i alítheia

By jjeeve

192K 20.9K 7.9K

Harry terlempar ke masalalu setelah di gunakan sebagai tameng untuk Dumbledore di menara Astronomi, Draco yan... More

BEGIN
Hogwarts
James, Severus, dan Lily.
secuil ingatan Sev
Anxiety
Permintaan maaf
voítheia
julfest
Valentine's Day
pregnant
Ekdíkisi
Pamitan
glykós
Genniménos
the storm
EPISTROFI
stin archikí routína
Daily Routine
plisiázo
affaan tuhh
oikeíos
argía?
Xūwèi

Side story'

8.8K 1K 399
By jjeeve

Aku up duluan soalnya kemungkinan gak bakal sempet up sampai waktu yang tidak bisa di tentukan di karenakan........

Tugas saya numpuk pemirsaaaa......😭😭😭😭
Betewe yang mau bantuin saya nugas saya terima dengan senang hati....

Saya bakal up klo tugas saya udh selesai semua,,,, maaf atas ketidak nyamanan nya......

Happy reading guyss!!!!!!!

See you......

Pria berumur tiga puluhan itu memandang kosong ke luar jendela. Sudah seminggu ini ia mengurung diri di Manor Prince dengan alasan sakit. Ia menyalahkan dirinya atas peristiwa seminggu yang lalu yang mana menyebabkan menghilangnya anak baptis juga anak cinta pertamanya Lily. Pria itu, Severus Snape atau bisa kita sebut Severus Snape-Prince menghela nafas. Sekarang dengan apa ia harus memperbaiki kesalahannya?

Ctarr

Suara memekakkan kecil di susul Sosok mungil peri rumah muncul di ruangan tersebut.

"Mr. Malfoy dan Mrs. Malfoy berkunjung sir." Ucap Ruby, sang peri rumah.

"Buat kan teh dan cemilan Ruby, aku akan menemui mereka." Ucap Severus lirih, terdapat kehampaan dalam kalimatnya.

Severus beranjak ke ruang tamu dengan pandangan kosong. Ia tak pernah sekacau ini sebelumnya, bahkan saat Lily meninggal ia hanya bersedih. Tunggu dulu! Dulu ia pernah sekacau ini tapi kapan? Ia juga kehilangan seseorang saat itu, seseorang yang sangat penting baginya, tapi siapa? Ah sudah lah, ia akan mencari tahu nanti begitu Draco dan bocah Potter itu ketemu.

"Sev! Kau tak apa? Harus nya kau beristirahat di kamar saja dan biarkan kami ke sana." Narcissa memandang Severus khawatir. Ia tak bisa melihat teman yang sudah ia anggap adiknya itu terpuruk seperti ini. Bahkan walaupun ia juga mencemaskan Draco, Narcissa tetap harus terlihat baik baik saja di hadapan orang lain.

"Aku tak apa-apa, aku bisa mengurus diri ku sendiri." Ucap Severus dingin.

"Tapi Sev, aku takut kau jatuh sakit. Kau jarang sakit selama ini, dan juga kau tinggal sendiri. Jika kau sakit bagaimana kau mengurusnya ?" Bantah Narcissa.

"Sudah ku bilang aku tak apa Cissa, aku bisa mengurus semuanya. Harus. Kau tak perlu cemas." Severus berusaha keras untuk tidak mendengus di hadapan wanita cantik itu.

"aku masih belum menemukan dimana mereka menghilang. Tapi aku curiga mereka pindah ke waktu yang berbeda, entah di masa depan atau masa lalu." Lucius yang sedari tadi diam angkat bicara menghentikan perdebatan unfaedah istrinya dan Severus. Entah kenapa kalau mereka ketemu selalu saja out of character, ia sendiri heran.

"aku tak bisa membayangkan kehebohan apa yang akan mereka berdua lakukan." Severus memejamkan mata nya lelah.

