ekor bulat di ujung rambut selutut. Lila berkaca lagi memastikan tatanan rambutnya kembali seperti semula. Jam pasir kecil di ujung meja turun semua. Waktunya berkhayal telah selesai.

"Kau menemukan sesuatu yang kau inginkan?" Ratu Amillie masuk dengan dua lady in waiting. Posisi Lila Rossi ada tepat di meja rias dengan sekodi lebih perhiasan langka berjejer diatasnya.

"Dengan segala hormat, yang mulia ratu, gadis kecil ini merasa bingung menghadapi begitu banyak yang baru pertamakali dia lihat seumur hidupnya.."

Ratu Amillie tersenyum lembut, "itu hanya anting-anting, kalung dan benda lain yang biasa. Kau sudah menemukan banyak hal dari teh dan berkontribusi besar pada de Liberte Athanasius."

"Seperti yang hamba katakan yang mulia, bagi seorang putri count yang terbiasa dengan perhiasan kualitas rendah, ini.."

"Pilih saja satu, kau layak mendapatkannya.." sang ratu setengah memaksa. "Aku akan sangat senang jika bisa melihatmu memakainya di acara debutante nanti."

Senyuman ratu Amillie membuat Lila kehabisan bualan. Mata gadis itu tertuju pada serangkaian emerald karat tinggi dengan potongan tear-cut diamond di ujung namun tangannya mengambil satu set perhiasan dengan permata sebesar biji jagung muda. Itu adalah perhiasan sederhana yang bahkan warnanya saja tidak stabil.

"Hahaha.. kau tidak berbohong soal tidak terbiasa dengan barang mewah namun seleramu tidak buruk." komentar ratu. "Kau bisa pakai yang itu di hari lain, dan yang ini untuk debutante."

Pada akhirnya sang ratu memberikan dua set. Satu yang lady Lila Rossi pilih   sendiri dan satu lagi set mewah dengan permata hijau tua yang memiliki gradiasi ungu dan kuning saat terkena cahaya. Dia berdecih dalam hati.

"Saya tidak bisa menolak, yang mulia.."

"Aksesori terbaik untuk dikenakan saat debutante adalah permata yang memiliki warna sama dengan mata kita, lady Rossi." Salah seorang maid of honor ratu Amillie angkat suara, "set itu sangat cocok untuk sang lady.."

Lila Rossi tersenyum.

Felix Graham de Vanilly Athanase Agreste mengenakan jubah penyihir istana yang terbuat dari rajutan benang bulu tikus api saat melihat lady Lila Rossi keluar dari kamar jingga di istana ratu. Ibunda sepertinya telah memberi gadis itu sesuatu namun wajah dia tidak terlihat senang sedikitpun.

Suplyer bumbu dapur istana berasal dari upeti wilayah count Rossi dan terkadang putri tunggal mereka ikut ke istana untuk melihat-lihat. Akhir-akhir ini Felix sering melihat rubah betina itu berkeliaran di sekitar istana ratu. Dari keterangan maid yang bertugas di situ, Lila mendapat kepercayaan untuk salah satu jenis teh oleh ratu Amillie. Rumor gadis kesayangan ratu itu sudah menyebar layaknya pandemi, ke level tidak terkendali seperti katanya ratu telah memilih kandidat calon istri pangeran pertama.

Tokk.. tok...

"Ibunda, ini aku Felix.."

Seorang maid membukakan pintu dari dalam. Ratu Amillie duduk dengan berwibawa di depan meja rias yang diatasnya bertumpuk berkotak- kotak set perhiasan mewah. "Masuklah pangeran pertama.."

Ratu Amillie mengibaskan tangan kiri, memberi kode pada para maid untuk keluar ruangan. Tinggal ibu dan anaknya disana.

"Bukankah itu adalah hadiah ulang tahun yang ibunda dapat tahun ini?"

Felix menanyakan kenapa perhiasan-perhiasan itu ada diatas meja rias.

