RED LIGHT (GaaSaku) ✓

By AmJiyeon

11K 1.7K 289

The Marionette's Series : Book 1 RED LIGHT GAARA x SAKURA Cinta yang bahagia bisa berubah menjadi duka kapan... More

Prolog
Red Light-1.
Red Light-2.
Red Light-3.
Red Light-4.
Red Light-5.
Red Light-6.
Red Light-7.
Red Light-8.
Red Light-9.
Red Light-10.
Red Light-11.
Red Light-12.
Red Light-13.
Red Light-14.
Red Light- 15.
Red Light-16.
Red Light-18.
Red Light-19.
Red Light- 20.
Red Light- 21.
Red Light- 22 End

Red Light-17.

235 55 18
By AmJiyeon

Keputusan Sakura.

•••

Sakura telah selesai memasak, tidak terlalu banyak tapi cukup untuk dirinya dan Gaara. Setelah menatanya dengan rapi di meja makan, ia kemudian mencari kekasihnya itu.

"Gaara?"

Gadis itu keluar dari dapur dan segera menuju kamar Gaara. Ia melihat punggung Gaara, pria itu ada di balkon dengan seseorang.

Siapa itu? Mengenakan jubah hitam dan wajahnya tidak terlihat. Sakura yang penasaran berjalan perlahan, mendekati mereka tanpa bersuara.

Ia rasa gerak-gerik mereka mencurigakan.

Red yang sedang bersama Gaara melihat bayangan Sakura, mahluk itu segera menghilang dari pandangan. Gaara yang masih shock kini terduduk lemas, pasalnya ia merasakan gelombang energi yang sebelumnya pernah terjadi ketika dirinya mengunjungi rumah Sakura tempo lalu.

Gelombang itu menelusuk dadanya, membuat kepalanya pening dan telinganya berdengung. Sakura yang melihat Gaara bersimpuh segera berlari ke arahnya.

"Gaara! Gaara!"

Gadis itu panik, segera mendekap Gaara sebelum kepala nya menyentuh lantai. Kejadiannya sama persis ketika Gaara berada di teras rumahnya.

"Kau kenapa? Apa yang terjadi? Gaara kau mendengarku?! Lihat aku!" Sakura menepuk pipi Gaara.

Pria itu masih memejamkan mata, dengungan di telinganya masih bergema. Ia merasa sial, energi yang di miliki Red bukan tandingannya yang hanya manusia biasa.

Mahluk itu berbahaya, Sakura tidak boleh ada di sini. Apalagi, Red sudah berniat untuk membunuhnya.

"Sakura..."

Gaara melepaskan dekapan Sakura, gadis itu menangis sambil menatapnya cemas. Kini Gaara yang merasa bersalah, telah membuat Sakura khawatir melihatnya dalam keadaan seperti itu lagi.

"Tenang, sudah, tidak apa-apa. Aku baik-baik saja, sayang." Gaara menangkup wajah Sakura dan mengusapnya air matanya.

"Kau membuatku khawatir lagi, a-aku sangat ketakutan melihatmu tidak berdaya seperti itu! Karena aku tidak bisa melakukan apapun jika panik."

Gaara memeluk Sakura erat akhirnya, mengusap puncak kepala nya lembut untuk menenangkan gadis itu.

"Jangan khawatir, aku baik-baik saja Sakura. Tenangkan dirimu. Kurasa kita tidak bisa berlama-lama di sini."

Mereka beranjak dari sana, Gaara menutup rapat pintu balkon dan menguncinya. Sakura masih merasa tidak tenang atas kejadian tadi, ia melihat dengan jelas bagaimana seseorang berdiri di hadapan Gaara dengan jubah lalu menghilang.

Sekarang pikirannya terbagi, antara penasaran dengan itu dan juga merasa khawatir pada Gaara yang belum menceritakan apapun lagi.

"Sakura... kau ingat tentang aku yang akan menceritakan kehidupan ku secara perlahan bukan?" tanya Gaara.

Sakura mengangguk, mereka sudah berada di meja makan bersama. Memakan masakan Sakura.

"Ada seseorang yang mengincar mu, dia adalah target agensi ku sejak bertahun-tahun yang lalu. Tadi dia muncul lagi, aku tau ini sulit untuk di terima tapi dia bukanlah manusia seperti kita." Gaara menjelaskan.

Sakura memang sulit untuk menerima tapi dia melihatnya sendiri tadi bagaimana pria berjubah itu menghilang dengan cepat.

"Dia.. yang tadi bersamamu bukan? Aku melihatnya dengan jelas, aku kira kita kedatangan tamu. Tapi kemudian, menghilang begitu saja.."

Gaara mengangguk, "Benar, dia menghilang karena melihat mu. Aku tidak tau motif dan rencana nya, aku juga tidak tau kenapa dia menghilang begitu kau muncul tapi dia memancarkan energi yang bisa melukai sekitarnya."

"Sakura, jika kau ingat aku pernah kesakitan ketika ke rumah mu kala itu, itu karena dia datang dan membuat gelombang energi yang tinggi hingga koneksiku dengan rekan ku juga terputus."

Sakura mengerti tapi jika gelombang energi nya tinggi, kenapa dirinya tidak merasakan apa-apa?

Mata Sakura terbelalak ketika melihat darah mengalir dari hidung Gaara. Merah pekat, Sakura segera mengambil tissue dan membantu Gaara untuk menahannya.

"Tenang, sayang. Aku baik-baik saja, aku bisa menangani ini." Gaara mengusapnya sendiri.

"Bagaimana aku bisa tenang! Ini pertanda kalau kondisi mu memburuk Gaara!" Sakura berseru kesal.

"Kau bilang kita tidak boleh terlalu lama di sini kan? Kalau begitu mulai malam ini kau tinggal bersama ku di mansion!"

