Part 10

8K 818 33
                                    

Akhir-akhir ini Jaehyun terlihat lebih murung, pria tampan itu sering menghabiskan waktunya mengurung diri sendirian di kamar sebelah.

Jaehyun merasa seperti tidak ada perkembangan yang signifikan. Ia juga kembali meminum obat anti depresannya. Jaehyun pun sudah pernah mencoba pengobatan hypnosis, tetapi hasilnya tetap nihil, ia selalu mimisan setiap bercumbu dengan istrinya.

Taeyong mulai memutar otak, ia mencari-cari cara penyembuhan phobia lewat internet, dan ia mengambil kesimpulan, mungkin saja phobia Jaehyun yang tak kunjung sembuh karena masalah dengan masa lalu yang tak kunjung usai. Satu-satunya cara adalah dengan mempertemukan Jaehyun dengan si pembuat masalah.

Pria cantik itu mencoba menghubungi adik iparnya, bermaksud untuk meminta bantuan.

"Halo Jung Jeno, aku butuh bantuanmu," ucap Taeyong mengawali percakapan.

"Aku bermaksud mempertemukan Jaehyun dengan aunty Naeun, sepertinya ini cara terakhir yang harus kita coba untuk menyembuhkan phobia Jaehyun." Taeyong sangat gugup, jujur saja ia takut Jeno tidak setuju dengan usulannya dan kemudian marah besar.

"A-APA?" Pekik Taeyong mendengar jawaban dari mulut Jeno.

"Benarkah?"

"Bagaimana kalau kau tetap membawa kami ke tempat aunty Naeun yang sekarang? Di Daegu kan?"

"Baiklah kalau begitu, aku akan membujuk Jaehyun."

"Terima kasih banyak Jeno-ya." Taeyong pun menutup telfonnya, sekarang ia harus mencari cara untuk membujuk suaminya.

...

"Jaehyunnie, sudah waktunya makan malam, ayo kita makan." Taeyong mengetuk pintu.

Sejak malam itu Jaehyun selalu tidur bersama dengan Taeyong, tetapi ketika ia merasa depresi, maka Jaehyun akan mengurung diri di kamarnya ini.

Seperti sekarang ini, sudah 3 jam Jaehyun mengurung dirinya. Tadi sore selepas mandi, pria Jung itu kembali mencoba skinship dengan istrinya, dan tetap saja, hidungnya mimisan ketika baru saja Jaehyun menciumi leher Taeyong.

"Jaehyunnie, aku memasakkan daging pedas favoritmu, aku juga membuat ice cream greentea yang sangat kau sukai." Taeyong masih mencoba membujuk Jaehyun supaya keluar dari kamarnya.

Dan akhirnya, seorang pria tampan keluar dari persembunyiannya. Sepertinya Jaehyun habis mandi lagi, terlihat dari tubuhnya yang wangi sabun dan pakaian yang ia ganti.

Taeyong tersenyum melihat suaminya, seperti biasa sangat tampan, hanya saja wajahnya ditekuk murung.

Kini keduanya sudah duduk dikursi meja makan, Taeyong mengambilkan nasi untuk suaminya, dan menaruhnya dihadapan Jaehyun.

Jaehyun menatap hidangan makan malamnya dengan tidak berselera, padahal menu malam ini adalah makanan favoritnya, tapi entah nafsu makannya hilang kemana.

"Jaehyun, apa makanannya tidak enak?" tanya Taeyong yang menyadari suaminya hanya mengaduk-aduk makanannya tanpa dimakan.

"Tidak Taeyong, aku hanya tidak berselera untuk makan," balas Jaehyun dengan suara pelannya.

"Apa kau mau aku memasakkan yang lain?"

"Tidak perlu, Taeyong." Pria berlesung pipi itu menggelengkan kepalanya.

Jaehyun kembali diam menatap makanannya, kali ini ia mencoba memasukkan satu sendok nasi kedalam mulutnya. Masakkan Taeyong tidak pernah gagal, bahkan disaat keadaan hatinya tidak sedang membaik pun mulutnya tidak pernah bisa menolak masakan enak istrinya.

Perlahan piring Jaehyun pun mulai kosong. Taeyong hanya menyunggingkan senyuman, rasanya senang sekali suaminya ini kembali lahap memakan makanannya.

"Jaehyunnie... apa besok kau sibuk?" tanya Taeyong pelan.

PhobiaWhere stories live. Discover now