"Aku percaya Draco bisa mengendalikan situasi di sana. Yeah semoga saja putra james itu tidak mengacaukan nya."

Hatchuu..... Sepertinya ada yang membicarakan ku -Harry

Kau kan memang selalu di bicarakan, pasti saat ini orang orang di masa kita sedang heboh karena kau menghilang. Di tambah aku, saat kita kembali semua pasti berfikir aku menculik mu. Padahal karena siapa kita disini? -Draco menatap Harry sinis

Dan dengan senang hati Harry memberi beberapa kutukan ringan pada remaja pirang itu.

"Apa kita harus meminta bantuan pangeran kegelapan?" Tanya Narcissa cemas.

"Dan membuat pangeran kegelapan tau keberadaan Harry? Tidak Cissa! Aku tak mau." Severus berdiri dengan marah. Ia tak bisa membuat Harry bertemu Pangeran kegelapan lagi. Tidak akan pernah.

"Tenanglah Sev, pangeran kegelapan tidak akan membunuh bocah Potter itu. Lagi pula untuk apa? Yang pangeran kegelapan incar itu Dumbledore, kau pikir dia sepengecut itu berani melawan anak kecil?" Dengus Lucius.

Narcissa dan Severus tertegun sembari menatap Lucius takjub. Membuat Malfoy senior itu mengusap tengkuk nya canggung.

"Kenapa kalian memandangku begitu?" Dengusnya sinis.

"Aku tak pernah mendengar kalimat sepanjang itu keluar dari mulut mu Lucius, yeah pengecualian saat pengucapan janji pernikahan kita." Narcissa terkikik pelan disusul anggukan Severus.

"Kenapa kalian malah fokus kesitu." Bentak Lucius frustasi. Ia tak tahu lagi apa yang terjadi dengan dua orang di hadapannya ini.

"Baiklah, tapi kau harus berjanji melindungi Harry jika terjadi sesuatu yang tidak di inginkan Lucius." Pinta Severus dingin. Mereka kembali ke topik semula.

"Mana mungkin aku membiarkan calon menantuku terluka Sev, sudah cukup Draco menderita hingga saat ini. Tak akan kubiarkan cahaya yang membuatnya tetap waras hilang." Dengus Lucius.

Wajah Severus memucat. "K-kau tau Draco menyukai Harry?"

Lucius kembali mendengus. "Apa yang kau harapkan saat segala surat dan cerita anak itu selalu tentang bocah Potter itu Sev?" Sarkas nya sementara Narcissa terkekeh geli.

____________________

"Jadi ada yang kau ingin bicarakan Snape?" Tanya Voldemort begitu hanya ada mereka berempat di ruangan tersebut.

"My Lord, saat anda menugaskan Draco Membunuh Dumbledore, aku menggantikannya karena ia belum siap. Ketika aku melontarkan kutukan mematikan, entah dari mana Harry Potter muncul dan menjadi tameng ditambah Draco yang dengan bodohnya melindungi anak itu dari manteraku. Dan karena mantera yang belum tuntas ku ucapkan membuat mereka menghilang alih-alih mati." Ucap Severus pelan.

"Apa kau yakin mereka benar-benar tidak mati?" Tanya Voldemort remeh.

"Jika aku belum melihat sendiri jasad nya, aku tidak akan percaya mereka telah mati." Ucap Severus yakin.

"Baiklah, aku akan membantumu. Tentu kalian tahu itu tidak gratis." Voldemort memandang tiga orang di sekitar nya sambil tersenyum miring.

"Apa pun My Lord." Ucap tiga orang yang ada di sana sungguh-sungguh.

"Kalian berdua! Aku tahu Malfoy punya sihir khusus untuk mengetahui keberadaan pewarisnya. Apa kalian sudah mencobanya?" Tanya Voldemort.

"Sudah, tapi yang kudapat adalah Draco berada di Hogwarts. Dari situ kusimpulkan ia aman namun berada di dimensi waktu yang berbeda dengan kita." Jawab Lucius muram.

