Two Love One Heart (HIATUS SE...

By saturnusimpian

2.5K 2.1K 1.3K

[MOHON MAAF CERITA INI HIATUS SEMENTARA. TUNGGU KELANJUTANNYA YAA♡] 《NO PLAGIAT MY STORY. START MEI 2021》 Jik... More

Mula
The Zevaros Boys
Mengingat Dia (?)
Grielle si penakut
Hari Pameran Seni
Candaan Devan
Bertemu Dengannya Lagi
Bahagia
Ke Sekolah Bersamanya
Gerogi (?)
Vina Berulah
Mengenalkan Alan
Alan, Danau, dan Kejahilannya
Lampu Hijau
Semoga Peka
Foto Kedua Bersamanya
Gulali
Kotak Kecil Yang Indah
Perjuangkan Dia, Hira!
I'm really afraid of losin' u
Kini jadi kita

Diantar Pulang

156 149 70
By saturnusimpian

Hari sudah mulai sore. Langit senja kali ini sangat indah. dengan warna jingga-kemerahan dan suasana yang mulai sepi. Entah, entah apa yang membuat langitnya indah. Hira segera pulang. Ia berjalan kepada Dewi.

"Maaa aku mau pulang duluu yaa," Hira tersenyum. Biasa, senyuman manja Hira keluar untuk Dewi.

"Mau pulang, emang udah jam berapa sayang?"

"Udah jam 4 lewat tiga puluh lima menit,"

"Ooh kamu pulang deh sayang, takutnya udah keburu magrib nanti."

"Siap Ibu negara,"

"Kamu pulangnya pake taksi online aja ya,"

"Siap Ibu negara."

"Udaah atuh Mama jadi malu kamu ngomong 'siap Ibu negara'." kata  Dewi yang pipinya agak merah karena malu.

"Hehehe,"

Hira langsung buka aplikasi taksi online dan memesan taksi tersebut. Tapi anehnya di lokasi sekitar taksi online sedang jauh. Hira harus menunggu sekitar lima belas menit dan itu agak lama.

"Udah pesennya?"

"Blom Ma, aneh banget nggak ada taksi online di sekitar sini,"

"Lah? ko bisa gitu sayang?"

"Nggak tau Ma," Hira masih mengotak atik ponselnya, mungkin sinyal yang agak bermasalah.

Hira dan  Dewi kebingungan, karena tidak tau bagaimana caranya Hira pulang? Seharusnya Hira akan di antar oleh  Zian, tapi Zian hari ini ada meeting dan pulangnya pasti akan larut malam.

Dia melihat Hira. Ya, dia! masih tentang dia. Dia melihat Hira dan Dewi yang sedang kebingungan. Dia langsung menghampiri Hira dan Mama.

"Ada apa tante?" tanya dia ke Dewi. Hira sibuk dengan ponsel, dengan alih masih mencari area taksi online di sekitar. Benar, Hira cuman (sok cuek) pada dia karena Hira tak ingin salting di depannya.

"Ini Hira mau pulang tapi bingung taksi onlinenya nggak ada."

"Ooh begitu, apa saya boleh mengantar pulang anak tante?" tanya dia yang sangat yakin ingin mengantar Hira pulang.

Hah, Dia ingin mengantar Hira pulang. Hira langsung tercengang dengan pertanyaan dia dan  Dewi langsung melohok kepada Hira. Hira mengigit kecil bibirnya sambil menatap ragu Dewi.

"Nah, boleh banget. Apalagi kalo kamu yang nganter hira, tante kan jadi tenang," jawab Dewi yang sangat senang.

Dan jawaban Dewi ini yang paling aneh dri pada petanyaan dia. Hira kaget dengan jawaban Dewi, Hira kira Dewi tidak akan mengijinkan. Tapi malah begini hasilnya.

"Tapi kan Ma.." ucap Hira yang menyakinkan Mama.

"Udah gapapa ko daripada kamu susah payah kan cari- cari tu taksi online pake aplikasi itu," jawab Dewi sambil menepuk pelan bahu ku.

"Iya Ma," Hira tersenyum terpaksa dengan keadaan ini. Serius, gak bohong.

Hira langsung bersiap dan mengambil tasku untuk pulang bersamanya.

"Aku pulang dulu ya Ma, assalamualaikum." Hra salim kepada Mama

"Iya waalaikumussalam." jawab Dewi.

"Bawanya hati hati ya," sambung Dewi ke Dia

"Siap tante, saya akan menjaga anak tante sampai ke rumah dengan selamat, aman damai dan sejahtera."

Dewi tertawa cengingisan mungkin yang di katakan Dia seperti kata slogan 'Selamat, aman, damai dan sejahtera'.

