Phobia

By Azkaza_95

191K 18.7K 1.1K

Udah end, tapi tetap tinggalin jejak vote & comment ya [MATURE CONTENT 21+] Cerita ini mengandung adegan dewa... More

Cast
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 19
Part 20
Part 21 [END]
Ekstra Part 1
Ekstra part 2
Ekstra part 3

Part 18

6.2K 616 16
By Azkaza_95

Big thanks buat yang udah baca sampe part ini, terutama buat yang rajin vote dan komen 💚
buat yang siders, semoga segera tobat ya untuk menghargai kerjanya para author

.....

Jaehyun bangun dari tidurnya karena suara alarm pagi yang terus berdering mengganggu indera pendengarannya. Matanya mengerjap perlahan, tangannya meraba tempat sebelahnya yang ternyata kosong. Jaehyun segera duduk dan mengucek matanya, rupanya istri kecilnya itu sudah bangun lebih dulu.

Pria tampan itu segera turun dari tempat tidurnya dan berjalan keluar kamar untuk mencari keberadaan sang istri.

Dari arah dapur Jaehyun mendengar suara ribut-ribut, sepertinya seseorang sedang memasak di dapur. Dilihatnya seorang pria cantik sedang sibuk dengan penggorengan dan spatula di tangannya, tubuh rampingnya memakai apron berwarna pink. Aroma lezat masakan menggoda penciumannya.

Ah Jaehyun sangat merindukan saat-saat seperti ini.

Langkahnya semakin mendekat kearah si pria cantik, dan kemudian memeluk pinggang ramping itu dari belakang.

"Jaehyun, kau sudah bangun?" tanya Taeyong yang terkejut karena mendapat pelukan tiba-tiba dari suaminya.

"Hmm... Aku baru bangun. Kau sedang memasak apa, Taeyong?" Jaehyun menciumi ceruk leher istrinya, meski Taeyong belum mandi, tetapi aromanya selalu membuat Jaehyun betah menciuminya.

"Aku hanya membuat omellete untuk sarapan pagi kita, Jaehyunnie. Maafkan aku yang selama 2 minggu ini tidak mengurusmu dengan baik," lirih si pria cantik dengan suara pelan.

"Maafkan aku yang tidak memasak untukmu dan tidak menyiapkan pakaianmu," lanjutnya lagi masih dengan suara lirihnya.

Jaehyun segera mematikan kompor dihadapannya, karena ia lihat omellete buatan Taeyong sudah matang. Dan dengan satu tarikan, ia hadapkan tubuh istrinya berhadapan dengannya, sejujurnya Jaehyun tidak menyukai kalimat yang terucap dari bibir istrinya barusan.

"Taeyong, menikah itu artinya bekerja sama, bukan hanya istri saja yang berusaha, suami pun demikian. Termasuk dalam urusan pekerjaan rumah. Kamu jangan bersedih atau merasa bersalah, Taeyong. Sudah tugasku sebagai suami untuk melengkapimu, dan begitu pun sebaliknya. Aku menikahimu bukan untuk menjadikanmu sebagai pelayan, meski pun pernikahan kita karena perjodohan, tapi aku tak pernah sekali pun menganggapmu sebagai pelayanku. Kamu itu istriku, Taeyong, seseorang yang Tuhan kirimkan untuk menemaniku sampai akhir hayat, mengerti kan?" ucap Jaehyun dengan menggenggam lengan atas Taeyong, dilihatnya mata Taeyong memerah.

"Terima kasih, Jaehyun, kau manis sekali" ucapnya serak menahan air mata yang sepertinya siap untuk kembali menetes.

Jaehyun tersenyum sambil mengusap pipi Taeyong, kemudian mencium bibir istrinya dengan lembut, mengecapi bibir cherry istrinya yang sudah sangat lama ia rindukan.

"Terima kasih karena sudah bertahan sejauh ini, Taeyong, kamu hebat!" Jaehyun membisikkan kata-kata lembut dihadapan wajah sang istri, ia usap lembut bibir Taeyong dengan ibu jarinya.

Jaehyun tidak pernah membayangkan bahwa jatuh cinta rasanya akan sangat berwarna seperti ini. Mungkin karena ia menemukan orang yang tepat.

"Mandi dulu Jaehyun, baru setelah itu kita sarapan," ucap Taeyong lembut, senyuman sudah terukir kembali di wajah cantiknya, hati Jaehyun sangat bahagia melihat pria manis ini tersenyum lagi, ia sangat benci melihat Taeyong yang terus murung dan sedih setiap hari, padahal Jaehyun sudah berjanji akan selalu membahagiakan istrinya.

"Mau mandi bersama?" Jaehyun mengangkat sebelah alisnya, berusaha menggoda Taeyong, supaya pria manis itu tidak kembali merasa sedih.

"Hanya mandi, tidak melakukan hal lain!" Taeyong sangat paham dengan kebiasaan suaminya itu, selalu mesum.

"Iya Taeyong, hanya mandi." Jaehyun tersenyum cerah dan langsung mengangkat tubuh istrinya, pria cantik itu memekik karena tiba-tiba saja suaminya itu menggendongnya.