"Cara yang tersisa adalan menunggu Draco menyempurnakan inti sihir milik nya." Lanjut lucius.

Voldemort menghela nafas. Ia melepaskan glamour milik nya hingga terlihat wajah Tom Riddle yang tak menua. Tetap berada di pusaran tiga puluhan padahal umurnya sudah di akhir empat puluhan.

"Untuk saat ini hanya itu harapan yang kita punya. Aku yakin di mana ada Draco disitu ada Potter junior itu." Ucap Tom.

"Saat ini kembali lah ke Hogwarts Severus, jangan membuat orang curiga, Berlaku lah seperti biasa. Jika aku sudah menemukan cara nya, akan ku panggil kalian ke mari." Titah Tom yang di balas anggukan oleh Severus. Ia lalu pamit undur diri.

_____________

"sebenarnya kemana pirang itu menghilang?!" Gadis cantik bersurai hitam legam itu menghela nafas kasar.

"Mungkin saat ini Draco sedang asik bermesraan dengan bocah Griffindor itu. Ouch, sakit Pans!"

"Jangan kasar Pans." Tegur pemuda satu lagi di ruangan itu. Pemuda itu mengelus lengan teman nya yang di pukul Pancy lembut.

Pansy menatap malas kedua teman nya. "Tidak usah drama Theo, pukulan ku tak sesakit itu. Dan kau Blaise! Berhenti memanjakan nya tch."

Theo memutar bola mata nya malas sedang Blaise hanya terkekeh pelan. Theo dan Pansy memang selalu bertengkar.

"Menurut kalian apa yang akan di lakukan Weasel itu saat ini? Mengingat bocah Potter menghilang bersamaan dengan Draco?" Tanya Theo antusias.

"Mungkin dia akan bilang ke publik kalau Draco menculik Potter rntah untuk apa, yang kalau di pikir dengan logika tidak masuk akal. I mean, untuk apa Draco menculik bocah sombong itu." Gerutu Pansy.

"Yang pasti kita tidak akan membiarkannya begitu saja jika berbicara hal buruk tentang Draco, bukan begitu?" Seringai Blaise yang di balas seringai oleh kedua nya.

"Mungkin sedikit hiburan untuk Weasel bagus." Theo tersenyum manis penuh maksud.

Mari kita tinggalkan Trio Slytherin yang sedang menyusun rencana, beralih ke menara Griffindor tepat nya di ruang rekreasi Griffindor.

"Hei Fred, apa menurut mu yang di katakan adik tersayang kita itu benar? Malfoy menculik Harry dan membuat nya menjadi Death Eater?" Tanya pemuda bersurai merah pada lembaran nya penasaran.

Fred menggeleng. "Menurutku Malfoy tidak akan menculik Harry tanpa keributan George. Mereka lawan yang seimbang, yeah kecuali ia tidak sendiri." Fred menyeringai memikirkan pendapatnya.

"Hei George! Menurutmu dimana Harry saat ini?" Lanjut pemuda itu.

"Entahlah Fred, yang pasti ia sedang bersenang-senang, ahhh andai kita ikut dengan mereka." Desah George kecewa.

Fred mengangguk setuju. "Kita harus memberi mereka berdua kejutan begitu mereka kembali."

George menyeringai. "Tentu saudaraku, kita akan memberi mereka kejutan yang tak akan mereka lupakan seumur hidup mereka." Ucapan pemuda bersurai merah itu mendapat balasan seringai yang sama dengan milik nya di wajah saudara nya.

"Tapi sebelum itu bagaimana kalau kita melihat apa yang di lakukan adik kecil kita." Seringai Fred.

Mereka berdua berjalan menghampiri sofa di depan perapian yang lumayan ramai di mana terdapat ke dua adik mereka.

"Apa kau yakin Ron?" Tanya gadis bersurai coklat sangsi.