Dia langsung mempersilahkan aku untuk jalan duluan. Hira langsung saja jalan duluan meninggalkan dia dan Dewi. Hira menunggu di depan pintu toko dan dia malah masih ngobrol sambil berbisik dengan Dewi.

Saat dia sudah selesai berbincang dengan Dewi, dia langsung menhampiriku. "Oke ayok" ajaknya sambil membuka kan pintu mobilnya untukku

"Terimakasih," ucap Hira masuk ke dalam mobilnya.

Hira dan dia sudah masuk ke dalam mobil. Hura masih diam, karna ia masih tak terasa nyaman jika harus pulang bersama lelaki itu. Tiba-tiba tanpa insyarat pun. Dia meraih sabuk pengaman yang ada di sisi tangan kiri Hira dan mememasangkan untuknya. Kali ini, jarak mata Hira dan dia sangat dekat.

"Seharusnya di pasang dulu sabuk pengamannya, biar aman." ucapnya.

"Iyaa."

Hira dan dia hanya diam di mobil. Sepanjang perjalanan aku memikirkan kenapa dia ingin mengantarkanku pulang? Padahal kan kita baru kenal.

Hira menatapnya sesekali dan dia lebih berfokus ke arah depan karena sedang menyetir. Di tengah jalan, tiba - tiba dia menepikan mobilnya dan berherhenti. Hira kaget.

"Kok berhenti?" tanya Hira yang heran.

"Aku nggak tau kemana arah rumah kamu. Aku kan bukan Peramal semesta yang mengetahui rumah kamu dimana" dia menatap Hira dengan badannya yang agak condong ke Hira.

"Oh ya aku lupa, maaf," ucap Hira yang singkat.

"Hehe, nggak usah bilang maaf ko. Kita jalan lagi ya, sambil kamu tunjukin arah."

Hira membalas perkataanya hanya dengan senyuman saja.

Sebelum dia mulai menjalankan mobilnya kembali, dia memutar musik di audio mobil. Mungkin dia memutarnya agar suasananya tidak terlalu hambar. Hira menikmati lagu yang di puyar olehnya.

"Kita bakal bilang 'aku kamu' terus nih?" tanya nya.

"Hah?"

"Namaku Alan, Alan Revaro Putra," jawabnya seketika itu juga melihatku.

Yaps, namanya Alan Revaro Putra. Orang yang saat ini bersama Hira. Hira tak tau akan menjadi selamanya ataukah sementara bersama Alan. Dia adalah cowok yang dapat membuat ku nyaman dan menjadi diri sendiri. Lebih tepatnya dia cowok kedua yang bisa membuat Hira seperti itu. Siapa yang pertama? Right, Xiyon.. siapa lagi kalo bukan dia. Xiyon, sahabat plus jokes bagiku.

"Indah,"

"Apanya?" Tanyanya yang sama sekali tidak melihat wajahnya.

"Nama kamu,"

"Kirain orangnya," jawabnya dengan sorot mata yang sangat terlalu percaya diri.

"idiih terlalu percaya diri," kata Hira sambil melihat ke kaca jendela. "Oh ya, nama ku.." sambungnya.

"Hira." Alan yang langsung menyabet perkataan Hira begitu cepat.

"Ko tau?" Hira mendelikkan mata dan berusaha menahan senyum padanya.

"Tau lah, tadi kan tante Dewi bilang."

"Hmm, kamu daya ingatnya cukup kuat ya."

"Haha iya dong. Aku juga inget hari dimana kita pertama kali bertemu pada tanggal 8 Oktober 2021,"

"Hebat.."

"Oke, jadi sekarang kita panggil nama aja ya, Alan dan Hira."

"Yaps,"

"Nanti depan belok kanan ya," Hira mengarahkan jari tangannya untuk menunjukan arah rumahnya.

"Siaap."

"Aku harap kita akan menjadi selamanya Lan." Batin Hira bersuara dalam hati.

"Aku nggak tau bagaimana jika aku dan Alan akan menjadi sementara. Aku nggak tau apa yang terjadi kalo pertemuan aku dan Alan akan menjadi singgah lalu perginya akan abadi. Aku harap itu nggak terjadi Lan." batin Hira terus menyeruak sambil menatap Alan.

Mereka tak menyadari ada seseorang yang melihat keduanya dari jauh.

***

Alan memberhentikan mobilnya perlahan - lahan. Alan memakirkan mobilnya di depan pagar rumah yang berwarna abu - abu. Hira melirik ke kanan dan ke kiri, memastikan Xiyon tidak melihatnya pulang dengan Alan. Jika Xiyon tau, pasti Xiyon akan mengejek Hira saat di sekolah nanti.