"Para bangsawan itu terlalu meremehkan posisi ratu dengan memberikan hal seperti ini di hari ulang tahun. Aku sudah berhasil membuangnya dua set.."

"Ah ya, yang tadi kulihat saat berjalan kemari."

Sang ratu menoleh, "kau bertemu lady Lila?"

Felix menghempaskan pantat di sofa. "Dia persis seperti yang putra mahkota deskripsikan.."

Bermuka dua.

"Lila Rossi terus menatap kalung hijau muda ini dengan tatapan serakah. Aku tidak bisa membiarkan dia memakai ini ke acara debutante."

Memakai aksesori atau gaun dengan warna berbeda dengan warna mata atau rambut gadis yang memakainya saat pesta resmi pertama atau debutante seperti mengumumkan pada semua orang kalau gadis itu sedang dalam hubungan resmi dengan seseorang yang memiliki warna rambut atau mata serupa. Ratu Amillie adalah pusat sosial yang mengontrol segala sesuatu mengenai pergaulan kelas atas, tentu dia langsung tau niat lady Lila.

Putri count Rossi menargetkan putra mahkota Adrien atau pangeran pertama Felix, keduanya akan menyebabkan rumor buruk yang seimbang.

Karena itu Felix memijat pelipisnya kesal, "astaga, sungguh rubah licik itu!"

"Aku membiarkan dia sendirian selama beberapa menit di sini dan.."

Ratu Amillie menjentikkan jarinya, dimana dua cincin platina tersemat dalam satu jari manis berada. Kemudian cermin dihadapan mereka beriak.

Bayangan wajah cantik ratu berubah menjadi wajah lady Lila Rossi yang sedang membuat sanggul dengan hairpin kupu-kupu ungu. Dia lalu berjalan cepat masuk ke pintu di belakang, lalu latar berganti menjadi ruang tiara. Gadis itu berkomat-kamit seperti mengatakan sesuatu dengan wajah sumringah, memakai tiara merah di kepalanya.

"Aah, padahal aku sangat suka tiara itu. Sekarang bahkan aku tidak sudi menyentuhnya.."

Lalu Lila menggantinya dengan tiara putih sebentar sebelum menyimpannya kembali dan pergi. Felix sungguh penasaran dengan apa saja yang Lila ucapkan saat melakukan penghianatan itu tapi cermin tidak bisa mengeluarkan suara.

"Kita akan mengeluarkan tiara itu di acara lelang amal."

Ratu Amillie menghilangkan sihir dari cermin sebelum menjawab, "kenapa? Bukankah lebih seru kalau mengirimnya ke kastil count Rossi?"

"Ibunda, putra mahkota dan aku sedang mengumpulkan bukti tragedi dibalik Graham de Vanilli. Semua petunjuk yang kami temukan mengarah pada pemimpin keluarga Rossi saat ini." Felix menjelaskan, "bukankah lebih seru jika kita bereskan saja semuanya?"

"Kau selalu memenuhi harapanku, my little magician.."

Rumor beredar diantara para bangsawan bahwa ratu Amillie mencintai perhiasan dan tahta. Semua orang kecuali raja dan kedua anaknya bilang ratu sangat serakah. Mereka bilang beliau berencana menggulingkan putra mahkota demi pangeran pertama.

Nyatanya rumor hanya sebatas rumor, Felix dan Gabriel tahu itu. Bahkan Adrien. Satu-satunya yang diinginkan wanita itu hanya kembali menjadi penerus keluarga Graham de Vanilly. Satu-satunya keluarga bangsawan yang dipimpin oleh wanita secara turun temurun, yang habis dibantai oleh konspirasi di masa lalu.

***

Semua orang berbisik saat lady Alya de Ceisaer berdansa dengan putra marquiss de Lathief. Belum ada rumor tentang lord Nino Lathief yang jadi bulan-bulanan putra mahkota dekat dengan gadis bangsawan sebelumnya, dan tiba-tiba saja, lili harimau dari kota Ceisaer berhasil mengejutkan seluruh tamu undangan.