"Tentu Mione, Malfoy pasti menculik Harry. Kita harus menyelamatkan nya. Kita tidak bisa membiarkan Malfoy menjadikan Harry seorang Death Eater." Ucap Ron menggebu gebu.

"Lalu apa yang bisa kita lakukan Ron? Kau tahu sendiri mereka berdua hilang di Menara Astronomi saat itu." Ucap Hermione sedih. Ia khawatir tentu saja.

"Ayo kita tanya Professor Dumbledore, Mione! ia pasti punya solusi." Usul Ron.

Mereka berdua lalu menuju kantor kepala sekolah.

Sementara itu.

Pria itu memandang orang yang terbaring di hadapan nya dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Kau masih tidak mau bangun? Anak mu hilang idiot! Kenapa harus aku yang mencari nya? Kenapa kalian berdua selalu menyusahkan ku? Dan kenapa aku tak bisa menghiraukan kalian berdua? Aku membencimu kau tau itu? Cepatlah bangun dan pergi dari tempat ku sialan!" Ucap pria itu kesal walau terselip nada putus asa yang bahkan tak ia sadari.

"Kemana aku harus mencari nya? Aku yang menghilangkan nya. Aku yang melemparkan mantera itu arghhhh." Teriaknya frustasi. Air mata nya menetes tanpa bisa ia tahan.

Inilah sosok nya yang sesungguh nya, seorang yang rapuh, dan dengan sempurna tersembunyi di balik sosok yang begitu dingin tanpa belas kasih.

"Eunghh"

Erangan dari sosok yang terbaring menyadarkan pria itu. Ia bergegas menghampiri nya dengan memasang wajah dingin nya yang biasa.

"Minum dulu." Ucap nya seraya memberikan segelas air pada orang itu.

Orang itu minum perlahan lalu mengembalikan gelas nya.

"Sev? Itu kau?" Ucap orang itu lirih.

Pria yang tak lain adalah Severus itu menegang. Ia seakan pernah mendengar panggilan tersebut dari sosok di hadapannya.

"Kita tak sedekat itu untuk kau boleh memanggil nama depan ku Potter." Dengus Severus menekan kebingungan dalam hati nya.

Potter atau James Potter tersenyum miris. Sebenci itu kah Severus terhadap diri nya? Yah diri nya memang brengsek. Dengan tega ia merebut Harry, oh ya di mana anak itu? Apa ia selamat? Astaga....

"Se- ekhemm, Snape apa Harry selamat malam itu?" Tanya nya khawatir.

Severus mengangguk. "Walau sekarang ia menghilang entah kemana." Lanjut nya mendengus walau tak dipungkiri rasa khawatir yang sangat besar mengakar di hati nya, yang entah datang dari mana.

James bangun dari tidur nya dengan pelan. Ia lalu bersandar di kepala ranjang.

"Bagaimana ia bisa menghilang?" Tanyanya khawatir.

Severus lagi-lagi mendengus. "Tanyakan pada otak bodoh nya yang dengan gegabah menghalangi mantera yang sedang ku lemparkan untuk kepala sekolah sehingga ia yang kena."

"Untuk apa kau melepaskan mantera untuk Professor Dumbledore? Snape kau jadi death Eater?" James menatap Severus tajam.

"Apa masalahmu kalau aku jadi death Eater, Potter?" Sinis Severus.

"Kau sudah berjanji untuk tidak akan jadi death Eater Sev!" Ucap James tak habis pikir.

"jika kau lupa Mr. Potter, aku dengan senang hati mengingatkan mu. Kita tidak sedekat itu untuk membuatku berjanji padamu dan membuatmu memanggil nama depan ku." Ucap Severus dengan menekankan kata kata nya di akhir.

Menghela nafas kesal, Severus beranjak.