Mereka berdua mengawali pagi dengan sangat hangat, sesuai janji Jaehyun bahwa mereka berdua hanya mandi, walaupun sejujurnya Jaehyun berusaha sekuat tenaga untuk menahan hasratnya ketika melihat tubuh polos Taeyong ketika sedang mandi.

Semenjak mengetahui bahwa Taeyong hamil, mereka berdua belum melakukan hubungan intim lagi, karena dokter menyarankan untuk melakukan hubungan intim ketika kandungan Taeyong memasuki trimester kedua. Dan setelah istrinya mengalami miscarriage 2 minggu yang lalu ia harus menahan keinginannya lagi sampai Taeyong sudah siap untuk ia sentuh kembali.

Selama mandi dan berendam di bathup, Jaehyun hanya menggosok punggung dan memijat bahu istrinya, ia ingin Taeyong kembali rilex. Dapat Jaehyun lihat tubuh Taeyong semakin kurus, selama 2 minggu ini istrinya itu hanya mau makan beberapa suap saja setiap harinya, Taeyong banyak menghabiskan waktunya untuk tidur. Hatinya mencelos melihat tubuh istrinya yang semakin kurus. Jaehyun mendesah pelan, lagi dan lagi hatinya teriris melihat kondisi istrinya.

"Apa kau suka kupijat seperti ini, Taeyong?" tanya Jaehyun dengan suara seraknya menahan tangis.

"Hu'um, nyaman sekali, Jaehyun." Pria manis yang duduk membelakanginya itu mengangguk lucu.

"Aku tidak pernah menyangka bahwa menikah dan memiliki suami rasanya akan menyenangkan seperti ini," ucap Taeyong kemudian.

"Aku juga, aku dulu tidak mau menikah karena hanya memikirkannya saja kepalaku sudah langsung pusing. Aku tidak pernah merasakan jatuh cinta sekalipun, tetapi semuanya jadi berubah setelah menikah denganmu. Kamu yang mengajarkanku bahwa cinta itu berharga Taeyong, kamu juga yang mengajarkanku bahwa jatuh cinta itu rasanya hangat. Aku bahagia karena aku jatuh cinta untuk yang pertama kali kepada orang yang tepat. Aku yang tadinya begitu takut dengan cinta, kini jatuh sedalam-dalamnya pada dirimu. Kamu luar biasa, Taeyong." Jaehyun merasakan matanya memanas, setiap pembahasan cinta dengan Taeyong mengapa selalu terasa mengharukan seperti ini, kini ia yakin bahwa hatinya sudah sepenuhnya milik Taeyong.

"Aku sangat mencintaimu melebihi apapun, Jaehyun." Taeyong membalikkan badannya untuk menghadap suaminya.

"Aku juga mencintaimu lebih dari yang kau bayangkan, Taeyong." Jaehyun mengecup dahi istrinya dengan lembut dan lama.

"Sudah mandinya Jaehyun, nanti badan kita keriput kalau terlalu lama berendam," kikik Taeyong berusaha mencairkan suasana. Karena sejujurnya ia sangat ingin menangis sekarang.

...

Sampai hari ini Jaehyun masih mengambil cuti kerjanya untuk menemani Taeyong. Beberapa hari kemarin baik nyonya Jung atau nyonya Lee bergantian menghibur Taeyong. Namun pria cantik itu tetap saja hanya murung atau tidur dan tidak banyak berbicara.

Dan hari ini sebuah kemajuan yang sangat pesat, istrinya sudah kembali beraktifitas dan mulai menunjukkan senyumannya.

"Taeyong, bagaimana kalau kita jalan-jalan?" tanya Jaehyun, karena ia sangat tau kalau Taeyong pasti sangat bosan dan butuh hiburan.

"Jalan-jalan kemana, Jaehyun?"

"Terserah kau, kau ingin kita jalan-jalan kemana Taeyong?"

"Eumm... Aku ingin ke taman bermain, lalu membeli ice cream yang banyak," ucap Taeyong dengan raut wajah sumringah. Jaehyun sangat senang sekali melihat istrinya yang mulai ceria lagi.

"Baiklah, kalau begitu ayo kita bersiap-siap!"

...

Jaehyun dan Taeyong sedang berkeliling di area taman bermain, tangan keduanya saling bertaut, sangat berbeda dengan kencan pertama mereka saat di taman tulip waktu baru sebulan menikah. Kini sudah lewat dari satu tahun, dan hubungan keduanya semakin berkembang.

"Kau ingin naik apa, Taeyong?"

"Aku ingin naik bianglala ya, Jaehyun?" balas Taeyong dengan suara yang semangat.

"Baiklah, ayo kita kesana!"

Kini keduanya sedang duduk disebuah wahana yang mirip sangkar burung itu, Jaehyun terus memeluk mesra pinggang istrinya, Taeyong menolehkan wajahnya dan kemudian tersenyum, walaupun masih dengan jelas Jaehyun lihat jejak-jejak kesedihan didalamnya.