"Lihat si gila kerja itu, mereka serasi sekali.." sindir Luka, dalam setelan biru tua dengan sulam emas dan bunga mawar merah asli di saku atas. Dia berdiri menemani lady Juleka menikmati wine dan biskuit di dekat meja hidangan.

Malam ini adalah acara debutante yang diadakan di istana raja. Para lord dan lady berusia cukup umur dari seluruh keluarga bangsawan di kerajaan de Liberte Athanasius mempersiapkan semuanya selama akhir tahun untuk tampil secara maksimal.

"Yang cantik menawan dan jenius dalam menemukan rasa baru dari teh, lady Lila Rossi dari wilayah count Rossi, memasuki ruangan.."

Lady Lila Rossi melangkahkan sepatu sutera sepuluh cetimeter dengan percaya diri. Gaun penuh hiasan pita, hiasan bunga-bunga dan mutiara itu bergoyang indah ketika dia berjalan. Hijau muda dan orange. Gadis itu hendak memulai rumor baru dengan memakai gaun serupa dengan yang diisukan dipakai lady Marinette.

"Tidak ada yang berani memakai warna hijau muda malam ini," lady Rose Lavillant menepi ke dekat lady Juleka untuk mengambil salad buah. "Lord Luka, anda terlihat lebih tampan dengan gaya rambut ini.."

"Terimakasih lady Rose, saya berusaha yang terbaik untuk debutante.."

"Semua orang mengira kakak sudah pernah debut tapi ini pesta pertama dia tanpa pakaian ajudan."

Ketiga orang itu tertawa bersama dengan pelan. Rose memakai merah muda sejak kecil sampai sekarang sampai dijuluki tulip kecil dari Couffaine ducy. Banyak putra bangsawan yang ingin menjadi kekasihnya jika bukan karena count Lavillant adalah seorang sniper menakutkan.

"Harapan baru de Liberte Athanasius, putra mahkota Adrien Graham de Vanilli Athanase Agreste dan yang mempesona, Lady Marinette Dupain Cheng dari Dupain ducy memasuki ruangan!"

Bisik-bisik para bangsawan itu terhenti. Putra mahkota dan tunangannya memakai pakaian dengan bahan yang sama. Perpaduan sutera hitam dan putih. Pakaian pria didominasi warna putih sedangkan pakaian wanita didominasi warna hitam. Potongan gaun dan hiasannya tidak seperti dari zaman ini meskipun memakai kristal dan mutiara terbaik seperti yang lain.

Pangeran pertama yang datang paling akhir jadi tidak kebagian perhatian.

"Aku menyesal tidak segera mengasingkan baron berkumis aneh itu ke tempat terpencil!" Gerutu pangeran Felix begitu sampai di dekat saudara seayahnya. Juleka, Rose dan Luka memberi hormat sebelum bergabung bersama dekat menara wine. Marinette yang tidak bisa mengikuti arah pembicaraan hanya tersenyum tipis.

Jas dan vest yang dipakai pangeran Felix adalah salah satu dari kreasi designer istana. Baron Vincent. Lebih tepatnya design yang ditolak putra mahkota karena hiasan pita, frill, dan sesuatu yang biasanya ada di gaun para lady. Setelan itu terselamatkan hanya karena Felix setampan Adrien.

"Sudah kuduga kau akan melakukan hal ini dengan wajahku.." Adrien mendesah kesal. Dia ada firasat aneh saat Felix menanyakan sesuatu tentang kuning cerah atau warna gading saat berpapasan di halaman belakang istana. Tepat sehari setelah Adrien pulang dari Couffaine ducy. "Ikut aku sebentar!"