Keputusan Sakura membuat Gaara terkejut, gadis itu langsung menarik Gaara untuk segera membersihkan darahnya. Sementara dirinya, sibuk ke kamar untuk mengambil barang-barang Gaara.

"Aku merapikan yang penting saja, sisanya akan aku suruh beberapa orang nanti!" teriak Sakura dari dalam kamar.

Gaara hanya menghela napasnya, seperti biasa. Sakura memang selalu terburu-buru dalam banyak hal, ia jarang berpikir panjang, hanya mengandalkan insting nya saja.

Seperti nya, penyebab Gaara mimisan adalah efek samping dari gelombang energi yang di buat Red tadi. Ia harus mengabari Deidara nanti malam, karena Red sudah memberikan tampangnya pada Gaara secara terang-terangan.

Pria itu berjalan ke kamar dan melihat Sakura yang sibuk membereskan barang-barang Gaara. Gadis itu sangat bersemangat, Gaara bisa melihat dari raut wajah manis itu.

Gaara yang asyik memperhatikan Sakura tiba-tiba panik, karena Sakura membuka lemarinya dengan gamblang, mulai merapikan pakaian Gaara termasuk pakaian dalamnya.

"Sayang, tidak! Biar aku saja yang merapikan ini ya. K-kau ambil saja alat mandiku di kamar mandi." Gaara langsung menahan Sakura yang seketika tertawa.

Pipi Gaara bersemu merah, itu membuat Sakura senang untuk menggodanya lebih lagi.

"Kenapa? Kau malu ya? Terus-menerus memanggilku sayang, ini kan hanya celana dalam?" Sakura dengan sengaja memasang tampang polos.

"Sakura..." Gaara menggeram gemas, ia malu.

"Hm, nantinya juga kita akan tinggal satu rumah." Goda Sakura lagi.

Gaara mendesah sengsara, "Sakura, kita tidak akan sekamar, hanya serumah. Ini privasi, ya?"

Sakura mengerucut kan bibirnya kesal, "Iya, iya. Aku paham."

Kini Gaara yang tersenyum melihat wajah imut Sakura yang kalau cemberut malah jadi tambah menggemaskan baginya.

Gaara mencium pipi kanan Sakura sekali, kemudian pipi kirinya, lalu Sakura tersenyum senang tapi tanpa Gaara prediksi gadis itu langsung menarik tengkuk Gaara sambil berjinjit lalu mencium bibirnya.

Sakura menciuminya berkali-kali, Gaara yang terpancing kini balik mendominasi. Ia menarik Sakura dan memojokkannya ke dinding.

Menekan tengkuk gadis itu dan memperdalam ciumannya. Rasa stroberi, aroma cherry blossom membuatnya mabuk akan Sakura.

Hingga mereka kehabisan oksigen, akhirnya mereka mengakhiri nya.

Saling tersenyum dan terengah-engah, Gaara membenarkan posisi poni Sakura yang berantakan, "Kau selalu membuat ku mabuk, bahkan sampai lupa diri."

Gaara menciumnya sekali lagi, "Aku akan selalu melindungi mu apapun yang terjadi."

"Aku tidak akan membiarkanmu terluka, apapun yang terjadi Sakura." Gaara menekankan lagi.

Sakura menangkup wajah Gaara dengan kedua tangannya, "Iya, pahlawanku. Aku mengerti, aku juga akan melakukan hal yang sama untukmu. Asal kau tidak meninggalkan aku lagi."

"Tentu saja tidak akan, aku akan selalu di samping mu."

Sakura mendorong prianya, "Kalau begitu, kau bisa kembali bekerja secepatnya bukan? Aku kesepian di kantor. Jika kau bekerja lagi bukankah kita bisa bersama seharian?"

Gaara menghela napasnya pelan kemudian mengangguk, "Baiklah, aku akan melakukannya mungkin mulai besok. Kau yakin tidak akan bosan?"

"Kau memang membosankan Gaara! Tapi selalu membuat ku merindukannya. Kurasa sekarang sikapmu berubah, jadi semuanya akan jadi lebih seru."

"Aku akan kembali bersikap seperti dulu jika urusan pekerjaan Sakura. Kita harus profesional!"

"Ugh, bosan." Sakura mengeluh kemudian meninggalkan Gaara menuju kamar mandi.

Untuk sejenak, Gaara melupakan permasalahan buruk yang akan di hadapinya nanti. Asalkan dia selalu berada di samping Sakura, walau ia tidak bisa melakukan banyak hal, setidaknya ia bisa berusaha sekuat tenaga melindungi gadis yang ia cintai.

Ini waktu yang tepat untuk menghubungi Deidara, ia tidak bisa menundanya lagi. Mereka butuh pengawalan untuk menuju rumah Sakura malam ini.

To Be Continued...

Continue Reading

You'll Also Like

540K 43.7K 79
(JUST FANFICTION)❗ Dicsclaimer : Masashi Kishimoto Sasusaku Setelah kembali dari penebusan dosanya, Sasuke putuskan untuk kembali di tempat kelahir...
933 74 7
Cerita yang auth buat karena kegabutan, hope u enjoy! ini bukan book req ya! and this include Minecraft Rp! Auth buat book ini sebagus mungkin dari a...
8.7K 836 16
[Sasusaku Fanfiction] [horor] [drama] [romance] [angst] "Kalau ada kesempatan, aku pengen ketemu kamu lagi di kehidupan selanjutnya. Tapi kamu janga...
23.1K 1.9K 10
Aku yang merelakanmu dengannya atau Aku yang harus berjuang untuk mendapatkanmu?❤ Disclaimer ; Naruto©Masashi Kishimoto WARNING!⚠ BAD ENDING⚠