"Taeyong, jangan sedih lagi ya, aku tidak suka melihatmu sedih," ucap Jaehyun dengan lembut sambil membelai rambut Taeyong.

"Aku tidak akan sedih lagi, Jaehyun," jawab Taeyong dengan suara pelan.

"Ada aku disini yang akan selalu menemanimu dan menyayangimu. Ada anak ataupun tidak, itu tidak jadi masalah buatku, yang terpenting kau sehat dan bahagia, itu sudah lebih dari cukup buatku." Jaehyun mengecup pelan puncak kepala sang istri.

"Kau sekarang semakin manis ya, Jaehyun." Taeyong menangkup pipi suaminya.

"Ini karena aku sangat menyayangimu, Taeyong, sampai rasanya sangat tersiksa melihatmu sedih seperti kemarin." Jaehyun langsung mencium bibir Taeyong, ciuman yang lama dan sangat lembut, Taeyong pun tidak menolak ciuman suaminya. Bibir Taeyong terbuka untuk memberi akses kepada lidah Jaehyun.

Lidah keduanya kembali membelit, Taeyong mendesah pelan disela ciumannya.

"Kau manis sekali Taeyong, aku merindukanmu." Jaehyun kembali mengecup bibir istrinya, menghisap bibir atas dan bawah Taeyong. Keduanya sangat merindukan ciuman yang lama dan dalam seperti dulu.

Tanpa sadar tangan Jaehyun mulai turun kearea dada Taeyong, mencari tonjolan merah muda yang selalu membuatnya gemas, ia cubit lembut puting istrinya.

Sebelum terlalu jauh, Jaehyun melepaskan ciuman dan tangannya, sekarang ditempat umum, ia takut kelepasan. Sekarang saja sudah ia rasakan area bawahnya mengeras.

Taeyong terengah karena ciuman mereka yang lama, matanya menatap Jaehyun dengan tatapan sayu, bibirnya yang basah dan sedikit membengkak akibat ulah Jaehyun tadi. Ingin rasanya Jaehyun kembali mengukung istrinya diatas ranjang dan kembali memulai kegiatan ranjang mereka, tetapi nampaknya Taeyong belum pulih sepenuhnya, ia akan sabar menunggu sampai istrinya benar-benar pulih.

"Kau nakal, Jaehyun," ucap Taeyong dengan senyuman lucunya.

"Aku mana bisa tahan untuk tidak menciummu." Jaehyun kembali mengecup pipi istrinya.

Wahana yang mereka naiki sudah berhenti, Jaehyun dan Taeyong pun turun, keduanya berjalan mengelilingi taman bermain.

"Kau mau membeli ice cream disana?" Jaehyun menunjuk sebuah kedai ice cream yang terlihat ramai.

"Aku mau ice cream," pekik Taeyong dengan mata berbinar.

"Ayo kita kesana!" Jaehyun kembali menggandeng tangan istrinya menuju kedai ice cream.

"Kau ingin pesan apa Taeyong?"

"Aku ingin ice cream coklat Jaehyun, kalau kau apa?"

"aku ingin mint choco."

"Apa aku boleh beli banyak?" tanya Taeyong dengan menunjukkan mata boba-nya, mana bisa Jaehyun menolaknya.

"Hmm... Kau boleh membeli banyak." Jaehyun mengangguk dan Taeyong langsung memekik senang.

Lihatlah, hanya dengan ice cream berukuran jumbo sudah membuat istrinya senang, Taeyong memang pria manis yang sederhana, ia tidak pernah meminta barang-barang mahal kepada Jaehyun, walaupun Jaehyun sangatlah mampu membelikan apapun yang istrinya inginkan, tetapi Taeyong justru seringnya meminta peralatan-peralatan dapur yang harganya sangat receh bagi Jaehyun. Taeyong memang berbeda, bahagianya Taeyong juga terkesan sederhana, hal itulah yang semakin membuat Jaehyun jatuh semakin dalam kepada Taeyong, ia yakin tak akan pernah menemukan sosok yang sama persis seperti istrinya ini dimana pun, dan Jaehyun sangat beruntung karena memilikinya.

.....

TBC

Btw, part 17 kemarin, maaf banget kalo pas scene miscarriage-nya Yongie kurang berasa real, soalnya aku ga paham miscarriage dalam dunia mpreg tuh biasanya gimana, aku cuma taunya miscarriage pada kehamilan wanita pada umumnya 😅

Continue Reading

You'll Also Like

23.2K 1.2K 21
"Jen, gue hamil." warning‼️ - bxb - mpreg - harsh words - 18+ - bahasa nonbaku - ga suka? minggat.
2.2M 292K 49
[ C O M P L E T E ] a child who wants his mama's presence. he heard from his friends that mama is a very beautiful figure.. I Want Mom!! Cast by : Ju...
322K 32.2K 34
[BL] [Fluffy] Ini cerita keseharian pasangan Jung Jaehyun bersama Lee Taeyong, pria manis yang baru dinikahinya. Dan mari kita simak ceritanya, bag...