"Ruby! Penuhi semua kebutuhan Mr. Potter, aku akan kembali ke Hogwarts." Ucapnya dingin, lalu dalam sekejap hilang dari ruangan itu. Disapparate dari sana.

Sepeninggal Severus, James menghela nafas lelah. Sebenarnya tubuh nya masih terasa lemah, namun Severus sepertinya senang sekali mengajak nya berdebat.

"Ruby!" Panggil nya pada peri rumah yang masih berada di ruangan itu sepeninggal tuan nya.

"Ada yang bisa Ruby lakukan sir?" Tanya Ruby riang. Sangat berbanding terbalik dengan tuan nya yang suram. Memikirkan itu membuat James terkekeh pelan.

"Sejak kapan Severus tinggal disini?" Tanya James.

"Kurang dari enam belas tahun yang lalu sir, tuan kesini dalam keadaan kacau di bantu Kedua teman nya, Mr. Rouvin dan Mr. Dryas."

James menunduk mendengarkan perkataan Ruby. Itu semua salah nya, ia yang membuat Severus seperti itu. Wajar jika pria itu membenci nya, tapi kenapa ia menyelamatkannya? Harus nya Severus biarkan saja ia mati saat itu. Tak perlu merawatnya selama enam belas tahun hingga ia pulih seperti ini.

"Lalu kemana Rouvin dan Dryas, Ruby?" Tanya James lagi.

"Mr. Dryas dan Mr. Rouvin tak pernah datang lagi setelah seminggu tuan tinggal disini. Sejak tuan pulih, ia juga tak pernah menyebut kan soal Mr. Dryas dan Mr. Rouvin sir. Juga sejak saat itu, tuan selalu saja menatap kosong ke luar jendela, membuat hati Ruby sakit melihat nya." Ucap Ruby sedih.

James mengerutkan kening, ia sangat ingat bagaimana sikap posesif Dryas terlebih Rouvin pada Severus. Mustahil mereka meninggal kan pemuda itu di saat ia sedang terpuruk, ia tau Severus sangat berharga terlebih bagi Rouvin.

Lalu bagaimana dengan dirimu James Potter? Bukankah kau yang menyakiti Severus hingga ia terpuruk begitu dalam?

Sebuah suara di kepalanya menghantamnya telak. Inti semua masalah Severus terjadi karena nya. Ia tak berhak menghakimi kedua orang itu, di saat seharusnya dialah yang di hakimi disini.

James menghela nafas tuk mengurangi rasa sesak di dada nya.

"Terimakasih Ruby, kau boleh kembali. Aku akan beristirahat sembari menunggu malam." Ucap James pelan.

"Ruby akan siap kan makan malam untuk mu sir." Ucap Ruby disusul suara cetaran dan menghilang dari ruangan tersebut.

____________________

Severus tersentak dari tidur nya. Lagi-lagi seperti ini, ia kembali bermimpi buruk. Sejak enam belas tahun lalu tak pernah malam nya tenang kecuali ia meminum ramuan tidur tanpa mimpi.

Dan mimpi itu selalu sama, selalu tentang ia yang mendekap seorang bayi berumur sebulan yang ingin di rebut oleh seorang pria paruh baya dan seorang wanita. Sedangkan pria lain yang ada di ruangan itu hanya diam memandangnya kosong tak berucap satu kata pun. Padahal Severus berharap pria itu membantunya mempertahankan bayinya.

"Tunggu! Bayiku? Maksudnya bayi itu milikku? Tapi dengan siapa? Ahh....." Severus memegang kepala nya yang terasa nyeri.

Ia masih berusaha mengingat detail mimpinya, ia baru sadar selama ini ia selalu merasa memiliki bayi itu, ia merasa bayi itu anaknya. Tapi anaknya dengan siapa dia itu? Bukan kah ia mencintai Lily? Dan Lily menikah dengan Potter sialan.