"Kenapa Hira? Ko kamu lirik kanan - kiri?" Tanya Alan yang membukakan kembali sabuk pengaman yang masih belum terbuka di tubuh Hira.

Sontak Hira kaget dan matanya langsung mengarah pada Alan. Jarak antara mata mereka sangat dekat. Mungkin sekitar tujuh centimeter. Lagi dan lagi, mata Hira dan Alan berdekatan. Sampai-sampai ia dapat melihat bola mata Alan.

"Nggak, nggak kenapa - kenapa ko." Hira mengalihkan matanya dari Alan. Hira membuka pintu mobil. dan Alan pun ikut keluar. Hira membuka pintu pager rumah. Hira lihat di teras lampu sudah menyala, pasti Zuko sudah pulang. Hira lihat jam tangannya kembali sudah pukul 17.15.

"Mau mampir dulu?" Hira membenarkan tas ransel yang sedikit tak nyaman di pundak.

"Nggak usah deh, lain kali aja,"

'Lain kali aja' apa maksudnya? Apakah Alan akan kembali kesini? Mungkinkah besok? Ah, ini hanya perkataan saja. Mungkin Alan tak sadar apa yang dikatakan.

"Oh gitu, btw makasih ya udah mau nganterin aku pulang,"

"Ya sama sama, istirahat ya jangan bergadang," Alan memegang kepalaku dan megelus lembut rambut Hira. Hira mengangguk. Helusannya sangat nyaman sekali. Hira sangat menyukai helusan itu.

alan melepaskan tangannya perlahan - lahan dari kepala Hira. "Aku pulang dulu ya." Alan berjalan ke belakang menuju pintu mobilnya.

"Hati-hati ya. jangan ngebut." Hira melambaikan tangannya, pertanda seakan say good bye. Hira refleks melambaikan tanganya. ia langsung berhenti melambaikan tangannya dan tersenyum malu karena saltignya itu.

"Iya." Alan mulai pergi dari rumah Hira. Alan masih melihat Hira di spion mobil. Begitu pun Hira yang masih melihatnya dari kejauhan. Saat Alan sudah benar-benar jauh dari rumahnya. Hira langsung masuk ke dalam rumah. Hira masih memikirkan hal-hal yang terjadi hari ini. Saat di toko, Hira bertemu kembali dengan Alan sampai sekarang Alan mengantar pulang Hira. Hira tersenyum-senyum dengan menggelengkan kepalanya.

Hira tak sadar, tengah di lihat dan di perhatikan oleh Zuko di teras rumah. "Haayoo siapa tadi, pacar kaka yaa?" goda Zuko yang memegang gelas berisi air putih.

"Heh, pacar-pacar. kaga ada! Lagian kamu masih kecil Zuk, kok ngomng nya dah pacar sih iiih?" jawab Hira yang agak kesal

"AAAAAH, BILANGIN MAMA AAAAH!!"

"Paansih, gajelas. lagian mama tau ko kaka di anterin sama Alan."

"Oh. namanya Alan niih," Zuko menggelitik Hira.

"Awas ya, ish!" Hira berlari dan membalas kelitikkan Zuko.

"Aaaah, udah ka. Zuko lapeer nih. daritadi kan nungguin kaka."

Hira mengambil uang dari kantong seragamnya. "Iyaa, iyaa nih buat beli makan," Hira memberi uang lima puluh ribu rupiah kepada Zuko.

"Oke oke, aku beli pecel Lele Mas Mansur ya. kaka mau nggak?"

"Nggak buat kamu aja,"

"Oke, trus mama papa begimana?"

"Mama papa kayaknya pulang malem, Zuk."

"Oh yaudah, aku pergi dulu ya. Assalamualaikum, dadaaaah,"

"Waalaikumussalam, dah sono pergi kau."

***
Pertemuan antara Hira dan Alan yang tak pasti akan sementara ataukah selamanya.🍂🍂🍂

Continue Reading

You'll Also Like

5.4M 367K 68
#FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠️ Kisah Arthur Renaldi Agatha sang malaikat berkedok iblis, Raja legendaris dalam mitologi Britania Raya. Berawal dari t...
5.8M 273K 52
Follow sebelum membaca. Cerita sudah diterbitkan dan tersedia di Shopee. ||Sinopsis|| Menceritakan tentang kisah seorang gadis bernama Revaza Khansa...
ARSYAD DAYYAN By aLa

Teen Fiction

2.1M 115K 59
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
4.9M 371K 52
❗Part terbaru akan muncul kalau kalian sudah follow ❗ Hazel Auristela, perempuan cantik yang hobi membuat kue. Dia punya impian ingin memiliki toko k...