"Ayolah yang mulia, lihat betapa anggunnya semua frill dan pita ini.." pria berambut pirang bak pinang dibelah dua dengan Adrien itu memperlihatkan semua bagian kostumnya dengan bangga. Felix benar-benar berniat membuang baron designer istana ke laut lepas.

Adrien menghilang bersama pangeran pertama Felix di salah satu ruang istirahat istana. Marinette melihat keadaan di sekitar dan menemukan beberapa orang pria berpakaian nyetrik. Raja dan ratu akan menonton pesta debutante dari lantai atas, para butler sudah menyiapkan dua kursi mewah disana. Sudah jadi hal lumrah raja akan hadir namun hanya menyaksikan karena debutante adalah acara anak muda.

"Aku tidak begitu paham tapi baron Vincent tidak akan tidur dengan nyenyak setelah malam ini." Nino mengenakan pakaian biru tua dengan sulam merah. Hiasan yang berbeda darinya hanya pada bagian kerah dan selempang sutera yang dililit sampai pinggang. Biru membuat dia percaya diri dibanding warna coklat terang.

Para anak bangsawan itu tampak berkerumun disekitar lady Lila yang menyembunyikan tawa dibalik kipas renda hijaunya. Musik berganti. Luka mengajak lady Juleka berdansa bersama beberapa pasangan lain sebagai saudara. Alya bercakap-cakap dengan para lady yang penasaran tentang kedekatannya dengan marquiss Nino Lathief. Ivan menyeret Nino kearah kerumunan tuan muda sehingga tersisa Marinette sendirian dengan segelas jus jeruk.

"Lady Marinette, maukah kau berdansa denganku satu lagu?"

Marinette menoleh. Seorang pria berkulit pucat dengan rambut semerah tomat mengulurkan tangan. "Um, aku tidak yakin... Lord.."

"Nathaniel, viscount Nathaniel.."

"Ya, viscount Nathaniel dari Calline ducy.." fyuh, untunglah aku menghafal daftar bangsawan muda sebelumnya, batin lady Marinette. "Aku ini sangat buruk dalam berdansa.."

Itu nggak bohong loh, Marinette bersumpah baru belajar belakangan.

"Tidak masalah my lady, ikuti aku saja."

Adrien berhasil mendandani Felix dengan pakaian rapi yang lebih berwibawa dengan warna gading cerah dengan pinggiran hijau dan juga ikat pinggang sutera. Dia juga memakai segala perhiasan pangeran pertama yang ajudan bawa dari istana barat dengan tergesa. Mereka berjalan kembali ke ruang dansa ketika beberapa bangsawan saling berbisik. "Lady Marinette dan Viscount Nathaniel terlihat serasi sekali.."

"Kudengar rumornya dia bertunangan dengan putra mahkota waktu itu, sekarang mereka berencana membatalkannya. Mungkin putra mahkota akan kembali pada countess Lila?"

"Tidak mungkin, meski count Rossi sekuat duke Couffaine, lady Marinette berasal dari keluarga duke!"

Mata hijau cerah putra mahkota Adrien maupun pangeran pertama Felix terbelalak menyaksikan lady Marinette dan viscount Nathaniel berdansa dengan.. aneh?

Lady Marinette terlihat memaksakan tersenyum, dengan halis berkerut dan  wajah bersalah. Sementara viscount Nathaniel terkadang berjinjit, tersentak, kaget, kemudian seperti menahan sakit. Itu kali pertama sang lady berdansa selain dengan putra mahkota. Para bangsawan muda itu tak tau saja, hanya bergosip dan memulai rumor 'hubungan cinta putri duke Dupain dengan viscount Mawar Merah Segar telah dimulai' yadaa.. yada..

"Hei Felix, apa maksud mereka dengan pertunangan kami akan segera berakhir gegara kepala tomat yang bahkan tidak bisa menghindari injakkan maut pemula disana?"

Adrien Agreste tidak menyembunyikan raut cemburu dari wajahnya. Sama sekali.