Tak tahan dengan rasa sakit di kepala nya, Severus beranjak ke lab pribadi miliknya dan meminum ramuan tuk meredakan sakit kepala yang kian menjadi. Tak berminat tidur lagi, Professor ramuan itu menyibukkan diri meneliti di Lab hingga pagi tiba.

_________________________________________

"Kenapa kau tak mau meminum ramuanmu Potter?!" Tanya Severus jengah.

Ia terpaksa pulang ke Mansion karena laporan Ruby bahwa James Potter tak mau meminum ramuan nya.

"Untuk apa Sev? Bukankah aku lebih baik mati saja menyusul Lily? Aku tak pantas hidup apalagi karena pertolonganmu."

James menatap Severus tajam walau mata nya memancarkan kesedihan juga keputusasaan.

Severus mendengus ketika Potter senior di hadapan nya lagi-lagi memakai nama akrab nya.

"Kalau begitu mati saja, jika kau mau melihat anak mu menikah dengan Malfoy junior karena sudah pasti tak akan ada yang menentangnya." Ujar Severus santai membuat James terduduk seketika dan memandang nya horor.

Ahh Severus harap ia punya kamera untuk mengabadikan ekspresi yang jarang di tampilkan pria itu.

"Ke-kenapa harus Malfoy? Kenapa tidak dengan anak Sirius? atau Remus? Atau siapa pun itu selain Malfoy?" Tanya James.

Ia tak bisa membayangkan anak nya dengan anak si Malfoy itu. Malfoy kan gengsi nya tinggi, tsundere, manja, lebay lagi. Kasian mental Harry nanti.

Wajah James memucat membuat Severus sangat ingin tertawa tapi ia tahan. Apa salahnya coba kalau menikah dengan Malfoy? Kan nanti kalau mereka punya anak, anak nya jadi kaya empat belas turunan, tujuh dari Malfoy, tujuh dari Potter.

(Oh Sev, jangan lupakan tujuh turunan dari Prince! Oiya lupa kamu gak tau Wkwkwkwkw)

"Aku tak mengerti dan tidak berencana untuk mengerti, tapi ku beritahu satu hal Potter, Malfoy akan mendapatkan apapun yang ia mau." -yah kecuali keinginan orang yang mereka cintai bertentangan, keinginan seorang Malfoy itu harus, tapi keinginan pasangan mereka mutlak.

Severus sengaja tak menyelesaikan kalimat nya, sengaja ingin melihat wajah Potter senior itu semakin memucat dan tentunya berhasil.

Tanpa banyak bicara, James langsung menenggak ramuan yang tadi di tolaknya dalam sekali tegukan.

"Kalau begitu, aku akan hidup untuk menentang pernikahan itu. kalau sampai benar terjadi, aku berjanji para Malfoy itu tak akan melupakan kekacauan pernikahan itu seumur hidup mereka." Tekad James.

Astaga Severus ingin tertawa kencang sekarang susah payah ia menahan demi mempertahankan karakter dingin dan cuek nya selama ini. Rupanya mengganggu seseorang itu menyenangkan.

TBC.

Jee.....

Makasih sudah baca cerita jee gaess

Harap komen dan vote ya, (ini permintaan om voldy atas paksaan jee hehehheeh)

Dapat salam dari James dan Severus..... 💙💙

Continue Reading

You'll Also Like

132K 14.4K 15
(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 3) 𝘊𝘰𝘷𝘦𝘳 𝘣𝘺 𝘸𝘪𝘥𝘺𝘢𝘸𝘢𝘵𝘪0506 ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎ ____...
680K 40.9K 63
(WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!) Ini tentang Amareia Yvette yang kembali ke masa lalu hanya untuk diberi tahu tentang kejanggalan terkait perceraianny...
277K 23.8K 22
Follow dulu sebelum baca 😖 Hanya mengisahkan seorang gadis kecil berumur 10 tahun yang begitu mengharapkan kasih sayang seorang Ayah. Satu satunya k...
360K 946 8
konten dewasa 🔞🔞🔞