"Hfss.." kepala tomat, astaga. Pangeran pertama berusaha untuk tidak tertawa. "Seperti kata mereka, ada aturan tidak tertulis kalau dansa pertama di acara debutante adalah awal kisah cinta. Biasanya, berakhir dengan pernikahan jika keduanya berdansa sampai tiga kali di pesta yang berbeda.. hei Adrien, mau kemana.."

Takk.. takk.. takk..

Putra mahkota Adrien berjalan lurus tanpa menabrak beberapa pasangan yang sedang berputar. Posisi dia tidak jauh dari lady Marinette yang membelakanginya, dan viscount Nathaniel yang memaksa memegang pinggang gadis itu secara sepihak.

".. tidak apa.. aaahh.. uh.."

Brukk..

Adrien hanya menatapnya tanpa berkata apapun tapi pria berpakaian merah dan kuning itu tau-tau terjengkang ke belakang.

"Maafkan aku, sudah kubilang aku tidak bisa berdansa, ah, apa aku menginjak anda terlalu keras?"

Lady Marinette merasa bersalah karena tidak sengaja menginjak sepatu viscount Nathaniel sampai  bahkan tidak sanggup berdiri. Namun dia tidak tau kalau penyebab pria itu sampai ketakutan dengan bola mata nyaris keluar bukan karena kakinya bengkak.

"Ada peraturan tidak tertulis kalau sepasang muda-mudi yang bukan sedarah berdansa bersama untuk pertama kali di debutante adalah awal dari kisah cinta..." Adrien menggantung ucapannya, "aku pewaris tahta de Liberte Athanasius, bahkan mengecewakan tunanganku sendiri karena harus membantu pangeran pertama ke ruang ganti, dan, kukira tidak sampai satu jam.."

Seluruh isi ruangan lupa caranya bernafas. Bahkan nama baik pangeran pertama ikut ditebas.

"Pangeran pertama Felix, kuberi kau wewenang penuh atas viscount Nathaniel. Terserah mau kau apakan.."

Viscount Nathaniel menangis, berteriak memohon ampun sambil bersujud. Tangan pria berambut merah berusaha menggapai salah satu sepatu putra mahkota namun beberapa knight masuk dan menodongkan pedang mengkilat di lehernya. "Mohon ampuni hamba, daku tidak tahu sang lady adalah putri mahkota.."

"Sekarang kau tau!"

Adrien berucap dingin. Image putra mahkota tiran keluar dengan kerennya, ".. maaf, seharusnya putra mahkota tidak boleh cemburu, tapi mendengar tunanganku akan direbut seorang viscount.."

"Yang mulia, tolong redakan amarahmu!"

"Felix. Aku sungguh sedang tidak mau melihat dia saat ini. Oh, sekalian tangkap baron Vincent juga dan berikan pada ratu Amillie hidup-hidup."

Raja Gabriel dan ratu Amillie baru saja turun ke ruangan itu karena keributan yang dibuat putra mahkota. Sayangnya Adrien sudah berhasil melarikan diri ke taman istana melalui pintu depan. Para knight mengurung viscount Nathaniel di salah satu kamar di istana sementara pangeran pertama Felix berusaha mengembalikan atmosfer pesta seperti semula.

Sepasang mata licik dari balik poni dan kipas hijau muda menatap penuh dengki pada lady Marinette yang berlari meninggalkan sepatunya di tangga demi menyusul putra mahkota.

Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

316K 23.9K 108
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
69.9K 6.3K 49
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...
1.7M 18.4K 40
Sebelum membaca, alangkah baiknya kalian untuk follow akun wp gw ya. WARNING πŸ”ž!!! Yg penasaran baca aja Ini Oneshoot atau Twoshoot ya INI HASIL PEMI...
291K 29.9K 33
warn (bxb, fanfic, badword) harris Caine, seorang pemuda berusia 18 belas tahun yang tanpa sengaja berteleportasi ke sebuah dunia yang tak masuk akal...